Anda di halaman 1dari 10

TEKS EKSPLANASI

OLEH NURKHALIFAH ANWAR


KELAS : XI MIPA 1

TUGAS BAHASA INDONESIA


TA. 2017/2018
TEKS EKPLANASI

Teks eksplanasi adalah teks yang menjelaskan tentang sebuah fenomena yang
terjadi di sekitar dengan penjelasan secara utuh dan mendalam. Fenomena yang
dijelaskan pada teks bisa berupa fenomena alam dan sosial. 
Teks Eksplanasi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Strukturnya terdiri atas pernyataan umum (gambaran awal tentang apa yang
disampaikan), deretan penjelas (inti penjelasan apa yang disampaikan), dan
interpretasi (pandangan atau simpulan).
2. Memuat informasi berdasarkan fakta (faktual).
3. Faktualnya memuat informasi yang bersifat keilmuan, misalnya tentang sains.
Jadi, bagian-bagian teks eksplanasi adalah pernyataan umum, deretan penjelas,
dan interpretasi.
TEKS EKSPLANASI
TEMA : NARKOBA

Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya.


Selain "narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya
oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang
merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif.
Semua istilah ini, baik "narkoba" ataupun "napza", mengacu pada
kelompok senyawa yang umumnya memiliki risiko kecanduan bagi
penggunanya.
Menurut pakar kesehatan, narkoba sebenarnya adalah senyawa-
senyawa psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat
hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini
persepsi itu disalahartikan akibat pemakaian di luar peruntukan dan
dosis yang semestinya.
.

Jenis Narkotika yang sering disalahgunakan adalah morfin, heroin (putauw), petidin,
termasuk ganja atau kanabis, mariyuana, hashis dan kokain. Sedangkan jenis Psikotropika
yang sering disalahgunakan adalah amfetamin, ekstasi, shabu, obat penenang seperti
mogadon, rohypnol, dumolid, lexotan, pil koplo, BK, termasuk LSD, Mushroom. Zat adiktif
lainnya disini adalah bahan/zat bukan Narkotika & Psikotropika seperti alkohol/etanol atau
metanol, tembakau, gas yang dihirup (inhalansia) maupun zat pelarut (solven).
Efek yang ditimbulkan terhadap pemakai narkoba yaitu halusinogen, stimulan, depresan,
aditif. Hingga kini penyebaran penyalahgunaan narkoba sudah hampir tidak bisa dicegah
mengingat hampir seluruh penduduk dunia dengan mudah mendapatkan narkoba dari oknum-
oknum yang tidak bertanggung jawab.
Di Indonesia, pencandu narkoba ini perkembangannya semakin pesat. Menurut hasil
penelitian BNN kasus narkoba pada tahun 2014 meningkat hingga 4.986 kasus . Di provinsi
Sulawesi Selatan tercatat pemakai narkotik dan obat-obat terlarang di Sulawesi Selatan terus
meningkat. Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN) Wilayah Sulawesi Selatan
tahun 2012, tercatat ada 131.200 orang pecandu narkotik dan obat terlarang di sana. Angka
tersebut meningkat dibandingkan tahun 2011, di mana ada 125.730 orang pemakai narkoba.
Stres, kekacauan, kebingungan dan problematika lainnya menyebabkan seseorang
akan kehilangan kesadaran dan biasanya hanya berfikir pendek untuk mencari
ketenangan. Dan solusi tercepat bagi sebagia orang yaitu dengan mengkonsumsi
narkoba tanpa mempertimbangkan akibat penggunaannya. Ketika seseorang telah
mecobanya maka akan cenderung ketergantungan zat ini. Tekanan jiwa seseorang
yang telah menggunakan obat akan mendorong untuk agar senyawa tersbut harus
dipenuhi tidak hanya orang dewasa tetapi juga anak-anak. Padahal efeknya buruk
belum tentu dirasakan dalam jangka waktu yang pendek tetapi juga dapat
mengakibatkan kontraksi yang membahayakan dan berkepanjangan bahkan bisa
berujung kematian.
Meskipun demikian, penting kiranya diketahui bahwa tidak semua jenis narkotika
dan psikotropika dilarang penggunaannya. Karena cukup banyak pula narkotika dan
psikotropika yang memiliki manfaat besar di bidang kedokteran dan untuk
kepentingan pengembangan pengetahuan. Tetapi apabila narkoba terus
disalahgunakan, maka harapan bangsa akan rusak dan hancur hanya karena narkoba.
Oleh karena itu, harus ada sinergi antara masyarakat dengan pemerintah untuk
menggalakan pencegahan dan pemberantasan masalah tersebut.
STRUKTUR TEKS EKSPLANASI

 PERNYATAAN UMUM

Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain


"narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan
dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif. Semua istilah ini, baik "narkoba"
ataupun "napza", mengacu pada kelompok senyawa yang umumnya memiliki
risiko kecanduan bagi penggunanya.
Menurut pakar kesehatan, narkoba sebenarnya adalah senyawa-senyawa
psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi
atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini persepsi itu
disalahartikan akibat pemakaian di luar peruntukan dan dosis yang semestinya.
DERETAN PENJELAS
Jenis Narkotika yang sering disalahgunakan adalah morfin, heroin (putauw),
petidin, termasuk ganja atau kanabis, mariyuana, hashis dan kokain. Sedangkan
jenis Psikotropika yang sering disalahgunakan adalah amfetamin, ekstasi,
shabu, obat penenang seperti mogadon, rohypnol, dumolid, lexotan, pil koplo,
BK, termasuk LSD, Mushroom. Zat adiktif lainnya disini adalah bahan/zat
bukan Narkotika & Psikotropika seperti alkohol/etanol atau metanol,
tembakau, gas yang dihirup (inhalansia) maupun zat pelarut (solven).
Efek yang ditimbulkan terhadap pemakai narkoba yaitu halusinogen, stimulan,
depresan, aditif. Hingga kini penyebaran penyalahgunaan narkoba sudah
hampir tidak bisa dicegah mengingat hampir seluruh penduduk dunia dengan
mudah mendapatkan narkoba dari oknum-oknum yang tidak bertanggung
jawab.
DERETAN PENJELAS

Di Indonesia, pencandu narkoba ini perkembangannya semakin pesat. Menurut hasil


penelitian BNN kasus narkoba pada tahun 2014 meningkat hingga 4.986 kasus . Di
provinsi Sulawesi Selatan tercatat pemakai narkotik dan obat-obat terlarang di Sulawesi
Selatan terus meningkat. Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN) Wilayah
Sulawesi Selatan tahun 2012, tercatat ada 131.200 orang pecandu narkotik dan obat
terlarang di sana. Angka tersebut meningkat dibandingkan tahun 2011, di mana ada
125.730 orang pemakai narkoba.
Stres, kekacauan, kebingungan dan problematika lainnya menyebabkan seseorang akan
kehilangan kesadaran dan biasanya hanya berfikir pendek untuk mencari ketenangan. Dan
solusi tercepat bagi sebagia orang yaitu dengan mengkonsumsi narkoba tanpa
mempertimbangkan akibat penggunaannya. Ketika seseorang telah mecobanya maka akan
cenderung ketergantungan zat ini. Tekanan jiwa seseorang yang telah menggunakan obat
akan mendorong untuk agar senyawa tersbut harus dipenuhi tidak hanya orang dewasa
tetapi juga anak-anak. Padahal efeknya buruk belum tentu dirasakan dalam jangka waktu
yang pendek tetapi juga dapat mengakibatkan kontraksi yang membahayakan dan
berkepanjangan bahkan bisa berujung kematian.
 INTERPRETASI

Meskipun demikian, penting kiranya diketahui bahwa tidak semua


jenis narkotika dan psikotropika dilarang penggunaannya. Karena
cukup banyak pula narkotika dan psikotropika yang memiliki manfaat
besar di bidang kedokteran dan untuk kepentingan pengembangan
pengetahuan. Tetapi apabila narkoba terus disalahgunakan, maka
harapan bangsa akan rusak dan hancur hanya karena narkoba. Oleh
karena itu, harus ada sinergi antara masyarakat dengan pemerintah
untuk menggalakan pencegahan dan pemberantasan masalah tersebut.

.
KALIMAT FAKTUAL

1. Di Indonesia, pencandu narkoba ini perkembangannya


semakin pesat. Menurut hasil penelitian BNN kasus
narkoba pada tahun 2014 meningkat hingga 4.986 kasus.
2. Di provinsi Sulawesi Selatan tercatat pemakai narkotik
dan obat-obat terlarang di Sulawesi Selatan terus
meningkat. Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional
(BNN) Wilayah Sulawesi Selatan tahun 2012, tercatat
ada 131.200 orang pecandu narkotik dan obat terlarang
di sana. Angka tersebut meningkat dibandingkan tahun
2011, di mana ada 125.730 orang pemakai narkoba.

Anda mungkin juga menyukai