Anda di halaman 1dari 52

Strategi Pemasaran Sosial Badan Narkotika Nasional Provinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta Terkait Pencegahan Narkoba di


Kalangan Mahasiswa Tahun 2016

Abdul Aziz

ABSTRAK

Tahun 2016 terdapat data pernah pakai penyalahgunaan narkoba pada pelajar
dan mahasiswa di Provinsi DIY menduduki peringkat tertinggi dengan prevalensi
6,6%, angka prevalensi setahun pakai penyalahgunaan narkoba pada pelajar dan
mahasiswa di Provinsi DIY tahun 2016 menduduki peringkat kedua setelah DKI
Jakarta dengan prevalensi 2,8%. (Puslitdatin BNN RI). Metode penelitian deskriptif
kualitatif dengan mengumpulkan data melalui wawancara, observasi, dokumentasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa BNNP mengunakan strategi pemasaran
sosial dengan konsep 4P yang dikenal dengan marketing mix, diantaranya product
(Stop narkoba), price (anggaran biaya) , place (Tempat pelaksanaan program) , dan
promotion (promosi program menggunakan berbagai media)” penambahan 2P yaitu
parthnership (mitra kerja) dan policy (kebijakan pelaksanaan program). Strategi
dalam pengimplementasian program kegiatan dilakukan dengan 2 cara, secara
deseminasi informmasi P4GN melalui karya seni, melaksanakan sosialisasi,
kampanye, penyuluhan terhadap mahasiswa, sedangkan advokasi P4GN
melaksanakan pembentukan kader, satgas anti narkoba, jambore penguat kerjasama
terhadap kader mahasiswa. Menggunakan media langsung (face to face) seperti
pentas seni, pameran, sosialisasi peserta dari 20 kampus, pembentukan kader, satgas
anti narkoba, jambore. Media elektronik melalui TV lokal (Reksa Birama TV, Jogja
TV), Radio Lokal (Yasika FM, Sasando FM, Global FM). Media Massa (Koran
Bernas Jogja). Media Sosial (facebook, Tweeter, Instagram) dibantu dengan atribut
seperti baliho, pamphlet, stiker stop narkoba. Peneliti menyimpulkan hasil penelitian
bahwa strategi pemasaran sosial dilihat dari media sosial kurang efektif dan efesien
karena informasi yang di share ke facebook maupun instagram hanya mebagikan foto
pelaksanaan kegiatan sehingga kurang mendapat perhatian dari khalayak.

Kata kunci : Strategi Pemasaran Sosial, Pencegahan Narkoba

1
PENDAHULUAN meningkat menjadi 26.461 kasus di
tahun 2010. Demikian pula data sitaan
Penyalahgunaan Narkotika, narkoba untuk jenis utama yaitu ganja,
Psikotropika dan Zat Adiktif (NAPZA) shabu, ekstasi, dan heroin2. Kegiatan
di Indonesia sudah menjadi masalah pemberantasan terhadap peredaran
yang sangat mengkhawatirkan. gelap narkotika kian gencar dilakukan,
Masyarakat saat ini yang semakin namun sindikat narkotika tetap
dekat dengan narkotika. Posisi berusaha mencari celah menyusupi
Indonesia sekarang ini tidak hanya negara ini dengan narkotika melalui
sebagai daerah transit maupun jenis dan bentuk baru untuk
pemasaran narkoba, melainkan sudah menghindari jerat hukum.
menjadi daerah produsen Narkoba. Sebagai lembaga negara yang
Di Indonesia diperkirakan bertanggung jawab dalam penanganan
jumlah penyalahguna narkoba setahun permasalahan narkotika, BNN terus
terakhir sekitar 3,1 juta sampai 3,6 juta meningkatkan kewaspadaan terhadap
orang atau setara dengan 1,9% dari ancaman narkotika jenis baru atau
populasi penduduk berusia 10-59 NPS (New Psychoactive Substances)
tahun di tahun 2008. Hasil proyeksi tersebut. Hingga akhir tahun 2016,
angka prevalensi penyalahguna BNN telah mengidentifikasi 46 NPS.
narkoba akan meningkat sekitar 2,6% Dari jumlah tersebut, 18 diantaranya
di tahun 20131. sudah masuk dalam lampiran
Fakta tersebut didukung oleh Permenkes No. 13 Tahun 2014,
adanya kecenderungan peningkatan sedangkan 28 lainnya masih dalam
angka sitaan dan pengungkapan kasus tahap pembahasan dan akan segera
narkoba. Data pengungkapan kasus di masuk dalam lampiran Permenkes
tahun 2006 sekitar 17.326 kasus, lalu sehingga memiliki ketegasan hukum.

1 2
Badan Narkotika Nasional, Tahun Badan Narkotika Nasional, Tahun
2011 2014

2
Daerah Istimewa Yogyakarta Sumber :
merupakan daerah yang rawan aksi (http://bersekanews.com/berita-10-
penyelundupan narkoba karena besar-provinsi-terbanyak-pengguna-
letaknya yang strategis dan banyaknya narkoba.html) Yogyakarta, 12 April
mahasiswa yang menuntut ilmu. 2016, 15:00 WIB)
Keberadaan BNNP dan aparat penegak
hukum sangat diperlukan agar DIY Melihat permasalahan
terbebas dari belenggu penyalahgunaan narkoba di kalangan
penyalahgunaan narkoba. masyarakat Daerah Istimewa
Badan Narkotika Nasional Yogyakarta yang menduduki perigkat
(BNN) telah memetakan 5 daerah ke 5 pengguna terbanyak di Indonesia
dengan tingkat kerawanan narkotika yang sangat mengkhawatirkan
tertinggi di Indonesia. Kepala Bagian tersebut, selayaknya kita punya rasa
Humas Badan Narkotika Nasional tanggung jawab untuk menyelamatkan
(BNN) Kombes Pol Slamet Pribadi masa depan mereka dan seluruh
mengatakan : lapisan masyarakat perlu berkerja
Tabel 1.1 sama dalam menanggulangi
Jumlah Pengguna Narkoba di penyalahgunaan narkoba ini, jika
Indonesia Berdasarkan Provinsi tidak, akan terjadi the lost generation

No Provinsi Rangking (Generasi Yang Hilang) dan visi BNN


“Terwujudnya Masyarakat Indonesia
Dki Jakarta 4,74%
1
Bebas Penyalahgunaan Narkoba Dan
Kalimantan 3,07 %
2 Timur Peredaran Gelap Narkoba” Tahun
Sumatera 3,06 % 2015 tidak pernah terwujud3.
3 Utara
Kepulauan Adanya kesadaran masyarakat akan
2,94 %
4 Riau bahaya narkoba dan kerja keras BNNP
Yogyakarta 2,37 %
5

3
Badan Narkotika Nasional, Tahun
2009 : 92

3
DIY yang gencar melakukan kegiatan Kecenderungan Angka Prevalensi
pencegahan penyalahgunaan narkoba Pernah dan Setahun Pakai
membuahkan hasil yang sangat positif, Penyalahgunaan Narkoba Pada Pelajar
hal itu terbukti dari hasil penelitian dan Mahasiswa di Provinsi DIY Tahun
Puslitdatin BNN RI pada tahun 2011, 2016
2014, dan 2015 menunjukkan trend
penyalahgunaan narkoba di Propinsi
DIY cenderung mengalami penurunan.
Pada tahun 2016 walaupun
secara umum penyalahguna narkoba
bisa dikatakan menurun, namun tidak
pada tingkat pelajar dan mahasiswa. Sumber: Puslitdatin BNN RI
terdapat data bahwa kecenderungan
angka prevalensi pernah pakai Berdasarkan grafik di atas
penyalahgunaan narkoba pada pelajar dapat dikatakan permasalahan
dan mahasiswa di Provinsi DIY tahun penyalahgunaan narkoba di kalangan
2016 menduduki peringkat tertinggi pelajar dan mahasiswa Daerah
dengan prevalensi 6,6%. Sedangkan Istimewa Yogyakarta sangat
angka prevalensi setahun pakai mengkhawatirkan. Karena masih
penyalahgunaan narkoba pada pelajar banyak mahasiswa dan pelajar yang
dan mahasiswa di Provinsi DIY tahun pernah mencoba memakai zat-zat
2016 menduduki peringkat kedua terlarang jenis narkoba. Salah satu
setelah DKI Jakarta denganm organisasi yang bertanggung jawab
prevalensi 2,8%. Hal ini seperti dalam penanggulangan Narkoba
terlihat pada gambar 1.1 berikut. adalah BNNP Yogyakarta. BNNP
Yogyakarta memiliki program
Gambar 1.1 pemasaran sosial sebagai media
pencegahan peredaran gelap narkoba.

4
Berbagai kegiatan yang telah untuk memengaruhi perilaku khalayak
dilakukan oleh BNNP Yogyakarta sasaran yang akan menguntungkan
antara lain dengan membentuk masyarakat serta individu. Pemasaran
penggiat-penggiat anti narkoba sosial menggunakan prinsip-prinsip
menggiatkan pada pelajar dan dan teknik pemasaran untuk
mahasiswa, membentuk satgas anti memengaruhi audien sasaran agar
narkoba, melakukan penyuluhan, segera secara sukarela menerima,
melibatkan pelajar dan mahasiswa menolak, memodifikasi atau
untuk aktif dalam kampanye anti mengabaikan perilaku tertentu untuk
narkoba, sosialisasi pada mahasiswa manfaat individu, kelompok atau
baru, mengadakan seminar-seminar, masyarakat secara keseluruhan4.
memasang baliho, dan melalui Pemasaran sosial sering juga
penyebaran poster. disebut dengan kampanye sosial
karena dalam pelaksanaannya
KAJIAN PUSTAKA menggunakan strategi kampanye. Hal
Strategi Pemasaran Sosial yang dikampanyekan adalah cara-cara
Pemasaran sosial merupakan atau produk sosial untuk mengatasi
suatu adaptasi dari teori-teori masalah sosial yang ada di masyarakat.
pemasaran dalam rangka mendesain Desain strategi komunikasi sosial
suatu program untuk mempengaruhi pemasaran berkontrubusi sebagai
seseorang agar merubah prilakunya pedoman dan kajian BNNP DIY
secara sukarela dalam rangka mempengaruhi khalayak agar
meningkatkan kesejahteraan individu
dan juga masyarakat dimana individu
4
tersebut menjadi bagian. Kotler dan Roberto, Manajemen
Menurut Lee, pemasaran sosial
Pemasaran. Jakarta: Prenhallindo,
adalah proses yang menggunakan
(2002:5).
prinsip-prinsip pemasaran dan teknik

5
masyarakat terbuka bahwa narkoba a. Mencari dan mendefinisikan
menjadi permasalahan besar bangsa. produk social yang akan
Dari berbagai defenisi di atas dipasarkan
dapat disimpulkan bahwa social Merupakan tahapan dimana
marketing adalah proses menjual social marketer berusaha
sebuah ide atau gagasan yang mencari kesesuaian antara
bertujuan untuk mengubah prilaku ide/praktik sosial dengan
agar menjauhi narkoba masyarakat apa yang dicari, dibutuhkan,
sesuai dengan kampanye dan dan diinginkan oleh target
sosialisasi BNNP DIY dalam program adopter untuk
pencegahan bahaya narkoba di wilayah menyelesaikan masalahnya.
DIY. Seringkali target adopter
tidak mampu
Tahap-tahap Pemasaran sosial mengidentifikasi sendiri
Ada empat tahapan yang harus masalah yang sedang
dilalui manajemen pemasaran sosial. dihadapinya. Dalam hal ini
Tahap ini harus dilakukan secara peran social marketer
berurutan agar tujuan yang telah menjadi sangat dibutuhkan.
ditentukan dapat tercapai. Keempat b. Merancang produk social
tahapan tersebut menurut Kotler dalam yang akan dipasarkan
Pudjiastuti5: Pada tahap ini social
marketer membuat satu
solusi yang efektif bagi
kelompok sasaran melalui
5
Kotler, Philip dan L. Robert, tiga langkah, yaitu:
Equardo. (1989). Social 1) Menterjemahkan
Marketing : Strategis for
kesesuaian antara
Changing Behaviour. New
York: The Free Press. kebutuhan "target" ke

6
dalam posisi yang cocok mengubah kecocokan
dengan ide/praktik social produk dengan pasar untuk
2) Memperkuat posisi yang merespon perubahan yang
dipilih (dengan memberi relevan di lingkungan dan
merk atau kemasan populasi target adopter.
khusus) Tahapannya adalah sebagai
3) Membangun citra produk berikut:
sosial yang sesuai dengan 1) Kondisi target adopter
hakikat produk sosial itu harus diteliti dan dimonitor
sendiri. 2) Hasil penelitian harus
c. Memasarkan produk sosial dimanfaatkan dengan benar
Pada tahap ini social 3) Marketer harus
marketer siap membawa senantiasa mengubah
produk sosial kepada target strateginya sesuai
adopter setelah produk perubahan yang terjadi
sosial selesai didesain. Pada pada lingkungan target
tahap ini harus ada adoption adopter.
triggering, yaitu Menurut Gregory dalam buku
membiarkan target mencoba Pudjiastuti (2016: 35), pemasaran
produk sosial yang social sering disebut dengan kampanye
ditawarkan supaya mereka sosial karena promosinya
lebih yakin terhadap menggunakan berbagai cara dan
manfaat produk social saluran komunikasi.
tersebut. Kampanye adalah sebuah
d. Mempertahankan produk tindakan yang bertujuan mendapatkan
social yang telah dipasarkan pencapaian dukungan. Usaha
Pada tahap ini social kampanye bisa dilakukan oleh
marketer mendukung atau perorangan atau sekelompok orang

7
yang terorganisir untuk melakukan membuat team kampanye tidak
pencapaian suatu proses pengambilan berpikir mengenai efek kampanye
keputusan di dalam suatu kelompok, dalam jangka waktu yang pendek
dengan menggunakan berbagai media tetapi juga ke masa depan sehingga
komunikasi untuk mendapatkan mendorong disusunnya program
dukungan publik. yang terstruktur dalam menghadapi
Lebih lanjut Gregory dalam kebutuhan masa depan.
buku Pudjiastuti (2016: 35) 3) Meminimalisir kegagalan
menyatakan bahwa kampanye Perencanaan yang cermat dan
memerlukan perencanaan yang matang teliti menghasilkan alur serta
dan disusun dengan baik berdasarkan tahapan kerja yang jelas, terukur,
pada data dan fakta yang diperoleh di dan spesifik serta lengkap dengan
lapangan. Hal ini penting dilakukan, langkah-langkah alternatif sehingga
antara lain, untuk: apabila ada kegagalan bisa langsung
1) Memfokuskan usaha diambil alternative
Perencanaan membuat team penyelesaiannya.
kampanye dapat mengidentifikasi 4) Mengurangi konflik
dan menyusun tujuan yang akan Konflik kepentingan dan
dicapai dengan benar sehingga prioritas merupakan hal yang sering
pekerjaan dapat dilakukan secara terjadi dalam sebuah kerja tim.
efektif dan efisien karena Perencanaan yang matang
berkonsentrasi pada prioritas dan mengurangi potensi munculnya
alur kerja yang jelas. konflik, karena sudah ada bentuk
2) Mengembangkan sudut pandang tertulis mengenai alur serta prioritas
berjangka waktu panjang pekerjaan untuk tiap-tiap anggota
Perencanaan membuat team tim.
kampanye melihat semua
komponen secara menyeluruh. Ini

8
5) Memperlancar kerja sama menyampaikan pesan kepada
dengan pihak lain publik yang menjadi sasaran
Sebuah rencana yang matang program? Seperti mekanisme apa
memunculkan rasa percaya para yang sebaiknya dilakukan?
pendukung potensial serta media 5) Bagaimana mengetahui tercapai
yang digunakan sebagai saluran tidaknya tujuan program? Artinya,
kampanye, hingga pada akhirnya bagaimana hasil yang menjadi
terjalin kerja sama yang baik dan tujuan program dan sasaran bisa
lancar. diukur? Atau, dengan kata lain,
Menurut Gregory dalam buku bagaimana melakukan evaluasi
Pudjiastuti (2016: 37), proses atau program yang sudah
perencanaan program harus mampu dilakukan?
menjawab lima pertanyaan yang Menurut Gregory dalam buku
sangat mendasar, di antaranya yakni: Pudjiastuti, untuk menjawab
1) Apa tujuan membuat program pertanyaan tersebut di atas, ada dua
kegiatan? syarat utama yang harus dipenuhi,
2) Kepada siapa saja program ini yaitu:
ditujukan? Artinya siapa yang 1) Informasi
menjadi publik/khalayak yang Mencari tahu informasi apa
menjadi sasaran program? pun yang terkait dengan tugas
3) Apa isi pesan yang ingin yang akan ditanganinya untuk
disampaikan? Artinya isi pesan apa melaksanakan program. Hal ini
yang harus dikomunikasikan untuk dapat dilakukan melalui sebuah
mencapai hasil yang menjadi riset yang dilaksanakan secara
sasaran program? cermat disertai dengan
4) Bagaimana cara menyampaikan analisisnya.
pesan tersebut? Artinya media apa
yang paling tepat untuk

9
2) Strategi intangible. Namun kalau produk
Menggunakan informasi komersial, konsumen harus membeli,
yang diperoleh untuk sedangkan produk sosial umumnya
mengidentifikasi prinsip- diberikan secara gratis. Produk
prinsip yang dipercaya dapat komersial dipasarkan untuk
mengarahkan pada program mendapatkan keuntungan, sedangkan
yang ingin dibuat. produk sosial dipasarkan untuk
mengatasi masalah sosial yang ada di
Elemen-Elemen Pemasaran Sosial masyarakat. Produk komersial
Elemen yang terdapat dalam diproduksi oleh perusahaan komersial
pemasaran social dan pemasaran yang berusaha mendapatkan
komersil hampir sama, yaitu terdapat keuntungan maka produk sosial
pada konsep 4P yang dikenal dengan umumnya dikeluarkan oleh pihak-
marketing mix, yaitu product (produk), pihak yang peduli pada masalah-
price (harga), promotion (promosi), masalah sosial yang terjadi di
dan place (tempat)6. Sedangkan yang masyarakat dan tidak untuk
membedakan dari konsep pemasaran mendapatkan keuntungan. Pihak-pihak
social adalah penambahan 2P yaitu tersebut, antara lain, pemerintah,
partnership (kemitraan) dan policy organisasi non-profit atau perusahaan
(kebijakan). Berikut penjelasan dari komersial yang memiliki kepedulian
tiap-tiap elemen: pada masalah sosial.
a. Product Kotler dalam Pudjiastuti7
Pada dasarnya produk sosial memisahkan produk sosial ke dalam
sama dengan produk komersial biasa. tiga macam bentuk, yaitu macam I,
Ada yang tangible dan ada yang macam II, macam III yaitu:

7
6 Kotler, Philip. (1987). Dasar- dasar
Kotler, P. 2002. Manajemen
Pemasaran. Jakarta: Pemasaran: Jilid 1. Jakarta: PT
Prenhallindo. Midas Surya Grafindo.
(hal 10-14)

10
Macam I : Merupakan satu-satunya 1) Belief merupakan persepsi tentang
produk social yang dapat sesuatu hal yang di dalamnya tidak
memenuhi kebutuhan mengandung/termasuk penilaian
target adopter dan tidak dan evaluasi.
ada produk lain yang 2) Attitude merupakan penilaian
menjadi pesaingnya. positif atau negatif tentang sesuatu
Macam II : Merupakan produk social (ide, gagasan, orang atau
yang dapat memenuhi peristiwa).
kebutuhan target adopter 3) Value adalah keseluruhan
dengan hasil yang lebih pemikiran mengenai apa yang
baik dibandingkan salah dan apa yang benar mengenai
dengan produk social sesuatu.
sebelumnya. 4) Practice, produk sosial dengan tipe
Macam III : Merupakan produk social ini dapat berupa tindakan tunggal
yang tidak mampu atau suatu perilaku yang mapan
memenuhi kebutuhan (behaviour).
target adopter untuk 5) Tangible Object, produk sosial
menyelesaikan masalah dengan tipe ini merupakan alat
social. yang digunakan untuk melakukan
Selain berdasarkan macamnya, praktik sosial atau produk fisik
Kotler dalam Pudjiastuti8 juga yang menyertai pemasaran sosial.
membagi produk sosial ke dalam b. Price
beberapa tipe, yaitu produk sosial Price atau harga merupakan
berupa ide, praktik dan produk nyata. sejumlah uang yang harus dibayarkan
Ketiga tipe tersebut adalah sebagai konsumen untuk membeli produk,
berikut: dalam konteks pemasaran social
bahwa biaya dibutuhkan untuk
mengadopsi suatu perilaku dalam
8
Ibid (hal 12-14)

11
lingkup monetary dan nonmonetary. dilakukan seperti pada produk
Biaya moneter berkaitan dengan biaya komersial. Dari produser ke
untuk membeli barang atau produk distributor, ke agen, ke pengecer
yang bersifat nyata. Sedangkan biaya baru ke pengguna.
non moneter merupakan biaya seperti Berbeda dengan produk sosial
waktu, tenaga, risiko, usaha dan berupa ide atau praktik, produk tipe
perasaan tidak nyaman dengan intangible dapat didistribusikan
mengadopsi perilaku baru karena melalui komunikasi. Di dalamnya ada
dalam pemasaran sosial tidak untuk unsur:
mencari keuntungan, tetapi merupakan 1) Komunikator, yaitu pihak yang
harga dengan nilai kepedulian untuk akan menyampaikan pesan;
mendapatkan produk dari gagasan 2) pesan yang mau disampaikan;
tersebut. 3) media/saluran yang akan
c. Place digunakan untuk menyampaikan
Place dalam Pemasaran Sosial pesan;
meliputi tempat dan distribusi 4) komunikan/khalayak sasaran
produk sosial. Suatu produk sosial yang akan menerima pesan; dan
tidak akan bisa menjangkau khalayak 5) efek yang diharapkan terjadi
apabila keberadaannya jauh dari pada khalayak sasaran.
posisi khalayak. Agar mudah
diakses, bisa dengan menempatkan Kotler dalam Pudjiastuti9
dan mendistribusikan produk sosial menggambarkan bahwa terdapat tiga
agar lebih dekat dengan khalayak. alur distribusi produk sosial intangible
Penempatan dan distribusi produk sebagai berikut :
sosial yang tangible (nyata) tentunya
berbeda dengan produk sosial yang
intangible (tidak nyata). Proses
9
Kotler, Philip. (1987). Dasar- dasar
distribusi produk nyata dapat
Pemasaran: Jilid 1. Jakarta: PT Midas
Surya Grafindo. (hal 22)

12
1) The one step flow model d. Promotion
Social Marketer Sama halnya dengan
mendistribusikan produk sosial pemasaran komersil, pemasaran social
langsung kepada khalayak juga bertujuan untuk meningkatkan
sasaran. penjualan produk. Strategi pemasaran
2) The two step flow model social untuk meningkatkan produk
Social marketer diperlukan kegiatan promosi yaitu
mendistribusikan produk sosial mengkomunikasikan keunggulan dan
melalui media yang kemudian manfaat gagasan pesan dalam tujuan
membawanya kepada initial pemasaran social untuk merubah
adopeter yang selanjutnya akan perilaku sesuai dengan tujuan isi pesan
menyampaikan langsung kepada pemasaran sosial.
khalayak sasaran terakhir. Langkah utama yang harus
3) The multi step flow model dilakukan social marketer dalam
Social marketer mempromosikan produk sosial adalah
mendistribusikan produk sosial membedakan siapa target adopters
melalui jalur distribusi yang lebih yang dituju. Untuk target yang sifatnya
rumit. Di sini social marketer massa maka menggunakan komunikasi
akan menyampaikan produk massa, sedangkan untuk target
sosialnya kepada agen periklanan individu maka promosinya dapat
dan media terlebih dahulu. menggunakan pendekatan langsung.
Kemudian akan membawanya e. Partnership
kepada initial adopter, yang Partnership atau kemintraan
selanjutnya akan disampaikan dalam pemasaran social adalah
langsung kepada khalayak sasaran mengacu pada makna penting
terakhir. kerjasama dengan organisasi lain
untuk menangani masalah yang begitu
rumit sehingga tidak perlu sendiri

13
dalam menghadapinya. Kedekatan sesuatu yang dikerjakan pemerintah,
kepada khalayak menjadi penting mengapa mereka melakukan, dan hasil
untuk terlaksananya penjualan gagasan yang membuat sebuah kehidupan
atau ide dalam pemasaran social. bersama tampil berbeda.
f. Policy Kebijakan pemerintah sebagai
Kebijakan dalam program upaya mengurai permasalahan sosial di
pemasaran sosial mengacu pada masyarakat sehingga mampu
kebutuhan untuk menghadapi menjawab persoalan negara. Kebijakan
perubahan lingkungan dan kontekstual yang di rumuskan oleh BNNP DIY
yang terjadi, seperti perubahan melalui beberapa tahapan sehingga
perundangan dan kebijakan dalam pelaksanaan program
masyarakat yang harus dilakukan pentingnya memetakan faktor
untuk mendukung perubahan perilaku. pendukung dan penghambat, agar
Pemasaran sosial dalam efektivitas program BNNP dapat di
paradigma kajian perencanaan ukur dengann baik. Dalam
program yang dilaksanakan BNN RI, pelaksanaan kampanye BNNP, faktor
yang telah terkonsep melalui kebijakan kendala dan pendukung dalam
publik yang mendapat perhatian penuh mengkomunikasikan program tersebut.
oleh pemerintah dari segi fasilitasi a. Tahapan Komunikasi Pemasaran
anggaran terkait program BNN. Sosial
Terkait instruksi presiden bahwa, Dalam melakukan pemasaran
Indonesia darurat narkoba yang sosial tentu kita harus
diperintahkan melalui kebijakan publik mempersiapkan secara matang apa
oleh pemerintah. Kebijakan publik yang akan dilakukan kepada target
dalam keputusan internasional disebut sasaran, agar pemasaran sosial yang
sebagai public policy, pendapat pakar dilakukan berjalan efektif kita perlu
tentang kebijakan public. Thomas
bahwa kebijakan publik sebagai segala

14
melakukan beberapa tahapan gelap narkoba di kalangan
menurut Kotler10yaitu : mahasiswa.
1) Menganalisis lingkungan Dalam menganalisis
sekitar yang dijadikan sasaran lingkungan pemasaran bisa
dalam pemasaran sosial. menggunakan analisis SWOT
Dalam melakukan (Strength, Weakness,
komunikasi pemasaran sosial Opportunities, Threats) yaitu
kita harus memetakan dengan mengevaluasi seluruh
matang apa yang akan kekuatan, kelemahan, peluang
dilakukan kepada target dan ancaman dalam
sasaran, agar pemasaran sosial pelaksanaan program BNNP
dapat berjalan dengan efektif DIY.
yaitu menganalisis lingkungan a) Strength (Kekuatan)
sekitar yang akan dijadikan Kekuatan adalah sumber
pemasaran sosial, Lingkungan daya, ketrampilan, atau
pemasaran terdiri dari pelaku keunggulan- keunggulan lain yang
dan kekuatan di luar. Tujuan berhubungan dengan para pesaing
dari riset ini adalah untuk perusahaan dan kebutuhan pasar
mengetahui bagaimana yang dapat dilayani oleh
permasalahan yang sedang perusahaan yang diharapkan dapat
terjadi dalam masyarakat, dilayani. Kekuatan adalah
berkaitan dengan pencegahan kompetisi khusus yang
penyalahgunaan dan peredaran memberikan keunggulan
kompetitif bagi perusahaan di
10
Kotler, Philip dan L. Robert, pasar. Pemerintah memberikan
Equardo. (1989). Social kepercayaan penuh kepada Badan
Marketing : Strategis for
narkotika nasional dalam
Changing Behaviour. New
York: The Free Press. Hal 39 pencegahan penyalahgunaan

15
narkoba, melalui peraaturan ini, memberikan kontribusi terkait
presiden dan landasan hukum yang efektivitas kampanye anti narkoba
kuat . melalui media massa dan media
b) Weakness ( Kelemahan) sosial yang lain.
Kelemahan adalah d) Treat ( Ancaman )
keterbatasan atau kekurangan Ancaman adalah situasi
dalam sumber daya, ketrampilan, penting yang tidak menguntungkan
dan kapabilitas yang secara efektf dalam lingkungan perusahaan.
menghambat kinerja perusahaan. Ancaman merupakan penggangu
Keterbatasan tersebut dapat berupa utama bagi posisi sekarang atau
fasilitas, sumber daya keuangan, yang diinginkan perusahaan.
kemampuan managemen dan Adanya peraturan- pemerintah
ketrampilan pemasaran, hal yang baru atau yang direvisi dapat
tersebut dapat menjadi sumber dari merupakan ancaman bagi
kelemahan perusahaan. kesuksesan perusahaan. Ancaman
c) Opportunity ( Peluang) baik dari pengedar dan
Peluang adalah situasi penyelundupan narkoba diwilayah
penting yang menguntungkan yogyakata menjadi perhatian
dalam lingkungn perusahaan. bersama karena ada beberapa
Kecenderungan- kecenderungan wilayah yang rawan, upaya untuk
penting merupakan salah satu pencegahan narkoba.
sumber peluang, seperti perubahan 2) Researching and selecting the
teknologi dan meningkatnya target Adopter population
hubungan antara perusahaan dan Tahapan berikutnya
pembeli atau pemasok merupakan adalah research and selecting
gambaran peluang bagi the target adopter population
perusahaan. Teknologi yang yaitu melakukan penelitian dan
semakin canggih di era modernitas memilih khalayak sasaran.

16
Khalayak sasaran adalah kota, merupakan jalur
sejumlah besar orang yang strategis masuknya
pengetahuan, sikap, penyelundupan narkoba.
perilakunya akan diubah b) Segmentasi Demografi :
melalui kegiatan kampanye11. Segmentasi demografi
Dalam menentukan khalayak merupakan pembagian
sasaran / menspesifikanya pasar kedalam kelompok-
kedalam beberapa segmen. kelompok berdasarkan
a) Segmentasi Geografi : variabel- variabel
Segmentasi geografi demografi, seperti usia,
membagi pasar kedalam jenis kelamin, jumlah
beberapa unit- unit keluarga, pendapatan,
geografis yang berbeda, pekerjaan, pendidikan,
seperti Negara, Negara agama, ras, dan
bagian atau provinsi, kewarganegaraan atau
wilayah, daerah, kota atau kebangsaan.
desa. Secara geografis c) Segmentasi Psikografis :
sebagian besar peta Dalam segmentasi
kewilayahan kriteria desa psikografis, para pembeli
dan beberapa kecamatan dibagi kedalam kelompok
masuk perbatasan, yang berbeda- beda
perbatasan antara desa dan berdasarkan kelas sosial,
gaya hidup, dan atau ciri-
11 ciri kepribadian.
Venus, Antar. (2012). Manajemen
Kampanye : Panduan Teoritis d) Segmentasi Behavioristik :
dan Praktis dalam
Segmentasi behavioristik
Mengefektifkan Kampanye
Komunikasi, Bandung : (perilaku) para konsumen
Simbiosa Rekatama Media. Hal
dibagi kedalam kelompok-
98

17
kelompok berdasarkan perencanaan yang baik pula
pengetahuan, sikap, dapat membantu
penggunaan atau tanggapan mengantisipasi perubahan
mereka terhadap sebuah lingkungan serta kesiapsiagaan
produk. yang lebih baik untuk
3) Merancang strategi pemasaran menghadapi perkembangan-
sosial perkembangan mendadak.
Setelah melakukan b. Planning Social marketing mix
analisa terhadap lingkungan programs (Perencanaan
sekitar dan menentukan target program bauran pemasaran)
yang akan dijadikan sasaran Proses keempat yaitu
program oleh BNNP, tahapan perencanaan program bauran
selanjutnya adalah merancang pemasaran. Dengan bauran 6p
strategi pemasaran sosial. yang ada dalam pemasaran
Sebelum melaksanakan sosial kita bisa membuat
program sebaiknya pelaku sebuah perencanaan program
pemasaran sosial menentukan yang akan kita buat untuk
atau mendesain rencana- melakukan pemasaran sosial.
rencana yang strategis, spesifik Seperti menentukan bagaimana
dan realistik agar program sebuah produk atau gagasan
pemasaran sosial BNNP yang dibuat, berapa nilai yang
berjalan dengan lancar. Karena akan ditentukan dalam sebuah
membuat sebuah perencanaan produk, tempat yang strategis
memberikan sejumlah manfaat, dalam melaksanakan gagasan,
yakni untuk mendorong cara memasarkannya serta
strategi BNNP dalam bagaimana kita bias bermitra
manajemen berfikir kedepan dan menjalin hubungan yang
secara sistematik dan membut baik kepada target sasaran agar

18
gagasan yang kita buat sampai Faktor penghambat dan
kepada mereka. pendukung kampanye program;
Pengorganisasian, pelaksanaan, Menurut Kotler dan Roberto
pengendalian, dan evaluasi dalam bukunya Venus12 memberi
upaya pemasaran sosial. pendapat tentang faktor-faktor yang
Tahapan ini adalah menyebabkan sebuah program
tahapan bagaimana sebuah kampanye mengalami kegagalan,
organisasi mengelola program ketidakberhasilan pada sebagian
dan terjun langsung kampanye umumnya dikarenakan:
menjalankan program yang 1) Program Kampanye tersebut
sudah dirancang sebelumnya. tidak menetapkan khalayak
Setelah itu mengevaluasi dari sasaranya yang tepat. mereka
program yang sudah mengalamatkan kampanye
dilaksanakan, apakah berhasil tersebut kesemua orang. Hasil
atau tidak dan mencari tahu apa Kampanye tersebut tidak
saja factor penghambat dan terfokus dan efektif karena
pendukung dari program pesan-pesan tidak dikontruksi
tersebut. Keberhasilan pada sesuai dengan karakteristik
tahap ini sebenarnya khalayak.
tergantung pada pelaksanaan 2) Pesan-pesan kampanye yang
tahap sebelumnya, jika tahapan gagal pada umumnya juga tidak
sebelumnya dilaksanakan cukup mampu memotivasi
dengan baik dan bisa diambil khalayak untuk menerima dan
keputusan dengan baik pula
12
maka dapat dipastikan bahwa Venus, Antar. (2012). Manajemen
Kampanye : Panduan Teoritis
program ini akan berjalan
dan Praktis dalam
dengan lancar. Mengefektifkan Kampanye
Komunikasi, Bandung :
Simbiosa Rekatama Media.

19
menerapkan gagasan yang keberhasilan kampanye Rice &
diterima. Arkin13, sebagai berikut :
3) Kegagalan pada sebuah program a) Peran media massa yang
kampanye yang berorientasi pada dianggap sangat efektif dalam
perubahan sosial juga dapat menciptakan kesadaran,
menjadi karena pelaku kampanye meninkatkan pengetahuan dan
terlalu mengandalkan media mendorong khalayak
massa tanpa menindaklanjutinya berpartisipasi dalam proses
dengan komunikasi antar pribadi. kampanye, akan tetapi dalam
4) Anggaran untuk membiayai mengubah perilaku media massa
program kampanye tidak tidak dapat berbuat banyak.
memadahi sehingga pelaku b) Peran komunikasi antar pribadi
kampanye tidak berbuat secara bentuk komunikasi ini lewat
total. kelompok teman sebaya dan
Faktor penghambat komunikasi jaringan sosial, dipandang
pemasaran sosial melalui kampanye, sebagai instrument yang penting
penetapan target khalayak tersebut dalam menciptakka perubahan
harus sesuai dengan program yang perilaku.
ditujukan karena akan sangat c) Karakteristik sumber dan media,
berpengaruh terhadap ketercapaian kredibilitas sumber memberikan
program. Indikator ketercapaian dalam kontribusi yang besar bagi
pelaksanaan program kampanye yang pencapaian tujuan.
memberikan sumbangsih untuk
keberhasilan kampanye sebagai 13
Venus, Antar. (2012). Manajemen
berikut. Faktor-faktor yang Kampanye : Panduan Teoritis
memberikan kontribusi pada dan Praktis dalam
Mengefektifkan Kampanye
Komunikasi, Bandung :
Simbiosa Rekatama Media. Hal
35.

20
d) Himbauan pesan, dalam hal ini target sasaran, agar pemasaran
pesan harus dirancang secara sosial dapat berjalan dengan efektif
spesifikasi agar mampu yaitu: Menganalisis lingkungan
menghimbau nilai-niai sekitar yang akan dijadikan
individual. pemasaran sosial, Lingkungan
Faktor yang yang pemasaran terdiri dari pelaku dan
berpengaruh keberhasilan dalam kekuatan di luar. Tujuan dari riset
kampanye, peran media massa ini adalah untuk mengetahui
menjadi pilar yang penting untuk bagaimana permasalahan yang
mendorong aspirasi dan kesadaran sedang terjadi dalam masyarakat,
masyarakat. Instrumen yang berkaitan dengan pencegahan
penting komunikasi antar pribadi, penyalahgunaan dan peredaran
jaringan sosial yang kuat. Sumber gelap narkoba di kalangan
kredibilitas dalam pencapaian mahasiswa. Dalam menganalisis
tujuan juga berpengaruh, pesan lingkungan pemasaran kita bias
BNNP DIYdengan misi menggunakan analisis SWOT
pencegahan dan peredaran gelap (Strength, Weakness,
narkoba di kalangan mahasiswa . Opportunities, Threats) yaitu
Pesan yang tersampaikan melalui memahami dalam pelaksanaan
kampanye BNNP menjadi strategi dalam rangka evaluasi seluruh
program pemasaran sosial yang kekuatan, kelemahan, peluang dan
sangat berkontribusi untuk ancaman dalam pelaksanaan
pencegahan peredaran gelap program BNNP DIY.
narkoba.
Dalam melakukan
komunikasi pemasaran sosial kita
harus memetakan dengan matang
apa yang akan dilakukan kepada

21
METODE PENELITIAN menetapkan rencana dan keputusan
1. Jenis Penelitian pada waktu yang akan datang”14.
Penelitian ini menggunakan Dalam penelitian kualitatif,
pendekatan deskriptif kualitatif. semua data atau informasi yang
Menurut Michael H. Walizer, diperoleh atau dikumpulkan tidak
penelitian deskriptip merupakan berbentuk angka, tetapi dalam
suatu cara melakukan pengamatan bentuk kata, kalimat, pernyataan
dimana indikator-indikator adalah dan konsep yang kemudian
jawaban-jawaban terhadap dkembangkan. Penelitian kualitatif
pertanyaan yang diberikan secara adalah penelitian yang
lisan maupun tulisan. menghasilkan prosedur analisis
Djalaludin Rakhmat yang tidak menggunakan prosedur
menyatakan bahwa penelitian analisis statistik atau cara
deskriptif ditujukan untuk, kuantifikasi lainnya. Penelitian
“Mengumpulkan informasi aktual kualitatif didasarkan pada upaya
secara rinci yang melukiskan gejala membangun pandangan mereka
yang ada. Mengidentifikasi masalah yang diteliti dengan rinci, dibentuk
atau memeriksa kondisi atau dengan kata-kata, seerta gambaran
praktek yang berlaku. Membuat holistik yang rumit15.
perbandingan atau evaluasi. Pendekatan kualitatif
Menentukan apa yang dilakukan diharapkan mampu menghasilkan
orang dalam menghadapi masalah suatu uraian tentang ucapan, tulisan
yang sama dan belajar dari dan tingkah laku yang dapat diamati
pengalaman mereka untuk dari suatu individu, kelompok,

14
Djalaludin, R. 1993. Psikologi
Komunikasi. Bandung :
Rosdakarya, Hal 25.
15
Moleong, L.J. (2001). Metode
penelitian Kualitatif. Bandung:
Remaja Rosdakarya. Hal 6.

22
organisasi atau masyarakat tetentu yang beralamat di jalan Brigjen
dalam suatu konteks setting tertentu katamso komplek perkantoran
yang dikaji dari sudut pandang yang (selatan purawisata)
utuh, komprehensif, dan holistic16. Yogyakarta.Telp/Fax:(0274)385378
Namun demikian, guna ,E-mail:bnnp_diy@bnn.go.id,
mendukung pengembangan data bnnpjogja@yahoo.co.id. Dengan
penelitian deskriptif, maka waktu penelitian 07 September
digunakan maka digunakan metode 2017
kualitaif, sebagai pengembangan 3. Obyek penelitian
data. Ketika data dikembangkan, Objek penelitian dalam hal
akan memungkinkan untuk melihat ini adalah Kepala Badan Narkotika
aspek-aspek kunci dari suatu kasus Nasional Provinsi DIY karena
secara lebih jelas. penelitian ini memfokuskan strategi
Pendekatan desktiptif komunikasi pemasaran sosial
merupakan prosedur pemecahan BNNP DIY terkait pencegahan
masalah yang diselidiki dengan narkoba di kalangan mahasiswa.
menggabarkan keadaan subjek atau 4. Teknik Pengumpulan Data
objek penelitian, sehingga sifat Teknik pengumpulan
deksriptif dalam penelitian ini dapat kualitatif, yaitu penulis bertindak
mengidentifikasikan fokus sebagai pengumpul data utama (key
penelitian. informan), karena penulislah yang
2. Tempat dan waktu penelitian akan memahami secara mendalam
Lokasi penelitian ini tentang subjek yang akan diteliti.
dilakukan di Badan Narkotika Metode survey penelitian bersifat
Nasional Provinsi (BNNP) DIY deskriptif, dengan pengumpulan

16
data wawancara mendalam.
Rosady, R. 2004. Metode Penelitian
Public Relations dan
Komunikasi. Jakarta: Raja
Grafindo Persada. Hal 215.

23
Metode pengumpulan data dalam informasi yang diperoleh bukan
penelitian ini yaitu melalui: dengan teknik interrelasi personal,
a. Wawancara Mendalam tetapi melalui face to face
Wawancara adalah bentuk association18.
komunikasi antara dua orang yang Dalam penelitian ini,
melibatkan seseorang yang ingin teknik wawancara yang
memperoleh informasi dari digunakan oleh penulis adalah
seseorang lainnya dengan wawancara tidak terstruktur
mengajukan pertanyaan- (unstructured-interview) dengan
pertanyaan berdasarkan tujuan dua macam teknik, yaitu
tertentu. Maksud diadakannya wawancara terarah (direct) dan
wawancara menurut Lincoln dan wawancara tak terarah (non-
Guba seperti dikutip Lexy direct). Wawancara tak terarah
Moleong17, adalah dilakukan untuk memperoleh
mengkonstruksi orang, kejadian, keterangan yang terinci dan
organisasi, perasaan, motivasi, mendalam mengenai pandangan
tuntutan, kepedulian dan lain-lain. subjek yaang diteliti, sehingga
Wawancara juga informan memperoleh kebebasan
merupakan suatu percakapan, dan berkesempatan untuk
tanya jawab lisan antara dua mengeluarkan pikiran, pandangan
orang atau lebih yang duduk dan perasaannya tanpa diatur ketat
berhadapan secara fisik dan oleh penulis. Sedangkan
diarahkan pada suatu masalah wawancara terarah, diharapkan
tertentu. Tujuan wawancara pada hasil yang diperoleh dibatasi pada
metode kualitatif dipakai untuk hal-hal yang relevan dan
memastikan dan mengecek 18
Kartini, K. (1996). Pengantar
Metodologi Riset Sosial.
17
Moleong, L.J. (2001). Metode Bandung: CV Mandar Maju,
penelitian Kualitatif. Bandung: Hal 189
Remaja Rosdakarya, Hal 186

24
diusahakan agar informan tidak Miles dan Huberman, seperti
melantur kemana-mana. dikutip Lexy J.Moleong,
b. Riset Perpustakaan (Library mengemukakan bahwa akitifitas
Research) dalam analisis data kualitatif
Penulis mencari data atau dilakukan secara interaktif dan
informasi riset melalui membaca berlangsung secara terus menerus
dan mempelajari jurnal ilmiah, sampai tuntas, sehingga datanya
buku-buku referensi, internet dan sudsah jenuh. Aktivitas dalam
bahan-bahan yang berkaitan analisis data meliputi data
dengan peneelitian penulis. Ini reduction, data display, dan
dimaksudkan untuk conclusion drawing/verivication19
menyempunakan data-data atau a. Reduksi Data (Data
informasi yang dibutuhkan oleh Reduction)
penulis dalam penelitian ini. Data yang diperoleh dari
5. Teknik Analisis Data lapangan jumlahnya cukup
Analisis data dalam penelitian banyak, untuk itu perlu dicatat
kualitatif, dilakukan pada saat secara teliti dan rinci. Mereduksi
pengumpulan data berlangsung, dan data berarti merangkum,
setelah selesai penumpulan data memilih hal-hal yang pokok,
dalam periode tertetu. Pada saat memfokuskan pada hal-hal yang
wawancara, peneliti sudah penting, dicari tema dan polanya.
melakukan analisis terhadap Dengan demikian data yang
jawaban yang diwawancarai. Bila telah direduksi akan memberikan
jawaban belum memuaskan . maka gambaran yang lebih jelas, dan
peneliti akan melanjutkan
peranyaan lagi, sampai tahap
tetentu dan memperoleh data yang 19
Moleong, L.J. (2001). Metode
dianggap akurat. penelitian Kualitatif. Bandung:
Remaja Rosdakarya, Hal 218.

25
mempermudah peneliti untuk sementara, dan akan berubah bila
pengumpulan data selanjutnya. tidak ditemukan bukti-bukti
b. Penyajian Data (Data yang kuat yang mendukung pada
Display) tahap pengumpulan data
Setelah data direduksi, berikutnya. Tetapi apabila
maka langkah selanjutnya adalah kesimpulan yang dikemukakan
mendisplaaykan data. Jika dalam pada tahap awal, didukung oleh
penelitian kuantitatif penyajian bukti-bukti yang yang valid dan
data ini dapat dilakukan dalam konsiten saat peneliti kembali ke
bentuk tabel, grafik, phie card, lapangan mengumpulkan data,
pictogram dan sejenisnya, dalam maka kesimpulan yang
penelitian kualitatif, penyajian dikemukakan merupakan
data bisa dilakukan dalam kesimpulan yang kredibel.
bentuk uraian singkat, bagan, Dengan demikian kesimpulan
hubungan antar kategori, dalam penelitian kualitatif mungkin
flowchart, dan sejenisnya. dapat menjawab rumusan masalah
Namun yang paling sering yang dirumuskan sejak awal, tetapi
digunakan untuk menyajikan mungkin juga tidak, karena seperti
data dalam penelitian kualitatif telah dikemukakan baha masalah dan
adalah dengan teks yang bersifat rumusan masalah dalam penelitian
naratif. kualitatif masih bersifat sementara dan
c. Kesimpulan dan Verifikasi berkembang setelah peneliti berada di
(Conclusion lapangan.
Drawing/Verificatoni) Kesimpulan dalam penelitian
Langkah ketiga dalam kualitatif adalah merupakan temua
analisis data kualitatif adalah baru yang sebelumnya belum pernah
penarikan kesimpulan. ada. Temuan bisa berupa deskripsi
Kesimpulan awal masih berasifat atau gambaran suatu objek yang

26
sebelumnya masih remang-remang pengecekatan atau sebagai
atau gelaap sehingga setelah diteliti pembanding terhadap data itu”21.
menjadi jelas, dapat berupa hubungan Untuk menguji penelitian ini,
kausal atau interaktif, hipotesis atau peneliti menggunakan trianggulasi
teori. Data display yang dikemukakan sumber yang berarti membandingkan
pada gambar telah didukung oleh data- mengecek balik derajat kepercayaan
data yang mantap, maka dapat suatu informasi yang diperoleh melalui
dijadikan kesimpulan yang kredibel20 waktu dan alat yang berbeda dalam
6. Uji Validitas Data penelitian kualitatif22. Hal itu dapat
Dalam sebuah penelitian dicapai dengan jalan: (1)
kualitatif, digunakan sebuah teknik membandingkan data hasil
yang bertujuan untuk mengetahui pengamatan dengan hasil wawancara;
keabsahan data yang digunakan yang (2) membandingkan apa yang
sangat penting sebagai alat ukur untuk dikatakan orang di depan umum
menguji data, yakni dengan teknik dengan apa yang dikatakan secara
Trianggulasi. Trianggulasi data pribadi; (3) membandingkan apa yang
berusaha untuk mengecek kebenaran dikatakan orang-orang tentang situasi
data yang telah dikumpulkan dan penelitian dengan apa yang dikatakan
berusaha untuk mengecek kebenaran sepanjang waktu; (4) membandingkan
data tertentu dengan data yang dengan keadaan dan perspektif
diperoleh dari sumber lain. seseorang dengan berbagai pendapat
“Trianggulasi adalah teknik dan pandangan orang seperti rakyat
pemeriksaan keabsahan data yang biasa, orang yang berpendidikan
memanfaatkan sesuatu yang lain di 21
Moleong, L.J. (2001). Metode
luar data itu untuk keperluan penelitian Kualitatif. Bandung:
Remaja Rosdakarya, Hal 178
22
Patton, M. Q. (1987). How to Use
Qualitative Methods in
20
Sugiyono. (2008). “Metode Evaluation. California: Sage
Penelitian Bisnis”. Bandung: Publications, Inc. hal 331.
Alfabeta, Hal 247-253

27
menengah atau tinggi, orang berada, tawarkan pada target pasar maka
orang pemerintahan; (5) berbeda halnya dengan produk
membandingkan hasil wawancara yang ditawarkan dalam social
dengan isi suatu dokumen yang marketing. Dalam hal ini, yang
berkaitan. menekankan konsep produk dari
Dalam penelitian ini peneliti sudut pandang pemasaran sosial :
menguji penelitian dengan Menurut Philip Kotler,
membandingkan data hasil konsep produk tidak terbatas
pengamatan dengan hasil wawancara pada benda- benda fisik saja.
yang akan dilakukan kepada BNNP. Segala sesuatu, apa saja, yang
berkemampuan untuk memenuhi
HASIL DAN PEMBAHASAN kebutuhan dapat dinamakan
Strategi Pemasaran Sosial produk. Disamping barang dan
BNNP mengunakan strategi jasa, termasuk produk adalah
pemasaran sosial dengan konsep 4P manusia, tempat, organisasi,
yang dikenal dengan marketing mix, kegiatan dan gagasan. (Kotler,
diantaranya product (Stop narkoba), 1991: 8).
price (anggaran biaya) , place (Tempat Produk sosial dalam
pelaksanaan program) , dan promotion pemasaran sosial yaitu dikemas
(promosi program menggunakan dalam ide/gagasan yang
berbagai media)” penambahan 2P berbentuk program kegiatan
yaitu parthnership (mitra kerja) dan terkait pencegahan narkoba di
policy (kebijakan pelaksanaan kalangan mahasiswa tahun 2016.
program). Produk yang ditawarkan BNNP
1. Product (Produk) ialah gagasan Stop Narkoba,
Jika dalam komersial, produk merupakan elemen kunci
produk merupakan kombinasi dalam penawaran pasar dalam
barang dan jasa yang perusahaan

28
konteks ini gagasan yang di tentu sudah menyiapkan rincian
tawarkan oleh BNNP DIY. biaya dalam pelaksanaan. Dalam
2. Price (Harga) pelaksanaan program kegiatan ini
Merupakan sejumlah bahwa biaya yang dikeluarkan
uang yang harus dibayarkan dalam melaksanakan pemasaran
konsumen untuk membeli sosial yang dikemas dalam
produk, dalam konteks berbagai program kegiatan
pemasaran sosial bahwa biaya terkait pencegahan narkoba di
dibutuhkan untuk mengadopsi semua kalangan menghabiskan
suatu perilaku dalam lingkup biaya Rp. 3.526.993.397,- dari
monetary dan nonmonetary. total pagu anggaran Rp.
Kotler (et.al, 2002: 217) 3.849.128.000,-.
mengatakan bahwa harga dalam 3. Place (Tempat)
produk pemasaran sosial adalah BNNP DIY melaksanakan
biaya yang harus dikeluarkan program kegiatan. Tempat
oleh target audience untuk pelaksanaan program-program
mengadopsi perilaku yang baru. kegiatan dalam pencegahan
Dalam konteks pemasaran sosial, narkoba di laksanakan di
harga diartikan sebagai biaya berbagai tempat diantaranya,
yang muncul dalam merespon pencegahan narkoba melalui
ide - ide baru dalam berperilaku, karya seni budaya di lapangan
yang termasuk juga biaya paseban bantul, ada juga melalui
keuangan, biaya psikologis, media elektronik seperti TV
biaya sosial serta biaya dalam lokal (Reksa Birama TV, Jogja
bentuk waktu dan usaha. TV), dan Radio lokal ( Yasika
BNNP DIY sebelum FM, Sasando FM, Global FM),
menyusun rangkaian berbagai selain itu dilaksanakan di
program kegiatan tahun 2015

29
sekolahan, kampus, dan pencegahan narkoba, sebagai
lingkungan masyarakat. berikut :
4. Promotion (Promosi) a) Melaksanakan Diseminasi
Dalam melakukan Informasi P4GN melalui
promosi produk sosial, wahana Pagelaran Pentas Seni
penggunaan media promosi Budaya, Pameran
menjadi hal yang penting untuk Pembangunan, FGD dalam
dipertimbangkan. Sebelum suatu rangka Sosialisasi P4GN,
pesan disampaikan kepada Pemillihan Orator P4GN
khalayak sasaran, pemasar sosial dengan Stand Up Comedy,
perlu mempertimbangkan Dialog Interaktif P4GN di
tentang penggunaan media atau Televisi dan Radio, Penulisasn
saluran yang paling efektif untuk Artikel/Opini di Media Cetak
mempromosikan programnya. Lokal.
BNNP DIY melakukan b) Membentuk Kader Penyuluh
komunikasi pemasaran sosial Anti Narkoba tingkat pelajar,
program kegiatan terkait mahasiswa dan kelompok
pencegahan narkoba secara tatap masyarakat
muka (face to face) maupun tidak c) Melaksanakan Advokasi
langsung atau disebut dengan Bidang P4GN kepada PNS dan
menggunakan berbagai media, pekerja swasta. (wawancara
media yang diguanakan yaitu dengan Ibuk Herliana seksi
baik media cetak, dan media pencegahan) (Data dari
elektronik juga media sosial. program kegiatan BNNP DIY)
Selain itu demi tercapai
nya tujuan pelaksanaan program 5. Partnership (Kemitraan)
BNNP terkait promosi beberapa Banyak permasalahan
kegiatan sebagai langkah yang akan dihadapai dalam

30
proses pelaksanaan program Keterlibatan pemerintah sebagai
pemasaran, sehingga pelaku pemegang penuh kebijakan
pemasaran tidak bisa berdiri dalam pelaksanaan program
sendiri. Keterlibatan pihak lain pemasaran sosial sangatlah
dibutuhkan untuk mendukung penting mengingat berbagai
terlaksananya penjualan gagasan kesulitan yang dihadapi
dalam program pemasaran sosial. masyarakat dalam
DIY merupakan wilayah mempertahankan sebuah perilaku
rawan penyalahgunaan Narkoba. baru itu. Dalam pemasaran
Oleh karena itu BNNP sosial, keterlibatan pemerintah
menggandeng Instansi terkait dan dalam proses pengambilan
seluruh kalangan masyarakat kebijakan sangat dibutuhkan agar
seperti LSM, media, kalangan proses konsultasi untuk
pendidikan, kalangan dunia masyarakat bisa berjalan dengan
usaha, dan seluruh komponen lebih baik.
masyarakat secara umum dalam Keberadaan BNNP
memerangi penyalahgunaan Daerah Istimewa Yogyakarta,
narkotika dengan melaksanakan sebagaimana juga BNNP lainnya
program Pencegahan dan merupakan amanat Undang-
Pemberantasan Penyalahgunaan Undang Nomor 35 Tahun 2009
dan Peredaran Gelap Narkotika tentang Narkotika (Lembaran
(P4GN). Negara Republik Indonesia
6. Policy (Kebijakan) Tahun 2009 Nomor 143,
Policy atau kebijakan Tambahan Lembaran Negara
dalam program pemasaran sosial Republik Indonesia Nomor
biasanya dilakukan untuk 5062). Pada pasal 65 ayat 2
memotivasi masyarakat dalam disebutkan bahwa BNN
melakukan perubahan perilaku. mempunyai perwakilan di

31
Daerah Provinsi dan korban penyalahgunaan
Kabupaten/Kota. Sedangkan Narkoba (demand side)
sesuai Pasal 66, BNN Provinsi c) Meningkatnya efektivitas
dan BNN Kabupaten/Kota pemberantasan
merupakan instansi vertikal. penyalahgunaan dan
Selanjutnya keberadaan peredaran gelap Narkoba
Organisasi BNNP diatur dalam (supply side).
Peraturan Presiden Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 2010 Adapunun strategi pembangunan
tentang Badan Narkotika untuk melaksanakan arah kebijakan di
Nasional, terutama pasal 31 atas adalah:
hingga 34 yang mengemukakan a) Pelaksanaan Pencegahan dan
secara umum tentang instansi Pemberantasan
vertikal BNNP, BNNK serta Penyalahgunaan dan
struktur organisasinya. Peredaran Gelap Narkoba
Sedangkan arah (P4GN) di daerah.
kebijakan BNNP kiat b) Diseminasi informasi tentang
pembangunan dalam rangka bahaya Narkoba melalui
mencapai sasaran menguatnya berbagai media
pencegahan dan penanggulangan c) Penguatan lembaga terapi
Narkoba adalah dengan: dan rehabilitasi
a) Mengintensifkan upaya d) Rehabilitasi pada korban
sosisalisasi bahaya penyalahgunaan dan/atau
penyalahgunaan Narkoba pecandu Narkoba
(demand side) e) Kegiatan intelijen Narkoba.
b) Meningkatnya upaya terapi (Data dari BNNP DIY)
dan rehabilitasi pecandu dan

32
BNNP sebagai Lembaga analisis tersebut dapat mengetahui
Pemerintah Non Kementerian (LPNK) kelemahan dan kekuatan serta dapat
yang mempunyai tugas dan fungsi menentukan indikator untuk program
melakukan upaya-upaya pencegahan, berikutnya.
pemberantasan, penyalahgunaan, dan Dalam pelaksanaan program
peredaran gelap narkoba (P4GN) analisis lingkungan menjadi sangat
dalam rangka meminimalisasikan berpengaruh sebagai sarana evaluasi
permasalahan Narkoba. BNNP telah pelaksanaan program. Tahapan yang
memerankan sebagai subyek, melalui pertama dalam melakukan aktivitas
metode P4GN dengan sasaran pelajar, pemasaran sosial yaitu melakukan
mahasiswa dan masyarakat. analisis lingkungan sekitar orgaisasi,
Mememerlukan langkah strategis hal ini guna melihat keadaan yang ada
dengan menumbuhkan kesadaran disekitar target pemasaran sosial
masyarakat untuk berperan aktif. melalui ide yang di kampanyekan oleh
Sebelum menentukan langkah strategis BNNP, maka analisis ini akan
dalam pencegahan Narkoba ilegal, memberikan dampak keputusan
perlu dilakukan analisis. terhadap perencanaan program dan
Salah satu pendekatan analisis kegiatan yang akan dilakukan.
yang digunakan oleh BNNP DIY Salah satu pendekatan analisis
perencanaan, pelaksanaan atau yang digunakan oleh BNNP DIY
implementasi program, pentingnya perencanaan, pelaksanaan atau
evaluasi program dengan analisis implementasi program, pentingnya
SWOT (strength, (kekuatan), evaluasi program dengan analisis
weakness (kelemahan), opportunity SWOT (strength, (kekuatan),
(peluang), and treath (ancaman) weakness (kelemahan), opportunity
sebagai sarana untuk memetakan (peluang), and treath (ancaman)
efektivitas program yang telah sebagai sarana untuk memetakan
dirancang oleh BNNP. Dengan adanya efektivitas program yang telah

33
dirancang oleh BNNP. Dengan adanya permintaan CDR (Call Data Record)
analisis tersebut dapat mengetahui terhadap nomor yang akan dipetakan.
kelemahan dan kekuatan serta dapat Dari kegiatan pemetaan jaringan ini
menentukan indikator untuk program dapat diperoleh beberapa manfaat
berikutnya. yaitu :
Dalam pelaksanaan program a) Dapat memetakan jaringan
analisis lingkungan menjadi sangat sindikat peredaran gelap
berpengaruh sebagai sarana evaluasi narkoba yang beroperasi di
pelaksanaan program. Tahapan yang Daerah Istimewa Yogyakarta
pertama dalam melakukan aktivitas b) Dapat mengetahui
pemasaran sosial yaitu melakukan karakteristik peredaran gelap
analisis lingkungan sekitar orgaisasi, narkoba di DIY, seperti
hal ini guna melihat keadaan yang ada modus peredaran gelap
disekitar target pemasaran sosial narkoba di DIY serta pintu
melalui ide yang di kampanyekan oleh masuk narkoba ke wilayah
BNNP, maka analisis ini akan DIY
memberikan dampak keputusan c) Dapat mengetahui wilayah
terhadap perencanaan program dan dan tempat-tempat yang
kegiatan yang akan dilakukan. rawan akan penyalahgunaan
Dalam upaya BNNP DIY dan peredaran gelap narkoba
melakukan pemetaan Jaringan di DIY.
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Dalam pengungkapan kasus
Narkoba. Kegiatan ini untuk kejahatan narkotika, ada beberapa
mendukung penyelidikan yang kendala yang dihadapi oleh BNNP
dilakukan tim lapangan. Dalam DIY, yaitu :
pelaksanaan kegiatan pemetaan 1) Terbatasnya personil dan
jaringan ini BNNP DIY melakukan kemampuan personil terbatas
koordinasi dengan BNN dalam hal

34
dalam pelaksanaan Perencanaan Pemasaran Sosial
penyelidikan; Perencanaan merupakan hal
2) Terbatasnya peralatan yang yang sangat penting dalam proses
digunakan dalam sosialisasi gagasan/program kegiatan
penyelidikan maupun kepada masyarakat terutama
penyidikan. dikalangan mahasiswa, karena DIY
Adapun upaya-upaya yang adalah miniatur Indonesia. Sebagai
dilakukan oleh BNNP DIY dalam Pusat Pendidikan, banyak masyarakat
mengatasi kendala-kendala tersebut Indonesia memilih sekolah dan
adalah: berkuliah di DIY. Penyalahgunaan
1) Mengikutkan personel bidang Narkoba sering ditemukan di kost
pemberantasan untuk pelajar dan mahasiswa. Maka dari itu
mengikuti pelatihan dikalangan mahasiswa akan sangat
penyelidikan dan penyidikan menjual gagasan yang ditawarkan oleh
2) Bekerja sama denagan BNN BNNP.
maupun BNNP Jawa tengah Adapun yang menjadi tahapan
untuk melakukan perencanaan pemasaran sosial
penyelidikan tindak pidana diantaranya;
narkoba
3) Bekerja sama dengan a. Rapat Koordinasi Antar
Kepolisian Daerah DIY Bidang
beserta jajarannya untuk
Didalam organisasi sebelum
melakukan penyelidikan
melaksanakan kegiatan tentu
tindak pidana narkoba
menyusun dan merumuskan
gagasan/ide berupa kegiatan dalam
pencegaahan narkoba, adapun gagasan
yang akan dijual terhadap khalayak
focus peneliti kepada mahasiswa yaitu

35
dalam menyusun dan merencanakan 1) Menganalisis lingkungan
pemasaran sosial melalui rapat Rawan Narkoba
koordinasi oleh BNNP menghasilkan Analisis lingkungan sangat
berbagai program kegiatan guna berpengaruh terhadap
menekankan kepada remaja, ketercapaian program
mahasiswa karena kalangan ini rentan pencegahan narkoba, karena
di kondisi belum stabil, masih cepat pemetaan daerah, segmentasi
dipengaruhi hal-hal negatif, sistem baik karakter, umur,
coba-coba karena rentan dengan usia kependudukan sangat
tersebut. Dalam strategi pencegahan menentukan dalam memetakan
narkoba BNNP DIY dalam mencegah segmentasi program yang akan
penyalahgunaan narkoba dilaksanakan. Dalam
menggunakan Pola Supply reduction Melaksanakan Pemetaan
(pemberantasan jaringan) dan Demand Wilayah Rawan Narkoba yang
reduction (pengurangan permintaan). akan dilakukan adalah;
Bidang pencegahan melaksanakan a) Operasi P4GN di Wilayah
P4GN secara deseminasi informasi dan Rawan Penyalahguna dan
advokasi dengan sasaran kelompok Peredaran Gelap Narkoba
pelajar, mahasiswa, lingkungan b) Interdiksi
masyarakat, lingkungan kerja. c) Operasional Pemetaan
Untuk mencapai komunikasi Jaringan Penyalahgunaan dan
yang efektif terkait program dan Peredaran Gelap Narkoba
kegiatan agar berjalan dengan baik. 2) Merancang perencanaan
Berikut ini tahapan komunikasi dalam program
melaksanakan komunikasi pemasaran Bidang Pencegahan pada
sosial: BNNP DIY secara umum
menyelenggarakan tugas guna
pencapaian sasaran strategis

36
dalam rangka meningkatkan sebagai kader anti narkoba
daya tangkal (imunitas) yang memiliki
masyarakat DIY terhadap keterampilan menolak
bahaya penyalahgunaan penyalahgunaan dan
narkotika, antara lain: peredaran gelap narkotika.
a) Meningkatnya
pengetahuan, pemahaman, Bidang pencegahan terdiri dari
dan kesadaran pelajar, 2 seksi yaitu seksi diseminasi
mahasiswa, pekerja, informasi dan seksi advokasi, telah
keluarga, dan masyarakat melaksanakan kegiatan, dengan rincian
khususnya yang sebagai berikut :
rentan/beresiko tinggi a) Deseminasi Informasi
terhadap bahaya Dari beberapa program kegiatan
penyalahgunaan dan peneliti memfokuskan kepada
peredaran gelap narkotika. kalangan mahasiswa, adapun bentuk
b) Meningkatnya peranan kegiatannya seperti;
instansi pemerintah dan 1) Melaksanakan Diseminasi
kelompok masyarakat P4GN melalui Karya Seni
dalam upaya menciptakan Budaya Pementasan Seni
dan meningkatkan Budaya.
pengetahuan, pemahaman, 2) Melaksanakan Sosialisasi
dan kesadaran masyarakat P4GN, kampanye, penyuluhan
di lingkungan masing- terhadap Pelajar, Mahasiswa,
masing terhadap bahaya Pekerja Instansi
penyalahgunaan dan Pemerintah/PNS, Instansi
peredaran gelap narkotika. Swasta, Kelompok Masyarakat.
c) Meningkatnya pelajar,
mahasiswa, dan pekerja

37
b) Advokasi Produk yang dipasarkan bukan
Program kegiatan secara lah berupa produk yang akan di jual
advokasi di tentukan oleh jajaran atau transaksi jual beli. Namun yang
BNNP DIY adapun product (program) menjadi produk nya itu ialah sebuh
ditawarkan kepada kalangan gagasan/ide yang dikemas dalam
mahasiswa adalah; bentuk program(kegiatan) dalam
1) Melaksanakan Pembentukan rangka pencegahan narkoba, yang
Kader Penyuluh Anti Narkoba menjadi sasaran nya adalah kelompok
2) Melaksanakan Pemberdayaan pelajar, mahasiswa dan kelompok
Satuan Tugas/Organisasi Anti masyarakat. Adapun harapan dalam
Narkoba di Lingkungan pelaksanaan program ini diantaranya
Kampus untuk meningkatkan pengetahuan,
3) Jambore dalam Penguatan pemahaman, kesadaran, pembentukan
Kerjasama dan Peningkatan kader anti narkoba, satgas dalam
Kapasitas Kader Mahasiswa. pencegahan narkoba.

b. Sasaran khalayak c. Media yang digunakan


Target sasaran khalayak BNNP 1. Media langsung (face to
merupakan masyarakat umum, yang face)
menyasar seluruh kalangan seperti Adapun program
pelajar, mahasiswa, kelompok kegiatan yang dilakukan secara
mayarakat, lingkungan kerja. Tetapi langsung diantaranya;
dalam menyampaikan materi baik a) Informasi P4GN melalui
pesan dan informasi program kegiatan Karya Seni
P4GN sesuai segmentasi baik usia, Budaya/Pementasan Seni
latarbelakang, karakter masyarakat Budaya
terkait yang akan disampaikan kepada Program ini bertujuan
mereka. sebagai wahana diseminasi

38
informasi P4GN yang dihadiri oleh 1000 orang
dilaksanakan untuk peserta yang berasal dari
memberikan informasi perwakilan sekolah,
mengenai bahaya universitas, LSM, lembaga
penyalahgunaan narkotika rehabilitasi, perusahaan, dan
kepada masyarakat dari masyarakat umum di DIY.
berbagai kalangan mulai dari b) informasi P4GN melalui
pelajar, mahasiswa, pekerja, Pameran
hingga masyarakat umum. Diseminasi Informasi
Kegiatan ini di laksanakan di P4GN melalui Pameran
lapangan paseban bantul. Hasil dilaksanakan di Gedung Oval
pencapaian dalam kegiatan Taman Pintar Yogyakarta.
banyak pesan yang Pengunjung dapat melihat
disampaikan melalui wahana display narkotika, konsultasi
pemetasan seni budaya ini langsung, dan test urine
dikemas dengan menarik Narkoba. Pameran bertujuan
melalui tarian modern dan untuk menyebarluaskan
klasik, music, lagu, pemutaran informasi mengenai bahaya
film documenter, dan penyalahgunaan narkotika
testimonial dengan kepada masyarakat Yogyakarta
menghadirkan orang tua yang dan sekitarnya.
putranya terlibat Kegiatan dilaksanakan
penyalahgunaan Narkoba. bersamaan dengan Pelaksanaan
mengenai bahayanya Pameran Pembangunan yang
penyalahgunaan narkoba. diikuti oleh beberapa SKPD di
Kegiatan dilaksanakan DIY, yang mengunjungi stan di
pada tanggal 25 Juni 2015 di antaranya pelajar, mahasiswa,
lapangan Paseban Bantul, dan masyarakat dari kabupaten

39
sleman, kulonprogo, bantul, Focus Group
gunng kidul, dan kota Discussion (FGD) dalam
Yogyakarta. rangka Sosialisasi P4GN yang
c) Sosialisasi dilaksanakan dengan sasaran
Focus Group mahasiswa, sebagai berikut :
Discussion (FGD) dalam 1) FGD dalam rangka
rangka Sosialisasi Pencegahan Sosialisasi P4GN Terhadap
dan Pemberantasan Mahasiswa
Penyalahgunaan dan Peredaran Beberapa kampus bahkan
Gelap Narkotika (P4GN). berinisiatif untuk membentuk
Sosialisasi P4GN dilaksanakan Satgas Anti Narkoba Mahasiswa
untuk memberikan informasi Kampus baik secara mandiri
P4GN dengan benar dalam maupun dukungan dari BNNP
rangka meningkatkan upaya DIY. Satgas yang terbentuk
P4GN. Kegiatan ini sangat aktif melaksanakan
dilaksanakan dengan metode programprogram P4GN baik di
Focus Group Discussion lingkungan kampus, maupun di
(FGD), yang diharapkan luar lingkungan kampus.
pelajar / mahasiswa / kelompok Beberapa kampus yang
masyarakat dapat menerima membentuk Satgas, antara lain
informasi dengan benar dan Stikes Guna Bangsa Yogyakarta,
tidak menyalahgunakan Stikes Surya Global Yogyakarta,
narkotika, tidak terlibat dalam dan ASMI Santa Maria
peredaran gelap narkotika, dan Yogyakarta, dan IKIP PGRI
mampu membangun serta Wates dll.
mengembangkan sistem P4GN
di lingkungan sekolah / kampus
/ desa / kelurahan.

40
2) Sosialisasi melalui AKPRIND Yogyakarta, Fakultas
Pemilihan Orator/Stand Up Dakwah dan Komunikasi UIN
Comedy Sunan Kalijaga Yogyakarta,
Sosialisasi melalui IKIP PGRI Wates, Kabupaten
Pemilihan Orator/Stand Up Kulon Progo, STIKES Guna
Comedy dilaksanakan di Bangsa Yogyakarta, STIKES
Halaman Monumen Serangan Surya Global Yogyakarta, ASMI
Umum 1 Maret 1949 Santa Maria Yogyakarta.
Yogyakarta. Pemilihan orator Sebagai tindak lanjut
dikemas dalam bentuk Stand Up kegiatan Pembentukan Kader
Comedy dimana peserta seleksi Penyuluh Anti Narkoba
menyampaikan pesan-pesan anti Lingkungan Mahasiswa,
narkoba dengan cara humor. beberapa kampus melaksanakan
Kegiatan ini merupakan kegiatan P4GN yang dapat
rangkaian kegiatan mulai dari digunakan sebagai outcome
proses seleksi sampai dengan kegiatan ini, antara lain :
puncak acara final. Peserta 1) Kader Mahasiswa IST
adalah para mahasiswa dari 20 AKPRIND telah
kampus yang ada di DIY. melaksanakan Sosialisasi
Anti Narkoba di beberapa
d) Pembentukan Kader sekolah, antara lain : SD
Penyuluh Anti Narkoba Terban dengan peserta 60
Lingkungan Mahasiswa. siswa, SMP Pangudi Luhur
Beberapa kampus yang di sebanyak 2 kali dengan
advokasi dalam Pembentukan peserta 400 siswa dan 200
Kader Penyuluh Anti Narkoba siswa, dan merencanakan
Lingkungan Mahasiswa ke kegiatan pembentukan kader
beberapa universitas yaitu;IST baru

41
2) Kader UIN membentuk Kegiatan ini dilaksanakan
KOMJAN yaitu Komunitas dalam rangka mendorong peran
Jurnalistik Anti Narkoba. serta mahasiswa agar dapat
Komunitas ini memfokuskan mandiri mengatasi
kegiatan jurnalistik dengan permasalahan Narkoba di
mengedepankan tema lingkungan kampus masing-
pencegahan Narkoba di masing dengan dukungan dari
kalangan mahasiswa dan BNNP DIY berupa fasilitasi
masyarakat umum. bantuan operasional satgas
3) Kader IKIP PGRI Wates P4GN dari BNNP DIY.
mengadakan Kampanye Anti
Narkoba melalui Festival Pembentukan Satgas Anti
Band. Narkoba di Lingkungan Kampus,
e) Pembentukan Satuan yaitu;
Tugas/Organisasi Anti 1) Sekolah Tinggi Agama Islam
Narkoba di Lingkungan Yogyakarta
Kampus 2) Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga Yogyakarta
Pembentukan Satuan
3) STMIK AMIKOM Yogyakarta
Tugas/Organisasi Anti Narkoba
4) Institut Sains dan Teknologi
di Lingkungan Kampus dalam
AKPRIND Yogyakarta
rangka Menciptakan
5) Universitas Negeri Yogyakarta
Lingkungan Kampus Bebas
6) IKIP PGRI Wates
Narkoba merupakan tindak
7) Universitas Janabadra
lanjut kegiatan Jambore dalam
8) Universitas Mercubuana
Penguatan Kerja Sama dan
Yogyakarta
Peningkatan Kapasitas Kader
9) Universitas Teknologi
Mahasiswa yang dilaksanakan
Yogyakarta.
di Youth Center Sleman.

42
f) Jambore dalam Penguatan 2. Media elektronik
Kerjasama dan Peningkatan a) Diseminasi Informasi
Kapasitas Kader Mahasiswa Pencegahan dan
Pemberantasan
Jambore dalam
Penyalahgunaan dan
Penguatan Kerjasama dan
Peredaran Gelap Narkotika
Peningkatan Kapasitas Kader
(P4GN) melalui Media
Mahasiswa merupakan wadah
Elektronik
bagi Satgas Anti Narkoba untuk
Diseminasi
dapat menjalin kerjasama;
Informasi P4GN melalui
sebagai tempat saling berbagi
Media Elektronik
informasi terutama tentang
dilaksanakan dengan
program kerja Satgas dalam
metode dialog interaktif di
P4GN di DIY. Peserta juga
televisi lokal (Reksa
mendapatkan materi tentang
Birama TV / RBTV,
pengayaan kapasitas kader.
JOGJA TV) dan dialog
Kegiatan ini dilaksanakan di
interaktif di radio lokal
Youth Center, Sleman, dan
(Yasika FM, Sasando FM,
diikuti oleh 100 orang anggota
Global FM). Dialog
Satgas Anti Narkoba Mahasiswa
interaktif dilaksanakan
perwakilan dari 20 kampus di
dalam rangka memberikan
DIY, yaitu UGM, UNY, UIN,
informasi P4GN kepada
IST AKPRIND, STAIYO, UGK,
masyarakat DIY dari
STMIK AMIKOM, IKIP PGRI
Narasumber terkait secara
Wates, Universitas Janabadra,
langsung, sehingga
UPN, UTY, Poltekkes
diharapkan informasi yang
Kemenkes, UAJY, Poltekkes
diterima lebih akurat dan
BSI, UAD, UMY, UMBY, UII,
UNRIYO, dan UPY.

43
dapat dipertanggung Sunan Kalijaga
jawabkan. Yogyakarta.
3. Media Massa 4) Lima Dampak Sosial
Diseminasi Informasi Akibat Penyalahgunaan
P4GN melalui Media Massa Narkoba oleh Dian Panji
dilaksanakan dengan menulis 5) Pramana, Mahasiswa
artikel/opini tentang P4GN di Universitas Islam Negeri
koran Bernas Jogja. Adapun Sunan Kalijaga
judul-judul atikel terkait Yogyakarta.
pencegahan narkoba yang 4. Media Sosial
dikontribusikan oleh kalangan BNNP DIY
mahasiswa di antara nya; menggunakan media sosial
1) Usia Muda, Media, dan sebagai sarana publikasi untuk
Narkoba oleh Hanif menyampaikan pesan kepada
Rahmat, Mahasiswa khalayak dengan share berbagai
Universitas Islam kegiatan seperti sosialisasi,
Indonesia. penyuluhan, kampanye.
2) Pendidikan Keluarga Menggunakan media sosial
Tentang Bahaya Narkoba adalah langkah yang kurang
oleh Ardini Lestari, efektif di karenakan hanya
Mahasiswi Kebidanan mebagikan foto pelaksanaan
Poltekkes Kemenkes kegiatan sehingga kurang
Yogyakarta. mendapat perhatian dari
3) Terobosan Mahasiswa khalayak. Media yang digunakan
dalam Upaya P4GN oleh BNNP DIY yaitu Facebook,
Andi Pranowo, Mahasiswa Tweeter, Instagram.
Universitas Islam Negeri

44
5. Efektifitas pencapaian via telepon, namun
program kegiatan kegiatan ini hanya
BNNP dalam dilakukan sebanyak
pelaksanaan program kegiatan empat kali.
seperti penyuluhan, sosialisasi, 3) Media cetak kegiatan ini
kampanye anti narkoba cukup efektif dikarena
dilakukan dengan menggunakan memberi peluang atau
berbagai media seperti; menyediakan wadah bagi
1) media secara langsung mahasiswa yang ingin
(face to face) pelaksanaan berkarya terkait
program ini secara tatap pencegahan narkoba,
muka menjadi kegiatan kegiatan ini memotivasi
yang paling efektif dan mahasiswa untuk terus
efesien karena antusias berkarya dan
nya masyarakat menyampaikan pesan
menghadiri acara. suara melalui tulisan di
2) media elektornik seperti media cetak.
TV Lokal (Reksa Birama 4) Sedangkan media sosial
TV, Jogja TV) dan Radio kurang efektif dan efesien
Lokal (Yasika FM, karena informasi yang di
Sasando FM) kegiatan ini share ke facebook
cukup efektif karena maupun instagram hanya
mendapat respon yang mebagikan foto
baik dari masyarakat pelaksanaan kegiatan
karena kegiatan ini sehingga kurang
menggunakan sesi mendapat perhatian dari
dialaog dan mengadakan khalayak.
sesi pertanyaan melalui

45
Adapun faktor-faktor yang serta lingkungan yang tidak
mempengaruhi maraknya mendukung ke arah yang lebih
penyalahgunaan dan peredaran gelap baik. Hal ini menyebabkan
narkoba di Indonesia: dampak sosial dan pendidikan
a) Faktor geografi: provinsi DIY yang sangat besar dan menjadi
adalah provinsi yang sangat pengaruh buruk terhadap
strategis, sehingga sangat rentan kehidupan sosial budaya
dan mudah terjadinya masyarakat dan dunia
penyeludupan bagi sindikat pendidikan.
kejahatan narkoba. e) Faktor penegakan hukum:
b) Faktor demografi: jumlah pemberian sanksi tidak maksimal
penduduk DIY yang tetap sehingga tidak menimbulkan
maupun pendatang seperti efek jera, kualitas sumber daya
mahasiswa menjadikan tempat manusia bagi aparat penegak
pemasaran yang sangat hukum yang rendah, sarana dan
menjanjikan. prasarana yang masih terbatas
c) Faktor ekonomi: sampai saat ini bahkan kurang memadai serta
kondisi ekonomi DIY masih budaya hukum masyarakat
belum stabil permasalahan hidup (kurang sadar hukum).
semakin rumit menjadikan f) Faktor ilmu pengetahuan dan
penyalahgunaan narkoba sebagai teknologi: kemajuan teknologi
salah satu pelarian, bisnis jalan telekomunikasi dan transportasi
pintas untuk meraih keuntungan berkembang sangat pesat
yang sebesar-besarnya. berakibat memudahkan
d) Faktor sosial & pendidikan: terjadinya transaksi narkoba.
SDM rendah, rendahnya
moralitas terhadap agama, Untuk menanggulangi
keluarga yang tidak harmonis penyalahgunaan narkoba BNNP

46
melakukan upaya-upaya yaitu upaya mencagah penyalahgunaan
preventif dan upaya refresif: nakrkoba dengan
1) Upaya preventif merangkul pelajar dan
Preventif atau pencegahan mahasiswa. Pembentukan
ialah usaha yang menunjukkan kader satgas guna
pembinaan, pendidikan dan mengimplementasikan
penyadaran terhadap masyarakat kepada teman sebaya,
pada umum nya sebelum terjadi sekolahan dan lingkungan
gejolak perbuatan kejahatan. BNNP tempat tinggal.
DIY telah melakukan upaya-upaya b) Operasi satgas narkotika
preventif yaitu: Aparat kepolisian
a) Peringatan hari anti bersama anggota BNNP
narkoba internasional melakukan penyelidikan.
b) Sosialisasi, kampanye Walaupun masih baanyak
bahaya penyalahgunaan perkara atau kasus yang
narkoba di beberapa tidak terselesaikan
sekolahan ataupun dikarenakan adanya
universitas. penghambat. Tetapi aparat
c) Dialog kawula muda kepolisian dan BNNP di
d) Pelatihan penyuluhan tetap berusaha untuk
narkoba mengusut perkara dan
2) Upaya refresif kasus yang terjadi di
a) Membentuk kader yogyakarta terkait
penyuluh anti narkoba bagi penyalahgunaan narkoba
pelajar dan mahasiswa sampai tuntas.
kegiatan ini c) Membentuk kerjasama
merupakan sebagai bentk dengan masyarakat luas
upaya BNNP dalam

47
Bekerjasama dengan (supply reduction). Dalam
masyarakat dalam dalam hal ini, upaya pengurangan

menanggulangi narkoba ini permintaan adalah melalui


program pencegahan dan
akan mempermudah aparat
rehabilitasi pecandu narkoba.
BNNP menindak lanjuti
Sedangkan upaya
penyalahgunaan narkoba.
pengurangan suplai adalah
Hal ini mencerminkan
melalui program
sikap tolong menolong,
pemberdayaan masyarakat
BNNP menolong agar meninggalkan usaha di
masyarakat untuk bidang narkoba, serta
mewujudkan lingkungan program pemberantasan
dari bebas narkobba, penyeludupan dan
sedangkan masyarakat perdagangan narkoba.

membantu aparat BNNP 2. Demand reduction

dalam melaksanakan (pengurangan permintaan).

tugasnya untuk Dengan melakukan

menanggulangi narkoba. tindakan preventif melalui

Memberdayakan penyusunan pencanaan

masyarakat dalam mengikis pembangunan.

peredaran gelap narkoba Membangun sumber daya

melalui pendekatan hukum pemerintah yang

penawaran dan permintaan. mempunyai stategic vision

Implementasinya melalui sesuai dengan perubahan

suply reduction and dan perkembangan

demand reduction. masyarakat, menbangun

1. Supply reduction koordinasi yang efektif

(pemberantasan jaringan). dan semangat


Pemberantasan narkoba kebersamaan dalam
melalui pengurangan suplai kepentingan yang berbeda

48
untuk memperoleh pilihan Budaya Pementasan Seni
terbaik, membangun Budaya (1 kali);
transparansi dalam setiap b. Melaksanakan Diseminasi
penyusunan dokumen Informasi P4GN melalui Media
perencanaan sehingga Elektronik
dapat diakses oleh setiap 1) Dialog Interaktif di Televisi
yang membutuhkan. Lokal (4 kali);

Ada potensi kerjasama antara 2) Dialog Interaktif di Radio


Lokal (4 kali).
pemerintah dan LSM. Dalam
menentukan sasaran dan pencegahan: c. Melaksanakan Diseminasi
a) Menentukan luasan dan Informasi P4GN melalui Media
tingkatan permasalahan Massa
penyalahgunaan narkoba. 1) Penulisan Artikel/Opini
b) Pengaturan sistem Tentang P4GN (4 kali)
pengumpulan dan evaluasi data
d. Melaksanakan Diseminasi
yang komprehesif.
Informasi P4GN melalui
c) Pencegahan melalui
Pameran (1 kali)
pendidikan.
e. Melaksanakan Sosialisasi
d) Pencegahan penyalahgunaan
P4GN
narkoba di tempat kerja
1) FGD dalam rangka
Sosialisasi P4GN Terhadap
Pencapaian hasil indikator dari
Pelajar (22 kali);
rincian program kegiatan terkait
2) FGD dalam rangka
pencegahan narkoba dikalangan
Sosialisasi P4GN Terhadap
mahasiswa sebagai berikut:
Mahasiswa (7 kali);
a. Melaksanakan Diseminasi
3) Sosialisasi melalui
P4GN melalui Karya Seni
Pemilihan Orator/Stand Up
Comedy (1 kali).

49
f. Melaksanakan Pembentukan 3) Jambore dalam
Kader Penyuluh Anti Narkoba Penguatan Kerjasama dan
1) Pembentukan Kader Peningkatan Kapasitas
Penyuluh Anti Narkoba Kader Mahasiswa (1 kali).
Lingkungan Pelajar (6
kali); KESIMPULAN
2) Pembentukan Kader Strategi pemasaran sosial
Penyuluh Anti Narkoba dengan elemen yang terdapat dalam
Lingkungan Mahasiswa social marketing yaitu terdapat pada
(10 kali); konsep 4P yang dikenal dengan
g. Melaksanakan Pemberdayaan marketing mix, diantaranya product
Satuan Tugas/Organisasi Anti (anti narkoba), price (anggaran biaya
Narkoba di yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
Lingkungan Kampus program) , place (Tempat pelaksanaan
1) Pemberdayaan Satgas / program) , dan promotion (promosi
Organisasi Anti Narkoba program menggunakan berbagai
di Lingkungan Kampus media)” penambahan 2P yaitu
dalam rangka parthnership (mitra kerja berbagai
Menciptakan Lingkungan instansi) dan policy (kebijakan
Kampus Bebas Narkoba pelaksanaan program). Dalam
(10 kali); pengimplementasiannya melalui
2) Pemberdayaan Satgas / media langsung, media sosial,
Organisasi Anti Narkoba workshop, pameran, penyuluhan,
di Lingkungan Pelajar sosialisasi, jambore, dibantu dengan
dalam rangka atribut seperti baliho, pamphlet, stiker
Menciptakan Lingkungan anti narkoba.
Sekolah Bebas Narkoba (1 Dalam rapat koordinasi BNNP
kali); merancang berbagai kegiatan terkait

50
pencegahan narkoba. Penyusunan FM, Sasando FM) kegiatan ini
program kegiatan dilihat dari analisis mendapat respon yang baik dari
lingkungan dimana BNNP melakukan masyarakat karena kegiatan ini
pemetaan terhadap daerah rawan menggunakan sesi dialaog dan
narkoba. Pada tahun 2015 BNNP mengadakan sesi pertanyaan melalui
dalam pencegahan narkoba via telepon. Media cetak kegiatan ini
menggunakan pola supply reduction cukup efektif dikarena memberi
(pemberantasan jaringan) dan demand peluang atau menyediakan wadah bagi
reduction (pengurangan permintaan). mahasiswa yang ingin berkarya terkait
Sedangkan dalam pencegahan narkoba, kegiatan ini
pengimplementasikan program memotivasi mahasiswa untuk terus
kegiatan dilakukan secara deseminasi berkarya dan menyampaikan pesan
informmasi P4GN dan advokasi P4GN suara melalui tulisan di media cetak.
dengan sasaran sekolahan (pelajar), Sedangkan media sosial kurang efektif
kampus (mahasiswa), lingkungan kerja dan efesien karena informasi yang di
(instansi), dan lingkungan masyarakat. share ke facebook maupun instagram
BNNP dalam pelaksanaan hanya mebagikan foto pelaksanaan
program kegiatan seperti penyuluhan, kegiatan sehingga kurang mendapat
sosialisasi, kampanye anti narkoba perhatian dari khalayak.
dilakukan dengan menggunakan
berbagai media seperti media secara
langsung (face to face) pelaksanaan
program ini secara tatap muka menjadi
kegiatan yang efektif dan efesien
karena antusias nya masyarakat
menghadiri acara, media elektornik
seperti TV Lokal (Reksa Birama TV,
Jogja TV) dan Radio Lokal (Yasika

51
REFERENSI
Badan Narkotika Nasional. (2009). Moleong, L.J. (2001). Metode
Pencegahan Penyalahgunaan penelitian Kualitatif. Bandung:
Narkoba. Jakarta: Badan Remaja Rosdakarya.
Narkotika Nasional. Patton, M. Q. (1987). How to Use
Badan Narkotika Nasional. (2007). Qualitative Methods in
Pencegahan Penyalahgunan Evaluation. California: Sage
Narkoba Sejak Usia Dini. Publications, Inc.
Jakarta. Rosady, R. (2004). Metode Penelitian
Djalaludin, R. 1993. Psikologi Public Relations dan
Komunikasi. Bandung : Komunikasi. Jakarta: Raja
Rosdakarya Grafindo Persada.
Kartini, K. (1996). Pengantar Sugiyono. (2008). “Metode Penelitian
Metodologi Riset Sosial. Bisnis”. Bandung: Alfabeta.
Bandung: CV Mandar Maju. Venus, Antar. (2012). Manajemen
Kotler, P. 2002. Manajemen Kampanye : Panduan Teoritis
Pemasaran. Jakarta: dan Praktis dalam
Prenhallindo. Mengefektifkan Kampanye
Kotler, Philip. (1987). Dasar- dasar Komunikasi, Bandung :
Pemasaran: Jilid 1. Jakarta: PT Simbiosa Rekatama Media.
Midas Surya Grafindo.
Kotler, Philip. (1999). Marketing,
Jakarta : Erlangga.
Kotler, Philip dan L. Robert,
Equardo. (1989). Social
Marketing : Strategis for
Changing Behaviour. New
York: The Free Press.

52

Anda mungkin juga menyukai