NOMOR : 025/SK/PKM-TGD/I/2022
PEDOMAN
REKONSILIASI OBAT
Kata Pengantar
● Saat pasien datang ke UGD atau pada saat pengobatan rawat jalan.
B. Standar Fasilitas
Untuk standar fasilitas Kesehatan tingkat pertama puskesmas
dikategorikan memiliki fasilitas yang minim sehingga pasien-pasien
untuk penyakit kronis dan perlu nya penanganan khusus seperti
penyakit diabetes militus,hipertensi,jantung dll itu jika mereka di
katakana penyakit nya sudah parah maka pihak puskesmas hanya
cukup memberikan rujukan untuk mereka ke poli di rumah sakit
dengan syarat jika bpjs di perlukan nya persyaratan-persyaratan
sesuai ketentuan puskesmas.
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Lingkup Kegiatan
1. Pengumpulan data Mencatat data dan memverifikasi Obat yang sedang
dan akan digunakan pasien, meliputi nama Obat, dosis, frekuensi, rute,
Obat mulai diberikan, diganti, dilanjutkan dan dihentikan, riwayat
alergi pasien serta efek samping Obat yang pernah terjadi. Khusus
untuk data alergi dan efek samping Obat, dicatat tanggal kejadian,
Obat yang menyebabkan terjadinya reaksi alergi dan efek samping, efek
yang terjadi, dan tingkat keparahan. Data riwayat penggunaan Obat
didapatkan dari pasien, keluarga pasien, daftar Obat pasien, Obat yang
ada pada pasien, dan rekam medik/medication chart. Data Obat yang
dapat digunakan tidak lebih dari 3 (tiga) bulan sebelumnya. Semua Obat
yang digunakan oleh pasien baik Resep maupun Obat bebas termasuk
herbal harus dilakukan proses rekonsiliasi.
2. Komparasi, Petugas kesehatan membandingkan data Obat yang pernah,
sedang dan akan digunakan. Discrepancy atau ketidakcocokan adalah
bilamana ditemukan ketidakcocokan/perbedaan diantara data-data
tersebut. Ketidakcocokan dapat pula terjadi bila ada Obat yang
hilang,berbeda, ditambahkan atau diganti tanpa ada penjelasan yang
didokumentasikan pada rekam medik pasien. Ketidakcocokan ini dapat
bersifat disengaja (intentional) oleh dokter pada saat penulisan Resep
maupun tidak disengaja (unintentional) dimana dokter tidak tahu
adanya perbedaan pada saat menuliskan Resep.
3. Melakukan konfirmasi kepada dokter jika menemukan ketidaksesuaian
dokumentasi. Bila ada ketidak sesuaian , maka dokter harus dihubungi
kurang dari 24 jam. Hal lain yang harus dilakukan oleh Apoteker
adalah:
a. menentukan bahwa adanya perbedaan tersebut disengaja atau tidak
disengaja.
b. mendokumentasikan alasan penghentian, penundaan, atau
pengganti.
c. memberikan tanda tangan, tanggal, dan waktu dilakukannya
rekonsilliasi Obat.
4. Komunikasi, melakukan komunikasi dengan pasien dan/atau keluarga
pasien atau perawat mengenai perubahan terapi yang terjadi. Apoteker
bertanggung jawab terhadap informasi Obat yang diberikan. (Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2014 Tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit.
5. Metode
Bertanya langsung kepada pasien atau keluarga pasien
6. Langkah Kegiatan
a) Melakukan penelusuran riwayat penggunaan obat.
c. Obat dihentikan
Kolom nama obat diisi dengan nama dan bentuk sediaan obat
yang digunakan oleh pasien sebelum admisi. Obat yang tidak
diketahui namanya saat admisi tetap harus ditulis sesuai
keterangan pasien/keluarga pasien. Kolom nama obat TIDAK
ditujukan untuk obat-obat di luar sediaan obat yang digunakan
pasien sebelum admisi.
(2) Kolom Dosis
Kolom dosis diisi dengan dosis obat yang akan diberikan diikuti
dengan satuan berat atau unit yang sesuai dengan daftar
singkatan.Misalnya: 500 mg, 250 mg, 10 unit.
(3) Kolom Frekuensi
Kolom frekuensi diisi dengan berapa kali dan jumlah obat yang
diberikan dalam 24 jam (contoh: 2x½, 3x1).
(4) Kolom Cara Pemberian
Tgl Nama Obat Dosis Frekuensi Cara Status Obat Status Obat Nama & TTD
Saat Admisi Saat Pulang
Obat Pemberian Dokter
(Lingkari Salah satu)
L /T/H L/H
L /T/H L/H
L /T/H L/H
L /T/H L/H
L /T/H L/H
L /T/H L/H
L /T/H L/H
L /T/H L/H
L /T/H L/H
L /T/H L/H
L /T/H L/H
L /T/H L/H
Keterangan :
1. L : Lanjut
2. T : Tunda
3. H : Hentikan
Daftar Rekonsiliasi Obat
Riwayat Alergi :
Alergi Obat :
# Khusus Antibiotika, Tandai P/E/D
(keterangan : P = Profilaksis E = Empirik D = Definitif)
No Tgl & Nama Obat Dosis Frekuensi Cara Antibiotik Nama & Dihentikan Ttd
Jam Pemberia P/E/D ttd Farmasi
n Tgl & Nama &
Dokter
Jam ttd Dokter
Penggunaan Obat sebelum Admisi
DPJP :
Nama :
No MR :
Ruangan :
Tidak menggunakan obat sebelum admisi
Ya dengan rincian sebagai berikut
Lanjut
aturan pakai
sama
Lanjut
aturan pakai
berubah
Stop
Lanjut
aturan pakai
sama
Lanjut
aturan pakai
berubah
Stop
Lanjut
aturan pakai
sama
Lanjut
aturan pakai
berubah
Stop
Lanjut
aturan pakai
sama
Lanjut
aturan pakai
berubah
Stop
Lanjut
aturan pakai
sama
Lanjut
aturan pakai
berubah
Stop
Lanjut
aturan pakai
sama
Lanjut
aturan pakai
berubah
Stop
Lanjut
aturan pakai
sama
Lanjut
aturan pakai
berubah
Stop
Lanjut
aturan pakai
sama
Lanjut
aturan pakai
berubah
Stop
BAB IX
PENUTUP
Data pada proses rekonsiliasi obat dicatat pada formulir rekonsiliasi obat.
Kesimpulan rekonsiliasi obat yaitu: pengobatan tidak dilanjutkan, pengobatan
dilanjutkan pada saat pasien datang dengan perubahan regimen; dan diskrepansi
pengobatan antara profil pasien sebelum rawat inap dan hasil wawancara pasien.
Proses rekosiliasi obat merupakan tanggung jawab apoteker rumah sakit agar
pengobatan pasien rawat inap dilakukan secara rasional. Namun demikian karena
keterbatasan jumlah apoteker, maka rekonsiliasi obat juga dibantu oleh perawat dan
dokter