Anda di halaman 1dari 3

Penyalahgunaan Narkoba

Salam pembuka.

Pertama-tama dan yang paling utama marilah kita panjatkan puja dan puji kita terhadap Allah
SWT karna atas Rahmat dan hidayah-Nya kita dapat berkumpul di tempat yang berbahagia
ini.

Yang terhormat ibu guru dan kawan kawan ku sekalian

Pada kesempatan yang berbahagia ini, izinkan saya menyampaikan pidato tentang
penyalahgunaan narkoba yang menjadi momok menyeramkan bagi bangsa dan negara.

Tujuannya ialah agar kita dapat saling berjuang memutus rantai kasus penyalahgunaan
narkoba yang membawa pengaruh buruk baik bagi diri secara individu, keluarga, maupun
masyarakat secara luas.

Pada 2019 diperkirakan prevalensi pengguna narkoba di Indonesia ada 1,80 persen atau 3,41
juta jiwa. Sementara itu, prevalensi dunia pada 2020 ada 5,5 persen atau sekitar 275 juta
orang di seluruh dunia menggunakan narkotika. Angka tersebut merujuk pada masyarakat
secara nasional.

Hal ini menunjukkan pengguna narkoba terbilang cukup besar. Tak bisa dimungkiri,
bersumber dari riset medis, beberapa jenis narkoba memang memiliki manfaat untuk
digunakan membantu meredakan rasa nyeri dan menjadi pilihan terakhir pengobatan pada
penyakit tertentu.

Selain itu, ada juga jenis narkoba yang dalam kadar tertentu berguna untuk mengobati depresi
dan sebagai obat bius dalam bidang medis dengan pengawasan lembaga secara legal dan
teruji keamanannya.
Namun, dari sejumlah manfaat yang ditawarkan, jangan pernah sekali-kali kita tergiur
mencoba menyalahgunakan narkoba, kecuali untuk alasan pengobatan serta terapi.
Adapun alasan atau kedok orang yang terlibat kasus narkoba diantaranya ingin menikmati
rasa gembira dan tenang,menambah stamina sekaligus mengusir rasa sedih.

Padahal, efek narkoba hanya sementara, itulah mengapa berpotens adanya efek kecanduan.

Dan Jika kecanduan konsumsi narkoba, tubuh akan mengalami kejang-kejang, halusinasi,
perilaku agresif dan rasa sesak bagian dada, mengganggu fisik pengguna seperti kerusakan
saraf, gangguan pernapasan, kemampuan berpikir terganggu, dan menurunkan kekebalan
tubuh.

Itulah mengapa banyak korban penyalahgunaan narkoba yang mengalami depresi, halusinasi,
dan cenderung menyakiti diri sendiri.

Komisioner KPAI pada 2021 juga menjabarkan 82,4 persen anak yang terjerat kasus
narkotika berstatus pemakai. Sedangkan 47,1 persen berperan sebagai pengedar, dan 31,4
persen sebagai kurir.

Ditunjang juga dengan hasil survei Badan Narkotika Nasional (BNN) menunjukkan, rata-rata
50 orang meninggal setiap hari akibat narkoba.

Artinya, sekitar 18.000 orang per tahun meninggal karena penyalahgunaan narkoba. Angka
ini sudah cukup menjadikan bukti Indonesia sedang darurat narkoba.

Para hadirin sekalian yang saya cintai,

Jika sudah begini, lantas bagaimana upaya yang perlu kita lakukan? Langkah positif yang
bisa kita lakukan selain mengikuti aksi P4GN, yaitu dengan mulai mencari informasi penting
tentang narkoba serta dampak negatifnya bagi kesehatan tubuh.

Di sisi yang sama, semua pihak perlu berpartisipasi dalam kampanye anti narkoba, dan hati-
hati memilih lingkungan pergaulan serta apabila bersinggungan dengan pelaku maupun
korban penyalahgunaan narkoba.
Sebelum menutup pidato kali ini, mari kita bersama coba meresapi hadis yang dirasa
berkaitan dengan tema pidato yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik radhiyallahu ’anhu, ia
berkata bahwasanya Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam pernah bersabda: "Surga itu
diliputi perkara-perkara yang dibenci (oleh jiwa) dan neraka itu diliputi perkara-perkara yang
disukai syahwat." (HR. Muslim)

Demikian pidato yang bisa saya sampaikan. Mohon maaf bila ada salah ucapan dan tindakan
karena kesempurnaan hanya milik Allah semata.
Mari bersama-sama jalin solidaritas untuk menerapkan P4GN mulai dari hal-hal di sekitar
kita untuk dampak yang lebih besar. Jauhi narkoba, jangan sampai penyesalan tiba.

Saran saya:1. Hindari pergaulan malam


2.hindari rasa penasaran untuk mencoba

Saya akhiri,
Wassalamu'alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Anda mungkin juga menyukai