Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Comunita Servizio e-ISSN: 2656-67710

Volume 1, Nomor 2, Tahun 2019 Hal 143-153

ANCAMAN NARKOBA BAGI GENERASI MUDA DAN UPAYA PENCEGAHAN


SERTA PENANGGULANGANNYA

dr. Rospita Adelina Siregar, M.H,Kes.


Universitas Kristen Indonesia
Email:mapituki@yahoo.co.id.

Abstrak
Narkoba adalah narkotika dan obat /bahan berbahaya, tertulis dalam Undang Undang Nomer
35 tahun 2009 Tentang Narkotika, dikatakan bahwa berlakunya sanksi Pidana bagi barangsiapa
yang menyimpan, mengedarkan, mamakai dan memproduksi Narkotika dan bahan/zat berbahaya
itu. Data Badan Narkotika Nasional (BNN) terkini menyebutkan bahwa, pemakai Narkotika dan
obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda kian meningkat, jumlah peningkatannya
sebesar 24% sampai 28% remaja. Data lain dari penelitian milenial atau generasi muda beberapa
tahun yang lalu menunjukan jumlah pengguna mencapai 20 persen, adalah kelompok anak-anak
dan remaja atau usia pelajar berkisar umur 11 sampai 24 tahun. Sejak tahun 2016 Kecamatan
Sidamanik dijadikan daerah binaan dalam kegiatan Pengabdian kepada masyarakat Universitas
Kristen Indonesia. Tahun 2019 kembali Universitas Kristen Indonesia melakukan penelitan dan
Pengabdian keapada masyarakat dengan memilih siswa-siswa SMA di wilayah Pamatang
Sidamanik, sampel penelitian berjumlah 195 orang mahasiswa yang dipilih dengan teknik random
sampling. Teknik analisis dilakukan dengan uji statistik SPSS. Berdasarkan 3 indikatif
pengetahuan tentang jenis Narkoba, Dampak penggunaan jenis Narkoba dan Sikap terhadap
ancaman Pidana. Bagi masyarakat dan para pelajar di lingkungan Pamatang Sidamanik sangat
dirasa perlu menerima informasi tentang bahaya narkoba, dan diharapkan partisipasi aktif
masyarakat sebagai sikap pencegahan bertambahnya pemakai narkoba di wilayah ini.

Kata kunci: Narkoba, generasi muda dan sanksi hukum

Abstract

Narcotics are narcotics and drugs / hazardous substances, which are written in Law Number 35 of
2009 concerning Narcotics, which is said that the imposition of criminal sanctions is applicable for
those who store, distribute, use and produce Narcotics and hazardous substances / substances.
Data from the National Narcotics Agency (BNN) now states that, the use of narcotics and illicit
drugs among the younger generation is increasing, the number increases 24% to 28% of
adolescents. Other data from millennial studies or the younger generation a few years ago showed
the number of users reaching 20 percent, a group of children and adolescents or the age of
students ranging in age from 11 to 24 years. Since 2016, Sidamanik District has been a target area
for community service of the Indonesian Christian University. In 2019 the Indonesian Christian
University conducted a research and community service by selecting high school students in the
Pamatang Sidamanik area, with the research sample of 195 students selected by random sampling
technique. The analysis technique is done by SPSS statistical test based on three indicative
knowledge about types of narcotics, the impact of the use of narcotics and attitudes towards
criminal threats. For the community and students in the Pamatang Sidamanik environment it is
deemed necessary to rget information about the dangers of drugs.It is expected that the active
participation of the community is as an attitude of prevention of increasing drug users in the region.

Keywords: Drugs, young generation and legal sanctions

143
Jurnal Comunita Servizio e-ISSN: 2656-67710
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2019 Hal 143-153

Pendahuluan Drugs and Crime (UNODC),


Narkoba adalah singkatan dari menyebutkan bahwa sebanyak 275
narkotika dan obat/bahan berbahaya. juta penduduk di dunia atau 5,6 %
Selain "narkoba", istilah lain yang dari penduduk dunia (usia 15-64 tahun)
diperkenalkan khususnya oleh pernah mengonsumsi Narkoba.
Kementerian Kesehatan Republik Sedangkan di Indonesia, melalui Badan
Indonesia adalah Napza yang Narkotika Nasional (BNN) selaku focal
merupakan singkatan dari Narkotika, point di bidang Pencegahan dan
Psikotropika, dan zat adiktif (obat-obat Pemberantasan Penyalahgunaan dan
terlarang dan berbahaya dapat Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)
mengakibatkan seseorang mempunyai memiliki data penyalahgunaan
ketergantungan terhadap obat-obat Narkoba tahun 2017 sebanyak
tersebut). Didalam Undang Undang 3.376.115 orang pada kelompok usia
Nomor 35 tahun 2009 Tentang 10-59 tahun. Sementara angka
Narkotika dalam pasal 1 ayat 1 penyalahgunaan Narkoba di kalangan
dijelaskan bahwa Narkotika adalah zat pelajar di tahun 2018 (dari 13 ibukota
atau obat yang berasal dari tanaman provinsi di Indonesia ) mencapai angka
atau bukan tanaman baik sintetis 2,29 juta orang. Salah satu kelompok
maupun semi sintetis. Kedua istilah masyarakat yang rawan terpapar
tersebut sering digunakan untuk istilah penyalahgunaan Narkoba adalah
yang sama, meskipun istilah Nafza lebih mereka yang berada pada rentang usia
luas lingkupnya. Narkotika berasal dari 15-35 tahun atau generasi milenial.
tiga jenis tanaman, yaitu (1) candu, (2) Kelompok usia remaja justru
ganja, dan (3) koka. Ketergantungan memiliki keinginan yang besar untuk
obat dapat diartikan sebagai keadaan mencoba-coba, mengikuti trend dan
yang mendorong seseorang untuk gaya hidup, serta memilih hidup
mengonsumsi obat-obat terlarang bersenang-senang.
secara berulang-ulang atau Upaya untuk mengatasi
berkesinambungan. Apabila tidak berkembangnya pecandu Narkoba
melakukannya dia merasa ketagihan sudah dilakukan, namun terkendala
(sakau) yang mengakibatkan perasaan pada lemahnya perangkat hukum.
tidak nyaman bahkan perasaan sakit sebagai bukti lemahnya hukum terhadap
yang sangat pada tubuh (Yusuf, 2004: penyalahgunaan Narkoba ketika ,
34). ringannya putusan hukuman bagi
World Drugs Reports 2018 yang pengedar dan pecandu, bahkan untuk
diterbitkan United Nations Office on mendapatkan minuman beralkohol di

144
Jurnal Comunita Servizio e-ISSN: 2656-67710
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2019 Hal 143-153

atas 40 persen (minol 40 persen) tidak apabila bicara masalah Psikotropika


sukar , karena diberi kemudahan oleh hanya menyangkut Psikotropika
pemerintah. Sebagai perbandingan, golongan III dan IV sesuai Undang-
misalnya di Malaysia apabila kedapatan Undang Nomor 5 Tahun 1997 Tentang
pengedar atau pecandu membawa Psikotropika .
dadah 5 gr ke atas maka orang tersebut Zat yang termasuk Psikotropika
akan dihukum mati (dadah dalam kamus antara lain: Sedatin (Pil BK), Rohypnol,
bahasa Melayu adalah obat-obatan Magadon, Valium, Mandrax,
atau bahan yang dipakai untuk obat Amfetamine, Fensiklidin, Metakualon,
tidur bsa menyebabkan tidak sadar diri, Metifenidat, Fenobarbital,
seperti candu dan heroin) . Flunitrazepam, Ekstasi,
Bentuk dan Jenis Narkoba Shabu-shabu, LSD (Lycergic Syntetic
Jenis Narkotika adalah : Tanaman Diethylamide) dan sebagainya. Bahan
papaver, opium mentah, opium masak Adiktif berbahaya lainnya adalah bahan-
(candu, jicing, jicingko), opium obat, bahan alamiah, semi sintetis maupun
morfina, kokaina, ekgonina, tanaman sintetis yang dapat dipakai sebagai
ganja, dan damar ganja. Garam-garam pengganti morfina atau kokaina yang
dan turunan-turunan dari morfina dan dapat mengganggu sistem syaraf pusat,
kokaina, serta campuran-campuran dan seperti: Alkohol yang mengandung ethyl
sediaan-sediaan yang mengandung etanol, inhalen/sniffing (bahan pelarut)
bahan tersebut di atas. Psikotropika berupa zat organik (karbon) yang
adalah zat atau obat, baik alamiah menghasilkan efek yang sama dengan
maupun sintetis bukan narkotika, yang yang dihasilkan oleh minuman yang
berkhasiat Psikoaktif melalui pengaruh beralkohol atau obat anaestetik jika
selektif pada susunan saraf pusat yang aromanya dihisap. Contoh: lem/perekat,
menyebabkan perubahan pada aktivitas aceton, ether dan sebagainya.
mental dan perilaku (Undang-Undang Dampak Narkoba
Nomor 5 Tahun 1997 Dari efeknya, Narkoba bisa
Tentang Psikotropika). Terdapat empat dibedakan menjadi tiga: Depresan, yaitu
golongan Psikotropika menurut undang- menekan sistem sistem syaraf pusat dan
undang tersebut, namun setelah mengurangi aktifitas fungsional tubuh
diundangkannya Undang Undang sehingga pemakai merasa tenang,
Nomor 35 Tahun 2009 Tentang bahkan bisa membuat pemakai tidur dan
Narkotika, maka Psikotropika golongan I tak sadarkan diri. Bila kelebihan dosis
dan II dimasukkan ke dalam golongan bisa mengakibatkan kematian. Jenis
Narkotika. Dengan demikian saat ini Narkoba depresan antara lain opioda,
145
Jurnal Comunita Servizio e-ISSN: 2656-67710
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2019 Hal 143-153

dan berbagai turunannya seperti morphin fisik dan psikologis.


dan heroin. Contoh yang populer Masalah menjadi lebih gawat bila
sekarang adalah Putaw. penggunaan Narkoba terutama pemakai
Stimulan memberi efek merangsang Narkotika suntik secara berganti-gantian
fungsi tubuh dan meningkatkan diantara pemakai, penularan semakin
kegairahan serta kesadaran. Jenis cepat dimana virus HIV masuk kedalam
stimulan antara lain: Kafein, Kokain, pembuluh darah, akibatnya pemakai
Amphetamin. Contoh yang sekarang akan tertular HIV/AIDS pada
sering dipakai adalah Shabu-shabu dan kesempatan lain pemakai ini berpotensi
Ekstasi. Halusinogen adalah zat yang menularkan ke orang lain. Penularan
memberi efek utamanya adalah HIV dan meningkat menjadi AIDS
mengubah daya persepsi atau sangat cepat dapat mengacam potensi
mengakibatkan halusinasi. Halusinogen anak bangsa. Kehilangan remaja sama
kebanyakan berasal dari tanaman seperti dengan kehilangan sumber daya
mescaline dari kaktus dan psilocybin dari manusia bagi bangsa.
jamur-jamuran. Selain itu ada juga yang Paradigma dalam Undang undang
diramu di laboratorium seperti LSD. Yang Narkotika dan Psikotropika
paling banyak dipakai adalah marijuana
Instruksi Presiden Republik Indonesia
atau ganja.
(INPRES) Nomor 6 Tahun 1971 kepada
Akibat kebiasaan memakai Narkotika
Kepala Badan Koordinasi Intelijen
dapat merusak sistem persyarafan,
Nasional (BAKIN) untuk menanggulangi
sehingga tidak dapat berpikir jernih,
enam permasalahan nasional yang
mudah lupa, sukar konsentrasi.
menonjol, salah satunya adalah
Dampak bahan/zat Narkotika memang
penanggulangan penyalahgunaan
bervariasi ada hubungannya dengan
Narkotika. Kemudian di lanjutkan dengan
lewat mana bahan/zat yang dimasukan
mengeluarkan Undang-Undang Nomor
kedalam tubuh manusia, misalnya dapat
22 Tahun 1997 kemudian diubah
melalui oral/diminumkan , dihirup melalui
menjadi Undang- Undang Nomor 35
hidung, atau disuntik melalui pembuluh
Tahun 2009 Tentang Narkotika.
darah ditangan, memakai jarum suntik,
Pemerintah menyadari bahwa tidak
sehingga bahan/zat itu cepat masuk
cukup penanganan permasalahan
kedalam aliran darah. Bahan/zat itu
Narkotika hanya diperankan oleh para
dapat mengubah proses isi pikiran,
penegak hukum saja, tapi juga harus
suasana hati atau perasaan, juga
didukung peran serta dari seluruh elemen
perilaku seseorang, bahkan dapat
masyarakat. Alasan dan pemikiran ini
menimbulkan ketergantungan (adiksi)
menjadi latar belakang berdirinya Badan
146
Jurnal Comunita Servizio e-ISSN: 2656-67710
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2019 Hal 143-153

Narkotika Nasional (BNN). BNN pun dari Pasal 111, 112 dan 114
gencar melakukan upaya-upaya preventif merupakan sisi yang keras dan tegas
dan represif untuk mewujudkan Indonesia kepada bandar, sindikat, dan pengedar
yang bebas dari Narkoba tahun 2015 Narkotika.
yang merupakan target dari seluruh Pasal 111 ayat (1) UU Narkotika
negara ASEAN. berbunyi, “Setiap orang yang tanpa hak
Pencegahan dan Penanggulangan atau melawan hukum menanam,
1. Pencegahan sosialisasi dampak memelihara, memiliki, menyimpan,
medis menguasai, atau menyediakan narkotika
Dari segi penanganan bagi Golongan I dalam bentuk tanaman,
penyalahguna Narkotika menurut dipidana dengan pidana penjara paling
Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 singkat 4 (empat) tahun dan palinglama
Tentang Narkotika dalam Pasal 7 12 (dua belas) tahun dan pidana denda
dikatakan bahwa Narkotika hanya paling sedikit Rp. 800.000.000,00
dapat digunakan untuk kepentingan (delapan ratus juta rupiah) dan paling
pelayanan kesehatan dan/atau banyak Rp. 8.000.000.000,00 (delapan
pengembangan ilmu pengetahuan dan miliar rupiah).”
teknologi. Artinya Orang yang Perbedaannya dengan Pasal 112
menggunakan Narkotika secara tanpa ayat (1) UU Narkotika adalah pada
hak, ia telah melawan hukum , dalam bentuk narkotikanya, yaitu berbentuk
konteks ini diklasifikasikan sebagai tanaman atau bukan tanaman. Pasal
pecandu dan pengedar yang 112 ayat (1) UU Narkotika berbunyi
menggunakan dan melakukan peredaran “Setiap orang yang tanpa hak atau
gelap Narkotika. melawan hukum memiliki,
Undang-undang No. 35 Tahun menyimpan, menguasai, atau
2009 pada dasarnya mempunyai 2 menyediakan Narkotika Golongan I
(dua) sisi, yaitu sisi humanis kepada bukan tanaman, dipidana dengan
para pecandu narkotika, dan sisi yang pidana penjara paling singkat 4
keras dan tegas kepada bandar, sindikat, (empat) tahun dan paling lama 12 (dua
dan pengedar Narkotika. Sisi humanis belas) tahun dan pidana denda paling
itu dapat dilihat sebagaimana termaktub sedikit Rp. 800.000.000,00 (delapan
pada Pasal 54 UU No. 35 Tahun 2009 ratus juta rupiah) dan paling banyak
yang menyatakan, Pecandu Narkotika Rp. 8.000.000.000,00 (delapan miliar
dan korban penyalagunaan narkotika rupiah).”
wajib menjalani rehabilitasi medis dan Lalu, Pasal 114 ayat (1) UU
rehabilitasi sosial. Sedangkan penerapan Narkotika menyatakan bahwa “Setiap

147
Jurnal Comunita Servizio e-ISSN: 2656-67710
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2019 Hal 143-153

orang yang tanpa hak atau melawan yang mengatur tentang penanganan
hukum menawarkan untuk dijual, penyalahguna narkotika. Sudah jelas
menjual, membeli, menerima, menjadi dikatakan dalam pasal 54 yang
perantara dalam jual beli, menukar, atau mengutamakan bahkan wajib
menyerahkan narkotika Golongan I, hukumnya pecandu dan korban
dipidana dengan pidana penjara seumur penyalahgunaan narkotika untuk
hidup atau pidana penjara paling menjalani rehabilitasi medis dan
singkat 5 (lima) tahun dan paling lama rehabilitasi sosial, hal itu diperkuat
20 (dua puluh) tahun dan pidana denda lagi oleh Peraturan Pemerintah Republik
paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu Indonesia Nomor 25 Tahun 2011
miliar rupiah) dan paling banyak Rp Tentang Pelaksanaan Wajib Lapor
10.000.000.000,00 (sepuluh miliar Pecandu Narkotika.
rupiah).” Peratuan Pemerintah (PP) ini
2. Sanksi dan rehabilitasi bertujuan untuk memenuhi hak pecandu
Tercantum di dalam Bab XV UU No. Narkotika dalam mendapatkan
35 Tahun 2009 (Ketentuan Pidana), yang pengobatan dan/atau perawatan
pada inti dalam bab ini dikatakan bahwa melalui rehabilitasi medis dan
orang yang tanpa hak dan melawan rehabilitasi sosial. Apa yang dimaksud
hukum menanam, memelihara, memiliki, dalam PP No. 25 Tahun 2011 ini pun
menyimpan, menguasai, atau semestinya dijalankan pula oleh para
menyediakan, hukumannya adalah aparat penegak hukum mengingat
pidana penjara. Maka ini artinya Peraturan Pemerintah termasuk dalam
undang-undang menjamin hukuman bagi hierarki perundang-undangan.
pecandu/korban penyalahgunaan Dengan merujuk kepada Pasal 4 UU
narkotika berupa hukuman rehabilitasi, Narkotika, dapat diperoleh gambaran
dan bandar, sindikat, dan pengedar bahwa rehabilitasi merupakan salah
narkotika berupa hukuman pidana satu tujuan utama diundangkannya UU
penjara. Permasalahan juga muncul Narkotika. Bahkan pengaturan mengenai
karena perbedaan persepsi antar para rehabilitasi mendapat bagian tersendiri,
aparat penegak hukum yang kemudian yaitu dalam Bab IX bagian kedua
menimbulkan perbedaan dalam tentang Rehabilitasi. Mulai dari Pasal
penanganan penyalahguna narkotika . 54 sampai dengan Pasal 59 UU
Bagi penyalahgunaan Narkotika Narkotika mengatur mengenai rehabilitasi
seharusnya aparat penegak hukum bagi pengguna narkotika, selain juga
dapat lebih jeli lagi melihat amanat tersebar dalam berbagai pasal lainnya.
Undang-Undang dan regulasi lainnya 3. Law enforcment

148
Jurnal Comunita Servizio e-ISSN: 2656-67710
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2019 Hal 143-153

Khususnya di Desa Binaan sangat tertutup bahkan


Pamatang Sidamanik, sebagai wujud organisasi/organ/kelompok ini sulit
realisasi nota kesepahaman dengan diterobos.
Universitas Kristen Indonesia, telah Memiliki pengetahuan yang benar
dilaksanakan beberapa kali kegiatan tentang narkoba dan memiliki
pengabdian kepada masyarakat kemampuan untuk menghindari budaya
bekerjasama dengan Parsadaan Pemuda merokok pada usia dini, akan memberi
Parsidamanik Se-Indonesia, tahun ini dampak bagi tidak meningkatnya
dilaksanakan bentuk penyuluhan hukum pengguna dikalangan usia remaja.
mengambil tema “ bahaya Narkoba Karena kebiasaan merokok ini sepertinya
dalam prespektif hukum pidana sudah menjadi hal yang wajar di
Indonesia sebagai pengembangan kalangan pelajar saat ini.Awalnya
terhadap penanggulangan mencoba, lalu kemudian mengalami
penyalahgunaan Narkoba bagi generasi ketergantungan.
muda Indonesia” . Sasaran dari kegiatan Di Indonesia, pencandu narkoba ini
ini adalah dititik beratkan pada kelompok perkembangannya semakin pesat. Para
siswa SMA dan masyarakat di pencandu narkoba itu pada umumnya
lingkungan Pamatang Sidamanik. berusia antara 11 sampai 24 tahun.
Kegiatan penyuluhan bertujuan agar Artinya usia tersebut ialah usia produktif
masyarakat wajib memiliki pengetahuan atau usia pelajar. Pada awalnya, pelajar
tentang tanda- tanda penyalahgunaan yang mengonsumsi narkoba biasanya
Narkoba ketika di sekolah dan tanda- diawali dengan perkenalannya dengan
tanda penyalahgunaan Narkoba ketika di rokok
rumah . Masyarakat yang dimaksud HASIL DAN PEMBAHASAN
adalah kelompok usia dewasa /orang tua Angka penyalahgunaan narkoba di
siswa SMA di lingkungan Pamatang kalangan pelajar di tahun 2018 (dari 13
Sidamanik. ibukota provinsi di Indonesia ) mencapai
Target dari kegiatan angka 2,29 juta orang. Penguna dalam
penyuluhan“Narkoba dalam prespektif rentang usia 15-35 tahun atau generasi
hukum positif” bagi siswa SMA adalah milenial. Hal ini juga menjadi gambaran
agar kelompok siswa-siswi memahami kekwatiran daerah Khususnya di Desa
akan bahaya dan ancaman penggunaan Binaan Kecamatan Sidamanik dan
narkotika, sehingga bisa melakukan Pamatang Sidamanik. Sehingga UKI
proteksi diri. Kekwatiran beralasan perlu melaksanakan kegiatan
bahwa kalangan remaja rentan terpapar pengabdian kepada masyarakat
narkotika, mata rantai pemakai biasanya bekerjasama dengan Perkumpulan

149
Jurnal Comunita Servizio e-ISSN: 2656-67710
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2019 Hal 143-153

Pemuda Sidamanik Se- Indonesia tahun adalah 815.471 jumlah ini dikelompokkan
2019 ini akan dilaksanakan bentuk berdasarkan jenis kegiatan nya adalah
penyuluhan hukum. Mengambil tema kelompok pelajar. Pelajar yang dimaksud
“Narkoba dalam prespektif hukum positif. menduduki tingkat pendidikan SMP
Penyalahgunaan Narkoba disebabkan sampai Perguruan tinggi, Kabupaten
oleh beberapa faktor diantaranya adalah Simalungun memiliki 32 Kecamatan,
kurangnya pengendalian diri, konflik salah satunya Kecamatan Sidamanik
individu/emosi yang belum stabil, yang memilik 15 Kelurahan dengan luas
terbiasa hidup senang / mewah, daerah 80.88.Km², sedangkan diperoleh
lingkungan sosial , masalah dengan data bahwa anak-anak yang pada tahun
kepribadian. 2018 berusia 7 tahun memiliki harapan
Pembahasan dapat menikmati pendidikan selama
Jumlah kelompok usia penduduk 12,75 tahun, lebih lama 0,04 tahun
diatas 15 tahun di Provinsi Sumatra dibandingkan dengan tahun 2017
Utara menurut data tahun 2010-2013

Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kelamin dan Kegiatan Seminggu yang
Lalu (jiwa), 2010-2013 Provinsi Sumatra Utara
Jenis Kegiatan Laki-Laki Perempuan Laki-laki + Perempuan

I. Angkatan Kerja
3 766 509 2 545 253 6 311 762
- Bekerja
3 553 309 2 346 251 5 899 560
- Mencari Kerja
213 200 199 002 412 202
II. Bukan Angkatan Kerja
627 805 1 991 856 2 619 661
1. Sekolah 352 381 463 090 815 471

2. Mengurus Rumahtangga 55 051 1 387 092 1 442 143

3. Lainnya 220 373 141 674 362 047

Jumlah 20134) 4 394 314 4 537 109 8 931 423

20123) 4 346 489 4 487 828 8 834 317

20112) 4 309 879 4 449 442 8 759 321

20101) 4 704 369 4 815 905 9 520 274

Sumber: BPS-Survei Angkatan Kerja Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2010-2013


Update Terakhir : 29 Aug 2018

150
Jurnal Comunita Servizio e-ISSN: 2656-67710
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2019 Hal 143-153

Sebagai lahan binaan PkM UKI, demokrasi didalam mengambil keputusan


sangat tepat apabila Kecamatan apapun di keluarga maupun di
Sidamanik diberi perhatian karena, masyarakat akan mendorong anak tidak
Kecamatan Sidamanik memilik 15 mudah frustasi dan pesimis.
Kelurahan dengan luas daerah
80.88.Km², dengan rasio pelajar Rasio Jenis Kelamin di Kabupaten
sebanyak 815 471 dimana jenis kelamin Simalungun Tahun 2016

perempuan lebih banyak dari pria, lalu


data seluruh penduduk Indonesia
didapat 22.212.881 orang adalah
kelompok usia 15-19 tahun , tentu data
ini memberikan makna bahwa dari
kelompok pelajar harus di jadikan
Sumber: BPS-Survei Angkatan Kerja
prioritas secara Nasional.
Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) 2010-
Kegiatan pencegahan akan lahirnya 2013
pecandu pemula dikelompok pelajar Update Terakhir : 16 Aug 2017
dapat dengan memasukan materi
kepemimpinan dan Kedisiplinan didalam Mengantisipasi melalui pencegahan
kurikulum sekolah sehingga siswa yang diuraikan diatas akan
memiliki kematangan dalam kepribadiaan membangkitkan pengendalian diri
menghadapi segala tantangan dari luar generasi muda , ia akan mampu
dirinya. Sekolah harus berani mengatasi konflik individu/emosi,
mendeklarasi menjadi sekolah bebas terbiasa hidup bahagia dan memiliki
asap rokok dengan menerapkan suasana hati yang selalu harmonis ,
kewajiban menjaga beredarnya asap akan menciptakan generasi yang
rokok di lingkungan sekolah , juga tahan uji dan kuat kepribadiannya.
mendukung save the earth. Memulai
dari keluarga sendiri dengan
menciptakan suasana yang damai dan
membangun keharmonisan antar
anggota keluarga, akan berdampak
bagi perkembangan kepribadaiaan dan
kemandirian anak, sehingga muncul
rasa bahagia anak ketika
bersosialisasi dengan masyarakat.
Terbiasa membudayakan hidup

151
Jurnal Comunita Servizio e-ISSN: 2656-67710
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2019 Hal 143-153

Melalui kegiatan PkM Universitas Masyarakat paham akan tanda-


Kristen Indonesia di pamatang tanda penyalahgunaan narkoba ketika
Sidamanik, kami memberikan di sekolah bisa saja dengan
penyuluhan tentang Narkoba dari menurunnya prestasi belajar di sekolah
perpektif hukum dan perspektif Medis, tiba-tiba hingga mencolok, perhatian
sehingga luaran nya kami harapkan terhadap lingkungan tidak ada, sering
terjadi transfer pengetahuan yang benar kelihatan mengantuk di sekolah, sering
tentang Narkoba. keluar dari kelas pada waktu jam
Masyarakat paham akan tanda-tanda pelajaran dengan alasan ke kamar
penyalahgunaan Narkoba ketika di mandi, sering terlambat masuk kelas set
rumah harus disosialisasi bagi elah jam istirahat; mudah tersinggung
masyarakat, kemungkinan perubahan dan mudah marah di sekolah, sering
sikap yang dimulai dari membangkang berbohong, meninggalkan hobi-hobinya
terhadap teguran orang tua, tidak mau yang terdahulu (misalnya kegiatan
mempedulikan peraturan keluarga, mulai ekstrakurikuler dan olahraga yang
melupakan tanggung jawab rutin di dahulu digemarinya), mengeluh karena
rumah, malas mengurus diri, sering menganggap keluarga di rumah tidak
tertidur dan muda h marah, sering memberikan dirinya kebebasan, mulai
berbohong, banyak menghindar sering berkumpul dengan anak-anak
pertemuan dengan anggota keluarga yang “tidak beres” di sekolah.
lainnya karena takut ketahuan bahwa ia
adalah pecandu, bersikap kasar terhadap Kesimpulan dan Saran
anggota keluarga lainnya dibandingkan Solusi yang dapat ditempuh untuk
dengan sebelumnya, pola tidur berubah, mendeteksi hal tersebut yaitu kegiatan
menghabiskan uang tabungannya dan sadar dan peduli akan adanya
selalu kehabisan uang, sering mencuri perubahan anak dirumah maupun
uang dan barang-barang berharga di disekolah. Perhatian yang intens dan
rumah, sering merongrong keluarganya interaksi anggota keluarga ditingkatkan
untuk minta uang dengan berbagai kualitasnya, dan setelah memiliki
alasan, berubah teman dan jarang mau pengetahuan tentang tanda tanda
mengenalkan teman-temannya, sering penyalahgunaan narkoba ketika
pulang lewat jam malam dan menginap disekolah dan dirumah, masyarakat.
di rumah teman, sering pergi ke disko, Kegiatan lain yang dipandang juga dapat
mall atau pesta, bila ditanya sikapnya mengingkatkan pemahaman terhadap
defensif atau penuh kebencian, sekali- bahaya penggunaan narkoba adalah
sekali dijumpai dalam keadaan mabuk. dapat mengunjungi panti rehabilitasi

152
Jurnal Comunita Servizio e-ISSN: 2656-67710
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2019 Hal 143-153

melalui kegiatan ekstrakulikuler sekolah. KUH Pidana


Melalui kegiatan penyuluhan Kamus Bahasa Melayu
“Narkoba” bagi siswa siswa SMA dan
masyarakat di wilayah Pematang
Sidamanik diharapkan menambah
pengetahuan tentang tanda-tanda
Penyalahgunaan Narkoba ketika di
sekolah dan tanda-tanda
Penyalahgunaan Narkoba ketika di
rumah.

REFERENSI
Berita dari BNN, Penggunaan Narkotika
di Kalangan Remaja Meningkat
Bangun Santoso | Yosea

Arga Pramudita Diakses suara.com/


Senin , 22 Juli 2019 | 13:25 WIB
Badan Pusat Statistik Provinsi
Sumatera Utara (Statistics of
Sumatera Utara Province),
Diakses suara.com /Senin , 22 Juli
2019 | 14: 50 WIB
Siregar, R. A. (2016). Hubungan
perawat dan pasien Implementasi
standar keselamatan pasien.
Jurnal Hukum To-ra, 2(1).
Pusat Data dan Informasi, Kemenkes RI,
2017
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997
Tentang Narkotika Undang Undang
Nomer 35 Ttahun 2009 Tentang
NarkotikaUndang Undang nomer 5
Tahun 1997 Tentang Psikotropika
Instruksi Presiden Republik Indonesia
(INPRES) Nomor 6 Tahun 1971

153

Anda mungkin juga menyukai