Anda di halaman 1dari 20

PENYALAHGUNAAN NAPZA

KELOMPOK 2

Oleh :
Nadhira Tsurayya 2104032
Elsa Dhiya Sahira 2104084
Faizul Ghozi Syauqi Majdan 2104119
Aulia Yasmin 2104170
Dhavin Irham Fasya 2104297
Venti Kusumastuti 2104239
Rosita Siami Alfisyahrin 2104247
Meizha Zahra 2104277
Annisa Azzahra 2004360
Definisi Penyalahgunaan NAPZA
Penyalahgunaan narkoba atau NAPZA adalah suatu pola perilaku di mana seseorang
menggunakan obat-obatan golongan narkotika, psikotoprika, dan zat aditif yang tidak sesuai
fungsinya. Penyalahgunaan NAPZA umumnya terjadi karena adanya rasa ingin tahu yang
tinggi, yang kemudian menjadi kebiasaan. Selain itu, penyalahgunaan NAPZA pada diri
seseorang juga bisa dipicu oleh masalah dalam hidupnya atau berteman dengan pecandu
NAPZA.
Penyalahgunaan Napza di Indonesia telah terjadi di mana-mana, oleh siapa pun tanpa
memandang status sosial, ekonomi, pendidikan, maupun usia. Tingginya penyalahgunaan ini
sangat mengkawatirkan karena akan memberi dampak pada negara maupun pemerintah.
Menurut data yang diterima Badan Narkotika Nasional (BNN) pada tahun 2017 jumlah
penyalahgunaan Napza di negara kita adalah 3,5 juta orang yang jumlahnya semakin
meningkat sampai akhir 2019, oleh karenanya negara kita masih tetap dalam Darurat
Narkoba
SEPERTI CONTOHNYA :
Polisi menangkap Nia Ramadhani dan Ardie Bakrie, dalam kasus
penyalahgunaan narkoba pada Rabu malam, 7 Juli lalu. Keduanya
01. ditangkap lantaran menyalahgunakan narkoba jenis sabu. Nia
mengaku telah menggunakan narkotika jenis sabu.
sejak April 2021 lantaran memiliki masalah pribadi. Dia
mengatakan perkenalannya dengan barang terlarang itu saat
merasa terpuruk dan teringat ayahnya yang wafat pada 2014.
R (33) mengaku pernah menggunakan narkoba. Semasa duduk di
kelas 2 SMP, R sudah mulai mencicipi barang haram ini. Saking
02. parahnya, seiring berjalannya waktu, R mengaku sudah pernah
mencoba semua jenis narkoba. Penggunaan narkoba olehnya
sampai pada suatu waktu ketika ia berhalusinasi sangat parah
sampai dirinya ketakutan dan tidak berani melihat orang lain.
Dari cerita R ini, dapat dilihat bahwa orang-orang yang
mengonsumsi narkoba akan menjalani hidup yang sangat sia-sia,
hanya menghabiskan waktu untuk berhalusinasi, bukan untuk
bersosialisasi dan berkontribusi kepada masyarakat.
Besaran Masalah Penyalahgunaan NAPZA
Data yang diambil dari laporan P4GN BNN mengenai besaran masalah penyalahgunaan NAPZA
sampai dengan bulan Desember 2021 belum dirilis. Namun diperkirakan jumlah penyalahguna narkoba
dan zat yang digunakan semakin berkembang dan menjadi fenomena gunung es, yaitu jumlah kasus yang
ada lebih besar dari yang dilaporkan atau dikumpulkan.Dengan adanya Pandemi Covid 19 justru semakin
banyak orang-orang yang menyalahgunakan narkoba, baik pengguna baru maupun yang relapse kembali.
Data statistik besaran masalah kasus penyalahgunaan NAPZA yang dapat diakses pada situs
https://puslitdatin.bnn.go.id/portfolio/data-statistik-kasus-narkoba/
Berikut adalah data yang dikumpulkan oleh P4GN di Triwulan I tahun 2021 yang meliputi
wilayah dengan kasus terbanyak, Barang bukti yang disita, kasus narkoba berdasarkan
provinsi, data tersangka kasus narkoba dan data pasien rehabilitasi narkoba di indonesia :
Lanjutan …
Berikut adalah data yang dikumpulkan oleh P4GN di Triwulan II tahun 2021 yang meliputi
wilayah dengan kasus terbanyak, Barang bukti yang disita, kasus narkoba berdasarkan
provinsi, data tersangka kasus narkoba dan data pasien rehabilitasi narkoba di indonesia :
Lanjutan …
FAKTOR PENYEBAB
1. Lingkungan
Faktor lingkungan, termasuk keyakinan dan sikap keluarga Anda serta keterpaparan
pada kelompok sebaya yang mendorong penggunaan narkoba, tampaknya berperan
dalam penggunaan narkoba awal.

2. Genetika
Setelah Anda mulai menggunakan obat, perkembangan menjadi kecanduan dapat
dipengaruhi oleh sifat-sifat yang diturunkan (genetik), yang dapat menunda atau
mempercepat perkembangan penyakit.

3. Riwayat kecanduan keluarga


Kecanduan obat lebih sering terjadi pada beberapa keluarga dan kemungkinan
melibatkan kecenderungan genetik. Jika Anda memiliki kerabat darah, seperti orang
tua atau saudara kandung, dengan kecanduan alkohol atau narkoba, Anda berisiko
lebih besar terkena kecanduan narkoba.
FAKTOR PENYEBAB
4. Gangguan kesehatan jiwa
Jika Anda memiliki gangguan kesehatan mental seperti depresi, attentiondeficit/hyperactivity disorder
(ADHD) atau gangguan stres pasca-trauma, Anda cenderung menjadi kecanduan narkoba. Menggunakan
narkoba dapat menjadi cara untuk mengatasi perasaan yang menyakitkan, seperti kecemasan, depresi, dan
kesepian, dan dapat memperburuk masalah ini.

5. Tekanan teman sebaya


Tekanan teman sebaya merupakan faktor kuat dalam mulai menggunakan dan menyalahgunakan narkoba,
terutama bagi kaum muda. 6. Kurangnya keterlibatan keluarga Situasi keluarga yang sulit atau kurangnya
ikatan dengan orang tua atau saudara kandung Anda dapat meningkatkan risiko kecanduan, seperti juga
kurangnya pengawasan orang tua.

6. Kurangnya keterlibatan keluarga


Situasi keluarga yang sulit atau kurangnya ikatan dengan orang tua atau saudara kandung Anda dapat
meningkatkan risiko kecanduan, seperti juga kurangnya pengawasan orang tua
Dampak Penyalahgunaan Napza

3. Menurunnya
1. Dehidrasi 2. Halusinasi Tingkat
Kesadaran

5. Gangguan 6. Kerusakan
4. Kematian
Kualitas Hidup Paru-Paru
Rancangan Solusi atau Pencegahan
Penyalahgunaan Napza

Metode pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan narkoba yang paling


efektif dan mendasar adalah metode promotif dan preventif. Upaya yang paling
praktis dan nyata adalah represif dan upaya yang manusiawi adalah kuratif serta
rehabilitatif.
Promotif
Program promotif ini kerap disebut juga sebagai program preemtif atau program pembinaan.
Pada program ini yang menjadi sasaran pembinaanya adalah para anggota masyarakat yang
belum memakai atau bahkan belum mengenal narkoba sama sekali. Prinsip yang dijalani
oleh program ini adalah dengan meningkatkan peranan dan kegitanan masyarakat agar
kelompok ini menjadi lebih sejahtera secara nyata sehingga mereka sama sekali tidak akan
pernah berpikir untuk memperoleh kebahagiaan dengan cara menggunakan narkoba. Bentuk
program yang ditawrkan antara lain pelatihan, dialog interaktif dan lainnya pada kelompok
belajar, kelompok olah raga, seni budaya, atau kelompok usaha. Pelaku program yang
sebenarnya paling tepat adalah lembaga-lembaga masyarakat yang difasilitasi dan diawasi
oleh pemerintahan.
Preventif
Program promotif ini disebut juga sebagai program pencegahan dimana program ini

ditujukan kepada masyarakat sehat yang sama sekali belum pernah mengenal narkoba agar

mereka mengetahui tentang seluk beluk narkoba sehingga mereka menjadi tidak tertarik

untuk menyalahgunakannya. Program ini selain dilakukan oleh pemerintah, juga sangat

efektif apabila dibantu oleh sebuah instansi dan institusi lain termasuk lembaga-lembaga

profesional terkait, lembaga swadaya masyarakat, perkumpulan, organisasi masyarakat dan

lainnya.
Kuratif
Program ini juga dikenal dengan program pengobatan dimana program ini ditujukan kepada
para peakai narkoba.Tujuan dari program ini adalah mebantu mengobati ketergantungan dan
menyembuhkan penyakit sebagai akibat dari pemakaian narkoba, sekaligus menghentikan
peakaian narkoba.Tidak sembarang pihak dapat mengobati pemakai narkoba ini, hanya
dokter yang telah mempelajari narkoba secara khususlah yang diperbolehkan mengobati dan
menyembuhkan pemakai narkoba ini.Pngobatan ini sangat rumit dan dibutuhkan kesabaran
dala menjalaninya.Kunci keberhasilan pengobatan ini adalah kerjasama yang baik antara
dokter, pasien dan keluarganya.
Rehabilitatif
Program ini disebut juga sebagai upaya pemulihan kesehatan jiwa dan raga yang ditujukan
kepada penderita narkoba yang telah lama menjalani program kuratif. Tujuannya agar ia
tidak memakai dan bisa bebas dari penyakit yang ikut menggerogotinya karena bekas
pemakaian narkoba. Kerusakan fisik, kerusakan mental dan penyakit bawaan macam
HIV/AIDS biasanya ikut menghampiri para pemakai narkoba. Itulah sebabnya mengapa
pengobatan narkoba tanpa program rehabilitasi tidaklah bermanfaat. Setelah sembuh masih
banyak masalah yang harus dihadapi oleh bekas pemakai tersebut, yang terburuk adalah para
penderita akan merasa putus asa setelah dirinya tahu telah terjangit penyakit macam
HIV/AIDS dan lebih memilih untuk mengakhiri dirinya sendiri.
Represif
Ini merupakan program yang ditujukan untuk menindak para produsen, bandar, pengedar
dan pemakai narkoba secara hukum.Program ini merupakan instansi peerintah yang
berkewajiban mengawasi dan mengendalikan produksi aupun distribusi narkoba.Selain itu
juga berupa penindakan terhadap pemakai yang melanggar undang-undang tentang narkoba.
Instansi yang terkain dengan program ini antara lain polisi, Departemen Kesehatan, Balai
Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Imigrasi, Bea Cukai, Kejaksaan, Pengadilan.
Begitu luasnya jangkauan peredaran gelap narkoba ini tentu diharapkan peran serta
masyarakat, termasuk LSM dan lembaga kemasyarakatan lain untuk berpartisipasi
membantu para aparat terkait tersebut Masyarakat juga harus berpartisipasi, paling tidak
melaporkan segala hal yang berhubungan dengan kegiatan yang terkait dengan
penyalahgunaan narkoba dilingkungannya. Untuk memudahkan partisipasi masyarakat
tersebut, polisi harus ikut aktif menggalakkan pesan dan ajakan untuk melapor ke polisi bila
melihat kegiatan penyalahgunaan narkoba.Cantumkan pula nomor dan alamat yang bisa
dihubungi sehingga masyarakat tidak kebingungan bila hendak melapor.
KESIMPULAN
Masalah penyalahgunaan NAPZA tentu menjadi masalah yang sangat
mengkhawatirkan terutama bagi keluarga dan suatu bangsa. Pengaruh NAPZA
sangat buruk, baik dari segi kesehatan serta hubungan sosialnya dengan
lingkungan sekitar. Masalah ini bukan hanya menjadi tanggung jawab
sekelompok orang saja, namun menjadi tugas kita semua seluruh lapisan
masyarakat. Upaya pencegahan penyalahgunaan NAPZA yang dilakukan sejak
dini sangat baik. Tentunya juga dibekali dengan pengetahuan tentang
penanggulangannya. Peran
orang tua, keluarga, sekolah, dan masyarakat sangatlah besar bagi pencegahan
tersebarnya
NAPZA.
TERIMA
KASIH.

Anda mungkin juga menyukai