Anda di halaman 1dari 60

SATUAN RESERSE NARKOBA

POLRESTABES BANDUNG
PEMBAWA MATERI

Nama : YUDID SULISTYO A, SH


Pangkat / Nrp : IPTU / 78010442
Jabatan : Kanit 3 Sat Narkoba
Satker : Polrestabes Bandung
Dik umumum : S1 Hukum
Masa dinas di Satuan narkoba : 15 tahun
Alamat kantor : Jln. Sukajadi No. 141 Kota Bandung
Sosialisasi Penyalahgunaan Narkoba
berserta dampaknya
dan
Perspektif narkoba dalam hukum
Di Indonesia
MATERI YANG DISAMPAIKAN

1. Pendahuluan
2. Dasar hukum
3. Pengenalan STRUKTUR SATNARKOBA POLRESTABES
BANDUNG
4. Pengenalan terkait narkotika , psikotropika dan obat obatan
5. Penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan obat- obatan
6. Peredaran dan penyebaran Narkoba di wilayah Indonesia
khususnya di Kota Bandung.
7. Dampak penggunaan Narkoba
8. Perspektip narkoba dalam hukum di Indonesia
9. Kebijakan pemerintah terkait penyalahgunaan Narkoba
melalui program P4GN
10. Giat program P4GN Satnarkoba Polrestabes Bandung
PENDAHULUAN
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya.
Selain narkoba, istilah yang di perkenalkan khususnya oleh Departemen
Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari
Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua istilah ini baik narkoba atau
napza mengacu pada sekelompok zat yang umumnya mempunyai resiko
kecanduan bagi penggunanya. Menurut para ahli kesehatan narkoba
sebenarnya adalah psikotropika yang biasa di pakai untuk membius pasien
saat hendak di operasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu. Namun kini
presepsi itu disalahgunakan akibat pemakaian yang telah di luar batas dosis.
Hingga kini penyebaran narkoba sudah hampir seluruh penduduk dunia
dapat dengan mudah mendapat narkoba dari oknum-oknum yang tidak
bertanggung jawab
Maraknya penyalahgunaan NAPZA tidak hanya dikota-kota besar saja,
tapi sudah sampai ke kota-kota kecil diseluruh wilayah Republik Indonesia
tidak memandang batasan usia, sehingga negara memutuskan darurat
narkoba, karena dampaknya yang besar dalam kehidupan berkeluarga,
bermasyarakat, berbangsa dan bernergara sehingga negara melarang
penyalahgunaanya dengan mengeluarkan beberapa aturan.
Penyalahgunaan narkoba itu dipengaruhi beberapa faktor, yaitu faktor
ekonomi, sosila, dan budaya, perkembangan sangat pesat antar desa, kota,
propinsi dan antar negara, serta peredaranya dengan cara kovensional sampai
dengan menggunakan teknologi IT yang canggih.

Dengan adanya darurat Narkoba negara mengeluarkan program P4GN,


dimana negera beserta aparaturnya dan bersama sama dengan dukungan
masyarakat ikut serta dalam penanggulangan penyalahgunaan Narkoba
dengan melakukan pencegahan dan penindakan serta rehabilitasi terhadap
korban penyalahgunaan narkoba, dengan harapan permasalahan narkoba dari
awal dan sampai akhir dapat diselesaikan, sehingga negara dapat bersih dan
terbebas dari penyalahguna narkoba.
DASAR HUKUM PENCEGAHAN DAN
PENINDAKAN PENYALAHGUNA NARKOBA

1. Undang undang Narkotika No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika


2. Undang undang Psikotropika No. 5 tahun 1997
3. Undang undang kesehatan no. 36 tentang Kesehatan
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2010 tentang Badan
Narkotika Nasional
5. Perda Kota Bandung No. 11 tahun 2010 tentang pelarangan, pengawasan dan
pengendalian minuman beralkohol di kota Bandung.
6. Undang undang No. 11 tahun 2012 tentang peradilan anak
STRUKTUR SATNARKOBA
POLRESTABES BANDUG
KASAT NARKOBA
AKBP RIKY HENDARSYAH

WAKASAT NARKOBA
KOMPOL I NYOMAN YUDHANA

KAUR MINTU KAUR BIN OPS


AIPTU NORA Y CORYNA AKP IMAM ZARKASIH
PENGENALAN NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA
DAN OBAT
- Narkoba adalah singkatan Narkotika dan obat obat terlarang / Psikotropika
- Pengertian Narkotika sebagaimana dimkasud dalam UU No. 35 tahun 2009
adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintetis maupun semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan
rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke
dalam golongangolongan sebagaimana terlampir dalam Undang-Undang no.
35 tahun 2009.
- Pengertian Psikotropika sebagaimana dimaksud dalam UU No. 5 tahun 1997
adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat
yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.
- Pengertian Obat Sebagaimana dimaksud dalam Undang undang No. 36
tahun 2009 adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk
manusia
Jenis Narkotika
Ja. Heroin
b. Sabu
c. Pil Ekstasi
d. Tanaman Ganja mengandung narkotika
e. Tanaman opium mengandung narkotika
f. Narkotika jenis sintetiz tembakau sintetis
g. Narkotika jenis cair
JENIS PSIKOTROPIKA
a. Alprazolam
b. Riklona
c. Dumolid
d. Xanax
JENIS OBAT OBATAN
a. TRAMADOL
b. Obat PCC
c. Dektro
c. Hexymer
MINUMAN BERALKOHOL
PENYALAHGUNAAN BAHAN BERBAHAYA
PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA
PSIKTROPIKA DAN OBAT OBATAN
A. CARA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA
- Dengan cara disuntik
- Dengan cara dihisap melalui hidung
- Dengan cara dihisap melalui Mulut
- Dengan diminum seperti memakan obat
- Dengan cara dirokok

B. CARA PENYALAHGUNAAN PSIKOTROPIKA


- Dengan cara diminum seperti memakan obat

C. CARA PENYALAHGUNAAN OBAT


- Dengan cara diminum melebihi takaran dosis
DAMPAK PENYALAHGUNAAN
NARKOBA
1. Kondisi pada organ tubuh
2.. Perbedaan kondisi fisik
3. Dampak Hukum
4. Dampak penyakit
5. Dampak kehidupan
Penyebaran narkotika
Diwilayah kota Bandung
1. Lapas Banceuy
2. Lapas Kebon Waru
3. Bandara Husein
4. Jasa Paket Kiriman
5. Travel
6. Stasiun dan terminal
7. Tempat hiburan
8. Daerah Dago
9. Daerah Dipatiukur
10. Daerah Pahlawan
11. Wilayah Kec. Andir
12. Wilayah Kec. Sumur
Bandung
13. Wilayah antapani
PERSPEKTIF NARKOBA
DALAM HUKUM
1. Arti Hukum secara umum
- Hukum adalah aturan yang dibuat yang berwenang yang berisi norma
norma yang diterapkan guna menciptakan kedamaian dan ketertiban
- Hukum menurut tokoh dunia contoh menurut Aristoteles hukum
adalah sekumpulan aturan yang tersusun secara teratur berlaku pada
pejabat negara dan masyarakat
2. Tujuan hukum :
- Mengatur segala tingkah laku manusia
- Mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
- Membangun kesadaran dari setiap orang pentinya sistem hukum
3. Sehubungan dampak penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba
telah banyak menimbulkan korban serta banyak masyalah sosial lainya di
Indonesia bahkan di Dunia, maka pemerintah bersama anggota DPR
memandang perlu mengeluarkan aturan negara terkait narkotika guna
mengawasi peredaranya dan menindak penyalahgunaanya.
PROGRAM PEMERINTAH P4GN
DALAM RANGKA PENANGGULANGAN
NARKOBA
1. Pemerintah telah mengesahkan UU No. 35 tahun 2009 tentang
Narkotika sebagai payung hukum dalam penanggulangan
narkoba
2. Selain Kepolisian Untuk membantu mencegah dan menindak
pelaku penyalahgunaan Narkotika Pemerintah telah
membentuk Badan hukum atau lembaga negara yang
melaksanakan tugas P4GN yaitu dengan membentuk Badan
Narkotika Nasional dari tingkat pusat hingga ke Kabupaten yang
pertanggunjawabanya langsung kepada Presiden selaku kepala
negara.
3. Mendirikan Panti Rehabilitasi bagi pencandu atau korba
penyalahguna Narkotika
4. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat bahwa program P4GN
bukan hanya dibebankan kepada penegak hukum saja
melainkan keikut sertaan partisipasi dari masyarakat itu sendiri
kesadaranya dalam upaya menanggulangi peredaran gelap
narkoba
GIAT PROGRAM P4GN
SATNARKOBA POLRESTABES BANDUNG
Dalam marwah Undang Undang No. 35 tahun 2009 dan UU No. 2 tahun 2002
Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah garda terdepan dalam menindak
sebagala bentuk kejahatan tindak pidana kususnya dalam kejahatan tindak
pidana penyalahgunaan narkotika .
Khususnya Satnarkoba polrestabes Bandung selaku Reserse kusus yang
membidangi dan menangani kasus penyalahguna narkoba selalu berupa
semaksimal mungkin melakukan Pencegahan Pembrantasan peredaran gelap
Narkotika, dalam mengemban program P4GN Satnarkoba tidak selalu melakukan
penindakan namun juga melakukan hal sebagai berikut
1. Melakukan pencegahan dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat guna
mengajak masyarakat sadar diri serta menjadi kader dalam pencegahan dan
pembrantasan narkoba.
2. Melakukan kerja sama dengan BNNK kota Bandung terkait pencegahan dengan
melakukan sosialisasi secara bersama sama
3. Serta melakukan rehabilitasi kepada para korban pecandu narkotika sehingga
dapat kembali ke lingkungan masyarakat dalam keadaan sehat.
4. Melakukan kerja sama dengan pemerintah daerah kota Bandung
kususnya dengan Kesbangpol dengan harapan pemerintah kota
Bandung dapat mendukung Program P4GN karena tugas P4GN bukan
hanya untuk Kepolisian dan BNN melainkan tugas bersama seluruh
komponen pemerintahan dibantu dengan masyarkat itu sendiri.
5. Melakukan kerja sama dengan Stakeholder swasta dalam upaya
program P4GN
ANCAMAN HUKUMAN
PELAKU PENYALAHGUNA NARKOTIKA
UU RI NO. 35 TAHUN 2009 TENTANG NARKOTIKA

Pasal 111
(1) Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menanam, memelihara,
memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I
dalam bentuk tanaman, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4
(empat) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan pidana denda paling
sedikit Rp. 800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp.
8.000.000.000,00 (delapan miliar rupiah).
(2) Dalam hal perbuatan menanam, memelihara, memiliki, menyimpan,
menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I dalam bentuk tanaman
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) beratnya melebihi 1 (satu) kilogram atau
melebihi 5 (lima) batang pohon, pelaku dipidana dengan pidana penjara
seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling
lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda maksimum sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditambah 1/3 (sepertiga).
Pasal 112
(1) Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum memiliki, menyimpan,
menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman,
dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling
lama 12 (dua belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp.
800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp.
8.000.000.000,00 (delapan miliar rupiah).
(2) (2) Dalam hal perbuatan memiliki, menyimpan, menguasai, atau
menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) beratnya melebihi 5 (lima) gram, pelaku dipidana
dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 5
(lima) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda
maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambah 1/3 (sepertiga).
Pasal 113
(1) Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum memproduksi,
mengimpor, mengekspor, atau menyalurkan Narkotika Golongan I,
dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan
paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp.
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan paling banyak Rp.
10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
(2) (2) Dalam hal perbuatan memproduksi, mengimpor, mengekspor, atau
menyalurkan Narkotika Golongan I sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dalam bentuk tanaman beratnya melebihi 1 (satu) kilogram atau
melebihi 5 (lima) batang pohon atau dalam bentuk bukan tanaman
beratnya melebihi 5 (lima) gram, pelaku dipidana dengan pidana mati,
pidana penjara seumur hidup, atau pidana penjara paling singkat 5
(lima) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda
maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambah 1/3
(sepertiga)
Pasal 114
(1) Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk
dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual
beli, menukar, atau menyerahkan Narkotika Golongan I, dipidana
dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling
singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan
pidana denda paling sedikit Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)
dan paling banyak Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
(2) (2) Dalam hal perbuatan menawarkan untuk dijual, menjual,
membeli, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, menyerahkan,
atau menerima Narkotika Golongan I sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) yang dalam bentuk tanaman beratnya melebihi 1 (satu)
kilogram atau melebihi 5 (lima) batang pohon atau dalam bentuk
bukan tanaman beratnya 5 (lima) gram, pelaku dipidana dengan
pidana mati, pidana penjara seumur hidup, atau pidana penjara paling
singkat 6 (enam) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan
pidana denda maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditambah 1/3 (sepertiga).
Pasal 127
(1) Setiap Penyalah Guna:
a. Narkotika Golongan I bagi diri sendiri dipidana dengan pidana
penjara paling lama 4 (empat) tahun;
b. Narkotika Golongan II bagi diri sendiri dipidana dengan pidana
penjara paling lama 2 (dua) tahun; dan
c. Narkotika Golongan III bagi diri sendiri dipidana dengan pidana
penjara paling lama 1 (satu) tahun.
(2) Dalam memutus perkara sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
hakim wajib memperhatikan ketentuan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 54, Pasal 55, dan Pasal 103.
(3) Dalam hal Penyalah Guna sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat dibuktikan atau terbukti sebagai korban penyalahgunaan
Narkotika, Penyalah Guna tersebut wajib menjalani rehabilitasi
medis dan rehabilitasi sosial.
ANCAMAN HUKUMAN
PELAKU PENYALAHGUNA PSIKOTROPIKA
UU RI NO. 5 TAHUN 1997 TENTANG PSIKOTROPIKA

Pasal 59
(1) Barangsiapa :
a. menggunakan psikotropika golongan I selain dimaksud dalam Pasal
4 ayat (2) ; atau
b. b. memproduksi dan/atau menggunakan dalam proses produksi
psikotropika golongan I sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6; atau
c. c. mengedarkan psikotropika golongan I tidak memenuhi ke-
tentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (3); atau
d. mengimpor psikotropika golongan I selain untuk kepentingan ilmu
pengetahuan; atau
e. secara tanpa hak memiliki, menyimpan dan/atau membawa
psikotropika golongan I.dipidana dengan pidana penjara paling
singkat 4 (empat) tahun, paling lama 15 (lima belas) tahun dan
pidana denda paling sedikit Rp. 150.000.000,00 (seratus lima puluh
juta rupiah), dan paling banyak Rp. 750.000.000,00 (tujuh ratus lima
puluh juta rupiah).
2) Jika tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
secara terorganisasi dipidana dengan pidana mati atau pidana penjara
seumur hidup atau pidana penjara selama 20 (dua puluh) tahun dan
pidana denda sebesar Rp. 750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta
rupiah).
(3) Jika tindak pidana dalam pasal ini dilakukan oleh korporasi, maka
di samping dipidananya pelaku tindak pidana, kepada korporasi
dikenakan pidana denda sebesar Rp. 5.000.000.000,00 (lima milyar
rupiah).
Pasal 62
Barangsiapa secara tanpa hak, memiliki, menyimpan dan/atau
membawa psikotropika dipidana dengan pidana penjara paling lama 5
(lima) tahun dan pidana denda paling banyak Rp. 100.000.000,00
(seratus juta rupiah).
46

PASAL 4 UURI NO 35 THN 2009


a. Menjamin ketersediaan narkotika untuk
kepentingan pelayanan kesehatan dan/atau
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;
b. Mencegah, melindungi, dan menyelamatkan bangsa
Indonesia dari penyalahgunaan narkotika;
c. Memberantas peredaran gelap narkotika dan
Prekursor narkotika; dan
d. Menjamin pengaturan upaya rehabilitasi medis dan
sosial bagi penyalahguna dan pecandu narkotika.
47

PASAL 54 UURI NO 35 THN 2009

Pecandu narkotika dan korban penyalahgunaan


narkotika wajib menjalani rehabilitasi medis dan
rehabilitasi sosial
48

PASAL 55 UURI NO 35 THN 2009


1. Orang tua atau wali dari pecandu narkotika yang
belum cukup umur wajib melaporkan kepada pusat
kesehatan masyarakat, rumah sakit, dan/atau
lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial
yang ditunjuk oleh pemerintah untuk mendapatkan
pengobatan dan/atau perawatan melalui rehabilitasi
medis dan rehabilitasi sosial.
2. Pecandu narkotika yang sudah cukup umur wajib
melaporkan diri atau dilaporkan oleh keluarganya
kepada pusat kesehatan masyarakat, rumah sakit,
dan/atau lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi
sosial yang ditunjuk oleh pemerintah untuk
mendapatkan pengobatan dan/atau peratawan
melalui rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial.
49

PASAL 55 UURI NO 35 THN 2009

Ketentuan mengenai pelaksanaan wajib lapor


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur
dengan peraturan pemerintah.
50

PASAL 56 UURI NO 35 THN 2009


1. Rehabilitasi medis pecandu narkotika dilakukan
dirumah sakit yang ditunjuk oleh menteri
2. Lembaga rehabilitasi tertentu yang diselengarakan
oleh instansi pemerintah atau masyarakat dapat
melakukan rehabilitasi medis pecandu narkotika
setelah mendapat persetujuan menteri.
51

PASAL 104 UURI NO 35 THN 2009


Masyarakat mempunyai kesempatan yang seluas-
luasnya untuk berperan serta membantu pencegahan
dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran
gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika.
52

PASAL 105 UURI NO 35 THN 2009


Masyarakat mempunyai hak dan tanggung jawab dalam
upaya pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan
dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor
Narkotika.
53

PASAL 107 UURI NO 35 THN 2009


Masyarakat dapat melaporkan kepada pejabat yang
berwenang atau BNN jika mengetahui adanya
penyalahgunaan atau peredaran gelap Narkotika dan
Prekursor Narkotika.
ANCAMAN HUKUMAN
TINDAK PIDANA UNDANG UNDANG KESEHATAN

Pasal 196
Setiap orang yang dengan sengaja memproduksi atau mengedarkan sediaan
farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak memenuhi standar dan/atau
persyaratan keamanan, khasiat atau kemanfaatan, dan mutu sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 98 ayat (2) dan ayat (3) dipidana dengan pidana penjara
paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp1.000.000.000,00
(satu miliar rupiah).

Pasal 197
Setiap orang yang dengan sengaja memproduksi atau mengedarkan sediaan
farmasi dan/atau alat kesehatan yang tidak memiliki izin edar sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 106 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama
15 (lima belas) tahun dan denda paling banyak Rp1.500.000.000,00 (satu miliar
lima ratus juta rupiah).
DATA UNGKAP KASUS SATNARKOBA
POLRESTABES BANDUNG

Dalam kurun waktu tahun 2020 dari bulan Januari s/d bulan 4
Desember 2020 Satnarkoba Polrestabes mengungkap kasus sebagai
berikut :
1. Jumlah kasus : 171 kasus
2. Jumlah tersangka : 236 orang
3. Jumlah barang bukti yang disita
a. Sabu : 1.724,2 gram
b. Ganja : 4.998,3 gram
c. Pohon ganja : 6 Batang
d. Pil Ekstasi : 677,5 butir
e. Tembakau Sintetis : 128.080 gram
f. Sertbuk tembakau sintetis : 2 kg
g. Psikotropika : 300 butir
h. Minuman beralkohol : 2.196 botol
56

TINGKAT KECAMATAN KOTA BANDUNG TAHUN 2020


NO NAMA KECAMATA JUMLAH UNGKAP KASUS RANGKING
1 SUKAJADI 13 I
2 COBLONG 12 II
3 CIBEUNYING KIDUL 12 III
4 ANDIR 11 IV
5 CICENDO 9 V

TINGKAT KECAMATAN KOTA BANDUNG


BULAN JANUARI S/D JULI TAHUN 2021

NO NAMA KECAMATA JUMLAH UNGKAP KASUS RANGKING


1 BOJONGLOA KALER 9 I
2 CICENDO 8 II
3 BOJONGLOA KIDUL 8 III
4 UJUNG BERUNG 7 IV
5 ANDIR 6 V
Dokumen kegiatan sosialisasi
Dokumen kegiatan sosialisasi
Dokumen kegiatan dalam
menggiatkan P4gn bersama
Pemerintah daerah
Sekian terima kasih
Atas perhatianya

Anda mungkin juga menyukai