Shaif Gandhi
Nim: 072011133106
Mata Kuliah: Kebijakan Kinerja Pelayanan Publik
TAHUN ANGKA
2019 976 kasus
2020 875 kasus
2021-2022 921 kasus
Berdasarkan table diatas narkoba di Surabaya menurun di tahun 2020, akan tetapi
pada tahun 2021-2022 jumlah penggunaan narkoba di Surabaya meningkat cukup drastis,
sedangkan BNN Kota Surabaya sudah menerapkan (P4GN). Dengan jumlah yang cukup
banyak penguna narkoba di Kota Surabaya itu dapat di katakan cukup serius narkoba di
Surabaya khususnya untuk kalangan remaja, karena sosialisasi tentang (P4GN) harus
diterapkan setiap minggunya, agar kalangan remaja tau bahwa bahaya narkoba untuk masa
depan mereka. Bahkan ada yang sudah bekerja tetapi tertangkap kasus narkoba dengan kasus
narkoba lanjutan, yang dimana arti dari narkoba lanjutan tidak lain mereka menggunakan
narkoba sejak usia remaja. Tentunya hal tersebut dapat menyebabkan penurunan kualitas
SDM pada remaja di Surabaya yang mendapat kategori kota terbesar ke dua di Indonesia dan
juga ibu kota provinsi Jawa Timur. Maka dari itu peran BNN Kota Surabaya dapat
meminimalisir atau memberantas penyalahgunaan narkoba khususnya untuk kalangan
remaja, Sehingga BNN Kota Surabaya menerapkan pencegahan, pemberantasan,
penyalahgunaan, dan peredaran gelap narkoba (P4GN). Pada kegiatan ini memberitahu atau
menyelaraskan pemahaman obat-obat terlarang dan cara untuk mencegahnya. Lantas
mengapa penyalahgunaan narkoba masi terbilang cukup banyak di kalangan remaja pada
Kota Surabaya yang telah melakukan sosialisasi tentang (P4GN) di Kota Surabaya khusunya
pada kalangan remaja. Dari itu, dapat ditinjau bagaimana kebijakan pencegahan,
pemberantasan, penyalahgunaan, dan peredaran gelap narkoba (P4GN) pada BNN Kota
Surabaya. Berkaitan dengan permasalahan yang telah dijelaskan sebelumnya, terdapat
beberapa penelitian terdahulu yakni:
1. Terdapat penelitian dari Kencana, Ardimas Surya, serta Nanang Haryono pada
tahun 2016 yang berjudul “Implementasi Kebijakan Pencegahan Pemberantasan
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) Pada Badan Rehabilitasi Badan
Narkotika Nasional Kota Surabaya”, di mana dalam penelitian tersebut peneliti ingin melihat
bagaimana implementasi program rehabilitasi dari kebijakan P4GN di BNN Kota Surabaya.
Dalam penelitian tersebut menghasilkan bahwasanya program P4GN ini sudah baik akan
tetapi di dalam bidang rehabilitasi ini terdapat kekurangan dalam mengatasi masalah karena
kekurangan SDM bidang rehabilitasi.
2. Adapun penelitian dari Nurmalita, dan Suci Megawati pada tahun 2022 yang
berjudul “Implementasi Kebijakan Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan
Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) Dalam Memberantas Penyalahgunaan Narkoba di Kota
Surabaya’, di mana dalam penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu bagaimana
implementasi P4GN dalam mengatasi penyalahgunaan narkoba di Kota Surabaya. Dalam
penelitian tersebut menghasilkan bahwasannya penelitian ini kebijakan P4GN ini dapat
dikatan belum berhasil karena adanya tujuan kebijakan P4GN ini belum tercapai, karena
banyaknya kasus narkoba yang semakin bertambah, yang disebabkan oleh kurangnya
kesadaran masyarakat khususnya di daerah Surabaya.
KESIMPULAN
Dapat disimpulkan kebijakan P4GN ini telah berjalan dengan baik, akan tetapi
kebijakan P4GN butuh banyak sekali evaluasi. Karena banyaknya kasus narkoba yang cukup
meningkat di Surabaya, hal itu membuat BNN Kota Surabaya seharusnya lebih memikirkan
bagaimana narkoba di Surabaya ini dapat meningkat cukup drastis. Dengan itu Adapun saran
untuk BNN Kota Surabaya agar lebih memberikan tambahan tenaga kepada para petugas dan
juga lebih sering melakukan seminar tentang narkoba pada kalangan remaja, dewasa, maupun
orang tua, serta memberikan tempat rehabilitasi yang nyaman untuk para pecandu narkoba.
Yang dimana hal ini dapat membantu pecandu narkoba dapat melepaskan diri dari
kebergantungan pada narkoba.
DAFTAR PUSTAKA
Rahmawati, A., Ansari, M.I., & Parawangi, A.2020. Implementasi Kebijakan Program
Pengembangan Komoditas Kawasan Strategis Kabupaten Di Kabupaten Bone.
Universitas Muhammadiyah Makassar,1(1), 218- 231