Anda di halaman 1dari 5

Nama: M.

Shaif Gandhi
Nim: 072011133106
Mata Kuliah: Kebijakan Kinerja Pelayanan Publik

Kebijakan Pencegahan, Pemberantas, Penyalahgunaan, dan Peredaran Gelap Narkoba


(P4GN)
Di tengah pergolakan dunia yang semakin kompleks, Indonesia berkomitmen untuk
menjaga dan melindungi generasi muda dan masyarakatatnya dari ancaman narkoba. P4GN
adalah singkatan dari Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahagunaan, dan Peredaran Gelap
Narkoba, menjadi hal penting dalam upaya ini. P4gn mencakup sejumlah pendekatan yang
saling terkait. Yang pertama, pencegahan adalah kunci utama, Pendidikan serta kesadaran
public tentang bahaya narkoba menjadi focus utama, sekolah-sekolah, keluarga, serta
masyarakat bekerja sama agar dapat menyampaikan poemahaman tentang resiko dan
konsekuensi dari penyalahgunaan narkoba. Melalui kampanye edukasi dan informasi, P4GN
bertujuan untuk membentuk generasi yang cerdas dan tanggugh dalam menghadapi godaan
narkoba. Selain itu, P4GN juga mencakup upaya pemberantasan peredaran narkoba, ini
melibatkan penegakan hukum yang lebih ketat terhadap peredaran dan produksi narkoba
illegal. Penangkapan dan penuntuttan para pelaku illegal pada rantai pasokan narkoba adalah
bagian penting dari upaya ini. Kerjasama dengan Lembaga kepolisian dan Lembaga penegak
hukum lainnya sangat diperlukan.
P4GN juga memperhatikan rehabilitasi dan reintegrasi mantan penyalahgunaan
narkoba ke dalam masyarakat, ini mencakup program-program rehabilitasi, konseling, dan
dukungan agar dapat membantu mereka pulihb dqan menjalani hidup yang lebih sehat tanpa
narkoba, adanya pemberian kesempatan kedua ini dapat membantu mengurangi angka
kekambuhan. Program P4GN adalah bukti dari komitmen pemerintah Indonesia untuk dapat
melindungi masyarakat dari bahaya narkoba, meskipun tantangan ini terus berlanjut. P4GN
terus berupaya agar bisa menciptakan lingkungan yang lebih aman dan sehat bagi semua
warga negara, dengan kerja sama dari seluruh lapisan masyarakat. Program ini memiliki
potensi untuk mencapai kesuksesan dalam upaya mencegah, memerangi, dan mengatasi
penyalahgunaan dan peredaran narkoba di Indonesia.

Pelaksanaan P4GN di kota Surabaya


Surabaya merupakan kota terbesar ke dua di Indonesia sekaligus Surabaya menjadi
kota terbesar di provinsi Jawa Timur, mempunyai nama menjadi kota terbesar, Kota Surabaya
tidak luput dari sisi negatif yang dimana sisi negatif tersebut adalah penyalahgunaan dan
peredaran gelap narkotika, dimana narkoba itu sendiri tidak dapat di jual pada orang yang
tidak membutuhkan narkotika sebagai obat. Narkoba merupakan zat yang dimana
menimbulkan pengaruh tertentu pada orang yang memakainya, dengan cara memasukkan
obat tersebut kedalam tubuhnya, obat itu dapat menimbulkan beberapa efek yang salah satu
efeknya adalah halusinasi, efek halusinasi ini menimbulkan masyarakat ingin mencoba obat
tersebut, terutama pada kalangan remaja yang ingin merasakan efek tersebut, sehingga ini
merupakan suatu penyalahgunaan narkotika. Narkoba tidak sepenuhnya dilarang di
Indonesia, narkoba dapat di konsumsi oleh orang yang mempunyai penyakit tertentu serta
adanya penggunaan dosis sendiri dalam penggunaannya. Tetapi masyarakat di Indonesia
sendiri menyalahgunakan narkoba untuk menenangkan diri, penghibur diri pada saat orang
itu mempunyai masalah, pengguna narkoba dapat melakukan tindak kejahatan pada saat tidak
sadarkan diri, karena adanya bahaya penyalahgunaan narkoba sendiri, pemerintah membuat
peraturan yang menjelaskan bahwa narkoba dapat dikonsumsi asalkan tidak melebihi dosis
yang ditujukan untuk kesehatan Penyalahgunaan narkoba telah diatur dalam beberapa undang
undang salah satunya adalah UU No 35 Tahun 2009 yang mengatur dari jenis narkotika ,
Penyalahgunaan narkotika serta tindak pidana penyalahgunaan narkotika.dalam
undang undang tersebut telah dijelaskan bahwa Narkotika adalah zat atau obat yang berasal
dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semisintetis, yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam
golongan golongan. Adapun ancaman bagi pengguna narkotika yang diatur dalam pasal 127
UU no 35 tahun 2009 adanya hukuman yang sedikit ringan adalah menjalani rehabilitasi atau
dihukum maksimal 4 tahun penjara, Hukuman tentang narkotika telah tersusun rapi dalam
undang undang di negara Indonesia.
Dalam mengatasi penyalahgunaan narkoba, BNN Provinsi Jatim telah melakukan
upaya-upaya dalam bentuk regulasi, seperti peraturan Walikota nomor 65 tahun 2014 tentang,
Rencana Aksi Pelaksaan Kebijakan dan Strategi Daerah Bidang Pencegahan, Pemberantasan
Penyalahgunaan dan Peredaraan Gelap Narkoba Kota Surabaya yang merupakan serangkaian
dari instruksi Presiden nomor 12 tahun 2011 tentang, Pelaksanaan Kebijakan dan Strategi
Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba
(P4GN). Adanya program P4GN memiliki tujuan agar dapat mengurangi jumlah
penyalahgunaan narkoba, kerjasama antar SKPD yaitu BNN Kota Surabaya, Dinas Pemuda
dan Olahraga, Dinas Kesehatan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, dan Dinas Pendidikan,
untuk melaksanakan program pencegahan dan penyalahgunaan narkoba. Mitra antar sektoral
yang salah satunya merupakan strategi HIAP, cukup sesuai dengan pelaksanaan program
pencegahan dan penyalahgunaan narkoba. Program P4GN yang mempunyai istilah dari
Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan dan peredran gelap narkoba. Adanya P4GN
bukan semata untuk mencegah atau menyalahgunakan narkoba, yang dimana P4GN ini
diharapkan untuk program rehabilitasi yang ditujukan untuk korban yang mengkonsumsi
narkoba, serta diharapkan dapat membuat hukum di Indonesia lebih tegak tentang
penyalahgunaan narkoba. Adapun kerjasama dari tugas program P4GN nasional dilakukan
melalui Badan Narkotika Nasional, serta di lingkup provinsi dilakukan melalui Badan
Narkotika Provinsi.

TAHUN JUMLAH JUMLAH


KASUS TERSANGKA
2019 4.674 5.701
2020 6.193 7.661
Sumber : PPID BNN, 2022 (Data Diolah)
Berdasarkan tabel diatas tersebut merupakan angka penyalahgunaan narkoba
di Jawa Timur mulai tahun 2019 sampai tahun 2020 terdapat peningkatan yang terdapat pada
tiga wilayah di Jawa Timur yang mempunyai tingkat penyalahgunaan narkoba terbanyak
seperti Madura, Surabaya dan Sidoarjo. Adanya peningkatan itu memberi dorongan pada
Pemerintah Kota Surabaya yang memuat peraturan Walikota nomor 65 tahun 2014, di mana
adanya kebijakan tersebut dibuat dengan harapan masyarakat Surabaya terbebas dari
penyalahgunaan narkoba serta agar terhindar dari peredaran gelap narkoba. Lebih lanjut lagi,
adanya regulasi tersebut, angka penyalahgunaan narkoba di Kota Surabaya mengalami
fluktiatif dari tahun ke tahun, seperti yang tertera pada tabel di bawah ini

TAHUN ANGKA
2019 976 kasus
2020 875 kasus
2021-2022 921 kasus

Sumber: Web Stikosa penyalahgunaan narkoba (Data Diolah)

Berdasarkan table diatas narkoba di Surabaya menurun di tahun 2020, akan tetapi
pada tahun 2021-2022 jumlah penggunaan narkoba di Surabaya meningkat cukup drastis,
sedangkan BNN Kota Surabaya sudah menerapkan (P4GN). Dengan jumlah yang cukup
banyak penguna narkoba di Kota Surabaya itu dapat di katakan cukup serius narkoba di
Surabaya khususnya untuk kalangan remaja, karena sosialisasi tentang (P4GN) harus
diterapkan setiap minggunya, agar kalangan remaja tau bahwa bahaya narkoba untuk masa
depan mereka. Bahkan ada yang sudah bekerja tetapi tertangkap kasus narkoba dengan kasus
narkoba lanjutan, yang dimana arti dari narkoba lanjutan tidak lain mereka menggunakan
narkoba sejak usia remaja. Tentunya hal tersebut dapat menyebabkan penurunan kualitas
SDM pada remaja di Surabaya yang mendapat kategori kota terbesar ke dua di Indonesia dan
juga ibu kota provinsi Jawa Timur. Maka dari itu peran BNN Kota Surabaya dapat
meminimalisir atau memberantas penyalahgunaan narkoba khususnya untuk kalangan
remaja, Sehingga BNN Kota Surabaya menerapkan pencegahan, pemberantasan,
penyalahgunaan, dan peredaran gelap narkoba (P4GN). Pada kegiatan ini memberitahu atau
menyelaraskan pemahaman obat-obat terlarang dan cara untuk mencegahnya. Lantas
mengapa penyalahgunaan narkoba masi terbilang cukup banyak di kalangan remaja pada
Kota Surabaya yang telah melakukan sosialisasi tentang (P4GN) di Kota Surabaya khusunya
pada kalangan remaja. Dari itu, dapat ditinjau bagaimana kebijakan pencegahan,
pemberantasan, penyalahgunaan, dan peredaran gelap narkoba (P4GN) pada BNN Kota
Surabaya. Berkaitan dengan permasalahan yang telah dijelaskan sebelumnya, terdapat
beberapa penelitian terdahulu yakni:
1. Terdapat penelitian dari Kencana, Ardimas Surya, serta Nanang Haryono pada
tahun 2016 yang berjudul “Implementasi Kebijakan Pencegahan Pemberantasan
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) Pada Badan Rehabilitasi Badan
Narkotika Nasional Kota Surabaya”, di mana dalam penelitian tersebut peneliti ingin melihat
bagaimana implementasi program rehabilitasi dari kebijakan P4GN di BNN Kota Surabaya.
Dalam penelitian tersebut menghasilkan bahwasanya program P4GN ini sudah baik akan
tetapi di dalam bidang rehabilitasi ini terdapat kekurangan dalam mengatasi masalah karena
kekurangan SDM bidang rehabilitasi.
2. Adapun penelitian dari Nurmalita, dan Suci Megawati pada tahun 2022 yang
berjudul “Implementasi Kebijakan Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan
Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) Dalam Memberantas Penyalahgunaan Narkoba di Kota
Surabaya’, di mana dalam penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu bagaimana
implementasi P4GN dalam mengatasi penyalahgunaan narkoba di Kota Surabaya. Dalam
penelitian tersebut menghasilkan bahwasannya penelitian ini kebijakan P4GN ini dapat
dikatan belum berhasil karena adanya tujuan kebijakan P4GN ini belum tercapai, karena
banyaknya kasus narkoba yang semakin bertambah, yang disebabkan oleh kurangnya
kesadaran masyarakat khususnya di daerah Surabaya.

KESIMPULAN
Dapat disimpulkan kebijakan P4GN ini telah berjalan dengan baik, akan tetapi
kebijakan P4GN butuh banyak sekali evaluasi. Karena banyaknya kasus narkoba yang cukup
meningkat di Surabaya, hal itu membuat BNN Kota Surabaya seharusnya lebih memikirkan
bagaimana narkoba di Surabaya ini dapat meningkat cukup drastis. Dengan itu Adapun saran
untuk BNN Kota Surabaya agar lebih memberikan tambahan tenaga kepada para petugas dan
juga lebih sering melakukan seminar tentang narkoba pada kalangan remaja, dewasa, maupun
orang tua, serta memberikan tempat rehabilitasi yang nyaman untuk para pecandu narkoba.
Yang dimana hal ini dapat membantu pecandu narkoba dapat melepaskan diri dari
kebergantungan pada narkoba.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Narkkotika Nasional Jatim. (2021). BNN:Laporan Kinerja BNN JATIM.


bnn.Retrieved March 27, 2023, from https://jatim.bnn.go.id/ppid

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. (2019).


PANRB:Cegah Peredaran Gelap Narkotika, sosialisasi P4GN Digencarkan di
Kementerian PANRB. panrb. Retrieved March 27, 2023, from
https://www.menpan.go.id/site/berita-terkini/cegah-peredaran-gelapnarkotika-
sosialisasi-p4gn-digencarkan-di-kementerian-panrb

Kencana, A. S. (2016). Implementasi Kebijakan Pencegahan Pemberantasan


Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) Pada Bidang Rehabilitasi
Badan Narkotika Nasional Kota Surabaya (Doctoral dissertation, Universitas
Airlangga)

Rahmawati, A., Ansari, M.I., & Parawangi, A.2020. Implementasi Kebijakan Program
Pengembangan Komoditas Kawasan Strategis Kabupaten Di Kabupaten Bone.
Universitas Muhammadiyah Makassar,1(1), 218- 231

Sukoco, G. H., ., P., & Adnan, M. (2017). STRATEGI PENCEGAHAN,


PEMBERANTASAN DAN REHABILITASI PENYALAHGUNA NARKOBA
PADA KALANGAN PELAJAR DAN MAHASISWA DI KOTA SEMARANG
OLEH BNNP JATENG. Journal of Politic and Government Studies, 6(04), 351-360.

Anda mungkin juga menyukai