Anda di halaman 1dari 32

BAB I PENDAHULUAN A.

ANALISIS SITUASI
Pada saat ini, berita tentang Narkoba selalu menjadi berita hangat dan menarik di berbagai media, baik media cetak maupun media elektronika. Pembicaraan tentang Narkoba seakan-akan tidak ada habisnya dan selalu muncul setiap hari. Pemerintah, dalam hal ini POLRI tidak pernah lelah melakukan pemberantasan Narkoba, tetapi kenyataannya mati satu tumbuh seribu, artinya satu kasus Narkoba teratasi muncul seribu kasus Narkoba lainnya. Jaringan Narkoba telah begitu besar dan mengakar di negara kita, sehingga sangat sulit bagi semua pihak penegak hukum dalam memberantas habis semua jaringan yang ada. Nampaknya kita hampir-hampir putus asa, namun masalah ini harus diatasi karena menyangkut generasi muda sebagai sasaran empuk peredaran Narkoba. Siswa SMP dan SMA termasuk kategori remaja. Masa remaja adalah masa dimana seseorang mencoba mencari identitas diri dan ingin diakui keberadaan /eksistensi dirinya dalam lingkungannya, baik lingkungan rumah, sekolah, maupun masyarakat. Gejolak mental emosional remaja biasanya meletup-letup karena adanya perubahan drastis sebagai akibat perkembangan fisik dan psikis. Perubahan fisik ditunjukkan dengan bertambah dan berkembangnya ukuran tubuh. Perubahan psikis berupa perubahan mental emosional dari alam anak-anak ke alam dewasa. Mereka disebut anak-anak sudah tidak tepat, dikatakan dewasa masih jauh dari kematangan sikap dan pola pikir orang dewasa. Selain itu terjadi perkembangan psikoseksual, yaitu terjadi menstruasi pada wanita dan politio (mimpi basah) pada pria, dimana perubahan ini membuat mereka cemas dan tertekan. Semakin maraknya berita peredaran dan penyalahgunaan Narkoba di media massa memiliki pengaruh yang kuat terhadap masyarakat, khususnya bagi remaja, mengingat pengguna Narkoba sebagian besar adalah remaja. Remaja yang berada pada tahap pencarian identitas diri selalu memiliki keinginan untuk mencoba sesuatu yang baru dan tidak memikirkan akibatnya, baik bagi dirinya, keluarganya, maupun masyarakat sekitarnya. Hal ini karena sebagian remaja tidak memiliki cukup bekal pengetahuan tentang Narkoba dan bahayanya bagi kesehatan dan masa depannya. 1

Jiwa yang masih labil yang ada pada diri siswa SMP dan SMA berakibat pada mudahnya mereka terkena pengaruh dari lingkungan. Masa mencari identitas diri digunakan sebagai ajang untuk mencoba apa saja yang menurutnya baru dan berbau modern. Mereka sangat takut dikatakan sebagai remaja yang ketinggalan jaman, sehingga apapun yang dilakukan teman sebayanya merupakan keharusan untuk mencoba dan merasakan. Salah satu yang mempengaruhi kehidupan remaja saat ini adalah adanya penyalahgunaan obat terlarang, atau terkenal dengan Narkoba (Narkotika dan Obat Berbahaya). Meskipun banyak himbauan disampaikan oleh Pemerintah kita dan lembaga-lembaga yang peduli dengan bahaya Narkoba, namun hal itu seolah-olah tidak ada gunanya, karena memang sulit untuk menyadarkan mereka yang sudah terkena (kecanduan). Dengan demikian himbauan kemudian lebih diarahkan pada mereka yang belum terkena. Banyak slogan terpampang dimana-mana, seperti Say No to DRUGS, Hidup Sehat tanpa NARKOBA, Jauhkan diri dari pil neraka, dan sebagainya. Banyaknya tayangan TV yang bertitel Buser, Sergap, TKP, Patroli, Brutal, dan lain-lain setiap hari nampaknya tidak cukup efektif dalam menyadarkan kaum remaja akan bahaya Narkoba bagi masa depannya. Melalui tayangan yang berdurasi relatif cepat dan sepintas dikhawatirkan justru kemungkinan dapat membuat penasaran mereka dan berkeinginan kuat untuk mencoba. Hal inilah yang menjadi pemikiran kita bersama tentang pentingnya penyuluhan tentang bahaya dan cara penangggulangan penyalahgunaan Narkoba, baik dalam lingkup yang sempit maupun dalam lingkup yang lebih luas langsung kepada sasarannya, terutama bagi kaum remaja, siswa yang masih duduk di SMP dan SMA. Selain lebih efektif dalam menjelaskan tentang pengertian Narkoba dan permasalahannya, para siswa dapat secara langsung mendengarkan penjelasan dari berbagai pihak yang berkompeten tentang Narkoba dan bertanya berbagai hal yang belum jelas yang selama ini hanya mereka ketahui dari berbagai media massa.. Berdasarkan pertimbangan fakta di lapangan saat ini, maka penting bagi masyarakat, khususnya remaja, siswa SMP dan SMA untuk dibekali pengetahuan tentang bahaya penyalahgunaan Narkoba bagi kesehatan dan masa depan mereka dan bagaimana cara menanggulanginya. Kabupaten Kulon Progo merupakan wilayah yang rawan penyebaran Narkoba, sehingga informasi maupun peredaran narkoba 2

relatif mudah masuk ke wilayah ini. Beberapa kasus penyalahgunaan bahkan peredaran narkoba pernah terjadi di wilayah Kabupaten ini. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi meluasnya penyalahgunaan dan peredaran Narkoba di wilayah ini perlu dilakukan kegiatan penyuluhan. Siswa SMP dan SMA penting diberikan penyuluhan mengingat mereka adalah kelompok remaja yang ada di wilayah transisi (antara kota dan desa) yang sangat jarang tersentuh oleh kegiatan penyuluhan semacam ini, kalaupun ada penyuluhan hanya bersifat lokal tidak menyeluruh pada jangkauan wilayah Kabupaten. Selain itu, pada umumnya remaja lebih mudah kena pengaruh hal-hal yang berbau modern dalam pemahaman mereka, padahal justru dapat membahayakan bagi kehidupannya. Kegiatan penyuluhan ini merupakan salah satu cara kita untuk menyelamatkan generasi muda akibat penyalahgunaan Narkoba.

B. LANDASAN TEORI
1. NARKOBA (NARKOTIKA DAN OBAT BERBAHAYA) Narkoba yang lebih lengkapnya sekarang ini disebut dengan NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya), kini semakin marak dibicarakan dan disalahgunakan di masyarakat, melibatkan semua golongan dari anak-anak sampai orang dewasa. Bahkan tidak mengenal tingkat sosial ekonomi rendah atau tinggi, baik yang terpelajar maupun tidak. Obat terlarang ini diklasifikasikan ke dalam beberapa golongan, yaitu : a. Opioda (misalnya heroin, putauw) Penyalahgunaan obat jenis ini dapat menimbulkan gejala : mengantuk, rasa gembira yang meningkat, pernafasan menjadi lambat dan pendek, pupil menjadi kecil, gangguan daya ingat, daya nilai, fungsi sosial, dan pekerjaan. b. Amfetamin (misalnya ecstasy, shabu-shabu) Gejala yang ditimbulkan akibat pemakaian obat jenis ini adalah : pupil membesar, halusinasi, gemetar, rasa harga diri meningkat (mudah tersinggung), kewaspadaan meningkat (mudah curiga terhadap orang lain), cemas hingga panik, rasa gembira, banyak bicara, pandangan kabur, pernafasan cepat, denyat jantung meningkat, nafsu makan berkurang, tekanan darah meningkat, berkeringat atau merasa kedinginan. 3

c. Sedativa-hipnotika (misalnya valium, luminal) Pada pemakaian yang berlebih dapat menimbulkan gejala : bicara cadel, labilitas, menekan sistem pernafasan, gangguan daya nilai, gangguan koordinasi, gangguan konsentrasi / daya ingat, hambatan seksual dan agresif. d. Kanabis (misalnya ganja, marijuana) Gejala yang ditimbulkan : rasa gembira yang meningkat, mulut kering, denyut jantung meningkat, pupil membesar, apatis, gangguan daya nilai, mata terlihat merah, nafsu makan meningkat, perasaan subjektif yang intens, perasaan waktu berlalu dengan lambat. e. Kokain Gejala yang ditimbulkan : banyak bicara, harga diri merasa meningkat, rasa gembira, kewaspadaan yang meningkat, pupil membesar, berkeringat atau rasa dingin, mual dan muntah, perilaku negatif (seperti berkelahi), gangguan daya nilai. f. Lain-lain Sebagai contoh gas yang dapat menguap (misalnya aica aibon), 2. NARKOTIKA Narkotika adalah bahan kimia yang bekerja mempengaruhi kerja susunan saraf pusat yang dapat menghilangkan rasa sakit dan menyebabkan stupor (klenger). Peredaran narkotika diatur oleh undang-undang. Dengan mengkonsumsi narkotika, maka senyawa yang terkandung dalam narkotika tersebut akan menghambat pelepasan dan produksi zat serotonin (5hidroksi triptamin), dimana senyawa ini sangat diperlukan sebagai transmiter syaraf, artinya zat ini bertugas mengantarkan informasi seluruh tubuh ke dalam syaraf pusat. Jika pemakaian narkotika dilakukan terus-menerus, maka berakibat rusaknya sel-sel syaraf pusat yang memproduksi serotonin itu. Akibatnya sistem transmisi syaraf mengalami gangguan atau syaraf menjadi kacau. Menurunnya produksi zat serotonin menyebabkan banyak informasi tidak tersampaikan ke syaraf, sehingga yang biasanya orang dipukul kesakitan, berjoget sebentar kecapekan, menjadi tidak terasa, karena memang sistem syaraf yang merespon kondisi badan sudah tidak berfungsi dengan baik. Sebagai indikator bahwa 4

produksi zat serotonin menurun adalah naiknya tekanan darah, berdebar-debar, suhu tubuh naik, otot kejang, pupil melebar, hilangnya kendali diri, naiknya agesivitas, terkadang disertai mual dan muntah. Ada beberapa jenis narkotika, yaitu : a. Ganja (Cannabis) Ganja atau kanabis merupakan hasil berbentuk kering dari daun, bunga, biji, dan ranting muda dari tanaman marijuana. Tanaman marijuana mengandung zat aktif cannabinoids diantaranya tetrahydrocannabinol (THC). Ganja merupakan
Gambar. 1. Marijuana (Cannabis sativa ) cukup besar yaitu

bagian pucuk berbunga dan daun muda, mengandung THC yang 4 - 8%. Ganja menimbulkan rasa gembira, nafsu makan

meningkat, mata merah, apatis, denyut jantung makin cepat sehingga menjadi agresif.

Gambar 2. Ganja kering b. Hashish Hashish merupakan bahan yang diperoleh dari getah bagian pucuk berbunga tumbuhan marijuana. Hashish mengandung THC 5 - 12%. Hashish mempunyai efek sama dengan ganja. Hashish banyak beredar di Australia, Amerika, dan Eropa, Indonesia hanya sebagai negara transit. c. Opium Opium merupakan getah dari buah mentah Papaver somniferum. Opium mengandung lebih dari 20 macam alkaloid, diantaranya morphin, heroin, dan codein. Penggunaan opium menimbulkan gejala mengantuk, perasaan senang, rasa tenang, dan pernafasan lambat. Pada penggunaan dosis besar menimbulkan gangguan 5
Gambar 3. Bunga dan buah opium (Papaver somniferum)

ingatan, daya nilai, bahkan fungsi sosial. Opium banyak beredar di daerah segitiga emas, Laos, Thailand, dan Pakistan. d. Morphin Morphin adalah alkaloid terbanyak dalam getah buah opium. Morphin mulai diisolasi dari opium pada tahun 1805 oleh Friedrich Sertrner. Pada perang di Amerika morphin digunakan untuk menghilangkan rasa sakit karena luka akibat perang. Pasca perang banyak para tentara yang adiksi karena efek adiksi morphin sangat kuat, apalagi pada penggunaan dosis tinggi. Morphin dapat menghilangkan rasa sakit, menyebabkan lesu, kantuk, dan rasa senang.

Gambar 4. Morphin disuntikkan di bawah kulit e. Heroin dan Codein Heroin dan codein adalah turunan morphin. Heroin disintesa pada tahun1874 oleh Bayer Company German. Heroin disebut pula putauw. Efek heroin sama dengan morphin, tetapi menimbulkan rasa senang lebih kuat. Efek adiksi lebih kuat dari pada morphin, selain itu menimbulkan toleransi sehingga ingin mengkonsumsi lebih banyak dari dosis sebelumnya. Codein mempunyai efek sama dengan morphin tetapi lebih lemah efek adiksinya. Codein biasanya dicampur dalam obat batuk. Codein lebih banyak digunakan dalam pengobatan karena efek adiksi cukup aman.

Gambar 5. Berbagai bentuk heroin dan codein f. Koka dan Kokain Kokain yang merupakan zat adiktif dari tanaman koka, terutama pada bagian daun. Kokain digunakan sebagai anaestetik (pembius). Efek kokain sangat kuat 6

mempengaruhi saraf pusat. Penggunaan kokain menimbulkan peningkatan harga diri, rasa gembira, peningkatan kewaspadaan, dan mudah terpancing emosi. Kokain mudah menguap dengan pemanasan api rokok. Penghisapan kokain dalam bentuk rokok akan menimbulkan reaksi yang sangat cepat pada otak. Kokain dapat meningkatkan stamina dan menghilangkan rasa capek diikuti depresi. Dahulu banyak atlit olah raga menggunakan untuk doping, namun banyak atlit yang meninggal karena overdosis.

Gambar 6. Kokain dalam bentuk serbuk 3. PSIKOTROPIKA Psikotropika adalah suatu obat yang dapat menimbulkan ketergantungan, menurunkan aktifitas otak/ merangsang syaraf pusat, dapat menimbulkan halusinasi, ilusi, mengganggu berpikir, perilaku dan perasaan. Psikotropika merupakan bahan kimia yang mempunyai efek seperti narkotika. Semua jenis psikotropika merupakan senyawa yang telah melalui proses (murni sintesa). Jenis psikotropika yang banyak disalahgunakan adalah turunan dari amphetamine. Bahan ini tidak mahal. (a) (b)

Gambar 7. (a) Amphetamine dan (b) Metaphetamine Beberapa macam psikotropika turunan dari amphetamine antara lain : a. b. c. d. MDMA, dengan nama kimia 3,4-Methylene-dioxy-N-methamphetamine. Biasa dikenal sebagai ecstasy, XTC, pil surga, inex, pil setan. Metaphetamine disebut juga shabu-shabu dan inex. MDA, dengan nama kimia 3,4-metilen-dioksi-amphetamine. MDE, dengan nama kimia 3,4-metilen-dioksi-N-etilamphetamine Menurut UU RI. NO.05/97 tentang Psikotropika, maka ada empat golongan psikotropika, yaitu : 7

a. Golongan I Digunakan untuk ilmu pengetahuan dan tidak digunakan sebagai sarana pengobatan / terapi, berpotensi sangat kuat, dan mengakibatkan ketergantungan. Contoh untuk golongan ini antara lain : psilosibin, ecstasy, LSD (Lisergik Dietilamida), dan MDMA (3,4-Methylene-dioxy-N-methamphetamine). b. Golongan II Digunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan dapat digunakan untuk pengobatan terapi, berpotensi kuat, dan mengakibatkan ketergantungan. Contohnya antara lain : amphetamine (shabu-shabu), metakualon, metilfenidat. 3. Golongan III Digunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan, dapat digunakan untuk pengobatan / terapi, berpotensi sedang, dan mengakibatkan ketergantungan. Contoh untuk golongan ini antara lain : katina, flunetrazepam, amorbarbitol. 4. Golongan IV Berkhasiat untuk pengobatan / terapi, berpotensi ringan, dan mengakibatkan ketergantungan. Contohnya : barbital, diazepam, bramazepam (obat anjing). Zat adiktif disintesa dari bahan kimia Ephedrine (Phenyl Propanol Amine) secara kimiawi. Ephedrine diperoleh dari tanaman Ephedra (Ma Huang). Zat adiktif ini banyak diproduksi di Belanda dan Guang Zhu. Peredaran gelap psikotropika jenis ini terjadi hampir di semua kota besar di dunia, termasuk Indonesia.

(a)

(b)

(c)

(d)

Gambar 8. Berbagai bentuk psikotropika : (a) Bullet, (b) Shabu-shabu, (c) Inex, dan (d) Ampheth Ecstasy dapat merusak sel otak, jantung dan hati. Efek ecstasy, yaitu : a. Pada dosis sedang, ecstasy menimbulkan gejala bervariasi selama 6-24 jam. Gejala yang muncul mulai dari rasa senang yang berlebihan, rasa kantuk dan lelah hilang, harga diri meningkat, banyak bicara, dan kewaspadaan meningkat. 8

Secara fisik menimbulkan jantung berdebar, tekanan darah naik, nyeri otot, kehilangan selera makan. b. Pada dosis tinggi, menimbulkan halusinasi, perasaan melayang-layang, gangguan keseimbangan, pandangan kabur, kejang-kejang, muntah, dan bertindak irrasional. Jika terjadi overdosis menimbulkan diare, kejang-kejang, koma, bahkan meninggal c. d. Efek yang tersisa sampai dengan hari ke 14 adalah demam, tekanan darah naik, dan jantung berdebar. Efek jangka panjang adalah melemahkan kerja otak karena rusaknya sel-sel otak dan menderita gangguan jiwa.

Gambar 9. Berbagai bentuk ecstasy Obat-obat yang termasuk golongan psikotropika digunakan sebagai : neuroleptika, anti depresan, dan obat penenang. Pemakaian obat ini dapat menyebabkan depresi, stimulasi pada susunan syaraf pusat, halusinasi, dan gangguan fungsi motorik / otot, dan efek lainnya. Selain itu dapat menimbulkan problematika sosial bagi si pemakai. Oleh karena itu obat-obat yang termasuk dalam golongan psikotropika harus benar-benar digunakan sesuai dengan tujuannya, yaitu untuk keperluan pengobatan, penelitian, dan atau tujuan khusus lainnya. Contoh obat golongan psikotropika adalah : tablet Valium, Artane, Mogadon, Dumalid, Rivoltril, dan sebagainya, yang di kalangan para pemakainya sering disebut PIL KOPLO.

Gambar 10. Pil Koplo 9

4. PEMAKAIAN NARKOBA SEBAGAI BENTUK KENAKALAN REMAJA Pada saat ini kenakalan remaja sudah berada pada kondisi memprihatin-kan. Oleh karena itu, siapapun remaja tersebut, kita semestinya sedikit banyak ikut andil dalam membantu memecahkan masalah mereka. Melalui cara preventif diantara kita semua warga masyarakat, maka hal-hal yang tidak diinginkan sangat kecil peluangnya terjadi di sekitar kita. Kenakalan remaja yang dimaksudkan dalam hal ini adalah perbuatan / kejahatan / pelangggaran yang dilakukan oleh remaja yang bersifat melawan hukum, anti-sosial, dan menyalahi norma-norma agama. Perbuatan yang termasuk pelanggaran antara lain : kejahatan yang disertai kekerasan, seperti pembunuhan, penganiayaan, pencurian, penipuan, tawuran, pemerasan, gelandangan, dan penyalahgunaan Narkoba. Menurut Dr. Fuad Hasan, kenakalan remaja adalah perbuatan anti-sosial yang dilakukan oleh remaja yang bilamana dilakukan oleh orang dewasa dikualifikasikan sebagai tindak kejahatan. Namun terlepas dari pengertian siapa-pun, kenakalan remaja perlu diatasi, karena dapat meresahkan masyarakat. Kenakalan remaja yang paling berbahaya dan merusak masa depan generasi muda kita adalah penyalahgunaan Narkoba. Mengapa banyak remaja yang ingin mencoba dan merasakan nikmatnya Narkoba yang dapat membawa mereka pada tingkat kecanduan yang akhirnya sulit untuk melepaskan diri darinya ? Seperti kita ketahui, pecandu Narkoba banyak terjadi di semua kalangan, namun kalangan remaja mencapai 97%. Pada umumnya pemakai Narkoba dimotivasi oleh beberapa hal, diantaranya : mencoba-coba, mengikuti trend, membukti-kan keberanian, ingin diterima oleh lingkungan pemakai, cari kenikmatan sesaat, cari perhatian / sensasi, ingin santai dan menghilangkan suasana jenuh karena masalah, dan pelarian dari masalah atau tekanan hidup. Faktor lingkungan yang dapat memicu seorang remaja terjerumus pemakaian Narkoba adalah : hubungan yang tidak harmonis dengan orangtua, lingkungan yang rawan Narkoba, kurangnya kontrol / pengawasan orangtua, dan tekanan kelompok sebaya. Sebagian besar remaja beresiko tinggi kecanduan Narkoba adalah mereka yang : tidak dalam pengawasan orangtua, Tidak dapat komunikasi dengan orangtua (introvert / tertutup), pengendalian diri yang rendah (dasar agama yang kurang), 10

tidak suka diatur, senang mencari sensasi, bergaul dengan pecandu, sulit beradaptasi, merasa dikucilkan, dan memiliki anggota keluarga yang pecandu. Para pecandu akan merasa senang, nyaman, damai, dan kuat pada awal penggunaan, namun pada dasarnya membahayakan, baik bagi diri sendiri maupun orang lain (keluarga atau kehidupan sosial). Adapun bahaya tersebut adalah : a. Bahaya bagi diri sendiri, antara lain : rusaknya sel saraf, efek adiksi (keta-gihan) yang berujung pada perbuatan kriminal karena jalan apapun ditempuh untuk mendapatkannya, gejala putus obat yang berakibat penderitaan badan yang sangat hebat, dapat menyebabkan penyakit jantung, ginjal, dan liver, merusak pankreas, resiko cacat pada janin, kelainan sex, gangguan metabolisme, resiko kanker, dan kematian. b. c. Bahaya bagi keluarga : kerusakan pada individu berdampak langsung pada keluarga sehingga terjadi broken home atau disharmonis. Bahaya bagi sosial : pencurian dan perampokan, mengganggu keamanan dengan ngebut atau perkelahian, dan pemerkosaan atau perbuatan mesum. Akibat yang berbahaya adalah tertularnya virus HIV penyebab penyakit AIDS yang sampai saat ini belum ada obatnya. Tertularnya virus HIV ini disebabkan penggunaan jarum suntik secara bersama-sama. 5. UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA Penanggulangan narkoba memerlukan kerjasama dari berbagai pihak, baik keluarga, masyarakat, maupun pemerintah. Kejahatan narkoba merupakan kejahatan yang terorganisir, para mafia mempunyai jaringan yang tidak mengenal batas negara, kelas ekonomi, dan umur. Mereka memanfaatkan teknologi yang canggih dan kerja yang rapi. Kejahatan narkoba menghasilkan banyak uang sehingga menjadi jalan pintas bagi orang-orang yang putus asa. Pemerintah perlu tegas dalam menegakkan Undang-undang Narkoba. Pemerintah mempunyai andil yang besar dalam upaya menutup jaringan peredaran dan mengancam para pemakai, pengedar, pemasok, pengimpor, dan yang sengaja menyimpan tanpa ijin dengan hukuman pidana yang berat. Beberapa landasan hukum tentang narkoba antara lain : 11

a.

UU RI No. 22 Tahun 1997 tentang Narkotika pasal 74 sampai 100. pada UU ini dibahas ketentuan pidana penyalahgunaan narkotika. Para penyimpan tanpa ijin, pemakai pengedar, pembuat, pemasok, dan pelindung dari kegiatan yang berkaitan dengan narkotika tanpa ijin akan dihukum pidana 6 bulan sampai 10 tahun dan denda 100 juta sampai 5 milyar rupiah.

b.

UU RI No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika. Pada UU ini dibahas ketentuan pidana penyalahgunaan psikotropika. Para penyimpan tanpa ijin, pemakai pengedar, pembuat, pemasok, dan pelindung dari kegiatan yang berkaitan dengan psikotropika tanpa ijin akan dihukum pidana 3 tahun sampai 20 tahun dan denda 60 juta sampai 5 milyar rupiah.

c.

Per. Men. Kes. No. 782/Menkes/Per/VII/1996 tentang Obat Keras Kesadaran masyarakat tentang bahaya narkoba yang merusak secara fisik

maupun psikis sangat penting. Masyarakat dapat berperan : 1) memberi informasi jalur-jalur peredaran dan adanya pemakaian narkoba, 2) saling menyadarkan akan dampak secara sosial kepada anggota masyarakat misalnya dengan penyuluhan tentang bahaya narkoba. 3) menjaga kesehatan hubungan antar sesama dan memberi pendidikan nilai-nilai tata krama kehidupan, karena banyak remaja pecandu narkoba karena terpengaruh oleh lingkungan. 4) memberi sanksi terhadap pelanggaran tata krama masyarakat. Keluarga berperan mendidik anggota keluarga menjadi manusia yang bertaqwa yang dapat membentengi dirinya dari perbuatan maksiat. Keluarga juga berperan menciptakan kondisi yang harmonis saling membantu permasalahan anggota keluarga. Data penelitian bahwa remaja pecandu narkoba biasanya berasal dari keluarga yang mapan namun kurang perhatian atau ada masalah dalam keluarganya. Seseorang yang ketergantungan pada suatu jenis Narkoba memerlukan pertolongan, baik secara emosional maupun farmakologis dalam menyembuhkannya. Pecandu harus memikul gejala-gejala efek dari pemutusan pemakaian obat tersebut (withdrawal effect). 12

Upaya pencegahan yang dapat dilakukan oleh masyarakat, antara lain : a. Pengenalan Gejala Masyarakat dapat mengenali dan mendeteksi secara dini terhadap anggota masyarakat di sekitarnya melalui ciri-ciri perubahan fisik dan psikis si penderita, yaitu seperti tercantum pada tabel berikut ini : Tabel 1. Ciri-ciri Fisik dan Psikis Penderita Ketergantungan Narkoba No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. Perubahan Fisik dan Psikis Kehilangan nafsu makan atau sebaliknya secara drastis. Ada perubahan kebiasaan makan, misalnya jam makan. Ada penurunan berat badan dengan sebab tidak jelas. Jalannya lebih lambat, terhuyung-huyung dan menabrak sesuatu. Koordinasi gerakan kacau, sering menjatuhkan benda yang dipegang. Tangan gemetar, selalu basah atau berkeringat. Tubuh dan kepala bergerak secara berlebihan. Sulit tidur di malam hari, gelisah, ada perubahan pola tidur seperti tidur lebih lama dan bangun lebih siang. Menjadi amat malas. Mata sering mengalami perubahan, merah, bengong, pandangan kosong Wajah kuyu, pucat, dan sembab. Ada bau aneh dari pernafasan, badan dan pakaian, Terlihat aneh, banyak bicara dan tertawa berlebihan. Sering batuk dan pilek. Tidak buang air besar selama berhari-hari Ada bekas tusukan jarum di tangan atau kakinya Sering mual, muntah, atau berkeringat secara berlebihan. Sering keluar malam tanpa alasan yang jelas dan menginap di rumah teman, terutama teman yang baru Kepribadian atau sikap berubah secara drastis Mempunyai teman baru yang sebelumnya tidak dikenal oleh temannya dan tidak mau menceritakan, serta menghindari teman-teman lama. Apakah ada teman barunya yang pecandu Prestasi menurun, sering terlambat atau bolos Kebiasaan di keluarga berubah, kehilangan minat beraktivitas dalam keluarga Pelupa dan perhatian terhadap hal-hal kecil sangat berkurang Kehilangan motivasi dan energi, bersikap masa bodoh, mudah putus asa tetapi juga mudah tergoda Gelisah dan ketakutan berlebih seperti ada yang mengancam Sering menyendiri, tidak mau diganggu dan sulit ditemui Perilakunya terlihat menyembunyikan rahasia dan berbohong Sering mengalami kecelakaan saat mengendarai kendaraan bermotor Kebutuhan uang meningkat dan meminta uang dengan alasan tidak jelas, bahkan berusaha mencuri uang atau barang Tidak peduli kebersihan dan jarang mandi 13

b. Pertolongan Pertama Pada kondisi pingsan, maka tindakan yang harus dilakukan adalah dengan memisahkannya dari keramaian, diusahakan dibawa ke tempat yang udaranya bersih, sedangkan bila si penderita mengamuk maka perlu dijaga agar tidak timbul perkelahian atau menyakiti diri. Selanjutnya perlu dijaga agar pernafasan dan sirkulasi darah tetap stabil, dan apabila sudah tenang kita bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Ada beberapa orang yang mampu berhenti minum obat tanpa mengalami masalah karena efek putus obat tersebut, namun hal ini jarang sekali terjadi. Pertolongan bagi penderita ketergantungan obat lebih baik didaftarkan pada suatu lembaga perawatan khusus atau klinis, terutama bila penghentian obat tersebut mengakibatkan gejala yang berat dan memerlukan perhatian khusus. Gejala putus obat bervariasi, tergantung pada jenis obat yang dipakainya, diantaranya : keringat dingin, mengkhayal, gemetar, kegelisahan yang ekstrim, halusinasi, kejang, mual dan muntah, dan cemas. Tindakan yang paling tepat adalah segera membawa orang tersebut ke ruang gawat darurat rumah sakit. 6. PANDANGAN BERBAGAI AGAMA TENTANG NARKOBA Penduduk Indonesia adalah masya-rakat yang religius, apapun kepercayaan agamanya. Setiap agama mengatur tentang perlindungan terhadap jiwa, harta, akal, dan keturunan. Berikut ini pandangan berbagai agama yang ada di Indonesia terhadap penyalahgunaan NARKOBA : a. Pandangan Agama Islam Manusia adalah ciptaan Allah SWT yang paling sempurna karena dilengkapi de-ngan akal pikiran dan nafsu. Peran akal pi-kiran adalah mengendalikan perilaku dan nafsu, sehingga Islam mengandung norma untuk perlindungan akal dari hal-hal yang dapat merusak, seperti larangan khamar (minuman keras), perjudian, dan zat lain yangdapat merusak kesehatan akal. Surat Al-Maidah ayat 90 yang artinya : Wahai orang yang beriman, sebenarnya (minum) khamar, berjudi (korban un-tuk berhala), mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji, termasuk per-buatan syetan, maka jauhilah, agar kamu mendapat keberuntungan. Menurut Amirul Mukminin Umar bin Khatab, khamar adalah segala ssuatu yang menutup akal, sedang-kan narkotika 14

(mukhaddirat : bhs Arab) adalah zat yang dapat melemahkan akal. Dalam Islam, narkotika sering disebut hasyisy, dimana menurut Ibnu Taymiyah hasyisy itu (hukumnya) haram, dan orang yang meminumnya dikenakan hukum sama seperti orang yang minum khamar. Berda-sarkan hal tersebut, maka NARKOBA seba-gai barang yang dapat merusak akal pikiran si pemakai berarti merupakan barang haram yang tidak boleh digunakan. b. Pandangan Agama Kristen Tubuh manusia adalah tempat Tuhan datang mengunjungi umatnya, sehingga ma-nusia perlu penjaga roh, jiwa, dan tubuhnya dari hal-hal yang merusak. Tubuh itu rumah Allah dan Roh Kudus, karena itu harus dipe-lihara, dijaga, dan disucikan, jangan sampai melakukan dosa. Sebagaimana firman Tu-han ; Sucikan dirimu dari semua hal yang mencemarkan jasmani dan rohani, supaya kedudukanmu sempurna di dalam takut Allah (Korintus 7 : 1). Oleh karena NAR-KOBA dapat merusak tubuh, baik jiwa, raga, maupun akal pikiran, maka menurut agama Kristenpun berarti penggunaan NARKOBA tidak diperkenankan. c. Pandangan Agama Hindu Agama Hindu memang memandang semua barang yang ada di dunia ini sama, karena barang sekecil apapun pasti akan membantu kehidupan. Hanya pikiran yang dapat membedakan suatu benda yang sa-ma, dan kekacauan pikiran dapat menim-bulkan perbedaan tanggapan terhadap ben-da yang sama. Hal ini berarti dalam ajaran agama Hindu, bila seseorang pikirannya kacau, maka bisa saja barang yang harus-nya dapat digunakan dan diambil manfa-atnya menjadi disalahgunakan. Salah satu contohnya, NARKOBA sebenarnya di bidang kesehatan bermanfaat, tetapi bagi penggu-nanya karena pikirannya sudah mengalami kekacauan, maka justru digunakan sebagai perusak tubuhnya. d. Pandangan Agama Budha Agama Budha mangajarkan pada umatnya Panca Sila Budhis atau lima disiplin moral yaitu : (1) Panti pala vermani sikkha-padhan samadiyani = aku bertekad melatih diri menghindari pembunuhan mahkluk, (2) Adinnadan veramani sikkhapadar samadi-yami = Aku bertekad melatih diri menghin-dari barang yang 15

bukan miliknya, (3) Kame-su miccacara veramar sikkhapadam samadi-yami = aku bertekad melatih diri menghindari asusila, (4) Musavada veramani sikkhapa-dam samadiyami = aku bertekad melatih diri menghindari ucapan yang tidak benar (dusta) dan jenis lainnya, dan (5) Surameraya majjapamadatthana veramar sikkhapadam samadiyami = aku bertekad melatih diri menghindari minuman keras obat-obat terlarang yang menyebabkan mabuk & melemah kan. Kelima disiplin moral tersebut menun-jukkan bahwa umat Budha-pun melarang penggunaan narkoba sebagai obat terla-rang, karena menyebabkan mabuk dan melemahkan. e. Pandangan Agama Katholik Pada dasarnya setiap bentuk penya lahgunaan NAPZA, menurut penganut aga-ma Katholik bertentangan dengan moral kristiani & pada ujungnya akan menyebab-kan kehancuran beragama, bermasyarakat dan bernegara. Penyalahgunaan NAPZA sebagai Masalah Global yang berakar pada Konsumerisme. Menurut Paus Yohannes Paulus II dalam surat gembalanya Centesimu Annus Konsumerisme digambarkan sebagai usaha untuk memenuhi kebutuhan hanya berda-sarkan selera yang tidak menghiraukan kenyataan pribadinya sebagai makhluk yang berakal.

C. IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH


Semakin maraknya berita di media massa yang setiap hari menampilkan tentang Narkoba, baik tentang pengedarnya maupun pemakainya memiliki pengaruh yang kuat terhadap masyarakat sebagai penikmat siaran televisi, khususnya bagi remaja mengingat pengguna Narkoba sebagian besar berasal dari usia remaja. Remaja yang berada pada tahap pencarian identitas diri selalu memiliki keinginan untuk mencoba sesuatu yang baru yang terkadang tidak memikirkan akibatnya, baik bagi dirinya, keluarganya, maupun masyarakat sekitarnya. Hal ini karena sebagian remaja tidak memiliki cukup bekal pengetahuan tentang Narkoba dan bahayanya bagi kesehatan dan masa depannya. Siswa SMP dan SMA di Kabupaten Kulon Progo sebagian besar berasal dari pedesaan sehingga jarang mendapatkan perhatian dan sentuhan dari Pemerintah maupun LSM dalam hal penyuluhan tentang Narkoba. Oleh karena itu pada kesempatan ini mereka dipilih sebagai sasaran Pengabdian kepada Masyarakat 16

dengan tujuan agar mereka memiliki bekal pengetahuan yang cukup tentang bahaya Narkoba, sehingga dapat membatasi diri dan mengantisipasi bilamana diantara teman bergaulnya ada yang mempengaruhi untuk menggunakan Narkoba. Dengan demikian masa depan mereka terselamatkan dari pengaruh Narkoba. Berdasarkan analisis situasi dan identifikasi masalah tersebut, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. 2. Apakah kegiatan ini mampu memberikan bekal tentang bahaya Narkoba bagi kesehatan dan masa depan siswa SMP dan SMA di Kabupaten Kulon Progo ? Apakah kegiatan ini bermanfaat bagi siswa SMP dan SMA di Kabupaten Kulon Progo dalam menyadarkan mereka akan pentingnya melakukan pencegahan diri terhadap pengaruh Narkoba yang dapat datang dari teman bergaul di sekolah dan di rumah, lingkungan masyarakat sekitar, dan media massa yang dapat menghan-curkan masa depannya ?

D. TUJUAN KEGIATAN
Kegiatan penyuluhan melalui PPM ini bertujuan untuk : 1. 2. Memberikan bekal tentang bahaya Narkoba bagi kesehatan dan masa depan siswa SMP dan SMA di Kabupaten Kulon Progo. Memberikan pemahaman pentingnya kesadaran siswa SMP dan SMA di Kabupaten Kulon Progo dalam melakukan pencegahan diri terhadap pengaruh Narkoba yang dapat datang dari teman bergaul di sekolah dan di rumah, lingkungan masyarakat sekitar, dan media massa yang dapat menghancurkan masa depannya.

E. MANFAAT KEGIATAN
Kegiatan penyuluhan melalui PPM ini diharapkan bermanfaat bagi masyarakat dalam : 1. Memberikan bekal pengetahuan tentang bahaya Narkoba bagi kesehatan dan masa depan remaja (pemuda pemudi), sehingga mereka dapat mengantisipasi adanya pengaruh penggunaan Narkoba yang dapat terjadi akibat pergaulan dengan sesama teman, tetangga, dan masyarakat sekitar. 2. Memberikan bekal kepada remaja untuk dapat andil dalam pencegahan penggunaan Narkoba oleh teman-teman mereka dan masyarakat di sekitarnya, 17

sekaligus membantu Pemerintah dalam usaha mencegah peredaran Narkoba di lingkungannya dan melindungi keluarga mereka dari bahaya Narkoba yang dapat merusak kehidupannya. 3. Mengkaderisasi mereka untuk dapat menularkan pengetahuan tentang bahaya Narkoba yang diperoleh dari penyuluhan ini kepada teman di rumah maupun sekolah, keluarga, saudara, dan masyarakat di sekitar dusun tersebut dalam rangka mengantisipasi terjadinya penyalahgunaan Narkoba yang dapat terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

18

BAB II METODE KEGIATAN PPM A. KHALAYAK SASARAN KEGIATAN PPM


Kegiatan ini ditujukan bagi siswa SMP dan SMA di Kabupaten Kulon Progo. Untuk mencapai efektivitas akan diundang 50 siswa (25 dari SMP dan 25 dari SMA) dan satu guru pendamping, sehingga keseluruhan peserta penyuluhan yang diharapkan berjumlah 100. Undangan dibuat oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo dengan harapan mempermudah perijinan siswa dan guru di sekolah masing-masing. Agar penyuluhan ini benar-benar bermanfaat secara luas, maka setiap peserta diharapkan mampu menularkan ke teman-temannya yang ada di sekolah yang sama.

B. METODE KEGIATAN PPM


Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah ceramah, diskusi, dan tanya jawab tentang permasalahan yang berkaitan dengan bahaya Narkoba bagi kesehatan dan masa depan remaja. Pada penyuluhan ini peserta juga diajarkan bagaimana cara-cara mendeteksi secara dini seseorang yang terkena Narkoba dengan melihat ciri-cirinya yang dikemas dalam bentuk lembar observasi agar mereka dapat andil dalam mengantisipasi secara dini menyebarnya penggunaan Narkoba di lingkungannya. Selain itu juga dilakukan penayangan 2 judul film tentang bahaya Narkoba dan kisah nyata korban Narkoba. Kesemua metode tersebut diterapkan bersama-sama dalam acara penyuluhan selama 1 hari di tempat yang ditentukan. Keberhasilan / efektivitas kegiatan penyuluhan ini diukur dari penguasaan materi tentang bahaya Narkoba bagi kesehatan dan masa depan siswa SMP dan SMA yang dilihat dari ada tidaknya perbedaan hasil pre-test dan pos-test yang mereka kerjakan. Soal evaluasi untuk pre-test dan post-test dibuat sama, yaitu berbentuk pilihan ganda 4 option berjumlah 30 soal seperti pada Lampiran 12. Evaluasi juga dilakukan untuk mengetahui bermanfaat tidaknya penyuluhan ini dengan cara mengumpulkam masukan dari peserta. Setiap peserta diharapkan mengisi angket seperti Lampiran 13 yang telah disediakan pada akhir kegiatan. Adapun kisi-kisi soal evaluasi tersebut sebagai berikut : 19

Tabel 2. Kisi-kisi Soal Evaluasi No. 1. 2. 3. 4. 5. Aspek Nomor Butir Angket Bahaya Narkoba dari segi hukum 1, 2, 3, 4, 5 Akibat Psikologis Pengguna Narkoba 6, 7, 8, 9, 10 Jenis-jenis Narkoba dan efeknya bagi 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, kesehatan 18, 19, 20, 21, 22, Pandangan Agama tentang Narkoba 23, 24, 25, 26 Upaya-upaya Pencegahan Narkoba 27, 28, 29, 30 JUMLAH 30 Jumlah 5 5 12 4 4 30

C. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PPM


Bagi remaja yang masih mengenyam pendidikan di sekolah, pengetahuan tentang bahaya Narkoba mungkin tidak pernah diberikan secara intensif dan terprogram oleh sekolah, atau bahkan belum pernah ada program penyuluhan Narkoba di sekolah mereka. Berkaitan dengan hal itu, maka perlu dilakukan suatu penyuluhan tentang bahaya Narkoba bagi kesehatan dan masa depan masyarakat, khususnya remaja seperti siswa SMP dan SMA agar mereka benar-benar mengetahui akibat yang ditimbulkan dari penyalahgunaan Narkoba, baik bagi dirinya sendiri, keluarga, dan masyarakat. Untuk mencapai efektivitas yang tinggi dalam program penyuluhan ini, maka akan dilibatkan berbagai pihak, yaitu : 1. Narkoba. 2. 3. Psikolog (Dosen Psikologi UNY) yang akan menjelaskan bagaimana dampak penyalahgunaan Narkoba & bahayanya bagi remaja. Pimpinan Granat (Gerakan Anti Narkoba) sebagai salah satu lembaga yang men-fokuskan pada penanggulangan penyebaran Narkoba, yang akan menjelaskan bagaimana penanganan penyalahgunaan Narkoba di DIY. 4. Eks-user (mantan pemakai Narkoba) yang tergabung dalam Granat Yogyakarta. Tujuan mendatangkan eks-user adalah agar remaja mengetahui secara jelas dan nyata dari seseorang yang benar-benar pernah memakai Narkoba dan akibat-akibat yang harus diterima ketika ia memakai Narkoba, sehingga timbul rasa ngeri dan takut secara pribadi pada diri remaja yang menjadi peserta 20 Polda Kulon Progo untuk menjelaskan bahaya Narkoba dari segi hukum, termasuk UU dan PP yang yang dapat menjerat pengguna atau pengedar

penyuluhan, yang akhirnya menimbulkan kesadaran untuk tidak memakai Narkoba. Selain keempat pihak yang dilibatkan tersebut, dari Tim Penyuluh sendiri akan memaparkan bahaya Narkoba dari segi keilmuan, terutama penjelasan bagaimana mekanisme obat-obatan yang termasuk Narkoba dalam merusak sistem saraf mereka serta bahaya berbagai jenis Narkoba terhadap kesehatan. Bahaya Narkoba juga akan dipaparkan melalui tinjauan berbagai agama yang ada di Indonesia untuk lebih memberikan kesadaran dari segi keimanan mereka bahwa semua agamapun ternyata juga melarang penggunaan Narkoba. Untuk menunjukkan bahaya Narkoba secara konkrit juga akan ditayangkan 2 film sekaligus, yaitu film mengenai bahaya Narkoba dan kisah nyata korban Narkoba. Dengan demikian materi penyuluhan benar-benar komprehensif dalam memberikan bekal pengetahuan tentang bahaya Narkoba bagi khalayak sasaran kegiatan ini. Selanjutnya diharapkan pengetahuan ini dapat ditularkan kepada teman, saudara, dan masyarakat di sekitarnya, sehingga penyuluhan ini benar-benar bermanfaat bukan saja untuk khalayak sasaran, tetapi dapat mencakup lingkup yang lebih luas.

D. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT


Faktor pendukung yang membantu kelancaran kegiatan penyuluhan bahaya dan cara penanggulangan penyalahgunaan Narkoba bagi siswa SMP dan SMA ini adalah dana PPM Program Reguler yang diberikan UNY Tahun anggaran 2009 turun tepat pada waktunya, sehingga pelaksanaannya sesuai dengan yang dibutuhkan di lapangan saat itu. Selain itu, siswa-siswa yang diundang oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo (melalui Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo, Bapak Muham-mad Mastur, BA) adalah semua SMP dan SMA yang ada di wilayah Kabupaten Kulon Progo, terutama sekolah yang memang relatif masih membutuhkan informasi tentang Narkoba, dan sekolah-sekolah yang relatif jarang tersentuh kegiatan serupa, sehingga ketika penyuluhan berlangsung mereka lebih serius dan antusias mengikuti dari awal sampai akhir kegiatan. Selain siswa, guru pendamping juga ikut serta dalam kegiatan penyuluhan ini, sehingga menambah semaraknya kegiatan ketika berlangsung, terutama ketika session tanya jawab dibuka. Undangan peserta dibuat oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo juga merupakan faktor 21

keberhasilan kegiatan ini, karena bagaimanapun sekolah-sekolah akan lebih taat jika yang mengundang Dinas yang membawahinya daripada undangan dari Tim PPM UNY. Anggota Tim PPM yang terlibat sebanyak 3 orang juga merupakan faktor pendukung keberhasilan kegiatan ini, karena Tim ini sudah sering melakukan penyuluhan Narkoba dan latar belakang bidang ilmu yang ditekuni sesuai materi penyuluhan, sehingga hal ini sangat mendukung kelancaran penyampaian materi dan memberikan kepuasan jawaban pertanyaan peserta yang berkaitan dengan masalahmasalah Narkoba di lapangan. Faktor pendukung lainnya adalah keramahan Bapak Kepala Dinas Kabupaten Kulon Progo beserta jajaran stafnya yang terlibat dalam kegiatan penyuluhan ini, sehingga benar-benar mendukung kelancaran kegiatan penyuluhan dari awal koordinasi sampai selesainya seluruh rangkaian kegiatan. Selain itu pelibatan Granat (Gerakan Anti Narkoba) Yogyakarta yang dihadiri Ketua (Bapak Imam Ghozali, S.Ag, M.Si) dan salah satu anggotanya yang merupakan eks-user (mantan pemakai) yang bernama Sofie Andreyefana Bachren Kosu, A.Md merupakan daya tarik tersendiri bagi peserta penyuluhan, terbukti ketika eks-user selesai bercerita tentang pengalamannya menjadi seorang pemakai Narkoba hingga sampai pada perjalanan insaf, banyak sekali pertanyaan terlontar dari para peserta. Demikian pula adanya Psikolog (Ibu Rosita Endang Kusmaryani, SP.Si, M.Si) yang memaparkan dampak psikologis korban Narkoba juga banyak pertanyaan bermunculan dari para peserta. Kasat Narkoba POLRES Kulon Progo dalam hal ini diwakili oleh Bapak AIPTU Sutanto dan beberapa staf yang menyertainya juga sangat mendukung keberhasilan kegiatan ini, karena selain isi ceramahnya yang lengkap tentang UU dan PP yang berkaitan dengan Narkoba, juga membawa contoh berbagai bentuk Narkoba yang ada di pasaran saat ini, sehingga peserta tahu bentuk sesungguhnya Narkoba. Kegiatan ini juga diliput oleh Yogya TV dan disiarkan pada malam harinya dalam acara Berita Yogyakarta. Penyiaran kegiatan ini melalui televisi daerah diharapkan mampu menginspirasi institusi lain untuk melakukan kegiatan serupa. Selain itu sebagai informasi kepada masyarakat umum, khususnya di wilayah DIY bahwa Universitas Negeri Yogyakarta melalui kegiatan Tim PPM ini juga memiliki kepedulian terhadap penyelamatan generasi muda melalui penyuluhan Narkoba. 22

Kehadiran seluruh pendukung acara ini seperti yang direncanakan dengan tepat waktu, baik Bapak Kepala Dinas Kabupaten Kulon Progo yang berkenan memberi sambutan sekaligus membuka acara, penyuluh / pemateri, dan peserta kegiatan penyuluhan dalam mengikuti penyuluhan dengan seksama hingga berakhirnya kegiatan merupakan bentuk dukungan yang sangat baik bagi kelancaran PPM ini. Faktor penghambat dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan ini terutama disebabkan jarak lokasi untuk kegiatan penyuluhan yang terlalu jauh dari tempat tinggal Tim PPM, penyuluh, dan juga semua peserta penyuluhan, sehingga acara dimulai mundur 30 menit dari yang direncanakan. Faktor penghambat lainnya adalah berkaitan biaya yang membengkak dari yang diperkirakan sebelumnya, karena ternyata Dinas Kabupaten Kulon Progo tidak memiliki kantong dana cadangan yang diperuntukkan untuk kegiatan-kegiatan insidental seperti kegiatan penyuluhan ini, sehingga dari aspek pembiayaan untuk pelaksanaan kegiatan ini Dinas tidak dapat memberikan bantuan finansial. Dengan demikian semua biaya, mulai dari sewa tempat dan sound system, honor staf Dinas Pendidikan Kabupaten yang terlibat dalam kegiatan ini, dan pemeliharaan kebersihan ditanggung Tim PPM. Selain itu jarak tempat kegiatan yang terlalu jauh membawa dampak honor untuk setiap penyuluh disesuaikan. Meski semua masalah pembiayaan sudah teratasi dengan baik, namun menjadi masukan dan bahan evaluasi bagi Tim PPM dalam pelaksanaan PPM di masa mendatang, terutama tentang lokasi KKN yang benar-benar kondusif ditinjau dari berbagai aspek dan perlunya menanyakan terlebih dahulu kepada instansi yang akan dijadikan mitra kerja tentang ada tidaknya kegiatan yang akan dilakukan dalam rancangan program kerja instansi tersebut.

23

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN PPM A. HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN PPM


Pada tahap persiapan, Tim program Pengabdian Pada Masyarakat mengadakan pertemuan anggota tim yang dilanjutkan dengan pembagian kerja. Anggota Tim yang bertugas menghubungi Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo segera menemui untuk memohon ijin pengadaan kegiatan dan kerjasama dalam kegiatan ini, serta memohon masukan dan saran tentang peserta, tempat, dan waktu pelaksanaan. Pada kegiatan PPM ini sebagai sasaran adalah siswa-siswa SMP dan SMA di Kabupaten Kulon Progo. Anggota yang lain bertugas mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan, seperti LCD, makalah, transportasi, dokumentasi, dan sebagainya. Berdasarkan kesepakatan dengan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo yang dilimpahkan kepada Bapak Kasi Kurikulum dan Pengendalian Mutu Pendidikan Bidang Dikmen, yaitu Bapak Drs. Haryono, maka untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan ini undangan akan dibuat oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo dengan pertimbangan sekolah-sekolah yang diundang akan lebih taat untuk menghadirinya. Atas saran Bapak Drs. Haryono, Tim PPM menggunakan tempat kegiatan di Aula Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo untuk mempermudah koordinasi jika ketika berlangsungnya kegiatan membu-tuhkan segala sesuatu secara mendadak. Menjelang dilaksanakannya kegiatan dipersiapkan daftar hadir peserta dan penyuluh dan penggandaan makalah oleh Tim PPM. Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo, Jl. Sutijab, Wates, Kulon Progo, pada hari Selasa, tanggal 8 September 2009 dari jam 08.00 14.00. Peserta penyuluhan yang hadir sebanyak 70 peserta (25 siswa SMP dan 12 siswa SMA, 25 guru pendamping SMP dan 13 guru pendamping SMA), sedangkan tamu undangan sebanyak 15 orang. Dengan kehadiran peserta yang relatif banyak ini merupakan sesuatu yang menggembirakan, karena berarti kegiatan ini telah berhasil menarik minat siswa untuk mengikutinya. Kegiatan penyuluhan ini dihadiri dan dibuka oleh Bapak Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo, yaitu Bapak Muhammad Mastur, BA. Beliau 24

menyempatkan diri hadir dalam kegiatan ini, meski sebenarnya ada kegiatan lain yang bersamaan waktunya. Menurut beliau, kegiatan penyuluhan Narkoba seperti ini harus bisa dilakukan secara terus menerus kepada masyarakat, karena hal ini merupakan bentuk manifestasi konkrit kepedulian golongan intelektual yang berasal dari kampus terhadap pemenuhan informasi yang dibutuhkan masyarakat. Sambutan juga disampaikan oleh ketua Tim PPM, yaitu Ibu Das Salirawati, M.Si yang menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan penyuluhan Narkoba berkelanjutan, karena tahun sebelumnya dilakukan di Kabupaten Bantul, Sleman, dan tahun 2009 ini giliran Kulon Progo. Menurutnya, direncanakan tahun depan (2010) akan dilakukan penyuluhan yang sama di Kabupaten Gunung kidul. Setelah pembukaan, kegiatan penyuluhan dilanjutkan dengan pemberian pretest kepada peserta sebagai penjajagan seberapa banyak pengetahuan yang mereka miliki tentang Narkoba sebelum mengikuti penyuluhan ini. Hal ini penting untuk mengetahui efektivitas kegiatan penyuluhan yang dilakukan. Setelah pre-test dilanjutkan inti acara, yaitu penyuluhan. Berikut ini namanama penyuluh beserta materi penyuluhannya yang disampaikan pada kegiatan ini. Tabel 3. Daftar Nama Penyuluh dan Materi Penyuluhan No. Nama Penyuluh 1. AIPTU Sutanto 2. Rosita Endang Kusmaryani, S.P, Si, M. Si 3. Imam Ghozali, S.Ag., M. Si 4. Sofie Andreyefana Bachren Kosu, A.Md 5. Das Salirawati, M.Si 6. Eddy Sulistyowati, Apt, MS 7. Erfan Priyambodo, M.Si Materi Penyuluhan UU dan PP tentang Narkoba dan Psikotropika Mengenal Bahaya Narkoba Bagi Remaja Penanganan Penyalahgunaan Narkoba di DIY Kisah Perjalanan Pahit Ketika Menjadi Pecandu Narkoba. Mekanisme Perusakan Otak Akibat Narkoba Mengenal Narkoba dan Jenis-jenisnya Narkoba Ditinjau dari Sisi Berbagai Agama Di Indonesia

Setelah selesai satu materi penyuluhan, kemudian diikuti session diskusi dan tanya jawab. Diskusi dan tanya jawab sengaja dilakukan untuk setiap materi penyuluhan agar peserta tidak terlalu lama menunggu informasi lanjut yang diinginkan yang berkaitan dengan materi tersebut. Penyampaian materi penyuluhan berikutnya dilakukan sama seperti itu sampai seluruh materi penyuluhan yang direncanakan tersampaikan kepada peserta penyuluhan. 25

Setelah seluruh rangkaian ceramah / penyuluhan selesai, kemudian peserta diberi post-test untuk melihat seberapa banyak pengetahuan mereka bertambah setelah mendengarkan materi penyuluhan yang disampaikan seluruh penyuluh. Terakhir, peserta mengisi lembar angket yang berisi ada tidaknya manfaat penyuluhan ini bagi mereka serta masukan yang dapat diberikan untuk kegiatan serupa di lain waktu. Adapun hasil pre-test dan post-test dari seluruh peserta penyuluhan adalah : Tabel 4. Nilai Pre-test dan Post-test Jumlah Peserta 25 siswa SMP 12 siswa SMA Rata-rata Pre-test Post-test

4,13 4,94 (data selengkapnya di Lampiran 21)

Skor hasil pre-test dan post-test menunjukkan adanya perbedaan pemahaman siswa peserta penyuluhan ini sebelum (pre-test) sebesar 4,13 dan sesudah ( post-test) penyuluhan sebesar 4,94. Hal ini berarti kegiatan penyuluhan yang dilakukan efektif dalam memberikan pemahaman kepada peserta (siswa SMP dan SMA) tentang bahaya dan cara penanggulangan penyalahgunaan Narkoba.

B. PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN PPM


Kegiatan Penyuluhan Upaya Penyelamatan Generasi Muda Melalui Penyuluhan Pengetahuan Bahaya dan Cara Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba bagi siswa SMP dan SMA di Kabupaten Kulon Progo ini terlaksana dengan baik dan lancar berkat dukungan semua pihak, baik dari Kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo beserta staf, khususnya Bapak Drs. Haryono selaku Kasi Kurikulum dan Pengendalian Mutu Pendidikan Bidang Dikmen, maupun seluruh penyuluh yang terlibat dalam kegiatan ini, termasuk Tim PPM yang dengan semangat tinggi bertekad melaksanakan PPM ini dengan sebaik-baiknya. Antusiasme seluruh peserta penyuluhan membuat kegiatan ini terlihat semarak dan meriah. Hal ini ditunjukkan dengan kehadiran mereka sesuai dengan undangan, bahkan beberapa diantaranya hadir sebelum jam 08.00. Kegiatan ini juga dapat terlaksana karena adanya dukungan dana PPM Program Reguler Universitas Negeri Yogyakarta Tahun Anggaran 2009 yang cukup 26

memadai dalam memberikan motivasi bagi Tim untuk melaksanakan kegiatan PPM ini dengan sungguh-sungguh. Kesungguhan ini disebabkan adanya keyakinan bahwa kegiatan ini merupakan suatu kegiatan yang bermanfaat dan tepat sasaran, baik ditinjau dari wilayah yang menjadi target kegiatan maupun isi penyuluhan yang akan dilakukan sesuai dengan yang dibutuhkan peserta saat ini. Banyaknya SMP dan SMA di wilayah Kabupaten Kulon Progo tentu tidak seluruhnya tersentuh kegiatan ini secara merata, sehingga harapannya kegiatan ini dapat ditularkan oleh peserta di lingkungan sekolah maupun masyarakat tempat tinggalnya. Sebelum penyuluhan dimulai, setelah dibuka Bapak Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo, yaitu Bapak Muhammad Mastur, BA, peserta diminta mengerjakan pre-test sebagai penjajagan pengetahuan awal mereka tentang Narkoba. Seluruh peserta terlihat serius dalam mengerjakan soal dalam pre-test ini. Kegiatan penyuluhan diawali dengan materi tentang UU dan PP Narkoba dan Psikotropika. Selain ditayangkan gambar melalui LCD juga dibawakan contoh jenis-jenis Narkoba dan psikotropika yang diperlihatkan kepada peserta satu persatu. Penjelasan dari AIPTU Sutanto sangat lengkap, sehingga ketika dibuka forum tanya jawab, hanya beberapa peserta yang bertanya. Penyuluhan berikutnya tentang Mengenal Bahaya Narkoba Bagi Remaja yang disampaikan oleh Ibu Rosita Endang Kusmaryani, S.P, Si, M. Si. Beliau seorang psikolog, sehingga penjelasannya sangat menarik karena dihubungkan dengan ilmu psikologi. Ada beberapa pertanyaan terlontar dari peserta ketika session tanya jawab dibuka. Pertanyaan berkisar masalah mengapa remaja lebih rentan terhadap bahaya Narkoba, dan bagaimana sikap kita jika sahabat kita terkena Narkoba. Ibu Rosita menanggapi semua pertanyaan dengan sabar dan telaten hingga memuaskan peserta yang bertanya. Session paling semarak adalah ketika Ketua Granat dan eks-user berbicara mengenai penanganan penyalahgunaan Narkoba di DIY khususnya dan Indonesia umumnya, dan pengalaman pahit eks-user ketika menjadi pecandu. Pada session ini dihujani banyak pertanyaan, dari hal yang sederhana sampai yang menggelitik untuk disimak dan diikuti. Bapak Imam Ghozali, S. Ag, M.Si selaku ketua Granat dengan jelas menjawab semua pertanyaan. Demikian juga Sofie sebagai eks-user yang paling banyak ditanya, dengan penuh kesabaran ia mampu menjawab dengan sangat 27

memuaskan. Satu hal yang mengagumkan dari diri pribadi Sofie adalah meskipun kadang-kadang pertanyaannya menyangkut kehidupan pribadinya, tetapi ia tidak keberatan sama sekali untuk menjawab dan berbagi pengalaman yang sangat ingin didengar para peserta. Bahkan kadang-kadang ia berhenti sejenak dan menghela nafas sebelum menjawab pertanyaan yang menyingkap masa lalunya yang pahit. Penyuluhan terakhir adalah oleh ketiga anggota Tim secara paralel, yaitu Ibu Das Salirawati, Ibu Eddy Sulistyowati, Apt., MS, dan Bapak Erfan Priyambodo, M.Si yang menyampaikan materi berturut-turut tentang Mekanisme Perusakan Otak Akibat Narkoba, Mengenal Narkoba dan Jenis-jenisnya, dan Narkoba Ditinjau dari Sisi Berbagai Agama Di Indonesia. Meskipun merupakan materi terakhir dan waktu sudah menunjukkan jam 13.00, namun antusiasme peserta tidak berkurang, bahkan tak satupun peserta yang meninggalkan ruangan. Pemaparan materi ini lebih menekankan pada tinjauan keilmuan yang berkaitan dengan mekanisme rusaknya otak akibat pengkonsumsian Narkoba yang terus menerus. Banyak pertanyaan dimunculkan ketika session tanya jawab dibuka. Beberapa pertanyaan dan jawaban terdapat pada Lampiran 6. Pada akhir penyuluhan, peserta diminta mengerjakan kembali post-test yang soalnya sama dengan soal pre-test. Hal ini sebagai cara untuk mengetahui efektivitas kegiatan penyuluhan yang dilakukan. Untuk mengetahui kemanfaatan dari kegiatan penyuluhan ini, maka semua peserta diminta mengisi angket. Hasil pengisian angket inilah yang dapat digunakan sebagai dasar penting tidaknya kegiatan ini dilanjutkan di lain waktu dan kesempatan yang berbeda. Selain itu, dari data angket juga diketahui berbagai saran dan masukan yang sangat berguna untuk perbaikan kegiatan di masa mendatang. Meskipun jumlah peserta yang hadir sebanyak 70 orang, namun yang mengembalikan angket evaluasi hanya 56 peserta. Tidak diketahui mengapa 14 peserta tidak mengisi angket, padahal diberikan waktu 10 menit untuk mengisinya. Hasil pengisian angket peserta menunjukkan 100% (56 peserta) memandang kegiatan penyuluhan ini sangat bermanfaat bagi mereka dalam memperoleh pengetahuan tentang Narkoba. Sebanyak 23 peserta (41,1%) menyatakan lebih bersikap hati-hati terhadap bahaya narkoba dan mengetahui cara pencegahan, 16 peserta (28,6%) menyatakan dapat menambah wawasan, 13 peserta (23,2%) menyatakan lebih mengetahui bahaya narkoba dan 28

miras, 10 peserta (17,9%) menyatakan lebih mengetahui jenis-jenis narkoba, sedangkan beberapa peserta menyatakan bahwa dengan penyuluhan ini mereka mengetahui pengalaman pengguna Narkoba, mengetahui tanda-tanda kecanduan Narkoba, dan sebagai upaya penyelamatan anak bangsa. Saran yang disampaikan antara lain : 12 peserta (21,4%) menyatakan perlunya penyuluhan diadakan keliling dari sekolah ke sekolah, 8 peserta (14,3%) menyatakan penyuluhan seperti ini lebih digiatkan, 6 peserta (10,7%) menyatakan perlunya dilakukan penyuluhan untuk guru berbagai mata pelajaran dan mengikutsertakan orangtua atau komite, serta penyuluhan dilakukan terjadwal setiap tahun / semester, 5 peserta (8,9%) penyuluhan diadakan di ruang terbuka. Beberapa peserta menyampaikan saran agar penyampaian materi penyuluhan lebih menarik, ditambah diskusi dan nara sumber, diberikan buku, tinjauan agama lebih dipertajam, dihadirkan eksuser dari berbagai kalangan dan usia. Ada dua saran yang saling bertentangan, yaitu di satu sisi ada yang menyarankan untuk menambah waktu penyuluhan agar materi dapat tersampaikan tanpa terburu-buru, tetapi di sisi lain ada yang menyarankan waktu penyuluhan untuk dipersingkat agar peserta tidak jenuh. Secara umum kegiatan penyuluhan ini berhasil dan tepat sasaran, karena siswa-siswa SMP dan SMA yang menjadi peserta merasa mendapatkan tambahan ilmu, bahkan di akhir acara mereka menginginkan kegiatan ini berkelanjutan. Jumlah peserta yang tidak berkurang dari pagi sampai selesai juga merupakan indikasi bahwa para peserta serius dalam mengikuti kegiatan penyuluhan ini. Harapan Tim PPM semoga peserta yang hadir pada kegiatan ini berkenan dengan ikhlas menularkan ilmunya kepada siswa lain, baik yang satu sekolah maupun beda sekolah yang kebetulan tidak memiliki kesempatan untuk hadir pada penyuluhan kali ini, sehingga kemanfaatan dari kegiatan ini dapat dirasakan pula oleh mereka. Pemberian VCD film bahaya Narkoba dan kisah nyata korban Narkoba diharapkan dapat digunakan sebaik-baiknya sebagai media penyuluhan bagi masingmasing sekolah peserta penyuluhan ini, yang mungkin juga dapat diperbanyak sendiri untuk diberikan kepada sekolah lain yang membutuhkan. Keberhasilan kegiatan penyuluhan ini juga ditunjukkan adanya perbedaan skor yang diperoleh dari hasil pre-test terhadap post-test, yaitu 4,13 dengan 4,94.

29

Berdasarkan pelaksanaan kegiatan penyuluhan ini, menjadi bahan diskusi bagi kita semua bahwa maraknya penyalahgunaan Narkoba di kalangan remaja (anak sekolah) merupakan tanggung jawab kita semua. Kegiatan ini hanyalah salah satu bentuk kepedulian Tim PPM UNY dalam ikut andil membantu penanggulangan dan antisipasi penyebaran Narkoba saat ini. Semoga Tim-Tim PPM lain di kesempatan lain melakukan hal serupa dengan sasaran yang berbeda, agar masyarakat merasakan diperhatikan oleh kalangan akademisi seperti kita ini.

BAB IV PENUTUP
30

A. KESIMPULAN
Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat tentang Upaya Penyelamatan Generasi Muda Melalui Penyuluhan Pengetahuan Bahaya dan Cara Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba di Kabupaten Kulon Progo ini berhasil memberikan bekal tentang bahaya Narkoba bagi kesehatan dan masa depan siswa SMP dan SMA di Kabupaten Kulon Progo, dan memberikan pemahaman pentingnya kesadaran siswa SMP dan SMA di Kabupaten Kulon Progo, dalam melakukan pencegahan diri terhadap pengaruh Narkoba yang dapat datang dari teman bergaul di sekolah dan di rumah, lingkungan masyarakat sekitar, dan media massa. Kegiatan ini sangat menarik dan tepat sasaran, hal ini tercermin dari antusiasme mereka dalam mengikuti penyuluhan dan mengajukan pertanyaan tentang banyak hal dalam forum diskusi (tanya jawab). Keberhasilan kegiatan penyuluhan ini ditunjukkan adanya perbedaan skor yang diperoleh dari hasil pre-test terhadap post-test, yaitu 4,13 dengan 4,94.

B. SARAN
Kegiatan ini hanya mencakup peserta dalam jumlah kecil (70 peserta) untuk ukuran suatu Kabupaten dan hanya melibatkan secara perwakilan siswa dari beberapa SMP dan SMA yang ada di wilayah Kabupaten Kulon Progo, sehingga diharapkan peserta berkenan membantu menyebarluaskan informasi yang disampaikan dalam kegiatan penyuluhan ini kepada teman bergaul di sekolah dan di rumah, keluarga, saudara, atau siapa saja yang dipandang memerlukan informasi tersebut, sehingga kemanfaatan penyuluhan ini secara tidak langsung dapat disebarkan pada sasaran yang lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA

31

Asnely MZ. (1991). Mendeteksi Zat Pewarna Tekstil Secara Sederhana. Kompas. Tanggal 28 November 1991. John, W., Hill, Doris, K., Kolb. (1995). Chemistry for Changing Times. Seventh Edition. New Jersey : Prentice Hall, Inc. Mohammad Anief. (1990). Perjalanan dan Nasib Obat dalam Badan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Mohammad Anief. (1991). Apa yang Perlu Diketahui tentang Obat. Cetakan kedua. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Mohammad Anief. (1996). Penggolongan Obat Berdasarkan Khasiat dan Penggunaan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. Nanizar Zaman - Joenoes, Pharm D. (1994). Masalah Penyalahgunaan Obat. Surabaya : Universitas Airlangga. N. Irving Sax. (1979). Dangerous Properties of Industrial Materials. New York : Van Nostrand Reinhold Co. Sardjono O.S. (1982). Penyalahgunaan Obat dan Ketergantungan Obat. Pembinaan Profesi Apoteker Pengelola Apotek, Dirjen POM, DepKes RI. Subagyo Partodiharjo. (2006). Kenali Narkoba dan Musuhi Penyalahgunaannya. Jakarta : Erlangga. Tan Hoan Tja dan Kirana Rahardja . (1991). Obat-obat Penting, Khasiat Penggunaan dan Efek-efek Sampingannya. Jakarta : Jayakarta Press. Weka Gunawan. (2006). Keren Tanpa Narkoba. Jakarta : Grasindo.

32

Anda mungkin juga menyukai