Anda di halaman 1dari 2

FENOMENA PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI

INDONESIA
Narkoba merupakan singkatan dari istilah Narkotika dan Obat-Obat Berbahaya.
Sedangkan NAPZA merupakan singkatan dari Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat
Adiktif lainnya. Golongan ini merupakan gabungan zat-zat yang memengaruhi otak/susunan
saraf pusat kita, sehingga akan menimbulkan perubahan pada perilaku, perasaan, pikiran,
persepsi beserta kesadaran kita.

NAPZA biasanya dibagi menjadi 3 golongan:

• Golongan depresan/downer: heroin, obat penenang

• Golongan stimulan/upper: kokain, turunan amphetamine (shabu-shabu, ekstasi)

• Golongan halusinogen/all around: alkohol, ganja

Dengan begitu banyaknya jenis dan bentuk dari NAPZA dan juga perkembangannya yang
begitu cepat, kita memang harus waspada. Kita harus cepat mengenali dan tanggap
menghadapi situasi-situasi yang melibatkan zat-zat yang sangat berbahaya seperti ini.

Indonesia darurat narkoba. Menurut data Badan Narkotika Nasional (BNN) tahun 2017,
ada 4 juta (2,18%) penduduk Indonesia berusia 10-58 tahun menjadi penyalahguna
narkotika. Jumlah pengguna narkoba yang begitu besar, menjadikan Indonesia sebagai
“surga” bagi pengedar narkotika.Tentu saja fakta ini sangat mengejutkan. Dengan data
tersebut bisa diperikirakan bahwa suplai narkoba bisa mencapai ratusan ton per tahunnya.
Setiap hari 40–50 orang mati karena menggunakan narkoba.

Penggunaan narkoba bukan hanya terjadi pada orang dewasa tapi remaja dan anak
anak juga, penyebab awalnya mereka hanya penasaran dengan rasanya,terus ikut-ikutan
mencoba dan saat sudah merasakan nikmatnya mengkonsumsi akibatnya mereka menjadi
ketergantungan menggunakan narkoba. Banyak pengguna obat-obatan ini yang awalnya
tergoda merasakan kesenangan sesaat atau sebagai pelarian dari masalah yang dihadapi.
Padahal, efek narkoba dapat merusak kesehatan secara fisik dan kejiwaan. Masa remaja
adalah masa pencarian jati diri seseorang, pada masa ini anak memiliki emosi yang tidak
stabil.

Penyalahgunaan narkotika di Indonesia kini sangat meningkat yang dapat


mengakibatkan penerus bangsa nya rusak.Menurut Kepala Badan Narkotika Nasional
(BNN), Komjen Pol Petrus Reinhard Golose, survei tersebut dilakukan oleh BNN, Badan
Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Badan Pusat Statistik (BPS).Disebutkan kondisi
penduduk Indonesia yang terpapar narkotika, pertama adalah kelompok yang pernah
mengonsumsi narkotika sebanyak 4.534.744 pada 2019. Angka ini naik menjadi 4.827.619
pada 2021.Kedua, kelompok setahun pemakai yakni 3.419.188 pada 2019 meningkat
menjadi 3.662.646 pada 2021."Dengan demikian bisa kita menarik kesimpulan prevalensi
mengalami kenaikan yakni pada 2019 sebesar 1,8% menjadi 1,95% pada tahun 2021 berarti
kenaikan 0,15%," katanya.
Dengan demikian dapat kita lihat bahwa masyarakat bangsa Indonesia termasuk
kedalam salah satu bangsa yang menyalahgunakan narkoba.Adapun cara mencegah
terjadinya penyalahgunaan narkoba yaitu memberikan pendidikan agama sejak dini agar
mengetahui mana yang baik dan yang buruk, serta awasi pergaulan disekolah maupun
diluar sekolah, dan  berikanlah perhatian khusus kepada anak agar ia tidak perlu mencari
kesenangan dengan cara yang salah. Oleh karena itu , harus ada sinergi antara masyarakat
dengan pemerintah untuk menggalakan pencegahan dan pemberantasan masalah
tersebut,salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan cara melakukan penyuluhan
kepada masyarakat agar dapat menghindari penyalahgunaan narkotika dengan memulainya
pada diri sendiri hingga lingkungan sekitar.

Anda mungkin juga menyukai