PENDAHULUAN
Menurut World Drug Report" tahun 2012 yang diterbitkan oleh UNODC.
organisasi dunia yang menanangani masalah narkoba dan kriminal, diperkirakan
terdapat 300 juta orang yang berusia produktif antara 15 s.d 64 tahun yang
mengonsumsi Narkoba, dan kurang lebih 200 juta orang meninggal setiap tahunnya
akibat penyalahgunaan Narkoba.
Saat ini di dunia juga telah teridentifikasikan Narkoba jenis baru, baik alami
maupun sintetis yang disebut dengan zat psikoaktif baru atau new psychoactive
subtaces, yang jumlahnya mencapai 251 macam zat. Zat baru ini belum terjangkau oleh
aturan hukum yang berlaku di berbagai negara.
1
Di Indonesia juga dihadapkan pada permasalahan narkoba yang cukup
memprihatinkan. Hasil survey nasional terhadap penyalahgunaan narkoba pada tahun
2011 diperkirakan prevalensi pengguna Narkoba sebesar 2,2% atau dengan kata lain
dapat dikatakan bahwa terdapat 4 juta penduduk Indonesia sebagai penyalahguna
narkoba.
Dari uraian di atas bahwa peserta didik merupakan sasaran paling empuk dan
mudah bagi peredaran dan penyalahgunaan narkoba. Oleh karenanya kesiapan pihak
sekolah dalam hal ini perlu ditingkatkan dan perlu diadakan perubahan dalam pola
penanggulangannya. Pemberian sanksi sekolah untuk mengeluarkan peserta didik dari
sekolah, bila peserta didik kedapatan membawa atau menggunakannya, seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya ternyata bukan solusi yang tepat untuk menekan
permasalahan penyalahgunaan narkoba. Untuk itu ke depan ini perlu dipikirkan cara
penanggulangan lainnya yang mungkin dirasakan dapat lebih efektif, yaitu bagaimana
memfungsikan sekolah sebagai sumber informasi bagi peserta didik, karena institusi
sekolah sangat berpengaruh dan sangat strategis untuk Program Pencegahan
Peredaran dan Penyalahgunaan Narkoba (P3N). Diharapkan keinginan untuk
mengetahui Narkotika dan Psikotropika tidak sampai pada taraf mencoba-coba apalagi
penyalahgunaannya. Tentu ini bukan hal yang mudah karena merupakan tantangan
bagi guru. Guru yang selama ini dipersepsikan murid sebagai pihak yang tidak populer
2
dan ditakuti harus dapat berubah menjadi sosok yang dijadikan tempat untuk mencari
solusi masalah yang dihadapi para muridnya.
Disamping itu yang tak kalah pentingnya adalah kerjasama semua warga
sekolah sangat diharapkan dalam melakukan upaya pencegahan khususnya dalam
lingkungan pendidikan. Sekolah, komite sekolah, bahkan dewan pendidikan sangat
dituntut keikutsertaanya dalam membantu terwujudnya sekolah yang aman dan
terbebas dari pengaruh obat-obat dan barang haram itu. Bila semua pihak
menginginkan agar lingkungan sekolah terbebas dari pengaruh narkoba, tentu
masyarakat sekitar yang ada di lingkungan sekolah maupun yang luar harus ikut
membantu dalam penanggulangannya terutama bila ada para pengedar di masyarakat
sekitar atau secara bersama dari sekolah yang bersangkutan. Oleh karena itu, seluruh
warga sekolah dan stakeholders harus ikut melakukan tindakan preventif dan
pencegahan peredaran narkoba.
3
BAB II
A. Pengertian
Narkotika berdasarkan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Narkotika adalah
zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun
semi sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan kedalam golongan-golongan
sebagaimana terlampir dalam undang-undang ini.
4
1. Euphoria (rasa gembira/senang/nikmat berlebihan).
2. Namun penggunaan kokain dalam jangka panjang akan mengurangi
jumlah dopamine atau reseptor dalam otak.
3. Jika ini terjadi, sel otak akan tergantung pada kokain agar dapat berfungsi
normal.
4. Jika para pengguna kronis kokain berhenti, dia akan ketagihan karena
tanpa kokain mereka tidak dapat merasakan kenikmatan apapun.
5. Menimbulkan gejala psikosis (gangguan mental).
2. Metamfetamine (Shabu)
Bentuknya seperti kristal, tidak berbau dan tidak berwarna, karena itu
sering disebut ice.
Efek negatif penggunaan shabu antara lain:
Shabu mengakibatkan efek yang kuat pada system syaraf. Otak sulit
berfikir dan konsentrasi.
Shabu sangat berbahaya karena perilaku yang menjurus pada
kekerasan merupakan efek langsung dari penggunaannya.
Efek negative lain : berat badan menyusut, impoten, halusinasi
(seolah-olah mendengar atau melihat sesuatu), paranoid (curiga
berlebihan)
5
Kerusakan pembuluh darah otak yang dapat berlanjut menjadi
stroke/pecahnya pembuluh darah otak
Gejala intoksikasi :
Kehangatan emosi bertambah
Keintiman bertambah
Nafsu makan berkurang
Banyak berkeringat
Gerak badan tak terkendali
Tekanan darah naik
Denyut jantung dan nadi bertambah cepat
6
c) Nikotin (Tembakau)
Tembakau mengandung nikotin, tar, dan karbon monoksida yang berbahaya
serta zat lain yang seluruhnya mengandung tak kurang dari 4000 bahan kimia
dan 43 diantaranya bersifat karsinogenik. Zat ini juga menyebabkan kanker
paru-paru, penyempitan pembuluh darah, penyakit jantung, tekanan darah
tinggi, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin. Setetes nikotin murni
dapat membunuh orang secara instan.
2. Depresan
Depresan merupakan jenis Narkoba yang menghambat kerja otak dan
memperlambat aktivitas tubuh. Orang menjadi mengantuk, tenang, rasa nyeri
dan stres hilang. Yang termasuk contoh depresan antara lain: Opium/Candu
(Morfin, Heroin), Benzodiazepin, barbiturat, sedativa, alcohol
a) Morfin
Morfin adalah opioda alamiah yang mempunyai daya analgesik yang kuat,
berbentuk kristal, berwarna putih dan berubah menjadi kecoklatan dan tidak
berbau. Opium mentah mengandung 4-21% morfin. Sebagian besar opium
diolah menjadi morfin dan codein. Morfin merupakan juga suatu unsur
aktifyangberasal dari candu setelah mengalami proses kimiawi.
7
b) Heroin
Heroin adalah opiat semi sintetis yang didapat melalui sejumlah tahapan
morphin hingga menjadi bubuk putih atau butiran halus yang dapat
disuntikan.
1. Berupa serbuk putih dengan rasa pahit
2. Jenis obat-obatan yang sangat kuat dan membuat orang menjadi sangat
ketagihan
3. Toleransi berkembang sangat cepat dan gejala putus heroin berupa rasa
nyeri yang hebat.
4. Akibat jangka panjang :
Badan menjadi kurus, pucat, kurang gizi
Impotensi
Bila pakai suntikan, dapat menularkan hepatitis B dan C, HIV-AIDS
Sakaw atau sakit karena putaw (heroin) terjadi bila si pecandu putus
menggunakan putaw.
c) Benzodiazepin
Benzodiazepin merupakan zat depresan/obat tidur/obat penenang yang
berfungsi untuk mengurangi rasa gelisah. Jenis-jenis benzodiazepin antara
lain:
1. Alphazolam
2. Clonazepam
3. Diazepam (valium)
4. Flunitrazepam (rohypnol)
8
5. Nitrazepam (Mogadon, pil BK, pil koplo)
Efek yang ditimbulkan, diantaranya:
1. Mengurangi rasa gelisah (anti-anxiety)
2. Mempermudah tidur
3. Menggunakan benzodiazepin bersama alkohol sangat berbahaya
4. Pada pengguna berat dapat menimbulkan delirium (kekacauan pikiran)
5. Jika digunakan dalam waktu yang lama dapat menimbulkan
ketergantungan fisik dan gejala putus zat seperti tremor, muntah,
insomnia, anxiety, gampang marah dan depresi.
e) Alkohol
Alkohol terdapat pada minuman keras. Terdapat tiga golongan minuman
keras, antara lain:
1. Golongan A berkadar 1-5%. Contoh : Bir
2. Golongan B berkadar 5-20%. Contoh : lenis minuman Anggur
3. Golongan C berkadar 20-40%. Contoh : Vodka, Rum, gin
9
4. Efek Alkohol :
Alkohol menekan kerja otak (depresan). Setelah diminum, alkohol
diserap oleh tubuh dan masuk ke dalam pembuluh da rah.
Dapat menyebabkan : mabuk, jalan sempoyongan, bicara cadel,
kekerasan, dan kecelakaan lalu lintas akibat berkendara dalam
keadaan mabuk.
Pemakaian jangka panjang menyebabkan kerusakan hati, kelenjar
getah lambung, saraf tepi, otak, gangguan jantung, kanker, bayi
lahir cacat dari ibu pecandu alkohol.
3. Hallucinogen
Berasal dari tanaman atau dibuat melalui formuiasi kimiawi. Efek dari zat
Hallucinogen ini antara lain: halusinasi, dapat mengubah dan menyebabkan
distorsi tentang persepsi, pikiran, dan lingkungan. Mengakibatkan rasa teror
hebat dan kekacauan indera seperti mendengar warna, melihat suara,
paranoid (seperti dikejar-kejar orang), dan meningkatkan resiko gangguan
mental.
10
3. Perubahan emosi/perasaan (tertawa terbahak-bahak, kemudian
mendadak berubah menjadi ketakutan. Hal ini karena efek THC di otak.
4. Dengan dosis tinggi, perasaan tidak tenang, ketakutan, dan halusinasi.
5. Apatis depresi.
6. Kecemasan berlebihan dan rasa panik.
7. Keseimbnagn dan koordinasi tubuh yang buruk.
11
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa:
Tinggi terhadap penyakit kanker paru dan bronchitis kronis, karena kadar
tar Ganja menimbulkan ketergantungan psikis yang diikuti oleh kecanduan
fisik dalam waktu lama.
Ganja berisiko schizophrenia, yakni peningkatan gejala seperti, paranoid,
berhalusinasi, depresi, dan ketakutan.
Ganja berisiko dari ganja 50% lebih tinggi daripada rokok
b) Jamur
Jamur yang terdapat di kotoran kerbau/sapi.
c) Inhalan
Inhalan adalah zat yang mudah menguap/solvent, dikenal lem aica aibon,
thinner, bensin dan spiritus.
12
Pengaruh jangka pendekyang ditimbulkan:
1. Rasa malu berkurang.
2. Mengantuk.
3. Sakit kepala.
4. Perilaku tidak tenang.
13
seseorang termotivasi untuk mengulang kembali, meskipun mereka telah
mengetahui bahkan telah merasakan efekyang tidak menyenangkan.
14
pemerasan, pemalakan kepada siapa saja yang dinilai memiliki uang untuk
memenuhi kebutuhan mereka.
Narkoba merupakan salah satu alternatif yang digunakan untuk tampil gaya di
depan orang banyak. Karena dari sifat dan zat yang terdapat dalam jenis dan
golongan narkoba ada yang dapat menimbulkan percaya diri dan menimbulkan
gerakan-gerakan tubuh fisik yang spontan apabila diperdengarkan suara musik,
dan termasuk rasa gembira serta keberanian menghadapi sesuatu.
Penyalahguna narkoba yang menginginkan tampil gaya cenderung adalah
mereka yang sering tampil di khalayak ramai seperti penyanyi, pemain olah raga,
mereka yang sering masuk diskotik dan tempat hiburan sejenis lainnya.
15
(unsettling time). Ketidaktenangan dan keinginan untuk selalu berubah tersebut
disebabkan karena remaja mengalami kebosanan.
16
yang dapat menimbulkan perasaan santai dan menyenangkan yang dianggap
dapat melupakan dan mengatasi masalah atau stress secara instan.
9. Menunjukan Kehebatan/Kekuasaan
Pada masa pertumbuhan dan transisi memasuki usia remaja, kadangkala
menyebabkan setiap individu ingin dikenal jagoan di lingl<ungan sebaya, atau di
lingkungan masyarakat. Keinginan tersebut tidak akan terpenuhi jika hanya
mengandalkan kekuatan fisik. Pengaruh dari teman-teman yang telah
menggunakan obat-obatan dirasakan dapat menimbulkan keberanian, maka
banyak remaja menggunakannya. lenis obat-obatan yang dirasakan dapat
menimbulkan rasa kehebatan terdapat pada Pil BK atau Koplo. Jenis obat ini
disamping harganya tidak terlalu mahal khasiatnya efektif menimbulkan
keberanian.
17
obatan tertentu dengan tanpa memperhatikan pengaruhnya terhadap kesehatan
dan keselamatan dirinya.
18
dilakukan pencurian, pemerasan, dan pemalakan baik dengan orangtua maupun
dengan orang lain.
15. Ketagihan
Pada tahap ini frekuensi, jenis, dan dosis yang dipakai meningkat, termasuk
bertambahnya pemakaian. Gangguan fisik, mental, dan masalah-masalah sosial
makin jelas. Tahap ini disebut tahap krisis karena ada bahaya yang nyata.
16. Ketergantungan
Pemakai selalu membutuhkan obat tertentu agar dapat berfungsi secara wajar
baik fisik maupun psikologisnya. Ketergantungan fisik karena tubuhnya menjadi
lemah dan sendi-sendi terasa nyeri pada saat tidak menggunakan obat dalam
jangka waktu tertentu. Ketergantungan secara psikologis karena adanya
perasaan tidak percaya diri jika tidak menggunakan obat.
19
terhadap keluarga dan masyarakat. Seorang ahli mengatakan bahwa gabungan
antara jenis obat, usia pemakai, keadaan gizi, dan penyakit atau stress yang pernah
dan sedang diderita alcan mengakibatkan masalah-masalah yang spesifik pada
masing-masing pemakai.
Efek obat bagi tubuh tergantung jenis obat yang digunakan, banyak dan sering
tidaknya menggunakan, cara menggunakannya serta apakah digunakan bersamaan
dengan obat lain, juga tergantung dari berbagai faktor biologis (misalnya
kepribadian, harapan atau perasaan saat memakai) dan faktor biologis (seperti berat
badan, kecendrungan alergi tertentu) pemakai.
Secara fisiologis organ tubuh yang paling banyak dipengaruhi adalah sistem syaraf
pusat (otak dan sum-sum tulang belakang), organ-organ otonom (jantung, paru, hati,
ginjal) dan panca indera (karena yang dipengaruhi adalah susunan syarat pusat).
Pada hakekatnya, penyalahgunaan obat ini akan menimbulkan komplikasi pada
seluruh organ tubuh, yaitu:
1. Dampak Fisik
Dampak jasmaniah dapat, secara langsung oleh bahan yang dipakai, maupun
secara tidak langsung, misalnya karena bahan pencampur, pemakaian tidak
sesuai aturan atau karena buruknya sterilisasi alatyang dipakai. Berikut adalah
macam-macam gangguan jasmaniah akibatpenyalahgunaan zat:
a. Gangguan pada sistem syaraf (neorologis) seperti: kejang-kejang, gangguan
kesadaran, kerusakan syaraf tepi.
b. Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler seperti: infeksi
akut otot jantung, gangguan peredaran darah).
c. Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: pemanahan (abses), bekas
suntikan, dan alergi.
d. Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernafasan,
kesukaran bernapas, pengerasan jaringan paru-paru, penggumpalan benda
asing yang terhirup.
20
e. Gangguan pada hemopoetik, seperti: pembentukan sel darah terganggu.
2. Dampak Psikis
Bermacam-macam gangguan kejiwaan seperti psikotik (gangguan jiwa berat),
depresi, tindak kekerasan dan pengrusakan percobaan bunuh diri dapat dijumpai
pada penyalahgunaan zat.
Depresi sering muncul sebagai akibat rasa bersalah dan putus asa karena gaga]
berhenti dari penyalahgunaan zat, terlebih lagi adanya sikap yang
menyudutkan/menyalahkan dari pihak keluarga yang bersangkutan. Beberapa
pemakai sudah mempunyai masalah kejiwaan sebelumnya dan penyalahgunaan
zat merupakan cara untuk mengatasinya.
21
22
E. Gejala-Gejala Berbagai Jenis Narkoba
23
waktu dan ruang apatis, gangguan
jiwa
24
8. Prestasi belajar menunjukkan hasil yang cenderung menurun.
9. Kurang berpartisipasi dalam kegiatan ekstra kurikuler
10. Cenderung memiliki gangguan jiwa seperti kecemasan, obsesi, apatis, menarik
diri dalam pergaulan, depresi, kurang mempu menghadapi stres atau sebaliknya
yaitu hiperaktif.
11. Cenderung mengabaikan peraturan-peraturan.
12. Putus sekolah pada usia yang sangat dini, perilaku anti sosial pada usia dini
seperti: sering mencuri, sering berbohong dan kenakalan remaja lainnya.
13. Suka tidak tidur pada malam hari atau tidur larut malam (begadang).
14. Kurang suka berolahraga.
15. Mempunyai persepsi bahwa hubungan dalam keluarga kurang dekat walaupun
sering kali kenyataannya tidak demikian.
16. Adanya anggota keluarga lain yang tergolong peminum alkohol yang berat atau
pemakai obat secara berlebihan.
17. Berkawan dengan orang yang tergolong peminum berat atau pemakai obat
secara berlebihan.
18. Sudah mulai merokok pada usia yang lebih dini dari pada rata-rata perokok
lainnya.
19. Kehidupan keluarga atau dirinya kurang religius.
25
BAB III
MASALAH PENYIMPANGAN PERILAKU DI KALANGAN
PESERTA DIDIK
26
3. Manajemen Sekolah yang Kurang Baik
Manajemen sekolah yang buruk menyebabkan terdapatnya jam-jam kosong di
sekolah serta kurang adanya kegiatan ekstrakurikuler yang berkualitas dan
berkesinambungan, menyebabkan peserta didik kerap menggunakan jam-jam
kosong tersebut untuk kegiatan yang bersifat negatif seperti tawuran,
penyalahgunaan Narkoba, membolos dari sekolah, dan lain sebagainya. Padahal
sesungguhnya. jam jam yang padat dan berkualitas mampu meningkatkan
kompetensi dan kreatifitas peserta didik baik, khususnya di bidang akadernik,
serta menjauhkan peserta didik untuk berpikir hal-hal negatif.
27
B. Saran Tindak yang Harus Dilakukan untuk
Meminimalisir Permasalahan Peserta Didik Dalam mengatasi atau meminimalisir
permasalahan peserta didik yang sering terjadi, saran tindak yang harus dilakukan
oleh pihak sekolah antara lain adalah :
2. Sekolah harus mampu menjalankan tata tertib dan disiplin sekolah dengan tegas
dan objektif. Di lain pihak, Departemen Pendidikan Nasional harus memberikan
sanksi bagi sekolah negeri dan swasta yang tidak dapat menjalankan disiplin.
4. Sekolah yang berada di lingkungan rawan perlu penanganan khusus. Antara lain
diperlukan penertiban pedagang, juru parkir, dan preman di sekitar sekoiah.
Sekoiah juga harus melakukan razia rutin senjata tajam baik di dalam sekoiah
maupan di luar lingkungan sekolah dengan melibatkan aparat keamanan
setempat.
28
5. Masalah media massa tidak dapat ditangani hanya oleh pihak sekolah, tetapi
diperlukan kerjasama dari berbagai pihak untuk mengembangkan media-media
tandingan yang mengutamakan pemberitaan yang menentang perilaku-perilaku
negatif remaja. Sudah seharusnya pihak media massa sendiri ikutserta dalam
meningkatkan tanggung jawabnya sebagai pendidik generasi muda dengan
menayangkan tayangan-tayangan yang informatif dan edukatif.
29
BAB IV
PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KALANGAN
PESERTA DIDIK
Peredaran Narkoba saat ini sudah menyebar ke seluruh pelosok tanah air dengan
cara yang terorganisir (melalui sindikat pengedar narkoba) dan profesional karena
Narkoba merupakan komoditi untuk mendatangkan uang dengan mudah. Jaringan
peredarannya bukan hanya di ldub malam dan tempat hiburan saja, melainkan
sudah merasuk ke warung/kios di sekitar sekolah, bahkan di dalam sekolah, dengan
cara menyebarkan kaki tangan pengedar di kalangan peserta didik sekolah sendiri.
Untuk itu harganyapun disesuaikan dengan kemampuan anak sekolah. teknik
penjualannya juga menggunakan cara-cara multi level.
Selain itu Narkoba seringkali diedarkan juga oleh juru parkir yang ada di sekolah-
sekolah, para alumni yang sering nongkrong di sekolah dan penjaja makanan dan
minuman di sekitar sekolah. Adapun motif dari para pengedar Narkoba sendiri yang
terungkap selama ini adalah semata-mata untuk mencari penghasilan dan
keuntungan sehubungan dengan kondisi ekonomi yang semakin memburuk.
30
Dari kalangan peserta didik pengedar, motif yang melatarbelakangi mereka
kebanyakan adalah untuk dapat sekedar ikut memakai Narkoba tanpa harus
membeli. Untuk tiga/empat paket yang berhasil mereka jual, mereka akan
mendapatkan gratis satu paket, dengan demikian pengedar atau kaki tangan ini
harus tetap dapat mempertahankan empat pembeli kalau ia ingin tetap
menggunakan Narkoba. Namun demikian bila pemakaian mereka mengalami
peningkatan, otomatis mereka harus mencari calon pemakai yang lebih
banyak lagi.
Adapun ciri-ciri lain remaja atau peserta didik yang beresiko tinggi terkena
penyalahgunaan narkoba adalah remaja peserta didikyang tidak bisa berkomunikasi
dengan orangtuanya, tidak berada dalam pengawasan orang tua, memiliki kontrol
diri rendah, memiliki kepercayaan diri dan harga diri yang rendah. Bergaul atau
tinggal di lingkungan penyalahgunanarkoba, dikucilkan atau sulit menyesuaikan diri
dengan lingkungannya, serta rendahnya penghayatan spiritual.
31
Untuk Penyalahguna yang sudah sering membeli tidak segansegan para pengedar
akan memberikan barang terlebih dahulu, dengan jaminan kaki tangan pengedar.
Atau bila tidak ada uang mereka bersedia menerima barang-barang pribadi (seperti
handphone, perhiasan, dan barang-barang berharga lainnya) yang nilainya
ditentukan oleh pengedar atau bandar (BD) atau mengajarkan peserta didik cara-
cara memperoleh uang dengan eara-cara yang tidak halal seperti mencuri uang dan
barang-barang berharga ternan atau orang tua.
32
6. Sekolah dijadikan tempat tongkrongan para alumni yang menjadi Penyalahguna
Narkoba.
Selain itu ada beberapa kondisi sekolah yang secara tidak langsung berhubungan
dengan Penyalahgunaan Narkoba oleh peserta didik di sekolah yaitu:
1. Peraturan sekolah yang terlalu keras atau terlalu lunak.
2. Komunikasi yang kurang lancar an tara guru, kepala sekolah dengan peserta
didik dan orang tua peserta didik.
3. Kegiatan sekolah yang membosankan (terlalu padat atau kurang kegiatan).
4. Kegiatan ekstrakurikuler yang kurang sesuai dengan minat peserta didik.
5. Kurangnya pertukaran pengetahuan aparat sekolah, peserta didik dan orang tua
peserta didik mengenai masalah dan bahaya Narkoba.
6. Penanganan terhadap peserta didik yang mengalami kesulitan belajar belum
optimal.
7. Kurangnya keterlibatan orang tua peserta didik yang tidak terlibat pada masalah
Narkoba (selama ini hanya orang tua dari peserta didik pcngguna saja yang
dilibatkan).
8. Komite Sekolah (KS) belum difungsikan secara optimal.
Namun demikian peserta didik pcngguna yang berasal dari keluarga "broken home"
memang lebih banyak ditemukan dari pada peserta didik Penyalahgunayangberasal
dari keluarga harmonis. Rasa solidaritas kelompok peserta didik biasanya sangat
besar dan dari segi emosinya mereka kebanyakan merupakan anak-anak yang
33
peka. Anggapan bahwa kebanyakan pengguna tergolong anak yang nakal, suka
membantah dan sulit diatur juga tidak dapat dibuktikan sepenuhnya karena
ban yak juga peserta didik Penyalahguna yang merupakan anak "manis" yang tidak
pernah mempunyai masalah atau konflik dengan guru maupun orang tua.
Dari kajian ini tidak ditemukan gambaran umum yang spesifik mengenai Jatar
belakang peserta didik Penyalahguna Narkoba. Dengan kata lain siapa saja. Dari
latar belakang mana pun dapat terlibat masalah penyalahgunaan narkoba.
Gambaran umum peserta didik Penyalahguna Narkoba ini diperoleh dari keterangan
guru. Sedangkan dari keterangan orang tua peserta didik Penyalahguna dapat
34
ditambahkan gejala lain seperti kedapatan bicara cadel atau gagap (padahal
sebelumnya gejala ini tidak pernah ada), mata merah dan hidung berair ( walaupun
tidak sedang influenza) perubahan pola tidur (pagi sulit sekah dibangunkan dan
malam hari sulit tidur), cenderung menghindari kontak komunikasi dengan orang lain
dalam hal ini anggota keluarga, uang sekolah tidak dibayarkan (mengaku
kehilangan uang) dan di rumah sering kehilangan uang atau barang berharga.
Gambaran dari guru dan orang tua ini dapat dijadikan ciri-ciri gejala awal
penyalahgunaan Narkoba oleh peserta didik.
Dari penjelasan dan keterangan di atas, dapat disimpulkan kembali ciri-ciri remaja
yang berpotensi menyalahgunakan Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya,
antara lain:
a. Sifat mudah kecewa dan kecendungan menjadi agresif dan destruktif.
b. Perasaan rendah diri (low self-esteem).
c. Tidak bisa menunggu at au bersabar yang berlebihan.
d. Suka mencuri, melakukan hal-hal yang mengandung bahaya yang berlebihan.
e. Cepat menjadi bosan dan merasa tertekan, murung dan merasa tidak sanggup
berfungsi dalam kehidupannya sehari-hari.
f. Kurangnya motivasi atau dorongan untuk mencapai suatu keberhasilan dalam
pendidikan atau pekerjaan atau dalam lapangan kegaitan lainnya.
g. Prestasi belaiar menunjukkan hasil yang cenderung rendah.
h. Kurangnya prestasi dalam kegiatan ekstrakurikuler.
i. Cenderung memiliki gangguanjiwa seperti kecemasan obsesi, apatis, menarik
diri dalam pergaulan, depresi, emosi tidak terkendali, kurang mampu
menghadapi stres atau sebaliknya,yaitu hiperaktif.
j. Cenderung mengabaikan peraturan-peraturan.
k. Adanya perilaku yang menyimpang, seperti hubungan seksual yang tidak
terlindung, putus sekolah pada usia yang sangat dini, perilaku antisosial pada
usia dini, seperti sering mencuri, sering berbohong dan kenakalan remaja
lainnya.
l. Suka tidak tidur malam hari atau tidur larut malam (begadang).
35
m. Berkawan dengan orang yang tergolong peminum berat atau memakai obat
secara berlebihan.
n. Sudah mulai merokok pada usia yang dini daripada ratarata perokok lainnya.
Tanda-tanda di rumah
1. Membangkang terhadap teguran orang tua.
2. Semakin jarang ikut kegiatan keluarga
3. Berubah ternan dan jarang mau mengenalkan temantemannya.
4. Mulai melupakan tanggung jawab jam mal am dan menginap di rumah teman.
5. Sering pergi ke disko, mall atau pesta
6. Pola tidur berubah : pagi susah dibangunkan, malam suka begadang
7. Bila ditanya, sikapnya defensif a tau penuh kebencian
8. Menghabiskan uang tabungannya dan selalu kehabisan uang(bokek)
9. Sering mencuri uang dan barang-barang berhaga dirumah, dan sering tidak
diketahui
10. Sering merongrong keluarganya untuk minta uang dengan berbagai alasan
(pandai-pandai1ah mengecek apakah uang yang dimintanya untuk bayar ini dan
itu disekolah, betulbetul diminta oleh sekolah dan dibayarkan)
11. Malas mengurus diri (tidak mau membereskan tempat tidur, malas mandi, sering
tidur, malas menggosok gigi, kamar berantakan, malas membantu)
12. Sering tersinggung dan mudah marah
13. Menarik diri dan sering di kamar, dan mengunci diri
14. Sering berbohong
15. Bersikap lebih kasar terhadap anggota keluarga lainnya dibandingkan dengan
sebelumnya
16. Sekali-kali dijumpai dalam keadaan mabuk, bicara pelo (cadel) dan jalan
sempoyongan
17. Ada obat-obatan, kertas timah, bau-bauan yang tidak biasa di rumah (terutama
kamar mandinya atau kamar tidurnya), atau ditemukan jarum suntik, namun ia
akan mengatakan barang-barang itu bukan miliknya.
36
BAB V
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN MASALAH NARKOBA
2. Preventive (Pencegahan)
Pemerintah dengan memberdayakan masyarakat, dengan cara pendidikan,
kampanye dan program yang mengurangi faktor resiko dan meningkatkan faktor
protektor.
3. Treatment (Perawatan)
Pemerintah memberdayakan para profesional dalam perawatan biopsikososial.
Pendekatan Biopsikososial digunakan untuk merekomendasikan tingkat
perawatan Penyalahguna atau penyalahguna narkoba. Perawatan medis
diperuntukkan bagi mereka yang masuk kategori tingkat Penyalahguna berat dan
dual diagnosis.
37
untuk melakukan kejahatan atau pun melalui usaha pemberian pengaruh pada
orang-orang yang secara potensial dapat melakukan pelanggaran pada masyarakat
umum (Dermawan, 1994:2).
Adapun strategi pencegahan, selama ini dikategorikan ke dalam tiga kelompok yang
meliputi: pencegahan primer, pencegahan sekunder dan pencegahan tertier.
1. Pencegahan primer ditetapkan sebagai pencegahan melalui bidangsosial,
ekonomi, dan bidang-bidang lain dan kebijakan umum, khususnya sebagai
usaha untuk mempengaruhi situasi-situasi kriminonetik dan sebab-sebab dasar
dari kejahatan. Tujuan utama dari pencegahan primer adalah menciptakan
kondisi-kondisi yang sangat memberikan harapan bagi keberhasilan sosialisasi
kepada setiap anggota masyarakat. Masyarakat umum secara keseluruhan
menjadi target dari pencegahan primer. Pencegahan umum dan pencegahan
khusus yang meliputi identiftkasi dini kondisi-kondisi kriminomik dan sebab-
sebab dasar pelanggaran serta peran-peran preventif dari polisi, pengawas, dan
media masa termasuk dalam kategori ini. Target dari pencegahan ini adalah
mereka yang dikategorikan potensial untuk melakukan pelanggaran.
38
keluarga yang mulai terkena penyalahgunaan supaya tidak terkena pengaruh
lebih lanjut.
atau diskusi, bimbingan sosial melalui kunjungan rumah, diskusi kelompok, serta
pelayanan konseling perorangan atau keluarga bermasalah penyalahgunaan
narkoba.
Adapun target utama dari pencegahan tertier adalah mereka yang telah
melanggar hukum. Pencegahan tertier antara lain dilakukan dalam bentuk
bimbingan sosial dan konseling terhadap yang bersangkutan atau keluarganya,
penciptaan lingkungan sosial dan pengawasan sosial yang menguntungkan eks
korban untuk mantapnya kesembuhan eks korban penyalahgunaan narkoba,
pengembangan minat, bakat, dan keterampilanh bekerja atau berusaha bagi eks
korban, serta bantuan pelayanan penempatan kerja dan bantuan modal kerja
bagi para eks korban.
4. Rehabilitasi
Rehabilitasi merupakan upaya perawatan untuk penyalahguna Narkoba dengan
cara memperbaiki kembali dalam segi psikologis maupun fisik penyalahguna.
Rehabilitasi dapat dilakukan dengan cara mengkarantina penyalahguna dan
memberikan perawatan yang intensif.
39
5. After Care
After care merupakan upaya pembekalan bagi penyalahguna Narkoba dengan
cara memberikan pelatihan-pelatihan bagi penyalahguna Narkoba sebagai bekal
mereka dalam menjalani kehidupan setelah proses rehabilitasi.
40
ditawarkan pengobatan kecanduan dan rehabilitasi secara gratis pada
sejumlah terbatas Penyalahguna setelah syarat-syarat terpenuhi. Yaitu
kehadiran tetap dan rutin motivasi kuat untuk berubah.
41
Larson dkk (1990) menemukan bahwa remaja yang komitmen agamanya
kurang/Iemah mempunyai resiko empat kali lebih besar untuk menyalahgunakan
Narkoba dibanding dengan remaja yang komitmen agamanya kuat. Peneliti dari
Indonesia (Hawari. 1990, luwana, 1994) menemukan bahwa ketaatan beribadah
pada kelompok penyalahgunaan Narkoba (kasus) jauh lebih rendah dibanding
kelompok bukan penyalahgunakan Narkoba (kontrol/kelola); dan perbedaan ini
cukup signifikan.
Temuan ini penting bagi upaya prevensi, tetapi rahabilitasi pada penyalahgunaan
Narkoba dan pendekatan keagamaan perlu untuk diikutsertakan pada upaya
penanggulangan Narkoba. Pendidikan agama sejak dini akan memperkuat
komitmen agama bila seseorang anak kelak menginjak remaja dan menjadi dewasa,
sehingga resiko penyalahgunaan Narkoba dapat diperkecil (Hawari, 1999).
42
Yang terpenting, bahwa Allah SWT sungguh-sungguh ada walaupun tidak tampak
oleh panca indra harus diyakini oleh setiap umat individu. Adanya Tuhan Yang Maha
Esa yang memiliki segala sifat kesempurnaan yang kekal harus diimani setiap
manusia dan oleh karena itu hanya kepada-Nya lah manusia beribadah, taat dan
selalu memohon doa.
Orang tua adalah pendidik utama bagi anak-anaknya dan menjadi figur/model untuk:
1. Menjadi panutan. Seperti orang tua menghendaki anaknya tidak merokok, maka
orang tua jangan merokok.
2. Menjadi teladan. Artinya selalu memberikan contoh diri dalam hal sikap,
perbuatan, tindakan serta memiliki komunikasi yang baik dan harmonis.
3. Menjadi seseorang yang istimewa. Dalam hal ini orang tua harus dapat menjadi
teman diskusi dan tempat untuk bertanya. Apapun yang disampaikan anaknya,
berita baik maupun buruk, perlu didengarkan dengan baik dan kemudian
mengajak anak untuk berdialog secara lebih terbuka dan mendalam. Untuk
menjadi seseorang yang istimewa, orang tua perlu mengikuti perkembangan
remaja dan permasalahannya, sehingga dapat memberikan penjelasan bila anak
bertanya, termasuk bertanya mengenai masalah narkoba.
4. Mampu mengembangkan tradisi keluarga dan nilai-nilai agama. Orang tua harus
dapat mempertahankan tradisi kebersamaan di dalam keluarga seperti
mengerjakan pekerjaan rumah bersama- sama pada hari libur, makan malam
bersama, rekreasi bersama pada waktu-waktu tertentu, beribadah bersama-
sama, dan lain sebagainya.
Di sini peran orang tua sangat besar sehingga diharapkan orang tua mampu
melakukan beberapa hal sebagai berikut:
a. terciptanya suasana hangat dan bersahabat di rumah
43
b. mengembangkan hubungan yang akrab dan komunikasi yang baik bagi anak-
anak, bersikap terbuka dan jujur terhadap mereka.
c. mengerti dan menerima setiap anak sebagaimana adanya.
d. mendengarkan dan menghormat pendapat anak-anak, membimbing mereka
agar mampu membuat keputusan yang bijaksana
e. memberikan pujian jika mereka berbuat baik/mencapai suatu prestasi meskipun
sedemikian kecil nilainya
f. meluangkan waktu bersama anak-anak walaupun demikian sibuknya.
g. memberikan tanggung jawab pada anak-anak sesuai dengan tingkatan usianya
h. mengenal secara baik teman-teman anak.
i. mengontrol kegiatan dan aktivitas anak.
j. memperkuat nilai moral dan spiritual sesuai dengan agama/ kepercayaan
masing-masing
k. memperkuat dan memahami bahaya penyalahgunaan narkotika, psikotropika
dan zat adiktif lainnya
l. mengetahui ciri-ciri dari pada seorang anak yang mempunyai resiko besar untuk
menyalahgunakan narkotika, psikotropika dan adiktif lainnya
m. meminta bantuan ahli jika terdapat suatu kasus/ permasalahan yang tidak dapat
diselesaikan sendiri.
Tetapi apabila suatu saat orang tua menghadapi kenyataan bahwa si anak terlibat
penyalahgunaan narkoba maka yang harus dilakukan orang tua untuk menghadapi
permasalahan tersebut dan mencegah penyalahgunaan lebih lanjut antara lain
adalah:
a. Berusaha tetap tenang. Sebaiknya orang tua mampu mengendalikan emosi,
jangan memojokkan si anak atau merasa tidak berguna.
b. Jangan menunda masalah. Secepat mungkin setelah mengetahui keadaan anak
yang terlibat penyalahgunaan narkoba, orang tua harus menghadapi kenyataan
dan segera mengadakan dialog terbuka dengan anak. Jangan menuduh anak
pada saat anak berada dalam pengaruh narkoba.
44
c. Jadilah pendengar yang baik bagi anak. Berikan dorongan non verbal, saat anak
sedang mengemukakan permasalahan atau alasannya sampai terlibat
penyalahgunaan narkoba. Jangan pernah merendahkan harga diri si anak dan
buatlah agar anak merasa aman dan nyaman saat menceritakan
permasalahannya. Dan yang terpenting orang tua harus menghargai kejujuran
anak karena telah mau mengakui kesalahannya dan memaafkannya.
d. Jujur terhadap diri sendiri. Orang tua harus pula jujur pada diri sendiri dengan
mengakui kelemahan dan kesalahan orang tua, jangan merasa benar sendiri.
e. Cari pertolongan. Jika sulit mengendalikan emosi dan menghadapi
permasalahan yang terjadi maka orang tua harus segera menghubungi pihak-
pihak yang dirasa mampu untuk mengatasi masalah penyalahgunaan narkoba
seperti pusat rehabilitasi, dokter, dan instansi-instansi terkait lainnya.
Data selama tahun 2007-2011 menunjukan bahwa 61,9% dari jumlah tersangka,
atau sebanyak 117.147 orang berpendidikan SLTA. Selanjutnya urutan kedua
tingkat pendidikan SLTP sebesar 23,7% dan SD sebesar 11,8%. Jumlah
tersangka yang berpendidikan Perguruan Tinggi (PT) adalah terendah sebesar
2,6% dibanding tingkat pendidikan lainnya.
45
2. Jumlah Tersangka Kasus Narkoba Bcrdasarkan Jenis Pekerjaan Tahun 2007-
2011
Jenis Pekerjaan
No Tahun Wira Pengang-
PNS TNI/Polri Swasta Petani Buruh Mhs Pelajar
swasta guran
1 2007 226 235 16.667 5.151 891 5.079 721 712 6.487
2 2008 210 273 17.588 14.631 639 3.580 647 654 6.489
3 2009 250 307 14.550 11.256 780 3.598 653 635 6.374
4 2010 248 227 13.913 7.458 902 3.943 515 531 5.685
5 2011 334 289 17.381 7.693 1.078 3.522 607 605 5.080
Jumlah 1.268 1.331 80.099 46.189 4.290 19.722 3.143 3.137 30.115
% 0,644 0,7% 42,3% 24,4% 2,3% 10,4% 1,7% 1,7% 15,9%
Dari tabel dan grafik jumlah tersangka kasus Narkoba berdasarkan pekerjaan
tahun 2007-2011, terlihat hal sebagai berikut:
a. Jenis pekerjaan tersangka kasus Narkoba yang terbanyak selama tahun
2007-2011 adalah di bidang svvasta yaitu sebesar 42,3% (80.099 orang),
berikutnya yaitu bidang wiraswasta sebesar 24,4% (46.189 orang).
b. Jumlah tersangka yang tidak bekerja/pengangguran pada tahun 2007-2011
adalah sebanyak 30.115 atau sekitar 15,9% dan jumlahnya relatif stabil sejak
tahu 2006, yaitu sejumlah 5.080 orang pada tahun 2011.
Tahun
No Pendidikan
2007 2008 2009 2010 2011
1 SD 9 10 25 27 33
2 SMP 29 26 69 82 122
3 SMA 166 227 306 482 724
4 DIPLOMA 19 25 32 31 71
46
5 S1 17 20 49 57 129
6 S2 0 1 2 2 7
7 TIDAK SEKOLAH 0 0 1 1 2
Guru yang memiliki jiwa semangat, dan nilai kebangsaan yang kokoh sekaligus
sebagai tauladan dan lingkungan yang baik bagi terwujudnya jiwa semangat dan
nilai kebangsaan para peserta didik, dan pada gilirannya akan menjadi lingkungan
yang dapat mempengaruhi kondisi kehidupan berbangsa secara keseluruhan.
Menurut Louis V. Gerstmer, Jr. (dalam Mohamma Surya, 2001), pada saat ini peran
guru mengalami perluasan, yaitu sebagai pelatih, konselor, manager pembelajaran,
partisipan. pemimpin, pembelajar, pengarang. Sebagai pelatih guru memberikan
peluang yang sebesar-besarnya bagi peserta didik untuk mengembangkan cara-
cara pembelajaran sendiri sebagai latihan untuk mewujudkan jiwa, semangat, dan
nilai kebangsaan guru diharapkan mampu memahami kondisi setiap peserta didik
dan membantu kegiatannya ke arah perkembangan optimal. Sebagai manager
pembelajaran, guru mengelola keseluruhan kegiatan pembelajaran dengan peserta
didik. Sebagai pemimpin, guru menjadi seorang yang menggerakkan peserta didik
47
dan oranglain untuk mewujudkan perilaku yang menuju terwujudnya bangsa yang
kokoh.
Sebagai pembelajar, guru secara terus menerus belajar dalam rangka menyegarkan
kompetensinya serta meningkatkan kualitas profesionalnya. Sebagai pengarang,
guru secara kreatif dan inovatif menghasilkan berbagai karya akan digunakan untuk
melaksanakan tugasnya.
48
5. Pengurus OSIS harus giat melakasanakan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah
yaitu masing-masing seperti mengadakan lomba-lomba bidang studi,
pertandingan olahraga dan pentas seni dan lain sebagainya.
49
BAB VI
DASAR PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
PENYALAHGUNAAN NARKOBA
50
Pencegahan penyalahgunaan Narkoba dapat pula terjadi apabila sekolah
mampu memberikan aktivitas lain yang bermanfaat bagi peserta didik. Dengan
kata lain sekolah harus dapat mengelola waktu senggang di sekolah.
Aktivitas yang diberikan dapat berupa jam pelajaran padat atau kegiatan
ektrakurikuler yang bermanfaat bagi peserta didik.
4. Intervensi
Intervensi dari sekolah dalam mencegah penyalahgunaan Narkoba dapat dilakukan
dengan cara melakukan razia peserta didik. Menegakkan disiplin dengan tegas,
mempunyai kebijakan, dan menindak peserta didik dengan cara edukatif.
51
d. Melibatkan orangtua untuk aktif dalam kegiatan yang diselenggarakan di
sekolah dalam rangka penanggulangan narkoba.
e. Aktif berpartisipasi dalam organisasi sekolah atau OSIS atau sekedar
membantu mengembangkan gagasan yang berhubungan dengan program
pencegahan penanggulangan Narkoba.
f. Secara sukarela ikut berperan dalam gerakan keamanan dan ketertiban
sekolah.
g. Menyediakan diri sebagai mentor/tutor bagi adik kelas untuk setiap kegiatan
kampanye Anti Narkoba.
h. Pembentukan konselor sebaya (peer group) untuk membantu, mencegah,
mencari pemecahan masalah antar teman sebaya.
i. Berupaya menjalin komunikasi yang baik dengan guru, kepala sekolah dan
orangtua peserta didik pada umumnya.
52
mencantumkan larangan pemilikan, peredaran dan penyalahgunaan
Narkoba.
e. Meninjau kembali peraturan yang dinilai terlalu keras dan berhubungan
secara langsung dengan proses belajar mengajar di sekolah.
f. Bekerjasama dengan aparat penegak hukum yang dapat dipercaya dalam
menangani masalah pelanggaran hukum oleh peserta didik di lingkungan
sekolah.
g. Segera menindaklanjuti dan mengambil tindakan tegas bila mendapatlaporan
tentangadanya peserta didikyangmemiliki, menyimpan, menguasai, atau
menyediakan Narkotika di lingkungan sekolah atau di luar lingkungan
sekolah.
h. Mendorong seluruh warga sekolah untuk peduli terhadap sesama warga
sekolah, dengan orangtua peserta didik, maupun terhadap peserta didik.
i. Berupaya menjalin komunikasi yangbaik dengan sesama warga sekolah,
orangtua peserta didik, masyarakat di lingkungan sekolah dan dengan
peserta didik sekolah sendiri.
j. Melibatkan masyarakat dan instansi terkait untuk mendukung sekolah dan
berpartisipasi aktif dalam program pencegahan dan penanggulangan
penyalahgunaan Narkoba di lingkungan sekolah.
k. Bekerjasama dengan pihak terkait agar kegiatanekstrakurikuler dapat
terlaksana di bawah pengawasan sekolah.
l. Menyediakan fasilitas olahraga, kesenian, dan ketrampilan yang cukup
memadai, sehingga memungkinkan peserta didik dapat menyalurkan minat
dan bakatnya.
53
Beberapa Iangkah penting yang perlu dilakukan orangtua antara lain:
a. Menetapkan standar perilaku. batasan dan laporan yang jelas bagi anak-
anaknya, baik dalam kegiatan/skolastik maupun kegiatan lainnya.
b. Membuat kesepakatan dengan baik mengenai kegiatan ekstrakurikuler yang
diijinkan untuk diikuti, target yang diharapkan (disesuaikan dengan potensi
anak), kapan saatnya bepergian, tempat-tempat yang boleh dan tidak boleh
dikunjungi, batasan waktu main (jam pulang) dan sebagainya.
c. Mendiskusikan peraturan/disiplin sekolah dengan anak sehingga bila ada
peraturan yang terlalu keras orangtua dapat membicarakannya dengan pihak
sekolah. Yakinkan pada anak bahwa peraturan mengenai penyalahgunaan
Narkoba di sekolah dibuat untuk melindungi anak dari bahaya Narkoba.
d. Mendorong anak untuk mau bercerita mengenai kehidupan sekolahnya
(kegiatan sekolah, pengalamankhususdi sekolah, teman-teman guru, minat
anak, masalah pelanggaran yang terjadi di sekolah, pengalaman sehari-hari
di sekolah dan sebagainya).
e. Melibatkan diri dengan sekolah. pertemuan dengan guru, Komite Sekolah
dan sebagainya dan berperan aktif dalam program yang direncanakan dan
dijalankan di sekolah.
f. Mengupayakan komunikasi yang baik untuk berdiskusi dalam upaya
pencegahan penyalahgunaan narkoba.
g. Bekerjasama dengan sekolah dan masyarakat sekitar sekolah dalam upaya
pencegahan bahaya narkoba di sekolah.
h. Memantau kegiatan yang dilakukan anak, kenali teman akrabnya dan
upayakan untuk mengenal orangtua mereka.
i. Melibatkan anak untuk aktif berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler
sesuai dengan minatnya. Beri dorongan agar anak menekuni hobinya.
Jangan biarkan anakbersifatpasif,bermalas-malasan saja di rumah, tidak
melakukan apa-apa selain menonton TV dan melakukan hal-hal yang tidak
produktif lainnya.
54
Terhadap peserta didik sekolah yang terbukti menyalahgunakan, mengedarkan dan
menjual Narkoba perlu diambil tindakan sebagai berikut:
1. Dimintai keterangan, diperiksa dan dibuatkan Berita Acara Pemeriksaan
mengenai keterlibatan. Pemeriksaan hendaknya dapat mengklasifikasikan
keterlibatan pada taraf penyalahgunaan, pengedaran atau penjualan.
2. Orangtua yang anaknya teribat penyalahgunaan narkoba segera diberitahu dan
dipanggi] ke sekolah.
3. Peserta didik yang terlibat penyalahgunaan narkoba dirujuk ke dokter untuk
pembuktian secara medis.
4. Bila terbukti menggunakan Narkoba, harus membuat perjanjian untuk berobat
dan mengikuti terapi penyembuhan. Bila tidak bersedia membuat atau
melanggar perjanjian tersebut, maka peserta didik dirujuk ke Balai Rehabilitasi
Pemerintah atau Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO).
5. Terkait dengan N0.4 di atas, selama peserta didik menjalani perawatan
pengobatan sedapat mungkin peserta didik retap hadir ke sekolah dengan
pengawasan ketat dari orangtua atau anggota keluarga yang mewakili orangtua
dan dibantu oleh guru yang ditunjuk oleh kepala sekolah.
6. Bilamana diperlukan perawatan yang lebih intensif di rumah atau di pusat-pusat
rehabilitasi ketergantungan obat, peserta didik diberi kesempatan untuk
sementara waktu tidak hadir di sekolah, tetapi sedapat mungkin tetap diminta
untuk melaksanakan kegiatan belajar di rumah/pusat rehabilitasi dan diberi
kesempatan untuk mengikuti ulangan.
7. Selama peserta didik tidak mengikuti pelajaran di sekolah, sedapat mungkin
sekolah menyediakan guru pembimbing untuk mendampingi peserta didik belajar
di rumah/di pusat rahabilitasi atas biaya orangtua.
8. Selama masa perawatan atau penyembuhan, bila peserta didik karena kondisi
fisik, mental maupun keselamatannya tidak dapat melaksanakan kegiatan belajar
(di sekolah, di rumah atau di pusat rehabilitasi), maka peserta didik diberi waktu
cuti sampai ia dinyatakan mampu mengikuti kegiatan belajar di sekolah lagi oleh
ahli yang menangani.
55
9. Bilamana ahli yang menangani menyatakan peserta didik sudah siap kembali
untuk sekolah, maka peserta didik harus diberi kesempatan untuk kembali ke
sekolah yang sama.
10. Peserta didik yang kembali bersekolah setelah menjalani pengobatan dan terapi
penyembuhan perlu mendapat pengawasan penuh dari orangtua anggota
keluarga yang ditunjuk orangtua, dibantu oleh guru yang ditunjuk.
11. Bila terlihat indikasi kuat bahwa selain menyalahgunakan Narkoba dan juga
mengedarkan atau menjual Narkoba, maka kasusnya dapat diteruskan ke pihak
yang berwajib dan diselesaikan secara hukum. Bila dari pemeriksaan Polisi dan
Pengadilan dinyatakan peserta didik terlibat pengedaran dan penjualan, maka
sekolah dapat memberikan sanksi mengeluarkan peserta didik dari sekolah.
56
BAB VII
Barang siapa diantara kamu damai hatinya sehat badannya dan punya makanan untuk
sehari-harinya, maka seolah-olah dunia seisinya dianugerahkan kepadanya (Sabda
Nabi Muhammad SAW)
Iman yang kuat, taqwa kepada Tuhan dan taat beribadah dapat mencegah berbagai
perilaku kenakalan remaja termasuk masalah penyalahgunaan Narkoba.
Iman yang kuat, taqwa kepada Tuhan dan taat beribadah dapat mencegah berbagai
perilaku kenakalan remaja termasuk masalah penyalahgunaan Narkoba. Laporan
mengemukakan bahwa remaja yang komitmen terhadap kepercayaan dalam agamanya
lemah/kurang, mempunyai resiko empat kali lebih besar untuk cenderung
menyalahgunakan Narkoba dibandingkan dengan remaja yang komitmen agamanya
kuat.
1. AGAMA ISLAM
Narkoba, Alkohol adalah Haram
Yaa ayyuhal ladziina aamanuu innamal khomru wal maisiru wal anshoobu wal
azlaamu rijsum min'omalisy syaithon fajtanibuuhuu la-allakum tuflihun (90)
innama yuriidusy syaithoonu an yuuqia bainakumul 'adaawata wal baghdhooa fil
khomri wal maisiri wa yashuddakum 'an dzikrillaahi wa 'anish sholaati fahal
antum muntahuuna.
"Hai orang-orang yang beriman sesungguhnya minuman keras, berjudi,
berkurban untuk berhala dan mengundi nasib dengan panah, adalah
57
perbuatan keji termasuk perbuatan syeitan. Maka jauhilah perbuatan-
perbuatan itu agar kamu mendapat keuntungan. (Q,S. Al-Maidah: 91)
Lebih Baik Mencegah daripada Mengobati
Yaa ayyuhal ladziina aamanu quu anfusakum wa ahlikum naaro.
Wahai orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari siksa
api neraka. (Q.S. At-Tahriim: 6)
Ini menunjukkan bahwa kesehatan tubuh manusia, sebagai milik Allah, perlu
dipelihara dengan baik, secara jasmani dan rohani melalui gaya hidup sehat,
agar tubuh manusia bebas dari berbagai penyakit. Manusia mempunyai
tanggung jawab untuk memelihara tubuhnya agar tetap sehat dan berguna.
Manusia juga perlu mencintai sesama manusia seperti engkau mencintai diri
sendiri, dan bebaskan diri dari kejahatan seperti penyalahgunaan Narkoba yang
dapat menghancurkan diri sendiri keluarga dan masyarakat.
1 Korintus 6:19 20 Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh
Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah dan
bahwa kamu bukan milik kami sendiri?Sebab kamu telah dibeli dan harganya
telah lunas dibayar: karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu
Ayat ayat alkitab yang mengingatkan secara khusus dalam pemeliharaan
tubuh secara jasmani dan rohani dalam kaitan dengan penyalahgunaan
dan pemakaian obat-obat terlarang (Narkoba). Demikian juga dengan
58
firman Allah menyatakan bahwa pemabuk tidak masuk dalam kerajaan
surga.
3. AGAMA HINDU
Dalam Kitab Bhagawadgita III, 16, yaitu Evam pravartitam Chakram Na,
nuvartayati, hayah Aghayur indriyaramo Mogham partha Sajivati
Terjemahan : la yang tidak ikut memutar roda hidup ini selalu dalam dosa.
Menikmati kehendak hawa nafsunya oh parta, la hidup sia-sia.
Seloka ini menjelaskan bahwa hidup yang tidak teratur dan memenuhi nafsu
belaka tanpa melakukan tugas hidup dan kehidupan dengan sebaik-baiknya,
maka kehidupan akan sia-sia dan merendahkan tingkatan kehidupan yang akan
datang.
Terjemahan:
59
Membunuh brahmana, meminum minuman keras, mencuri emas, memperkosa
gadis perawan dan membunuh guru ini dinamai dosa besar (mala petaka).
Narkoba dan miras didalam kitab suci wedha disebut SURAPANAM yaitu
konsumsi yang memabukkan. Juga disebut MADYA yaitu minuman beralkohol /
ber zat adiktif tinggi. Mereka yang mengkonsumsinya untuk pemuasan nafsu,
tergolong melakukan dosa besar yang setara dengan perbuatan mencuri emas,
membunuh pendeta maupun guru dan memperkosa gadis dibawah umur.
4. AGAMA BUDHA
Pancasila Buddhis terdiri dari 5 (lima) latihan moral yaitu:
1. Menghindari pembunuhan mahluk hidup
2. Menghindari pengambilan barang yang tidak diberikan oleh pemiliknya
3. Menghindari perbuatan asusila
4. Menghindari ucapan yang tidak benar
5. Menghindari segala minuman keras yang dapat menyebabkan lemahnya
kewaspadaan
5. KONGHUCU
Xiao Jing 1
1. Nabi bersabda Sesungguhnya laku bhakti itu ialah pokok kebajikan;
daripadanya ajaran agama berkembang. Duduklah kembali, Aku akan bicara
denganmu. Tubuh anggota badan, rambut dan kulit, diterima dari ayah dan
bunda; (maka), perbuatan tidak berani membiarkannya rusak dan luka, itulah
permulaan laku bakti.
60
2. menegakkan diri hidup menempuh jalan suci, meninggalkan nama baik di
jalan kemudian sehingga memuliakan ayah bunda, itulah Laku Bakti.
61
BAB VIII
62
d. Gantilah topik pembicaraan, misalnya masalah olahraga, film, kesenian, dan
lain-lain.
e. Kalau tetap memaksa tinggalkan mereka.
63
o. Lakukanlah semua bantuan anda dengan penuh rasa sayang, perhatian dan
kasih kepada teman anda yang terlibat penyalahgunaan narkoba tersebut.
Pesan-pesan yang bersifat positif seperti: Sehat itu nikmat; Health is Wealth ;
Think Health, Not Drugs, sangatlah bermanfaat untuk mengingatkan dan
menghimbau anak remaja untuk Hidup Sehat agar terhindar dari berbagai
penyakit termasuk Narkoba. Gaya hidup sehat serta kepribadian yang sehat
merupakan senjata dalam perang melavvan Narkoba bagi anak remaja yang
seharusnya sudah dimiliki sejak usia dini.
64
Pola hidup sehat penting dilakukan untuk siapapun. Pola hidup sehat meliputi :
a) Makanan Sehat dan Bergizi
1. Menjalani pola hidup sehat dengan mengutamakan mengkonsumsi
makanan yang bergizi tinggi akan mendorong seseorang untuk ke arah
hidup sehat.
2. Makanan sehat yang bervariasi ditambah dengan asupan gizi yang
seimbang serta beberapa vitamin untuk menjaga kebugaran tubuh, tubuh
bebas dari penyakit dan dapat mencapai kesehatan tubuh yang prima.
3. Pola makan harus teratur seperti makan tiga kali sehari, dengan
memperhatikan lauk-pauk yang bergizi tinggi.
4. Makanan yang siap saji (junkfood) harus dikurangi karena tidak bergizi
dan memakai bahan pengawet.
65
c) Tidur/lstirahat yang Cukup
Tidur bermanfaat:
1. Untuk mengistirahatkan otak, sehingga dapat mengurangi dan
melepaskan ketegangan pikiran seseorang.
2. Ketika orang tertidur atau istirahat, terjadinya perbaikan jaringan-jaringan
di dalam tubuh manusia yang mengalami kerusakan.
3. Tidur yang menyebabkan tubuh yang avvalnya lelah menjadi segar
kembali.
4. Tidur membebaskan diri dari segala macam bentuk gangguan emosional.
5. Ada anggapan tidur yang baik ialah yang lamananya 8 jam.
6. Tapi ada yang mengatakan lamanya tidur setiap hari sangat bergantung
pada usia.
66
LAMPIRAN
Paradigma Baru Program P4GN Sesuai Amanat UU Nomor 35 Tahun 2009 Tentang
Narkotika, antara lain :
1. Pengaturan tentang prekursor narkotika (merupakan zat atau bahan pemula atau
bahan kimia) yang dapat digunakan dalam pembuatan narkotika.
2. Adanya kevvajiban melapor bagi pecandu / keluarganya.
3. Dalamrangka pencegahan,pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap
narkoba yang dilakukan secara terorganisasi dan memiliki jaringan yang luas
melampaui batas negara, maka diatur pula tentang kerjasama, baik bilateral,
regional, maupun multilateral (internasional).
4. BNN diperkuat kewenangannya unluk melakukan penyelidikan dan penyidikan.
5. Perluasan teknik penyidikan. penyadapan, teknik pembelian terselubung, teknik
penyerahan yang diawasi.
6. Peran masyarakat dalam P4GN diperluas
7. Seluruh harta kekayaan/harta benda yang merupakan hasil tindak pidana narkoba
dan rindak pidana pencucian uang dari tindak pidana narkotika dan precursor
narkotika, yang diputus oleh pengadilan dan telah memperoleh kekuatan hukum
tetap, dirampas untuk negara dan digunakan untuk kepentingan P4GN dan upaya
rehabilitasi medis dan sosial.
8. Pengaturan tentang pemberatan pidana (pidana penjara 20 tahun, pidana penjara
seumur hidup, pidana mati) berdasarkan pada golongan. jenis, ukuran, dan jumlah
narkotika.
Pasal 104
Masyarakat mempunyai kesempatan yang seluas-luasnya untuk berperan serta
membantu pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap
Narkoba.
Bab XIII Reran sera Masyarakat: Undang-Undang Nomor3S Tahun 2009 tentang
Narkotika
67
Pasal 114
1. Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual,
menjual, membeli,menerima, menjadi perantara dalam jual bell, menukar,atau
menyerahkan narkotika Golongan 1, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup
atau pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20 (dua puluh)
tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan
paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
2. Dalam hal perbuatan menawarkan untuk dijual, menjual, membeli menjadi perantara
dalam jual beli, menukar, menyerahkan atau menerima narkotika golongan I
sebagaimana dimaksud pada ay at (1) yang dalam bentuk tanaman beratnya
melebihi 1 (satu) kilogram atau melebihi 5 (lima) batang pohon atau dalam bentuk
bukan tanaman beratnya 5 (lima) gram, pelaku dipidana dengan pidana mati, pidana
penjara seumur hidup, atau pidana penjara paling singkat 6 (emam) tahun dan
paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda maksimum sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditambah 1/3 (sepertiga).
68
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN I
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35
TAHUN 2009
TENTANG NARKOTIKA
69
8. Tanaman ganja, semua tanaman genus genus cannabis dan semua bagian dari
tanaman termasuk biji, buah, jerami. hasil olahan tanaman ganja atau bagian
tanaman ganja termasuk damar ganja dan hasis.
9. Tetrahydrocannabinol dan semua isomer serta semua bentuk stereo kimianya.
10. Delta 9 tetrahydrocannabinol dan semua bentuk stereo kimianya.
11. Asetorfina: 3-o-acetiltetrahidro-7a-(i-hidroksi-i-metilbutil)-6, t4-endoeteno-oripavina.
12. Acetil - alfa - metil fentanil N-[i-(a-metilfenetil)-4-piperidil] asetanilida.
13. Alfa-metilfentanil: N-fi (a-metilfenetil)-4-piperidill propionanilida
14. Alfa-metiltiofentanil: N-(i-)i-metil-2-(2-tienil) etil]-4-iperidil] priopionanilida
15. Beta-hidroksifentanil: N-[i-(beta-hidroksifenetil)-4-piperidill propionanilida
16. Beta-hidroksi-3-metil-fentanil: N-li-(beta-hidroksifcnetil)~3- metil-4 piperidil] propio-
nanilida.
17. Desmorfina: Dihidrodeoksimorfina
18. Etorfina : tetrahidro-70L-(i-hidroksi-i-metilbutil)-6, uendoeteno- oripavina
19. Heroina: Diacetilmorfina
20. Ketobemidona: 4-meta-hidroksifenil-l-metil-4propionilpiperidina
21. 3-metilfentanil: N-(3-metil-i-fenetil-4-piperidil) propionaniJido
22. 3-metiltiofentanil:N-/3-/77ef/7-i-/2-(2-f/(,n/7) etil]-4-pipcridil] propionanilida
23. MPPP: i-mctil-4-fcnil-4-pipcridinol propianat (ester)
24. Para-fluorofentanil: 4'-fluoro-N-(i-fenetil-4-piperidil) propionanilida
25. PEPAP: hfenetil-4-fenil-4-piperidinolasetat (ester)
26. Tiofentanil: N-li-l2-(2-tienil)etilJ-4-piperidil] propionanilida
27. BROLAMFETAMINA, nama lain : ()-4-bromo-2,5-dimetoksi- a
-metilfenetilaminaDOB
28. DET: 3-f2-( dietilamino )etil/ indo/
29. DMA: ( + )-2,5-dimetoksi- a -metilfenetilamina
30. DMHP: 3*0,2-dimetilheptil)-7,8,9, io-tetrahidro-6,6,9-trimetil- 6H- dibenzolb, djpiran-
1-ol
31. DMT: 3-[2-( dimetilamino )etil] indol
32. DOET: ()-4-etil-2,5-dimetoksi- a -metilfenetilamina
33. ETISTKUDTNA, nama lain PC: N-etil-i-fenilsikloheksilamina
70
34. ETRIPTAMINA: 3-(2.aminobutil) indole
35. KATINONA: (-XS> 2-aminopropiofenon
36. ( + )-LISERGIDA, nama lain: 9,10-didehidro-N, N-dietil-6- metilergolina-8 - LSD,
LSD-25 karboksamida
37. MDMA: ()-N, a -dimetil-3,4-(metilendioksi)fenetilamina
38. Meskalina: 3,4,5-trimetoksifenetilamina
39. METKATINONA: 2-(metilamino )-i- fenilpropan-i-on
40. 4- metilaminoreks: ()-sis- 2-amino-4-metil- 5-fenil- 2-oksazolina
41. MMDA: 5-metoksi- a -metil-3,4-0netilendioksi)fenetilamina
42. N-etil MDA : ()-N-etil- a -metil-3,4-(metilendioksi)fenetilamin
43. N-hidroksi MDA: ()-N-f a -metil-3,4- (metilendioksi)fenetHlhidroksilamina
44. Paraheksil: 3-heksil-7,8,9, io-tetrahidro-6,6,9-trimetil-6H-dibenzo [b,d] piran-t-ol
45. PMA: p-metoksi- a -metilfenetilamina
46. psilosina, psilotsin:3-[2-( dimetilamino )etil]indol-4-ol
47. PS1LOSIBINA: 3-[2-(dimetilamino)etil]indol-4-il dihidrogen fosfat
48. ROLISIKLTDINA, nama lain: /-(1- fenilsikloheksil)pirolidina PHP,PCPY
49. STP, DOM: 2,5-dimetoksi- a ,4-dimetilfenetilamina
50. TENAMFETAM1NA, nama lain : a -metil-3,4-(metilendioksi)fene tilamina MDA
51. TENOSIKLIDINA, nama lain: /- [h(2-tienil) sikloheksiljpiperidina TCP
52. TMA: ()-3,4,5-trimetoksi- a -metilfenetilamina
53. AMFETAMINA: ()- a -metilfenetilamina
54. DEKSAMFETAMTNA: ( + )- a -metilfenetilamina
55. FENET1L1NA: 7-/2-/Y a-metilfenetil)amino]etil]teofilina
56. FENMETRAZINA: 3- metil- 2 fenilmorfolin
57. FENSIKL1DINA, nama lain PCP: i-( 1- fenilsikloheksil)piperidina
58. LEVAMFETAMINA, nama lain: (-)-(R)- a -metilfenetilamina levamfetamina
59. Levometamfetamina: (-)-N, a -dimetilfenetilamina
60. MEKLOKUALON: 3-( o-klorofenil)- 2-metil-4(3H)- kuinazolinon
61. METAMFETAMINA: (+ )-(S)-N, a -dimetilfenetilamina
62. METAKUALON: 2- metil- 3-0-to lil-4(3H)- kuinazolinon
63. ZIPEPPROL: a -(a metoksibenzil)-4-(fi-metoksifenetil)-i- piperazinetano
71
64. Opium Obat
65. Campuran atau sediaan opium obat dengan bahan lain bukan narkotika
72
26. Dipipanona: 4,4-difenil-6-piperidina-3-heptanona
27. Drotebanol: 3,4-dimetoksi-\7-metilmorfinan-6fi,i4-diol
28. Ekgonina, termasuk ester dan derivatnya yang setara dengan ekgonina dan
kokaina.
29. Etilmetiltiambutena: 3-etilmetilamino-i, i-di-(2'-tienil)-i-butcna
30. Erokseridina: asanii-[2-(2-bidroksietoksi)-etil]-4fenilpiperidina- 4-karboksilat etil ester
31. Eton\tazer\a:i-dietilaminoetil-2-para-etoksibenzil- Sitrobenzimedazol
32. Furetidina: asam i-(2-tetrahidrofurfuriloksietil)4feniIpiperidina- 4-karboksilat etil ester)
33. 33. Hidrokodona: dihidrokodeinona
34. 34. H\droks[petidina:asam4-meta-hidroksifenil-i-metilpiperidina- 4-karboksilat etil
ester
35. Hidromorfinol: 14-hidroksidihidromorfma
36. Hidromorfona: dihidrimorfinona
37. 37- Isometadona: 6-dimelilamino- 5 -metil-4,4-difenil-3-heksanona
38. Fenadoksona: 6-morfolino-4,4-difenil-3-heptanona
39. Fenampromida: N-(i-metil-2-piperidinoetil)-propionanilida
40. Fenazosina : 2,-hidroksi-5,9-dimetil- 2-fenetil-6,7-benzomorfan
41. Fenomorfan: 3-hidroksi-N-fenetilmorfinan
42. Eenoper\dma:asamh(3-hidroksi-3-fenilpropil)-4-fenilpiperidina- 4-karboksilat Etil
ester
43. Fentanil: l-fenetil-4-N-propionilanilinopiperidina
44. Klonitazena: 2-para-klorbenzil-i-dietilaminoetil-5- nitrobenzimidazol
45. Kodoksima: dihidrokodeinona-6-karboksimetiloksima
46. Levofenasilmorfan: (i)-3-hidroksi-N-fenasilmorfinan
47. Levomoramida:(-)-4-[2-metil-4-okso-3,3-difenil-4- (ipirolidinil)butil] morfolina
48. Levometorfan: (-)s-metoksi-hl-metilmorfinan
49. Levorfanol: (-)-3-hidroksi-N-metilmorfincm
50. Metadona: 6-dimetilamino-4,4-difeniI-3-heptanona
51. Metadona intermediate: 4-siano-2-dimetiIamino-4,4- difenilbutana
52. Metazosina: 2-hidroksi-2,s,9-tvimctil-6, 7-bcnzomorfan
53. Metildesorfina: 6-metil-delta-6-deoksimorfina
73
54. Metildihidromorfina: 6-metildihidromorfina
55. Metopon: 5-metildihidromorfinona
56. Mirofina: Miristilbenzilmovfina
57. Moramida \ntermed\ate:asam(2-?netil-3-morfolino-i,]difeni]prop anakarboksilat
58. Morferidina: asam h(2-moifolinoetiO-4-feniIpipendina-4- karboksilat etil ester
59. Morfina-N-oksida
60. Morfin metobromida dan turunan morfina nitrogen pentafalent iainnya termasuk
bagian turunan morfina-N- oksida, salah satunya kodeina-N-oksida
61. Morfina
62. Nikomorfina: 3,6-dinikolinilmorjina
63. Norasimetadol: ()-alfci-3-asetoksi-6metiIamino-4,4- difenilheptana
64. Norlevorfanol: (-)-3-hidroksimorfinan
65. Normetadona: 6-dimetilamino-4,4-difenil-3-heksanona
66. Normorfina: dimetilmorfina atau N-demetilatedmorfina
67. Norpipanona: 4,4-difenil-6-piperidino-3-heksanona
68. Oksikodona: 14-hidroksidihidrokodeinona
69. Oksimorfona: 14-hidroksidihidromorfinona
70. Petidina intermediat A: 4-siano-i-metil-4-fenilpiperidina
71. Petidina intermediat B: asam4-fenilpiperidma-4~karboksilat etil ester
72. Petidina intermediat C: Asam\-metil-4-fenilpiperidina-4- karboksilat
73. Petidina: Asami-metil-4-fenilpiperidina-4-barboksilat etil ester Piminodina: asam 4-
fenil-i-(3-fenilaminopropil)-pipe ridina-4- karboksilat etil ester
74. P\r\trarr\\da:asami-(3-siano-3,3-difenilpropil)-40-piperidino) piperdina-4-Karbosilat
cirmida
75. Proheptasina: i,3-dimetil-4-fcnil-4-propionoksiazasikloheptana
76. Properidina: asami-metil-4-fenilpiperidina-4-karboksi1at isopropil ester
77. Rasemetorfan: ()-3-metoksi-N-metilmorfinan
78. Rasemoram\da:()-4-[2-metil-4-okso-3,3-difenil-4-(i-pirolidinil)- butil]-morfolina
79. Rasemorfan: ()-3-hidroksi-N-metilmorfinan
80. Sufentan\]:N-[4-(metoksimetil)-i-[2-(2-tieni1)-etil-4-piperidill ropionanilida
81. Tebaina
74
82. Tebakon: asetildihidrokodeinona
83. Tilidina: ()-etil-trans-2-(dimetilamino)-i-fenil-3-sikloheksena-i- karboksilat
84. Trimeperidina: i,2,5-trimetil-4-fenil-4-propionoksipiperidina
85. Garam-garam dari Narkotika dalam golongan tersebut di atas
1. Asetildihidrokodeina
2. Dekstropropoksifena: a-(+)-4-dimetilamino-i,2-difenil-3-metil-2-butanol propionat
3. Dihidrokodeina
4. Etilmorfina: 3-etil morfina
5. Kodeina: 3-metil morfina
6. Nikodikodina: 6-nikotinildihidrokodeina
7. Nikokodina: 6-nikotinilkodeina
8. Norkodeina: N-demetilkodeina
9. Polkodina: Morfolinileti 1 morfina
10. Propiram: N-(i-metil-2-piperidinoetiI)-N-2-piridilpropionamida
11. Buprenorfina: 2i-siklopropil~7-a-[(S)-i-hidroksi-i,2,2-trimetilpropil]-6,i4-cndo-entano-
6,7,8,i4-tetrahidroohpavina
12. Garam-garam dari Narkotika dalam golongan tersebut diatas
13. Campuran atau sediaan difenoksin dengan bahan lain bukan narkotika
14. Campuran atau sediaan difenoksilat dengan bahan lain bukan narkotika
75
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Muhammad, et.all. 2005. Siswa Cerdas Tanpa Narkoba: Buku Penunkang
Pembinaan Akhlaq. Surabaya: Graha Ilmu Mulia
Badan Narkotika Nasiobal. 2003. Pandangan dan Posisi BNN Terhadap Upaya
Pcncegahan Penularan HIV/AIDS di Kalangan Penyalahguna Narkoba Dengan Cara
Suntik. Jakarta
Green, Chris W.red. 2001. Menanggapi Epidemi HIV di Kalangan Pengguna Narkoba
Suntikan: Dasar Pemikiran Pengurangan Dampak Buruk Narkoba. Yogyakarta: Warta
AIDS
76
Kementerian Komunikasi dan Informatika. 2012. Buku Panduan Pencegahan
Penyalahgunaan Narkoba sejak Dini. Jakarta
Siregan Sondang Susan, et.all. 2006. Prosedur Standar Penanganan dan Pencegahan
Keterlibatan Siswa Dalam Perdagangan Narkoba di Sekolah. Jakarta: YKAT dan ILO
Sukardi DK, Drs. 2000. Bimbingan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
77