Anda di halaman 1dari 32

A.

PROFIL BNNP SUMUT


a. Sejarah Umum BNN dan BNNP Sumut
Badan Narkotika Nasional (BNN) adalah sebuah Lembaga Pemerintah Non
Kementerian (LPNK) Indonesia yang mempunyai tugas melaksanakan tugas
pemerintahan di bidang pencegahan, pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran
gelap psikotropika, prekursor, dan bahan adiktif lainnya kecuali bahan adiktif untuk
tembakau dan alkohol. BNN dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab
langsung kepada Presiden melalui koordinasi Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia.
Dasar hukum BNN adalah Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang
Narkotika. Sebelumnya, BNN merupakan lembaga nonstruktural yang dibentuk
berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun 2002, yang kemudian diganti
dengan Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2007.
Sejarah penanggulangan bahaya Narkotika dan kelembagaannya di Indonesia
dimulai tahun 1971 pada saat dikeluarkannya Instruksi Presiden Republik Indonesia
(Inpres) Nomor 6 Tahun 1971 kepada Kepala Badan Koordinasi Intelligen Nasional
(BAKIN) untuk menanggulangi 6 (enam) permasalahan nasional yang menonjol,
yaitu pemberantasan uang palsu, penanggulangan penyalahgunaan narkotika,
penanggulangan penyelundupan, penanggulangan kenakalan remaja, penanggulangan
subversi, pengawasan orang asing.

Berdasarkan Inpres tersebut Kepala BAKIN membentuk Bakolak Inpres


Tahun 1971 yang salah satu tugas dan fungsinya adalah menanggulangi bahaya
narkotika. Bakolak Inpres adalah sebuah badan koordinasi kecil yang beranggotakan
wakil-wakil dari Departemen Kesehatan, Departemen Sosial, Departemen Luar
Negeri, Kejaksaan Agung, dan lain-lain, yang

berada di bawah komando dan

bertanggung jawab kepada Kepala BAKIN. Badan ini tidak mempunyai wewenang
operasional dan tidak mendapat alokasi anggaran sendiri dari APBN melainkan
disediakan berdasarkan kebijakan internal BAKIN.
Pada masa itu, permasalahan

narkotika di Indonesia masih merupakan

permasalahan kecil dan Pemerintah Orde Baru terus memandang dan berkeyakinan
bahwa permasalahan narkotika di Indonesia tidak akan berkembang karena bangsa
Indonesia adalah bangsa yang ber-Pancasila dan agamis. Pandangan ini ternyata
membuat pemerintah dan seluruh bangsa Indonesia lengah terhadap ancaman bahaya
narkotika, sehingga pada saat permasalahan narkotika meledak dengan dibarengi
krisis mata uang regional pada pertengahan tahun 1997, pemerintah dan bangsa
Indonesia seakan tidak siap untuk menghadapinya, berbeda dengan Singapura,
Malaysia dan Thailand yang sejak tahun 1970 secara konsisten dan terus menerus
memerangi bahaya narkotika.
Menghadapi permasalahan

narkotika yang berkecenderungan terus

meningkat, Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI)


mengesahkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika dan

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika. Berdasarkan kedua


Undang-undang tersebut, Pemerintah (Presiden Abdurahman Wahid) membentuk
Badan Koordinasi Narkotika Nasional (BKNN), dengan Keputusan Presiden Nomor
116 Tahun 1999. BKNN adalah suatu Badan Koordinasi penanggulangan narkotika
yang beranggotakan 25 Instansi Pemerintah terkait.
BKNN diketuai oleh Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) secara
ex-officio. Sampai tahun 2002 BKNN tidak mempunyai personil dan alokasi
anggaran sendiri. Anggaran BKNN diperoleh dan dialokasikan dari Markas Besar
Kepolisian Negara Republik Indonesia (Mabes Polri), sehingga tidak dapat
melaksanakan tugas dan fungsinya secara maksimal.
BKNN sebagai badan koordinasi dirasakan tidak memadai lagi untuk
menghadapi ancaman bahaya narkotika yang makin serius. Oleh karenanya
berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun 2002 tentang Badan Narkotika
Nasional, BKNN diganti dengan Badan Narkotika Nasional (BNN). BNN, sebagai
sebuah lembaga forum dengan tugas mengoordinasikan 25 instansi pemerintah terkait
dan ditambah dengan kewenangan operasional, mempunyai tugas dan fungsi: 1.
mengoordinasikan instansi pemerintah terkait dalam perumusan dan pelaksanaan
kebijakan nasional penanggulangan narkotika; dan 2. mengoordinasikan pelaksanaan
kebijakan nasional penanggulangan narkotika.
Mulai tahun 2003 BNN baru mendapatkan alokasi anggaran dari APBN.
Dengan alokasi anggaran APBN tersebut, BNN terus berupaya meningkatkan

kinerjanya bersama-sama dengan BNP dan BNK. Namun karena tanpa struktur
kelembagaan yang memilki jalur komando yang tegas dan hanya bersifat koordinatif
(kesamaan fungsional semata), maka BNN dinilai tidak dapat bekerja optimal dan
tidak akan mampu menghadapi permasalahan narkotika yang terus meningkat dan
makin serius. Oleh karena itu pemegang otoritas dalam hal ini segera menerbitkan
Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2007 tentang Badan Narkotika Nasional, Badan
Narkotika Provinsi (BNP) dan Badan Narkotika Kabupaten/Kota (BNK), yang
memiliki kewenangan operasional melalui kewenangan Anggota BNN terkait dalam
satuan tugas, yang mana BNN-BNNP-BNNKab/Kota merupakan mitra kerja pada
tingkat nasional, Provinsi dan kabupaten/kota yang masing-masing bertanggung
jawab kepada Presiden, Gubernur dan Bupati/Walikota, dan yang masing-masing
(BNP dan BN Kab/Kota) tidak mempunyai hubungan struktural-vertikal dengan
BNN.

Merespon perkembangan permasalahan narkotika yang terus meningkat dan


makin serius, maka Ketetapan MPR-RI Nomor VI/MPR/2002 melalui Sidang Umum
Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR-RI) Tahun 2002 telah
merekomendasikan kepada DPR-RI dan Presiden RI untuk melakukan perubahan atas
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika. Oleh karena itu,
Pemerintah dan DPR-RI mengesahkan dan mengundangkan Undang-Undang Nomor
35 Tahun 2009 tentang Narkotika, sebagai perubahan atas UU Nomor 22 Tahun 1997.

Berdasarkan UU Nomor 35 Tahun 2009 tersebut, BNN diberikan kewenangan


penyelidikan dan penyidikan tindak pidana narkotika dan prekursor narkotika.
Berdasarkan undang-undang tersebut, status kelembagaan BNN menjadi
Lembaga Pemerintah Non-Kementrian (LPNK) dengan struktur vertikal ke Provinsi
dan kabupaten/kota. Di Provinsi dibentuk BNN Provinsi, dan di Kabupaten/Kota
dibentuk BNN Kabupaten/Kota. BNN dipimpin oleh seorang Kepala BNN yang
diangkat dan diberhentikan oleh

Presiden. BNN

berkedudukan di bawah dan

bertanggungjawab kepada Presiden. Kepala BNN dibantu oleh seorang Sekretaris


Utama, Inspektur Utama, dan 5 (lima) Deputi yaitu Deputi Pencegahan, Deputi
Pemberdayaan Masyarakat, Deputi Rehabilitasi, Deputi Pemberantasan, dan Deputi
Hukum dan Kerja Sama.
Saat ini, BNN telah memiliki perwakilan daerah di 33 Provinsi. Sedangkan di
tingkat kabupaten dan kota, BNN telah memiliki 100 BNNK/Kota. Secara bertahap,
perwakilan ini akan terus bertambah seiring dengan perkembangan tingkat kerawanan
penyalahgunaan Narkotika di daerah. Dengan adanya perwakilan BNN di setiap
daerah, memberi ruang gerak yang lebih luas dan strategis bagi BNN dalam upaya
P4GN. Dalam upaya peningkatan performa pencegahan dan pemberantasan
penyalahgunaan serta peredaran gelap Narkotika, dan demi tercapainya visi
Indonesia Bebas Narkotika Tahun 2015.
Badan Narkotika Nasional Provinsi Sumatera Utara merupakan Badan
Vertikal Non Kementrian yang terbentuk pada tanggal 19 April 2011 dan pada saat ini

dipimpin oleh Brigjen Polisi Drs. Andi Loedianto yang membawahi 33


Kabupaten/Kota untuk Sumatera Utara baru berdiri 11 yaitu Kab. Deli Serdang, Kab.
Langkat, Kab. Serdang Bedagai, Kab. Tapanuli Selatan, Kab. Mandailing Natal, Kab.
Asahan, Kab. Karo, Kota Siantar, Kota Binjai, Kota Tanjung Balai dan Kota Gunung
Sitoli.

b. Visi dan Misi BNNP Sumut


Visi
Visi yang ditetapkan Badan Narkotika Nasional adalah Menjadi
perwakilan BNN di Provinsi Sumatera Utara yang prefesional yang mampu
menyatukan dan menggerakkan seluruh Komponen Masyarakat, Bangsa dan Negara
Indonesia dalam melaksanakan pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan
dan peredaran gelap Narkotika.
Misi
Misi yang ditetapkan oleh Badan Narkotika Nasional sebagai upaya
mewujudkan visi tersebut adalah Bersama Komponen Masyarakat Instansi
Pemerintah terkait dan swasta provinsi Sumatera Utara melaksanakan:
1.
2.
3.
4.
5.

Pencegahan
Pemberdayaan Masyarakat
Rehabilitasi
Pemberantasan peredaran gelap narkotika
Pelaksanaan Tata Kelola pemerintahan yang akuntabel.

c. Makna dan Arti Lambang

Sesuai dengan keputusan ketua BNN Nomor: Skep/37/IX/2006/BNN tentang


Logo dan PIN di lingkungan BNN, maka dapat dijelaskan mengenai makna, bentuk
dan warna dari logo BNN, sebagai berikut:

Makna Bentuk
Bintang
Merupakan simbolisasi cita-cita luhur BNN untuk mewujudkan

masyarakat Indonesia bebas dari penyalahgunaan dan peredaran gelap


Narkotika.
Tulisan Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia
Memberikan pemahaman bahwa BNN merupakan sebuah
institusi

pemerintah

yang

memiliki

menanggulangi permasalahan Narkotika.

Garuda

tugas

khusus

dalam

Melambangkan komitmen BNN terhadap tekad Pemerintah


Republik Indonesia dalam upaya menanggulangi permasalahan
Narkotika.
Huruf BNN
Menunjukkan terminologi Badan Narkotika Nasional

Makna Warna

Lingkaran Berwarna Emas


Menjelaskan satu kesatuan yang tidak memberikan celah bagi

penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika


Warna Hitam
Memiliki arti keseriusan dan ketegasan
Warna Kuning Gading
Memiliki kreativitas dan inovatif makna

kecerdasan,

antusiasme.
Warna Biru Tua Dan Biru Muda
Artinya adalah lambang universalisme
Warna Putih
Artinya adalah keluhuran cita-cita.

d. Bagan Struktur Organisasi BNNP Sumut

STRUKTUR BADAN NARKOTIKA


NASIONAL
PROVINSI SUMATERA UTARA
KEPALA BNNP SUMUT
Drs. ANDI LOEDIANTO

BAGIAN UMUM

SUB BAGIAN
PERENCANAA
N
BIDANG PENCEGAHAN DAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

SUBBAGIAN
SARANA
PRASARANA

BIDANG
REHABILITA
SI

SEKSI
PENCEGAHAN

SEKSI
PEMBERDAYAA
N MASYARAKAT

SUBBAGIAN
ADMINISTRAS
I

BIDANG
PEMBRANTAS
AN

SEKSI
PENGUATAN
LEMBAGA
REHABILITASI

SEKSI
INTELIJEN

SEKSI
PASCAREHABILIT
ASI

SEKSI
PENYEDIK
AN

KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONA
L

e. Struktur Organisasi BNNP Sumut Bidang Pencegahan dan


Pemberdayaan Masyarakat

SEKSI
PENGAWASAN
TAHANAN DAN
BARANG
BUKTI

Bidang Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNNP Sumatera Utara


mempunyai struktur organisasi yang sistematis dan terorganisir, berikut adalah
struktur Bidang Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNNP Sumatera Utara:
Kepala Bidang Pencegahan dan
Pemberdayaan Masyarakat

AKBP. Magdalena Sirait, S.Si

Dayamas

Askamaini, SP

Pengolah data Sie Pencegahan

Syaiful Azwar, A.Md

Pengolah data Sie Pencegahan

Roy Fadly Hasibuan, S.Sos

Ahmad Surya Amzai, S.Pd.I

Carrent Rebeca Octalina, A.Md

Dayamas

Fitriani Rajagukguk, SKM

Pengolah data Sie Dayamas

Meriance Listya Simbolon, SST

Pengolah data Sie Dayamas

Ulfa Permata Sari, AMAK

Juita Novalia Br Barus, S.S

James Richard Sidabutar

Ratna Juwita Rambe, S.Psi

Kasi Pencegahan Bid. Cegah dan

Pengadministrasi umum Sie


Pencegahan
Pengadministrasi umum Sie
Pencegahan
Kasi Dayamas Bid. Cegah dan

Pengadministrasi umum Sie


Dayamas
Pengadministrasi umum Sie
Dayamas
Penyuluh Narkotika Ahli Pratama
Sie Dayamas

f. Job Description Bidang Pencegahan Dan Pemberdayaan


Masyarakat
Bidang Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat mempunyai Job
Description atau Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) masing-masing. Bagian
Pencegahan mempunyai tugas melaksanakan kebijakan teknis P4GN di bidang
pencegahan dalam wilayah Provinsi Sumatera Utara. Dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud, Bidang Pencegahan menyelenggarakan fungsi :
1. Pelaksanaan desiminasi informasi P4GN di bidang pencegahan dalam wilayah
Provinsi.
2. Pelaksanaan advokasi P4GN di bidang pencegahan dalam wilayah Provinsi.
3. Pelaksanaan bimbingan teknis P4GN di bidang pencegahan kepada Badan
Narkotika Nasional Kabupaten/Kota.
Seksi Desiminasi Informasi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
mempunyai tugas melakukan penyiapan desiminasi informasi P4GN di bidang
Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat pada bagian pencegahan dalam wilayah
Provinsi Sumatera Utara dan penyiapan bimbingan teknis desiminasi informasi
kepada Badan Narkotika Nasional Kabupaten/Kota. Seksi Desiminasi Informasi
mempunyai tugas dengan rincian sebagai berikut:
1. Melakukan pengumpulan, pengolahan, dan penganalisaan bahan kebutuhan
pelaksanaan kegiatan
2. Melaksanakan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi dengan intansi
pemerintah terkait dan komponen masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan
3. Melaksanakan desiminasi informasi P4GN

4. Melaksanakan bimbingan teknis desiminasi informasi kepada Badan


Narkotika Nasional Kabupaten/Kota
5. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan
6. Melakukan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai bidang
tugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.
Sedangkan

bagian

Pemberdayaan

masyarakat

mempunyai

tugas

melaksanakan kebijakan teknis P4GN di bidang pemberdayaan masyarakat dan


rehabilitasi dalam wilayah Provinsi Sumatera Utara. Dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud, Bidang Pemberdayaan Masyarakat menyelenggarakan
fungsi:
1. Pelaksanaan peran serta masyarakat P4GN di bidang pemberdayaan
masyarakat dan rehabilitasi dalam wilayah Provinsi Sumatera Utara
2. Pelaksanaan pemberdayaan alternatif P4GN di bidang pemberdayaan
masyarakat dalam wilayah Provinsi Sumatera Utara
3. Pelaksanaan bimbingan teknis P4GN di bidang pemberdayaan masyarakat dan
rehabilitasi kepada BNNK/Kota
Seksi Pemberdayaan Masyarakat dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
mempunyai tugas melakukan penyiapan pemberdayaan alternatif P4GN di bidang
Pemberdayaan Masyarakat dalam wilayah Provinsi Sumatera Utara, dan penyiapan
bimbingan teknis advokasi kepada Badan Narkotika Nasional Kab/Kota. Seksi
Pemberdayaan Masyarakat mempunyai tugas dengan rincian sebagai berikut:

1. Menyusun

rencana

kegiatan

seksi

pemberdayaan

alternatif

bidang

pemberdayaan masyarakat dan rehabilitasi.


2. Melaksanakan koordinasi internal BNNP, maupun koordinasi lintas instansi
serta melakukan kerjasama dengan tokoh masyarakat dan tokoh agama
mengenai pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan P4GN.
3. Melaksanakan pemberdayaan alternatif masyarakat perkotaan

dan

pemberdayaan alternatif masyarakat pedesaan.


4. Melakukan Pemetaan dalam rangka persiapan pemberdayaan alternatif
(Community development) di perkotaan dan pedesaan serta mengadakan
sosialisasi lingkungan masyarakat bebas dari Penyalahguna dan peredaran
gelap narkotika (P4GN) dalam wilayah community development tersebut
5. Melakukan deteksi dini (test narkotika) dalam wilayah community
development.
6. Melakukan pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan kerja, kursus dan lain
lain di lingkungan community development.
7. Membantu pengungkapan jaringan dalam pemberantasan dan peredaran gelap
narkotika dan prekursor narkotika kecuali prekursor tembakau dan prekursor
alkohol.
8. Mendorong dan memfasilitasi serta melaksanakan peningkatan kemampuan
dan penguatan lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial yang
menangani korban napza.
9. Mendorong dan memfasilitasi para pecandu/penyalahguna narkotika agar
mengikuti program wajib lapor dan melakukan pendataan wajib lapor secara
terpadu.
10. Mendorong dan memfasilitasi pecandu/penyalahguna narkotika untuk
mengikuti terapi dan rehabilitasi di Pusat Terapi dan Rehabilitasi yang ada di

Indonesia dan melaksanakan kegiatan pendampingan pasca rehabilitasi (after


care) bagi mantan pecandu yang telah mengikuti program terapi dan
rehabilitasi;
11. Melakukan monitoring, pembinaan, pengawasan dan evaluasi

seluruh

kegiatan yang menyangkut tupoksi seksi pemberdayaan alternatif dan


rehabilitasi.
12. Melaksanakan bimbingan teknis P4GN di bidang Pemberdayaan alternative
kepada BNNK/Kota.
13. melakukan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai bidang
tugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas

B. GAMBARAN PELAKSANAAN OJT


a. Profil Pelaksana OJT
Penyusun bernama lengkap Fauzil Akbar, kelahiran Padang pada
tanggal 07 Februari 1992. Merupakan anak ketiga dari empat orang
bersaudara. Penyusun lahir dan dibesarkan oleh keluarga sederhana
dimana orang tua merupakan pensiunan salah satu BUMN yang ada di
kota Padang sementara ibu berprofesi sebagai guru yang mengajar di
SMA.
Setelah menamatkan pendidikan sekolah dasar kedua kakak
penyusun dikirim untuk meneruskan pendidikan mereka ke pesantren,
namun ketika sampai pada gilirannya penyusun lebih memilih untuk
melanjutkan pendidikan di sekolah agama atau salah satu Mtsn yang
berada di kota Padang. Setelah mempunyai dasar pendidikan agama yang
cukup di salah satu Mtsn ternama disana, penyusun melanjutkan
pendidikan ke sekolah SMA unggulan dengan harapan bisa mengikuti
program exchange student nantinya.
Namun ketika SMA penyusun malah menemukan hobi baru yakni
berkegiatan di alam bebas dan pengurus memutuskan untuk bergabung
dengan sebuah ekskul yang bernama Sispala Rinjanil. Di sinilah penyusun
mendapatkan banyak hal baru, tidak hanya mengenai kegiatan di alam
bebas tetapi juga pengalaman berorganisasi, bersosialisasi, pembentukan
karakter, mengenal karakter orang lain dan sebagainya.
Sebelum penyusun melanjutkan pendidikan di Universitas
Malikussaleh, penyusun sempat menempuh pendidikan di salah satu
perguruan tinggi ternama di kota Padang selama 4 semester. Dikarenakan
keinginan untuk merantau yang sangat kuat, penyusun memutuskan untuk

menyelesaikan pendidikan tersebut di tengah jalan. Namun karena


penyusun merasa pendidikan adalah hal yang sangat penting, penyusun
kembali mengikuti ujian masuk perguruan tinggi yang pada akhirnya
masih diberi kesempatan untuk bersekolah dan sekarang berada di Jurusan
Ilmu Komunikasi Universitas Malikussaleh.

b. Deskripsi Kegiatan Selama OJT


Minggu ke 1
Selasa 30 Juni 2015
Penyusun beserta teman teman diminta untuk datang ke kantor BNNP
SUMUT untuk mendapat pengarahan dari Kabag Umum mengenai dimana kami akan
ditempatkan. Setelah melakukan pembicaraan akhirnya dapatlah kesimpulan
bahwasanya kami akan memulai program On The Job Training / OJT pada besok
harinya.
Rabu 01 Juli 2015
Kami diminta datang 30 menit sebelum apel pagi, yang dimulai pada pukul
08.00 wib. Kami datang ke kantor menggunakan sepeda motor, sesampainya disana
kami melakukan bersih bersih ruangan sebelum melaksanakan apel pagi. Setelah
kegiatan tersebut kami disuruh menunggu di suatu ruangan yang kosong sambil
menunggu arahan dari Kepala Bidang Pencegahan Dan Pemberdayaan Masyarakat
(selanjutnya dibaca : Kabid Cemas ) dimana kami akan ditempatkan. Kami dibawa ke
ruangan Kabid Cemas yaitu AKBP Magdalena Sirait, S.Si , disana beliau
menyampaikan apa apa saja tugas yang akan kami lakukan selama kami menjalani
masa OJT , hal yang paling penyusun ingat ialah beliau berpesan bahwasanya tugas
utama kami adalah untuk bersih bersih sebelum Apel Pagi dimulai. Selanjutnya

kami dibawa ke ruangan Cemas, kami melakukan perkenalan terlebih dahulu dengan
para staff yang ada disana sebelum kami membantu pekerjaan yang akan dibebankan
kepada kami.
Kamis 02 Juli 2015
Penyusun langsung mendapatkan tugas untuk piket di lobby, dimana jadwal
piket telah disusun oleh Kasie bidang Dayamas ibu Fitriani Rajagukguk, SKM. Pada
saat piket penyusun bertugas sebagai informan / receptionis yang kegiatannya ialah
memberikan informasi kepada para tamu yang membutuhkan / mereka yang ingin
menemui staff yang ada di BNNP SUMUT / menghubungkan antara publik external
dengan publik internal, ini sangat mengejutkan penyusun karena pada hari kedua
langsung dihadapkan pada beban pekerjaan yang penyusun sendiri belum memahami
sepenuhnya.

Jumat 03 Juli 2015


Penyusun dan teman teman mendapatkan kegiatan dalam hal membantu
staff memperbanyak SKBN ( Surat Keterangan Bebas Narkoba ), yang akan
diserahkan bagi para tamu yang memerlukan untuk kebutuhan dalam melamar
pekerjaan. Setelah kira kira pukul 15.00 kami pergi ke rumah Bapak Kaban. Brigjen
Pol Drs. ANDI LOEDIANTO dalam rangka berbuka puasa bersama di kediaman
beliau.
Minggu ke 2
Senin 06 Juli 2015
Kami melakukan Apel pagi seperti biasa pada pukul 08.00 wib, setelah itu
salah seorang staff yang bertugas sebagai penyuluh mengajak 2 orang diantara kami,
dan penyusun beserta satu orang teman lainnya yang beruntung pergi untuk bisa

mengikuti kegiatan P4GN di salah satu sekolah MAN 2 yang berlokasi tak jauh dari
kantor kami.
Selasa 07 Juli 2015
Pada hari ini pekerjaan penyusun dan teman teman kebanyakan adalah
membantu staff dalam memperbanyak SKBN.
Rabu 08 Juli 2015
Masih seperti hari kemarin kegiatan yang penyusun dapatkan ialah membantu
staff memperbanyak SKBN.
Kamis 09 Juli 2015
Seperti biasa penyusun mendapatkan jadwal piket dan bertugas di lobby
sebagai informan / resepsionis.
Jumat 10 Juli 2015
Penyusun beserta teman yang lain berkesempatan untuk mengikuti kegiatan
Test urin yang diadakan di Teminal Amplas, bekerjasama dengan Jasa Raharja dan
beberapa Instansi lain yang terkait dalam rangka untuk keselamatan pengemudi dan
penumpang menjelang mudik.

Sabtu 11 Juli 2015


Kami diberikan izin untuk mengikuti kegiatan razia ke tempat hiburan malam
yang ada di kota Medan. Kegiatan ini dilakukan pada malam hari, yang pada saat itu
razia dilakukan di Entrance, salah satu tempat hiburan terbesar yang ada di kota
Medan.
Minggu ke 3

Senin 13 Juli 2015


Penyusun dan beberapa orang teman beserta beberapa orang staff , setelah
mengikuti kegiatan Apel Pagi langsung menuju Terminal Amplas masih dalam rangka
kegiatan seperti beberapa hari sebelumnya yaitu melaksanakan Test urin bagi
pengemudi bus.
Selasa 14 Juli 2015
Masih kegiatan yang sama seperti hari sebelumnya yaitu : melaksanakan Test
urin bagi pengemudi bus. Kegiatan ini kami lakukan sampai pada tanggal 15 Juli
2015. Kegiatan ini kami lakukan tidak hanya di Terminal Amplas saja, tetapi kami
juga melakukan kegiatan ini di Terminal Pinang Baris.
Rabu 15 Juli 2015
Hari ini adalah hari terakhir dari rangkaian kegiatan kami di Terminal bus
dalam melaksanakan Test urin bagi pengemudi.
Kamis 16 Juli 2015
Kami mendapatkan jatah libur sampai dengan tanggal 21 juli yakni selama 6
hari dikarenakan hari besar umat Islam yaitu Idul Fitri.
Minggu ke 4
Rabu 22 Juli 2015
Adalah hari pertama kami kembali bekerja di kantor. Penyusun mendapatkan
pekerjaan piket di lobby dimana terdapat perubahan jadwal yang sebelumnya
penyusun mendapat giliran pada hari kamis, setelah libur lebaran penyusun mendapat
giliran pada hari Rabu.

Kamis 23 Juli 2015


Kami mendapatkan kabar duka bahwasanya salah seorang staff yang berada
dalam ruangan kami telah meninggal dunia. Kami yang ada di ruangan Cemas
kemudian pergi melayat ke rumah duka pada hari kamis dan jumat.
Jumat 24 Juli 2015
Hari ini staff yang ada di ruangan pencegahan dan pemberdayaan masyarakat
masih pergi melayat ke rumah duka.
Minggu ke 5
Senin 27 Juli 2015
Penyusun berkesempatan untuk mengikuti kegiatan yang disebut dengan
penjangkauan residen. Kegiatan ini adalah proses penjemputan residen yang
dilakukan oleh staff BNNP SUMUT yang terdiri dari 2 orang pegawai sipil yang
berasal dari bidang Cemas dan 2 orang personil polisi yang berasal dari bidang
Pemberantasan.
Selasa 28 Juli 2015
Pada hari ini penyusun kembali beruntung ditunjuk untuk dibawa dalam
kegiatan Test urin yang diadakan di kantor Medisafe Technology yang memproduksi
sarung tangan. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka mewujudkan lingkungan kerja
bebas narkotika yang dalam kegiatan ini sudah terdapat MoU antara BNNP SUMUT
dengan Instansi instansi lainnya yang ada di Sumatera Utara khususnya Medan.
Rabu 29 Juli 2015
Penyusun kembali menjalani jadwal rutin berupa piket di lobby.
Kamis 30 Juli 2015

Penyusun mendapat pekerjaan berupa membuat daftar hadir untuk kegiatan


HANI 2015, dimana kegiatan ini akan dihadiri oleh banyak pihak seperti : Gubernur
Sumut, para kepala badan dari Instansi instansi pemerintah yang ada di Sumatera
Utara, para mahasiswa, masyarakat dan masih banyak yang lainnya. HANI adalah
Hari Anti Narkotika Internasional, dimana dalam kegiatan ini penyusun dan teman
teman juga ikut berkontribusi dalam memeriahkan acara tersebut dengan
menampilkan sebuah tarian yang dinamakan dengan tari topeng.
Jumat 31 Juli 2015
Penyusun mendapatkan tugas untuk mengantarkan paket berupa rompi satgas
anti narkoba ke beberapa wilayah yang ada di Sumut melalui pos.
Minggu ke 6
Senin 03 Agustus 2015
Setelah melaksanakan Apel pagi kami langsung berangkat menuju Lapangan
Merdeka guna melaksanakan acara Gladiresik untuk peringatan HANI yang akan
diadakan pada keesokan harinya.
Selasa 04 Agustus 2015
Acara ini berlangsung dari pagi hingga malam hari. Penyusun beserta teman
lainnya ikut berkontribusi dalam memeriahkan acara tersebut dengan menampilkan
tarian yang dinamakan tari topeng.
Rabu 05 Juli 2015
Penyusun menjalankan kegiatan seperti biasa yaitu piket di lobby.
Kamis 06 Juli 2015
Penyusun beruntung karena diajak untuk mengikuti salah satu kegiatan
Asessment dan Test urin yang sejatinya adalah kegiatan dari bidang rehabilitasi.

Penyusun diajak karena bidang rehabilitasi membutuhkan tambahan tenaga dari


bidang Cemas yang berlatar belakang pendidikan psikologi, dan oleh staff tersebut
penyusun diajak untuk pergi agar mendapatkan pengetahuan dan mengenai
Assesment yang dilakukan oleh bidang rehabilitasi, kegiatan ini bertempat di Lapas
Lubuk Pakam.

Jumat 07 Juli 2015


Penyusun hanya membantu pekerjaan staff yang ada di ruangan Cemas seperti
mengetik laporan, memperbanyak berkas berkas dan lain sebagainya.
Minggu ke 7
Senin 10 Agustus 2015
Penyusun beserta beberapa orang teman dan staff

lainnya mendapat

kesempatan berkunjung ke salah satu sekolah ternama yang ada di kota Medan yaitu
Yayasan Syafiayatul. Kunjungan ini seperti biasa adalah pelaksanaan Test urin yang
dilakukan bagi siswa/i baru, dalam rangka mewujudkan lingkungan pendidikan bebas
dari narkotika.
Selasa 11 Agustus 2015
Penyusun hanya mendapat kegiatan dalam membantu pekerjaan staff di dalam
ruangan.
Rabu 12 Agustus 2015
Seperti biasa ini adalah jadwal piket di lobby.
Kamis 13 Agustus 2015

Pada hari ini kegiatan penyusun hanya berkutat di seputaran kantor,


membantu staff mengetik surat, membuat tabel dan sebagainya.
Jumat tanggal 14 Agustus
Penyusun

kembali

mendapat

kesempatan

untuk

mengikuti

kegiatan

penjangkauan residen. Dimana pada kegiatan penjangkauan sebelumnya penyusun


hanya bisa melihat dan mengamati, pada kesempatan kali ini penyusun bisavsedikit
lebih berguna karena penyusun dalam kegiatan kali ini bertindak sebgai driver.
Minggu ke 8
Pada minggu kedelapan masa OJT, tidak ada pengalaman berarti atau hal baru
yang penyusun dapatkan, dikarenakan kegiatan penyusun hanya berkutat di seputar
kantor seperti membantu staff dalam membuat laporan, memperbanyak berkas
berkas dan kegiatan kantor membosankan lainnya.
Senin 17 Agustus 2015
Mengikuti upacara kemerdekaan Republik Indonesia yang ke- 70
Selasa 18 Agustus 2015
Membantu staff di ruangan, mengerjakan laporan dll
Rabu 19 Agustus 2015
Membantu staff di ruangan, mengerjakan laporan dll
Kamis 20 Agustus 2015
Membantu staff di ruangan, mengerjakan laporan dll
Jumat 21 Agustus 2015
Penyusun dipercaya kembali untuk mengikuti kegiatan penjangkauan residen.
Keputusan untuk mengikutsertakan dan memilih kembali penyusun dibanding teman
teman yang lain dalam kegiatan ini dirasa cukup masuk akal, dikarenakan kegiatan

ini sangat mengandung resiko dan bahaya, sementara diantara teman teman yang
lain hanya penyusun yang sebelum nya sudah pernah mengikuti kegiatan ini dan juga
dibanding teman teman yang lain penyusun bisa bertugas merangkap sebagai driver
sementara yang lain tidak.
Minggu ke 9
Pada minggu minggu terakhir masa OJT di BNNP SUMUT penyusun
banyak mendapatkan kegiatan mengikuti penjangkau residen, dimana hanya pada hari
senin penyusun berada dikantor untuk membantu staff dalam pekerjaan mereka
sembari membuat laporan kegiatan OJT kami yang akan diserahkan untuk kantor
BNNP SUMUT sebagai pertanggungjawaban. Setelah itu dimulai dari hari Selasa
sampai dengan Jumat penyusun mengikuti kegiatan penjangkauan residen.
Senin 24 Agustus 2015
Membantu staff di ruangan, mengerjakan laporan dll
Selasa 25 Agustus 2015
Mengikuti kegiatan penjangkauan residen
Rabu 26 Agustus 2015
Mengikuti kegiatan penjangkauan residen
Kamis 27 Agustus 2015
Mengikuti kegiatan penjangkauan residen
Jumat 28 Agustus 2015
Mengikuti kegiatan penjangkauan residen
Senin 31 Agustus 2015
Menyelesaikan laporan dan mengikuti kegiatan penjangkauan residen

c. Input Kegiatan
Selama Penyusun melakukan Praktek Kerja Lapangan di Badan Narkotika
Nasional Provinsi Sumatera Utara, penyusun banyak melakukan kegiatan yang ada di
BNNP Sumut khususnya bidang Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat. Adapun
beberapa kegiatan yang penyusun lakukan selama mengikuti Praktek Kerja Lapangan
di BNNP Sumut ialah :

Mengikuti Apel pagi


Selama penyusun melakukan praktek kerja lapangan, penyusun
diwajibkan untuk mengikuti Apel pagi. Dimana Apel pagi tersebut dimulai
dari pukul 08.00-08.30. biasanya pelaksanaan Apel pagi ini dipimpin oleh
kepala - kepala bidang

ataupun sekali kali oleh Kepala Badan

tergantung jadwal yang telah disesuaikan. Namun pada saat hari kamis
Apel Pagi di lakukan menurut bidang masing-masing yang dipimpin oleh
kepala bidang. Pada saat pelaksanaan Apel Pagi ini penyusun mempunyai
barisan tersendiri,,dimana penyusun berbaris bersama dengan mahasiswa
mahasiswa yang juga melaksanakan program PKL dari Universitas
maupun sekolah lain yang juga memilih BNNP Prov. Sumut sebagai

tempat PKL.
Piket di Lobi sebagai Informan
Penyusun wajib melaksanakan piket di lobi yang telah diatur
jadwalnya oleh pembimbing, piket ini dilakukan oleh penyusun setelah
menjalankan apel pagi yaitu dimulai dari jam 08.30-16.00, dimana tugas

penyusun pada saat piket ini adalah sebagai jembatan atau pusat informasi
ketika ada tamu yang datang dengan keperluan yang berbeda beda, dan
tugas piket di lobi lah yang menghubungkan atau memberi informasi
kepada para tamu yang ingin menemui seseorang atau dengan keperluan

lainnya.
Mengikuti kegiatan Sosialisasi dan Penyuluhan kepada masyarakat
mengenai P4GN
Kegiatan ini adalah salah satu kegiatan yang berhubungan dengan
materi yang penyusun pelajari selama di perkuliahan, yaitu mata kuliah
Retorika dan Public Speaking, disini penyusun diajak langsung terjun ke
lapangan untuk bisa melihat dan mengamati secara langsung mengenai
bagaimana

komunikasi

yang

digunakan

oleh

penyuluh

dalam

menyampaikan pesan kepada masyarakat terkait dengan P4GN tersebut.

Mengikuti kegiatan Tes urine ke lingkungan kerja, sekolah dan


masyarakat
Selama penyusun mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL),
Penyusun melakukan serangkaian kegiatan, seperti melakukan test urine
untuk Residen (Penyalah Guna Narkotika), pengemudi kendaraan di
beberapa terminal bus, pegawai pegawai di beberapa instansi / sekolah
dan juga untuk orang - orang yang ingin membuat Surat Keterangan
Bebas Narkoba (SKBN) untuk melamar pekerjaan atau lainnya. Dalam
pelaksanaan test urine ini penyusun bertugas mengawasi orang orang

yang akan di test urine agar tidak terjadi kecurangan yang mempengaruhi
hasil test ataupun terkadang penyusun melakukan pendataan pada saat

setelah pelaksanaan test urine.


Mengikuti kegiatan penjangkauan / penjemputan residen
Selama kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini penyusun juga mendapat
pengalaman dalam membantu personil BNNP Sumut dalam menjangkau
residen. Yang dimaksud dengan Menjangkau Residen disini adalah
proses penjemputan residen yang dilakukan oleh staff bidang pencegahan
dan pemberdayaan masyarakat. Residen disini adalah para pengguna /
penyalah guna yang telah dilaporkan sebelumnya oleh keluarga yang
bersangkutan. Pada saat melaporkan keluarga harus melengkapi berkas
antara lain; fotocopy KTP, foto Residen dan materai 6000. Apabila berkas
sudah lengkap baru dapat dilakukan proses penjemputan. Dalam proses
penjemputan ini biasanya staff yang bertugas berjumlah 4 orang yang
terdiri dari 2 orang staff pencegahan dan pemberdayaan masyarakat dan 2
orang lagi dari bidang pemberantasan atau intelijen yang mempunyai latar
belakang dari kepolisian. Dalam proses penjemputan ini para staff yang
bertugas sebelumnya melakukan koordinasi dengan pelapor, dimana
dalam proses ini juga di butuhkan kerjasama antara staff penjemput dan
juga pelapor. Ini dilakukan guna keberhasilan dalam penjemputan karena
biasanya dalam proses penjemputan ini. Tujuan pihak keluarga

melaporkan adalah agar Residen mengikuti program Rehabilitasi. Dan


dalam kegiatan ini penyusun bertugas sebagai driver sekaligus eksekutor.

Membantu staf atau pegawai membuat Surat Keterangan Bebas


Narkoba (SKBN)
Dalam keterangan

kegiatan

ini,maksud

dari

Membuat

Surat

Keterangan Bebas Narkoba (SKBN) adalah lanjutan dari kegiatan tes urin
yang memang harus dilakukan demi kepentingan orang yang melakukan
tes urin. Surat Keterangan Bebas Narkoba (SKBN) biasanya digunakan
untuk beberapa keperluan yaitu untuk melengkapi berkas,lamaran kerja
dan masih banyak lagi keperluan yang bisa dikatakan penting dalam hal
melengkapi berkas. Biasanya SKBN ini di fotocopy dalam 7 rangkap
dimana 5 lembar untuk yang mempunyai keperluan dan 2 lembar lagi

dijadikan pertinggal untuk BNN Prov. Sumut.


Membantu Personil BNNP Sumut dalam Menggelar Razia
Dalam kegiatan ini penyusun membantu personil BNNP Sumut
menggelar razia di beberapa tempat hiburan malam, dalam kegiatan ini
penyusun membantu di bagian tes urin untuk memeriksa diantara semua
pengunjung tempat hiburan satu persatu. Teknis kegiatan razia ini dibagi
menjadi beberapa tim,salah satunya adalah tim tes urin.

d. Output Kegiatan

Dari kegiatan kegiatan yang penyusun lakukan selama praktek kerja


lapangan di BNNP Prov. Sumut, tentunya penyusun mendapatkan banyak
sekali pengalaman dan juga ilmu baru dimana hal tersebut membuat
pengetahuan penyusun mengenai dunia kerja bertambah. Dan diantara
pengetahuan atau hal hal baru yang bisa pensyusun dapatkan ialah
sebagai berikut :

Penyusun menyadari bahwa di dalam dunia kerja tidak semudah yang di


bayangkan selama ini dan sangat jauh berbeda dari apa yang telah di

dapat di bangku perkuliahan.


Praktek kerja lapangan memberikan peluang dan kesempatan, serta

pengalaman yang sangat berharga bagi penyusun.


Selama proses Praktek Kerja Lapangan, penyusun mendapatkan banyak
hal dalam proses tersebut, salah satu pembentukan karakter dalam
penyesuaian di bidang pekerjaan, yakni sikap etos kerja, disiplin dalam

bertindak, resiko, tanggung jawab, serta semangat kerja yang tinggi.


Penyusun jadi mengetahui berbagai macam jenis Narkotika

C. CATATAN AKHIR OJT


a. Kesan Kesan OJT
Seiring dengan berjalannya waktu, tak terasa dua bulan sudah penyusun
melaksanakan kegiatan Praktek Kerja Lapangan di Kantor Badan Narkotika Nasional
Provinsi Sumut Bagian Pemberdayaan Masyarakat dan Pencegahan. Dalam
melaksanakan setiap pekerjaan pasti setidaknya terdapat berbagai macam hambatan,
Apalagi bagi penyusun yang baru mengenal lingkungan kerja dengan ada nya mata
kuliah praktek kerja lapangan ini. Namun seiring berjalannya waktu dan juga serta
bantuan dari staff - staff yang ada disana, hambatan-hambatan tersebut bisa teratasi
selama dua bulan masa Praktek Kerja Lapangan. Hambatan-hambatan tersebut antara
lain :

Kurangnya pengalaman

Pengalaman merupakan guru utama bagi keberhasilan suatu pekerjaan yang


kita lakukan khususnya bagi penyusun yang belum berpengalaman secara sempurna
mengenai On The Job Training, sehingga penyusun sempat kaku pada awalnya,
namun hal itu bisa penyusun atasi seiring dengan berjalannya waktu dan juga bantuan
dari staff / pegawai.

Kurangnya pembekalan yang diterima


Pembekalan yang diterima diberikan dalam waktu singkat dan hanya garis

besarnya saja atau tidak dijelaskan secara rinci.

Perbedayaan budaya
Perbedayaan budaya yang penyusun maksudkan disini ialah tentang budaya

kesopanan dimana disini di Provinsi Sumatera Utara etika yang benar dalam
pergaulan sehari hari jika seandai nya dipanggil maka respon / jawaban yang benar
adalah penyusun/(siap), seperti contoh ketika staff atau pegawai memberikan suatu
pekerjaan kepada para mahasiswa magang mereka akan memanggil dengan sebutan
dek dan kami penyusun seharusnya menjawab dengan kata penyusun tetapi
karena kebiasaan penyusun di tempat asal jawaban nya adalah uan kami sering
bingung yang di panggil itu siapa.

Kurangnya pemahaman terhadap narkotika,

Dengan minimnya pengetahuan kami tentang P4GN dan rehabilitasi membuat


kami mendapat kendala apabila masyarakat konsultasi mengenai masalah narkoba
dan rehab ke BNNP Sumut. Dimana yang kami pikir bahwasanya para pecandu
itu tertangkap akan masuk penjara, tapi sebenarnya mereka seharusnya
direhabilitasi baik medis maupun sosial, karena narkotika ini adalah masalah
bersama, jadi ini seharusnya juga sudah menjadi tugas kita untuk memberantas
bersama bukan hanya sekedar menyerahkannya kepada pemerintah saja.

Anda mungkin juga menyukai