Anda di halaman 1dari 2

Assaamualaikum Wr.Wb, selamat pagi dan salam sejahtra untuk kita semua.

Yth. Kepada
Bapak Ibu Dewan Juri,
Seluruh panitia penyelenggara lomba,
Serta generasi muda bangsa Indonesia yang saya banggakan

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur atas kehadirat Tuhan yang Maha
Esa, karena atas berkat dan Karunia-Nya lah kita masih diberikan kesehatan dan
diberi kesempatan untuk bisa menghadiri acara ini. Para hadirin yang berbahagia
izinkan saya Mutiara Suci Rahmadani dari SMA Negeri 2 Sintang untuk
menyampaikan pidato saya dengan topik “anti narkoba”.

Tujuannya ialah agar kita dapat saling berjuang memutus rantai kasus
penyalahgunaan narkoba yang membawa pengaruh buruk baik bagi diri secara
individu, keluarga, maupun masyarakat secara luas.

Pada 2019 diperkirakan prevalensi pengguna narkoba di Indonesia ada 1,80 persen
atau 3,41 juta jiwa. Sementara itu, prevalensi dunia pada 2020 ada 5,5 persen atau
sekitar 275 juta orang di seluruh dunia menggunakan narkotika. Angka tersebut
merujuk pada masyarakat secara nasional.

Padahal, efek narkoba hanya sementara, itulah mengapa berpotensi adanya efek
kecanduan. Jika kecanduan konsumsi narkoba, tubuh akan mengalami kejang-
kejang, halusinasi, perilaku agresif dan rasa sesak bagian dada, mengganggu fisik
pengguna seperti kerusakan saraf, gangguan pernapasan, kemampuan berpikir
terganggu, dan menurunkan kekebalan tubuh.

Selain itu, mengganggu psikis seperti halusinasi, berkurangnya kepercayaan diri,


sering gelisah, dan anti sosial. Itulah mengapa banyak korban penyalahgunaan
narkoba yang mengalami depresi, halusinasi, dan cenderung menyakiti diri sendiri.

Informasi dari Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Komisi Perlindungan Anak
Indonesia (KPAI) menilai remaja rentan terhadap penyalahgunaan narkoba
mengingat angka coba pakai yang cukup tinggi, yakni 57 persen dari total
penyalahgunaan narkoba.

Komisioner KPAI pada 2021 juga menjabarkan 82,4 persen anak yang terjerat
kasus narkotika berstatus pemakai. Sedangkan 47,1 persen berperan sebagai
pengedar, dan 31,4 persen sebagai kurir.

Ditunjang juga dengan hasil survei Badan Narkotika Nasional (BNN)


menunjukkan, rata-rata 50 orang meninggal setiap hari akibat narkoba.
Artinya, sekitar 18.000 orang per tahun meninggal karena penyalahgunaan
narkoba. Angka ini sudah cukup menjadikan bukti Indonesia sedang darurat
narkoba.

Satu di antara upaya dari pihak BNN yang memang diberikan amanah untuk
menangani masalah narkoba menggalakkan sosialisasi P4GN yang merupakan
singkatan dari Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran
Gelap Narkotika.

Langkah positif yang bisa kita lakukan selain mengikuti aksi P4GN, yaitu dengan
mulai mencari informasi penting tentang narkoba serta dampak negatifnya bagi
kesehatan tubuh.

Di sisi yang sama, semua pihak perlu berpartisipasi dalam kampanye anti narkoba,
dan hati-hati memilih lingkungan pergaulan serta apabila bersinggungan dengan
pelaku maupun korban penyalahgunaan narkoba.

Bila terjadi atau bertemu dengan hal yang demikian, hendaknya ditangani dengan
menerapkan aksi P4GN yang tepat, bukan justru melakukan aksi P4GN yaitu Pilih
kasih dan Persekongkolan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika, ya!

Lantaran sejatinya penyalahgunaan narkoba dapat merugikan tubuh, baik jiwa,


raga maupun akal, tindakan ini merupakan hal yang tidak diperbolehkan dan harus
dijauhi.

Demikian pidato yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf bila ada salah ucapan dan
tindakan karena kesempurnaan hanya milik Allah semata.

Mari bersama-sama jalin solidaritas untuk menerapkan P4GN mulai dari hal-hal di
sekitar kita untuk dampak yang lebih besar. Jauhi narkoba, jangan sampai
penyesalan tiba.

Saya akhiri, Wassalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai