Anda di halaman 1dari 10

HASIL OBSERVASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK

INDONESIA KABUPATEN BULELENG

OLEH:

LUH PUTU YULI SURYA DEWI


2129111007

BIMBINGAN DAN KONSELING S2


PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
TAHUN 2022
Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas laporan pratikum yang berjudul “Hasil Observasi
Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia Kabupaten Buleleng” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Pratikum Bimbingan dan Konseling NAPZA. Selain itu, laporan ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang kasus pengguna narkotika lebih dalam lagi bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Ni Ketut Suarni., M.S., Kons.
selaku dosen mata kuliah serta pembimbing lapangan I, terima kasih saya ucapkan kepada
Prof. Dr. I Ketut Dharsana., M.Pd., Kons. selaku dosen pembimbing lapangan II yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang saya tekuni ini. Serta BNN Kabupaten Buleleng saya ucapkan terima kasih
atas kerja samanya selama kerja lapangan ini.Saya juga mengucapkan terima kasih kepada
seluruh pihak yang telah membantu yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

Saya menyadari, tugas yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun kami butuhkan demi kesempurnaan makalah ini.

Singaraja, 11 Juli 2022

Penulis,
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Badan Narkotika Nasional (BNN) adalah sebuah lembaga non-struktual
Indonesia yang bertanggungjawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia.
Badan Narkotika Nasional dibentuk berdasarkan keputusan Presiden Repblik
Indonesia Nomor 17 Tahun 2022 (Kemudian diganti dengan Peraturan Presiden
Nomor 83 Tahun 2007). Badan Narkotika Nasional bertugas untuk mengoordinasikan
penyusunan kebijakan dan pelaksanaan dibidang ketersediaan, pencegahan dan
pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, psikotropika,
precursor, dan zat adiktif lainnya.
Pada dasarnya peredaran narkotika di Indonesia ditinjaut dari aspek yuridis
adalah sah keberadaanya. Undang-undang narkotika hanya melarang penggunaan
narkotika tanpa izin. Dalam tataran empirisnya, penggunaan narkotika sering kali
digunkaan untuk kepentingan bisnis secara menyimpang, bukan untuk pengobatan
dan ilmu pengetahuan seperti yang diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun
2002. Penyalahgunaan narkotika dikalangan generasi muda tidak saja berimbas pada
rusaknya fisik dan mental pemaikainya tapi juga merusak generasi muda Indonesia.
Penyalahgunaan narkotika pada kalangan masyrakat, terutama generasi muda
merupakan suatu ancaman bagi masa depan bangsa Indonseia. Narkotika adalah xat
adiktif atau dapat menyebabkan candu yang berasal dari tumbuhan serta bukan
tumbuhan, baik sintetis maupun semisintetis. Pemakaian narkoba dapat
menghilangkan kesadaran, menghilangkan rasa nyeri dan membuat pemakainya
ketergantungan. Adapun zar-zat yang digolongkan kedalam narkotika sebagaimana
terlampir dalam pasal 1 angka (1) Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang
narkotika menyebutkan penyalahgunaan narkotika adala orang yang mengunakaan
narkotika tanpa hak izin pengguna atau dengan kata lain, penggunaan narkotika yang
melawan hukum.
Menurut laporan Badan Narkotika Nasional (BNN), jumlah tersangka kasus
narkotika dan obat-obatan terlarang atau narkoba di Indonesia menurun selama tiga
tahun terakhir. Pada 2021 tersangka kasus narkotika nasional berjumlah 1.184 orang,
turun 9,41% dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 1.307 orang. Daerah Bali
sebagai daerah tujuan wisata yang telah mendunia sangat rentan terhadap penyebaraan
narkotika dan bahan berbahaya jenis lainnya. Untuk itu dibutuhkan sinergi dari
berbagai stakeholder dalam menekan dan memberantas ruang gerak pengedar
narkotika, baik yang berskala besar maupun berskala kecil. Walaupun menurut
Kepala BNN Republik Indonesia Komjen Polisi Heru Winarko bahwa Bali
sesungguhnya memiliki ketahanan paling baik terhadap peredaran narkotika, namun
antisipasi terus dibutuhkan melalui kerja sama dengan masyarakat melalui desa adat.
Berdasarkan data yang disampaikan oleh Bapak Made Dwi Widya Saputra selaku
Kasubbag Perencanaan Bagian Umum dari Kantor Badan Narkotika Nasional
Provinsi Bali menyatakan pada tahun 2019 Kabupaten Badung sebagai peringkat
pertama, Kabupaten Buleleng di peringkat kedua dan Kota Denpasar di peringkat
ketiga dengan jumlah yang terus meningkat setiap bulannya mengenai kasus tindak
pidana narkotika.
Ada beberapa alasan serius dalam Pemberantasan tindak kejahatan narcoma
yang semakin hari semakin memprihatinkan:
1. Pemerintah belum optimal dalam menanggulangi kasus-kasus penyalahgunaan
dan peredaran gelap narkoba. Hal ini mengisyaratkan kepada kita untuk lebih
peduli dan memperhatikan secara lebih khusus untuk menanggulanginya.
2. Secara yuridis, instrumen hukum yang mengaturnya baik berupa peraturan
perundang-undangan maupun konvensi yang sudah diratifikasi, sebenarnya sudah
cukup memadai sebagai dasar pemberantasan dan penyalahgunaan peredaran
gelap narkoba.
3. Mengingat peredaran gelap narkoba sekarang ini begitu merebak, maka upaya
menanggulanginya tidak dapat semata-mata dibebankan kepada pemerintah dan
aparat penegak hukum saja, dengan memberlakukan peraturan dan penjatuhan
sanksi pidana kepada para pelanggar hukum, melainkan tugas dan tanggung
jawab kita bersama. Dengan adanya upaya terpadu (integrated) dari semua pihak,
seperti keluarga, sekolah, masyarakat, ulama, LSM dan pemerintah termasuk
BNN diharapkan dapat menanggulangi dan meminimalisir kasus tindak pidana
narkoba.
Pembentukan BNN adalah salah satu upaya sadar Pemerintah akan bahaya
dari paparan narkotika pada masyarakat melahirkan beberapa peraturan perundang-
undangan yang mengatur upaya pencegahan, sanksi tegas hingga tindakan rehabilitasi
untuk membantu masyarakat menyadari akan bahayanya narkotika. Program
rehabilitasi narkotika merupakan serangkaian upaya yang terkoordinasi dan terpadu.
Program rehabilitasi ini terdiri atas upaya-upaya medis, bimbingan mental,
psikososial, keahamaan, pendidikan dan latihan vokasional untuk meningkatkan
kemampuan penyesuaian diri, kemandirian dan menolong diri sendiri serta mencapai
kemampuan fungsional sesuai dengan potensi yang dimiliki, baik fisik, mental, sosial
dan ekonomi. Pada akhirnya mereka diharapkan dapat mengatasi penyahgunaan
narkoba dan kembali berinteraksi dengan masyarakat secara wajar.
Bertolak belakang dari latar belakang tersebut maka di atas, maka penulis
membuat laporan hasil konseling di Badan Narkotika Nasional Kabupaten Buleleng
dengan judul “Hasil Observasi Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia
Kabupaten Buleleng”.

1.2. GAMBARAN UMUM BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN


BULELENG
Badan Narkotika Nasional Kabupaten Buleleng, berlokasi di Jalan Teleng
No.3 Singaraja. BNNK Buleleng berdiri pada tanggal 13 Maret 2018 berdasarkan
Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia No 23 Tahun 2017
Tentang Perubahan Kelima atas Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional No 3
Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Narkotika Nasional
Kabupaten/Kota.
Badan Narkotika Nasiona Kabupaten Buleleng didukung oleh Pemerintah
Daerah Kabupaten Buleleng berdasarkan nota kesepahaman Nomor
075/16/KB/2018 antara Pemerintah Daerah Kabupaten Buleleng dengan Badan
Narkotika Nasional Tentang Kerjasama Percepatan Pengembangan dan Pembangunan
Kapasitas Badan Narkotika Nasional di Kabupaten Buleleng. BNN Kabupaten/Kota
berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2010 tentang
Badan Narkotika Nasional pada pasal 36 mempunyai tugas melaksanakan tugas,
fungsi, dan wewenang BNN dalam wilayah Kabupaten/Kota.
Visi BBN Kabupaten Buleleng adalah “Menjadi lembaga yang profesional,
tangguh, dan terpercaya dalam Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan
dan Peredaran Gelap Narkotika.”, visi ini sejalan dengan misinya yaitu.
1. Mengembangkan dan memperkuat kapasitas kelembagaan.
2. Mengoptimalisasi sumber daya dalam penyelenggaraan pencegahan dan
pemberantasan, penyalahgunaan, dan peredaran gelap Narkotika.
3. Melaksanakan pencegahan penyalahgunaan Narkotika secara komprehensif.
4. Memberantas peredaran gelap Narkotika secara Profesional.

Adapun tugas pokok BNN Kabupaten Buleleng adalah sebagai berikut.


1. Memimpin BNNK dalam pelaksanaan tugas, fungsi dan wewenang BNN dalam
wilayah Kabupaten Buleleng.
2. Mewakili Kepala BNN dalam melaksanakan hubungan kerjasama dengan Instansi
Pemerintah terkait dan Komponen Masyarakat dalam wilayah kabupaten
Buleleng.

Selain itu, BNN Kabupaten buleleng memiliki program kerja yaitu sebagai
berikut.
1. Melaksanakan koordinasi penyusunan rencana strategis dan rencana kerja
tahunan di bidang P4GN dalam wilayah Kabupaten Buleleng.
2. Melaksanakan kebijakan teknis di bidang pencegahan, pemberdayaan
masyarakat, rehabilitasi dan pemberantasan dalam wilayah Kabupaten Buleleng.
3. Melaksanakan layanan hukum dan kerjasama dalam wilayah Kabupaten
Buleleng.
4. Melaksanakan koordinasi dan kerjasama P4GN dengan Instansi Pemerintah
terkait dan Komponen Masyarakat dalam wilayah Kabupaten Buleleng.
5. Melaksanakan administrasi BNNK.
Selama tahun 2021 BNN Kabupaten Buleleng telah menangani ___ kasus narkotika,
yang diantaranya berkaitan dengan berbagai jenis narkotika seperti sabu dan ganja.

1.3. RUMUSAN MASALAH


Bedasarkan pada latar belakang dan gambaran umum, maka dirumuskan
masalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah proses BNN Kabupaten Buleleng dalam menangani kasus yang
berkaitan narkotika?
1.4. TUJUAN
Adapun tujuan dari laporan ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui proses BNN Kabupaten Buleleng dalam menangani kasus
yang berkaitan narkotika
2. Untuk mengetahui hasil dari penanganan kasus narkotika yang dilakukan oleh
BNN Kabupaten Buleleng
1.5. MANFAAT
Manfaat praktis bagi masyarakat yang diperoleh diantaranya:
1. Laporan kerja lapangan di BNN Kabupaten Buleleng dapat membatu
masyarakat untuk lebih memahami alur penanganan kasus berkaitan dengan
narkotika
2. Laporan kerja lapangan di BNN Kabupaten Buleleng dapat mengubah
pemikiran masyarakat terkait proses dan hasil penanganan kasus berkaitan
dengan narkotika.
Manfaat untuk mahasiswa praktik di BNN Kabupaten Buleleng diantaranya:
1. Mahasiswa praktik dapat memahami alur penanganan kasuss berkaitan dengan
narkotika di BNN Kabupaten Buleleng
2. Mahasiswa praktik dapat mengetahui hasil dari penanganan kasus berkaitan
dengan narkotika di BNN Kabupaten Buleleng
3. Mahasiswa praktik belajar hal baru tentang nilai-nilai kehidupan di BNN
Kabupaten Buleleng
3.
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK
2.1. DATA IDENTITAS KLIEN
2.2. GAMBARAN UMUM DARI MASALAH
2.3. LANGKAH-LANGKAH PENANGANAN MASALAH
2.3.1. IDENTIFIKASI/ANALISIS MASALAH
2.3.2. DIAGNOSA
2.3.3. PROGNOSIS
2.3.4. TEKNIK KONSELING
BAB III
KESIMPULAN
3.1. HASIL
3.2. PEMBAHASAN
REFRENSI
Website resmi BNN Kabupaten Buleleng dapat diakses melalui (BNN - Kabupaten Buleleng)

Anda mungkin juga menyukai