Anda di halaman 1dari 5

MATA KULIAH ASSESMEN DALAN

PEMBELAJARAN DAN KONSELING


Dosen Pengampu: Prof. Dr Nyoman Dantes

OLEH:
Luh Putu Yuli Surya Dewi
2129111007
Bimbingan dan Konseling S2

BIMBINGAN DAN KONSELING


PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
TAHUN 2021/2022
Remaja

Masa remaja adalah masa transisi dalam rentang kehidupan manusia, menghubungkan
masa kanak-kanak dan masa dewasa (Santrock, 2003). Pada periode ini terjadi perubahan-
perubahan besar dan esensial mengenai kematangan fungsi-fungsi rohaniah dan jasmaniah,
terutama fungsi seksual.

Remaja berasal dari kata adolescene yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk
mencapai kematangan. Menurut Rice (dalam Gunarsa, 2004), masa remaja adalah masa
peralihan ketika individu tumbuh dari masa anak-anak menjadi individu yang memiliki
kematangan. Masa remaja, yakni antara usia 10-19 tahun. Pada 1974, WHO (World Health
Organization) memberikan definisi tentang remaja yang lebih bersifat konseptual. Dalam
definisi tersebut dikemukakan tiga kriteria, yaitu biologis, psikologis, dan sosial ekonomi

Mindful Parenting (Mengasuuh Berkesadaran)

Konsep mindful parenting pada dasarnya mengacu pada pendekatan mindful atau
berkesadaran dalam psiokologi disebut dengan mindfulness psychology. Mindful parenting
merupakan konsep dalam pengasuhan yang menekankan pada proses mengasuh dengan
pening kesadaran. Kata “parenting” sendiri diartikan sebagai pola mengasuh yaitu orangtua
mengasuh anak-anaknya agar tumbuh menjadi pribadi-pribadi unggul. “Mindful” memiliki
arti berkesadaran atau mengacu pada orang yang selalu menjaga kesadarannya dari pikiran,
ucapan, dan semua prilaku yang kurang pantas untuk dilakukan. Pengsuhan dengan mindful
parenting merupakan salah satu dari berbagai metode yang mulai banyak disarankan untuk
dapat membangun hubungan antara orangtua dan anak yang aman (Kiong,2015)

Mindful parenting berarti behwa orang tua selalu memberikan perhatian dan
keterbukaan saat bersama dengan anak. Mindful parenting disini juga termasuk di dalamnya
melibatkan pikiran orang tua untuk memahami hal yang benar-benar penting dalam
menjalankan aktivitas sehari-hari bersama dengan anak. Mindful parenting juga terkait
denggan segala kemungkinan untuk memperhatikan dan mendengarkan kebutuhan anak
dengan lebih jelas dan memercayai diri dan hati sendiri (Kabat-Zinn & Kabat-Zinn, 2014).

Penerapan konsep mindful parenting ini terbukti dapat mengurangi stress,


menurunkan agresi anak, meningkatkan perilaku prososial anak, meningkatkan kepuasan
dalam pengasuhan, meningkatkan kualitas komunikasi verbal dan nonverbal antara anak dan
orang tua. Selain itu mindful parenting juga bisa digunakan dalam mengasuh anak yang
mengalami autis dan ADHD (Attention Deficit Hypractivity Disorder). Dan masih banyak
lagi manfaat dari penerapan konsep mindful parenting ini.

Elemen Mindful Parenting

Terdapat tiga elemen mindful parenting diantaranya adalah pengendalian


(sovereignty), empati (empathy), dan penerimaan (acceptance) (Kabat-Zinn & Kabat-Zinn,
2014). Pengendalian (sovereignty) yaitu suatu kondisi ketika orang tua mampu untuk
mengendalikan diri atau sikap dalam merespon berbagai prilaku anak yang disesuaikan
dengan tujuan pengasuhan orang tua terhadap anak. Pengendalian yang dimaksud disini
bukan berarti pemaksaan agar anak mengikuti semua kehendak orang tua.

Empati (empathy) yaitu suatu keadaan ketika orang tua dapat memahami hal yang
dialami oleh anaknya. Empati juga berarti orang tua memiliki pandanga yang luas untuk bisa
memiliki pandangan yang luas untuk dapat memahami kondisi dan perilaku yang ditampilkan
anak. Orang tua juga harus bisa melihat berbagai hal dari sudut pandang anak melalui
komunikasi yang dilakukan.

Penerimaan (acceptance) yaitu suatu keadaan ketika orang tua mampu menerima
perasaan anak serta segala sesuatu yang ada dan terjadi pada anak. Penerimaan disini bukan
berarti orang tua menerima segala prilaku yang dilakukan anak. Sebaliknya, orang tua
diharapkan tidak menampilkan prilaku reaktif untuk memberikan penilaian baik atau buruk
terhadap prilaku anak.

Status Gizi

Status gizi adalah status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan anatara
kebutuhan dan masukan nutrient. Keadaaan gizi ditentukan dari hasil pengukuran
Antropometri dengan menggunakan indeks BB/U dengan menggunakan rujukan WHO-
NCHS.

Penilaian status gizi adalah pengukuran terhadap aspek yang dapt menjadi indicator
penilian status gizi, yang kemudian dibandingkan dengan standar baku yang ada.

1) Penilaian secara langsung


Penilaian status gizi secara langsung dibagi menjadi empat penilaian yaitu
sebagaai berikut (supariasa, et all, 2012):
(a) Antropometri
Secara umum bermakna ukuran tubuh manusia. Antropometri gizi
berhubungan dengan berbagai macam pengukuran tubuh dan komposisi tubuh
dari berbagai umur dan tingkat gizi.
(b) Klinis
Secara umum berhubungan dengan perubahan-perubahan yang terjadi dan
berhubungan dengan ketidakcukupan gizi.
(c) Biokimia
Adalah suatu pemeriksaaan specimen yang diuji secara ilmiah yang dilakukan
pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan dapat
berupa urine, tinja, darah, dan beberapa jaringan tubuh lainnya.
(d) Biofisik
Adalah suatu metode penentuan status gizi denga melihat kemampuan fungsi,
khususnya jaringan dan melihat perubahan struktur jaringan.
2) Penilaian secara tidak langsung
Penilaian status gizi secara tidak langsung dibagi menjadi tiga yaitu, sebagai
berikut(supariasa, et all, 2012):
(a) Survei Konsumsi Makanan
Adalah metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat
jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi.
(b) Statistik Vital
Adalah metode penentuan status gizi dengan cara menganalisis data beberapa
statistic keseharan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan
dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan
dengan gizi.
(c) Faktor Ekologi
Adalah metode penentuan status gizi dengan melihat keadaan ekologinya
seperti iklim, tanah, irigasi dan lain-lain contohnya adalah malnutrisi.
Kiong, M. (2015). Mindfull Parenting.pdf. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Kabat-Zinn, M., & Kabat-Zinn, J. (2014). Everyday blessings: The inner work of mindful parenting.
New York, New York: Hyperion.

Anda mungkin juga menyukai