NIM : 213307030055
FAKULTAS KEDOKTERAN, KEDOKTERAN GIGI DAN ILMU KESEHATAN PRODI
FARMASI KLINIS
SOAL
Jawaban:
Jawaban:
Jawaban:
Rumah sakit menetapkan dan menerapkan regulasi penyimpanan sediaan farmasi
dan BMHP disimpan dengan benar dan aman sesuai peraturan perundang-
undangan dan standar profesi Rumah sakit mempunyai ruang penyimpanan
sediaan farmasi dan BMHP yang disesuaikan dengan kebutuhan, serta
memperhatikan persyaratan penyimpanan dari produsen, kondisi sanitasi, suhu,
cahaya, kelembaban, ventilasi, dan memiliki system keamanan penyimpanan
yang bertujuan untuk menjamin mutu dan keamanan produk serta keselamatan
staf.
Beberapa sediaan farmasi harus disimpan dengan cara khusus, yaitu:
a) Bahan berbahaya dan beracun (B3) disimpan sesuai sifat dan risiko bahan
agar dapat mencegah staf dan lingkungan dari risiko terpapar bahan
berbahaya dan beracun, atau mencegah terjadinya bahaya seperti kebakaran.
b) Narkotika dan psikotropika harus disimpan dengan cara yang dapat
mencegah risiko kehilangan obat yang berpotensi disalahgunakan (drug
abuse). Penyimpanan dan pelaporan penggunaan narkotika dan psikotropika
dilakukan sesuai peraturan perundang-undangan.
c) Elektrolit konsentrat dan elektrolit dengan konsentrasi tertentu diatur
penyimpanannya agar tidak salah dalam pengambilan.
Obat dan zat kimia yang digunakan untuk peracikan obat harus diberi label yang
memuat informasi nama, kadar/kekuatan, tanggal kedaluwarsa dan peringatan
khusus untuk menghindari kesalahan dalam penyimpanan dan penggunaannya.
Apoteker melakukan supervisi secara rutin ke lokasi penyimpanan sediaan
farmasi dan BMHP, untuk memastikan penyimpanannya dilakukan dengan benar
dan aman.
Instruksi tapering down/tapering off adalah instruksi pengobatan dimana dosis obat
diturunkan secara bertahap sampai akhirnya dihentikan. Cara ini dimaksudkan agar tidak
terjadi efek yang tidak diharapkan akibat penghentian mendadak.
5. Mengapa Rumah sakit perlu menetapkan dan menerapkan regulasi
rekonsiliasi obat berdasarkan standar PKPO 4 ?
Jawaban:
Rekonsiliasi obat di rumah sakit adalah proses membandingkan daftar obat yang
digunakan oleh pasien sebelum masuk rumah sakit dengan obat yang diresepkan
pertama kali sejak pasien masuk, saat pindah antar unit pelayanan (transfer) di
dalam rumah sakit dan sebelum pasien pulang. .Tujuan nya Untuk mencegah
terjadinya kesalahan obat (medication error) akibat adanya diskrepansi Di banyak
hasil penelitian, kesalahan obat (medication error) yang tersering terjadi di tahap
peresepan. Jenis kesalahan peresepan antara lain: resep yang tidak lengkap,
ketidaktepatan obat, dosis, rute dan frekuensi pemberian.
6. Jelaskan minimal apa saja yang harus ada agar satu penuisan resep dapat
dikatakan lengkap secara administratif ? Apa saja yang harus dipersiapkan
oleh tenaga kefarmasian untuk obat pulang pasien?
Jawaban:
a) Penulisan nama dagang atau nama generik pada sediaan dengan zat aktif
tunggal.
b) Penulisan indikasi dan dosis maksimal sehari pada obat PRN (pro renata atau
“jika perlu”).
c) Penulisan berat badan dan/atau tinggi badan untuk pasien anak-anak, lansia,
pasien yang mendapatkan kemoterapi, dan populasi khusus lainnya.
Jawaban:
Jawaban:
Pengkajian resep aspek administratif meliputi: kesesuaian identitas pasien (lihat SKP 1),
ruang rawat, status pembiayaan, tanggal resep, identitas dokter penulis resep. Pengkajian
resep aspek farmasetik meliputi: nama obat, bentuk dan kekuatan sediaan, jumlah obat,
instruksi cara pembuatan (jika diperlukan peracikan), stabilitas dan inkompatibilitas
sediaan.
Pengkajian resep aspek klinis meliputi: a) Ketepatan identitas pasien, obat, dosis,
frekuensi, aturan pakai dan waktu pemberian. b) Duplikasi pengobatan. c) Potensi alergi
atau hipersensitivitas. d) Interaksi antara obat dan obat lain atau dengan makanan. e)
Variasi kriteria penggunaan dari rumah sakit, misalnya membandingkan dengan panduan
praktik klinis, formularium nasional. f) Berat badan pasien dan atau informasi fisiologis
lainnya. g) Kontraindikasi.
Jawaban:
1. Telah dilaksanaan verifikasi sebelum obat diberikan kepada pasien minimal meliputi:
identitas pasien, nama obat, dosis, rute, dan waktu pemberian.
2. Telah melaksanakan double checking untuk obat high alert.
3. Pasien diberi informasi tentang obat yang akan diberikan.
10. Bagaimana bila ada pasien yang membawa obat dari luar rumah sakit? Apa
sebenarnya yang menjadi kekhawatiran bila obat berasal dari yang dibawa
pasien dari luar rumah sakit?
Jawaban:
berisiko dalam hal identifikasi/keaslian dan mutu obat. Serta kelayakan obat
11. Apa yang sebenarnya perlu dilakukan/diharapkan oleh/dari seorang
apoteker klinis / farmasis klinis menurut standar PKPO 7?
Jawaban:
12. Untuk mencegah kesalahan obat (medication error), apa yang harus
dilakukan pihak rumah sakit agar kejadin yang sama tidak terulang lagi?
Jelaskan perbedaan antara KTC, KTD, KNC, dan kejadian sentinel!
Jawaban:
Jawaban:
14. Jelaskan apa saja yang menjadi bagian dalam kegiatan utama
dari penatagunaan antimikroba (PGA) atau antimicrobial
stewardship (AMS)!
Jawaban