Anda di halaman 1dari 3

ARTIKEL KEDUA

LINK : https://radarsolo.jawapos.com/daerah/klaten/01/06/2022/asn-terjerat-
narkoba-terancam-dipecat-pernah-jadi-kasi-di-kesbangpol-klaten/
Sumber : Jawa Pos (Sabtu, 24 September 2022)
JUDUL : OKNUM ASN TERJERAT KASUS NARKOBA,TERANCAM DIPECAT

ASN Harus Bersih dari Narkoba


A. PENDAHULUAN
Indonesia kini tengah menghadapi situasi darurat Narkoba, Narkoba telah
menjadi ancaman utama bagi masyarakat Indonesia di semua level.
Penyalahgunaan serta peredaran narkoba telah menyerang seluruh lapisan
masyarakat dari segala usia serta lintas profesi termasuk di lingkungan aparatur sipil
negara (ASN). Maka dalam implementasi pencegahan serta pengawasan peredaran
narkotika diperlukan sinergi lintas sectoral secara intensif dan komprehensif dalam
pelaksanaanya.
Untuk penguatan kolaborasi dalam menghadapi ancaman penyalahgunaan
narkoba di seluruh komponen masyarakat terutama dalam instansi pemerintahan,
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dan Kepala
Badan Narkotika Nasional menandatangani Nota Kesepahaman antara Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dan Badan Narkotika
Nasional tentang Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran
Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika di Lingkungan Instansi Pemerintah di
Kantor Badan Narkotika Nasional, Jakarta (8/5).
Gerakan penanggulangan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba di
lingkungan aparatur sipil negara memiliki beberapa fokus kesepakatan yang
tertuang dalam nota kesepahaman ini, antara lain Kerjasama penyebarluasan
informasi tentang Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran
Gelap Narkotika atau yang disebut juga dengan P4GN.
Selain itu akan dilakukan peningkatan peran Kementerian PANRB sebagai
penggiat anti narkoba, dan peningkatan peran aktif para aparatur sipil negara baik di
tingkat pusat maupun daerah untuk melaksanakan program Pencegahan dan
Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika.
Dalam Kerjasama ini, BNN serta Kementerian PANRB juga akan
melaksanakan tes uji narkoba bagi para calon pegawai serta para ASN di seluruh
instansi pemerintah, serta akan dilakukan pertukaran data dan informasi guna
mendukung program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan
Peredaran Gelap Narkotika. Terkait dengan tes narkoba bagi para ASN,
Kementerian PANRB akan segera menindaklanjutinya dengan surat edaran ke
seluruh kementerian dan Lembaga pemerintah baik dipusat maupun daerah.

B. ANALISA PENYIMPANGAN
Peredaran dan Penyalahgunaan Narkoba merupakan salah satu permasalahan
nasional yang dipandang serius oleh pemerintah, karena dapat menyebabkan
rusaknya moral bangsa. Karena itu, pemerintah sangat memberikan perhatian
terhadap penanganan atas penyalahgunaan narkoba. Di negara kita, masalah
merebaknya penyalahgunaan narkoba semakin lama semakin meningkat. Efek
domino akibat dari penyalahgunaan narkoba juga semakin beragam, serta usaha
untuk mengatasi penyalahgunaan narkoba merupakan langkah yang tidak mudah
untuk dilaksanakan. Ketika seorang melakukan penyalahgunaan Narkotika secara
terus menerus, maka orang tersebut akan berada pada keadaan ketergantungan
pada Narkotika, baik secara fisik maupun psikis. Ketergantungan Narkotika adalah
kondisi yang ditandai oleh dorongan untuk menggunakan Narkotika secara terus-
menerus dengan takaran yang meningkat agar menghasilkan efek yang sama dan
apabila penggunaannya dikurangi dan/atau dihentikan secara tiba-tiba,
menimbulkan gejala fisik dan psikis yang khas.

C. BENTUK PENYIMPANGAN DAN KAITANNYA DENGAN PERSPEKTIF


AKUNTABILITAS
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2011
Tentang Kode Etik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri
pada pasal 4 ayat (1) yang berbunyi : “ Bahwa setiap PNS dalam melaksanakan
tugas kedinasan dan kehidupan sehari-hari, wajib bersikap dan berpedoman pada
etika dalam bernegara, berorganisasi,bermasyarakat, dan terhadap diri sendiri serta
sesama PNS”. Untuk lebih jelas yang dimaksudkan etika PNS terhadap diri sndiri
diantaranya adalah sebagaimana diuraikan dalam pasal 8 huruf b Peraturan Menteri
Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2011 Tentang Kode Etik
Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kementerian Dalam Negeri yang berbunyi : “
Tidak menggunakan dan/atau mengedarkan zat psikotropika, narkotika dan/atau
sejenisnya yang bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Agar tidak ada lagi kasus seperti artikel diatas maka perlu adanya upaya
pemberantasan penyalahgunaan narkotika dan diperlukannya peran penting aparat
penegak hukum yang diharapkan mampu mencegah dan menanggulangi
penyalahgunaan narkotika guna meningkatkan moralitas dan kualitas sumber daya
manusia di Indonesia khususnya bagi penerus bangsa Indonesia.
Penyalahgunaan narkoba oleh PNS tentu saja mengurangi akuntabilitas PNS baik
secara etik maupun hukum.

D. PERSONAL BEHAVIOUR
Perilaku individu (personal behaviour) yang diharapkan seharusnya adalah
sebagai berikut :
1. ASN bertindak sesuai dengan persyaratan legislatif, kebijakan Lembaga dan
kode etik yang berlaku untuk perilaku mereka.
2. ASN tidak mengganggu, menindas, atau diskriminasi terhadap rekan atau
anggota masyarakat.
3. Kebiasaan kerja ASN, perilaku dan tempat kerja pribadi dan professional
hubungan berkontribusi harmonis sehingga menciptakan lingkungan kerja
yang aman dan produktif.
4. ASN memperlakukan anggota masyarakat dan kolega dengan hormat, penuh
kesopanan, kejujuran, dan keadilan, dan memperhatikan tepat untuk
kepentingan mereka, hak-hak, keamanan dan kesejahteraan.
5. ASN membuat keputusan adil, tidak memihak dan segera memberikan
pertimbangan untuk semua informasi yang tersedia, undang-undang dan
kebijakan serta prosedur institusi tersebut.
6. ASN melayani pemerintah setiap hari dengan tepat waktu, memberikan
masukan informasi dan kebijakan.

Anda mungkin juga menyukai