LEARNING OBJECTIVE
“Fly Me To The Moon”
DISUSUN OLEH:
NAMA : Adibah Aliyah Arsyad
STAMBUK : N10118104
KELOMPOK :6
Dikenal juga istilah ganja, marijuna, pot, cimeng, Mary Jane, gele’, grass, weed
“CANNABIS” adalah daun pucuk tanaman cannabis (yang meliputi bunga dan biji) yang
dikeringkan. Kadar “Tetrahidrokanabinol” (THC) : 6-7% –Zat kimia yang menyebabkan
sebagian otak yang mengatur emosi dan daya ingat kehilangan kendali dan keseimbangan.
Mempunyai efek/dampak buruk seperti:
Menyebabkan ketergantungan.
Hilang ingatan sementara.
Distorsi waktu dan ruang.
Dehidrasi.
Euforia / amat menyenangkan.
Daya menilai menjadi kehilangan kendali dan keseimbangan
Perubahan emosi/perasaan (tertawa terbahak-bahak, kemudian mendadak berubah
menjadi ketakutan. Hal ini karena efek THC di otak.
Dengan dosis tinggi, perasaan tidak tenang, ketakutan dan halusinasi
Apatis, depresi
Kecemasan yang berlebihan, rasa panik
Keseimbangan dan koordinasi tubuh yang buruk
Heroin
Dikenal juga istilah white smack, serbuk putih, medicine, ubat, putau. Heroin adalah
Opiat semi-sintetis melalui sejumlah tahapan pemurnian dari morfin hingga menjadi bubuk
putih atau butiran halus yang dapat disuntikan. Heroin itu berupa serbuk putih dengan rasa
pahit yang merupakan jenis obat-obatan yang kuat dan membuat seseorang sangat ketagihan.
Toleransi berkembang sangat cepat dan gejala putus heroin menyebabkan nyeri yang hebat
Akibat Jangka Panjang dari pemakaian heroin adalah
Ketergantungan,
Badan kurus, pucat, kurang gizi
Impotensi
Infertilitas pada wanita
Pemakaian dengan alat suntik dapat menyebabkan HIV/AIDS, hepatitis B dan C.
Sakaw terjadi bila si pecandu putus menggunakan putaw.
Kokain
Dikenal juga istilah crack, daun koka, pasta koka
Kokain memperkecil pembuluh darah sehingga
mengurangi aliran darah
Dampak negatif Kokain (bubuk kristal putih)
Euphoria (Rasa gembira/senang/nikmat berlebihan).
Jangka panjang akan mengurangi jumlah dopamin atau reseptor dopamin dalam otak.
Penggunaan yang terus menerus menyebabkan sel otak akan tergantung pada kokain
untuk dapat berfungsi normal.
Pengguna kokain yang kronis apabila berhenti akan ketagihan karena tidak dapat
merasakan kenikmatan apa pun.
Menimbulkan gejala psikosis (gangguan mental)
Keluar ingus, pusing-pusing dan muntah- muntah
Shabu
Bentuknya seperti kristal, tidak berbau dan tidak berwarna Karena itu sering disebut “ice”.
Efek yang dapat ditimbulkan:
Otak sulit berfikir dan konsentrasi.
Perilaku menjurus pada kekerasan.
Berat badan menyusut, impoten, halusinasi (seolah-olah mendengar atau melihat
sesuatu), paranoid (curiga berlebihan).
Kerusakan pembuluh darah otak yang dapat berlanjut menjadi stroke (pecahnya
pembuluh darah otak).
Ecstasy
Dikenal juga istilah XTC, kancing, ineks, flash, flipper, hammer
Gejala Intoksikasi:
Rasa senang dan euphoria
Nafsu makan berkurang
Banyak berkeringat dan mual
Gerak badan tak terkendali
Tekanan darah naik
Denyut jantung dan nadi bertambah cepat.
Bila dosis lebih banyak: Halusinasi (Tripping) sebagian menyenangkan, perasaan melayang,
kejang, muntah, panik, mudah tersinggung,melakukan tindak kekerasan yang tidak masuk
akal.
Inhalants
INHALANSIA adalah zat yang mudah menguap/solvent
Contoh : lem aica aibon, soulvent
Pengaruh Jangka Pendek:
Lebih berani, rasa malu berkurang.
Pusing, mengantuk, gembira.
Sakit kepala, diare, gejala seperti flu.
Hidung berdarah, perih sekitar mulut dan hidung.
Perilaku tidak tenang.
Pengaruh Jangka Panjang :
Kerusakan otak dan organ penting lainnya.
Morfin
Jenis narkotika yang menghambat kerja otak dan memperlambat aktivitas tubuh. Orang
menjadi mengantuk, tenang, rasa nyeri dan stress hilang.
Efek Morfin
Euphoria dalam dosis tinggi
Menimbulkan toleransi dan ketergantungan.
Menimbulkan gejala putus zat yaitu rasa nyeri tubuh deman, berkeringat menggigil.
Kematian karena overdosis akibat terhambatnya pernafasan.
Sumber :
Badan Narkotika Nasional. 2012. Buku Panduan Pencegahan Penyalagunaan Narkoba
Sejak Dini. Jakarta: Direktorat Diseminasi Informasi, Deputi Bidang Pencegahan Badan
Narkotika Nasional Republik Indonesia.
Irwan, N., Johardi,A., Antoro,B., Oktoris, Y.F., Anggraini, D., Sudirman., et al. 2018. Awasi
Narkoba Masuk Desa dalam Rangka Mewujudkan Desa Bersih Narkobah. Jakarta:
Direktorat Diseminasi Informasi, Deputi Bidang Pencegahan Badan Narkotika Nasional
Republik Indonesia.
Sumber:
Azmiardi., Ahmad. 2021. Standar Pelayanan Minimal Rehabilitasi Napza di Indonesia
Minimum Service Standard of Drugs Rehabilitation in Indonesia. Jurnal ilmu
kesehatan masyarakat berkala. Vol 3(1). Dilihat pada 23 September 2021. Dari
http://journal.univetbantara.ac.id/index.php/jikemb/article/download/1693/pdf
Irianto., Agus. 2020. Survei Pentalahgunaan Narkoba Tahun 2019. Jakarta : Puslidatin
Khotimah, Z.K. Ghozali. 2021. Literature Review: Persepsi Residen Pecandu Narkoba yang
Menjalani Rehabilitasi terhadap Program Therapeutic Community. Borneo Student
Research. Vol 2 (2). Viewed on 23 Sep 2021
3. Mahasiswa dapat mengetahui pemeriksaan apa yang dapat dilakukan dokter sebagai dasar
penegakan diagnosis.
Jawab:
Pemeriksaan Fisik :
- Adanya bekas suntikan sepanjang vena di lengan, kaki bahkan pada tempat-tempat
tersembunyi misalnya dorsum penis.
- Pemeriksaan fisik terutama ditujukan untuk menemukan gejala
intoksikasi/ioverdosis/putus zat dan komplikasi medik seperti Hepatitis, Endokarditis,
Bronkoneumonia, HIV/AIDS dan lain-lain.
- Perhatikan terutama : penurunan kesadaran, pernafasan, tensi, nadi, pupil, cara jalan,
sklera ikterik, conjunctiva anemis, perforasi septum nasi, caries gigi, aritmia jantung,
edema paru, pembesaran hepar dan lain-lain.
- Penyalahguna narkotika umumnya mempunyai kebersihan mulut yang jelek, ditandai
dengan adanya serostomia, karies rampan (meth mouth), erosi pada permukaan email,
bruxism, dan sering mengalami trismus.
Gambar: Beberapa contoh data citra wajah pengguna narkotika.
Pemeriksaan Psikiatrik :
- Derajat kesadaran
- Daya nilai realitas
- Gangguan emosional (cemas, gelisah, marah, emosi labil, sedih, depresi, euforia)
- Gangguan pada proses pikir (waham, curiga, paranoid, halusinasi)
- Gangguan pada psikomotor (hipperaktif/ hipoaktif, agresif gangguan pola tidur, sikap
manipulatif dan lain-lain).
Pemeriksaan Penunjang :
- Analisis Urin
- Analisis Darah
- Analisis Rambut
- Analisis Kuku
- EKG
- Foto Thoraks
- Pemeriksaan lain (HbsAg, HIV, SGPO/SGOT, Evaluasi Psikologik)
Adapun ciri-ciri yang mudah diketahui pada pecandu narkoba adalah sebagai berikut:
a. Pecandu daun ganja Pecandu ganja memiliki ciri-ciri sebagai berikut: cenderung lesu,
mata merah, kelopak mata mengantuk terus, doyan makan karena perut terasa lapar
terus dan suka tertawa jika terlibat pembicaraan lucu.
b. Pecandu Putauw Pecandu Putaw memiliki ciri-ciri sebagai berikut: sering menyendiri
ditempat gelap sambil mendengarkan musik, malas mandi karena kondisi badan
kedinginan, badan kurus, layu serta selalu apatis terhadap lawan jenis.
c. Pecandu inex atau ekstasi Pecandu inex atau ekstasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
suka keluar rumah, selalu riang jika mendengar musik house, wajah terlihat lelah, bibir
suka pecah-pecah dan badan suka keringatan, sering minder setelah pengaruh inex
hilang.
d. Pecandu sabu-sabu Pecandu sabu-sabu memiliki ciri-ciri sebagai berikut: gampang
gelisah dan serba salah melakukan apa saja, jarang mau menatap mata jika diajak
bicara, mata sering jelalatan, karaktrernya dominan curiga, apalagi pada orang yang
baru dikenal, badan berkeringat meski berada diruang ber-AC, suka marah dan
sensitif.
Sumber:
Auliasari, K., Bastian., Fardani, B., Zulkifli., Ifandi. 2017. Ekstraksi Ciri Tekstur Wajah
Pengguna Narkotika Menggunakan Metode Gray Level Co-Occurance Matrix.
Teknomatika. Vol. 10(1). Diakses pada 22 September 2021. Diakses dari
<http://eprints.itn.ac.id>
Djamaluddi, N., Pasiga, B., Hamrun, N. 2018. Deteksi dini penyalahgunaan narkoba
melalui pemeriksaan elektrolit saliva. Makassar Dent J. vol. 7(3). Diakses pada 22
September 2021. Diakses dari <http://jurnal.pdgimakassar.org>
Novitasari, D. 2017. Rehabilitasi Terhadap Terhadap Anak Korban Penyalahgunaan
Narkoba. Jurnal Hukum Khairah Ummah. Vol. 12(4). Diakses pada 22 September
2021. Diakses dari <http://lppm-unissula.com>
Sandi, A., and Abrori. 2016. Narkoba Dari Tapal Batas Negara. Bandung : Mujahidin Press
Bandung
Sumber:
Azhari. 2018. Pendekatan-Pendekatan Terapi dalam Penanganan Residen NAPZA. Jurnal
Medis Sunan Kalijaga. Vol.3(2). Diakses pada 23 September 2021. Dari
https://jurnal.fk.sunankalijagayogyakarta.ac.id