Anda di halaman 1dari 12

MENUJU ASEAN BEBAS NARKOBA 2015:

SITUASI PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI INDONESIA

Towards a Drug-Free ASEAN 2015: Drugs Abuse in Indonesia

A.M. Kartaatmaja
Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
Kompleks DPR MPR RI Jl. Gatot Subroto Senayan Jakarta

Naskah diterima: 2 April 2014


Naskah dikoreksi: 15 Mei 2014
Naskah diterbitkan: Juni 2014

Abstract: Illegal drugs cultivation, production, trafficking, and abuse are recognized as criminal acts. The
number of drugs abusers in Indonesia is the highest among Southeast Asian countries. ASEAN leaders have
declared to make the region a drug-free zone by 2015. This paper is conducted through literature study to
examine the phenomenon of the spread of drugs in the ASEAN region. From the literature study it appears that
the region is vulnerable to trans-national crime, including drug smuggling. The Indonesian people should be
aware on transnational crimes as possible side effects of market liberalization. Family and local communities are
the major foundation in fighting against drugs abuse. Illegal drugs distribution should be controlled by reducing
both supply and demand.
Keywords: Drugs abuse, rehabilitation, ASEAN, trans-national crime.

Abstrak: Aktivitas penanaman, produksi, penyelundupan, dan penyalahgunaan narkoba ilegal dikategorikan
sebagai tindakan kriminal. Jumlah penyalahguna narkoba di Indonesia merupakan yang tertinggi di kawasan
Asia Tenggara. ASEAN menargetkan tahun 2015 untuk mencapai zona ASEAN bebas narkoba. Tulisan ini
menggunakan metode studi kepustakaan, untuk menelaah fenomena penyebaran narkoba di wilayah ASEAN.
Dari hasil studi literatur terlihat bahwa wilayah ASEAN memang rawan terhadap kejahatan trans-nasional,
termasuk penyelundupan narkoba. Masyarakat Indonesia perlu mewaspadai terjadinya peningkatan kejahatan
trans-nasional sebagai efek samping dari kebebasan arus tersebut. Keluarga dan masyarakat merupakan fondasi
utama dalam upaya pemberantasan penyalahgunaan narkoba. Peredaran narkoba ilegal harus dikendalikan
melalui pengurangan suplai dan permintaan.
Kata kunci: Penyalahgunaan narkoba, rehabilitasi, ASEAN, kejahatan trans-nasional.

Pendahuluan (narkoba) ilegal menjadi ancaman bagi kesehatan


Pada 1998, para pemimpin ASEAN dan kesejahteraan masyarakat. Selain dapat
menandatangani Joint Declaration on a Drug-Free memengaruhi stabilitas ekonomi, juga memiliki
ASEAN yang ditargetkan untuk tercapai pada 2020. dampak buruk bagi tata kehidupan sosial
Namun pada tahun 2000, para pemimpin ASEAN masyarakat yang berbudaya. Perdagangan narkoba
sekali lagi menyepakati percepatan pencapaian zona ilegal juga memberikan keuntungan finansial bagi
ASEAN Bebas Narkoba pada tahun 2015. Cita- pihak-pihak tertentu, serta mendorong munculnya
cita tersebut tampak sangat ambisius, karena pada kejahatan trans-nasional. Dengan demikian,
dasarnya, jumlah pengguna narkoba di ASEAN kepemilikan, penanaman, dan pembelian, narkoba
justru semakin meningkat. Walaupun sulit, hal ilegal merupakan kasus kriminal yang memerlukan
tersebut tidak mustahil untuk dicapai. Kunci utama tindakan hukum. Penyelundupan narkoba bukan
dalam upaya mengurangi prevalensi narkoba adalah saja dikategorikan sebagai isu domestik. Saat
keluarga, sebagai gerbang utama bagi anak-anak ini, pemberantasan narkoba ilegal sudah menjadi
untuk memahami aspek-aspek moral dan nilai-nilai bagian penting dalam agenda internasional.
agama yang berlaku di masyarakat. Selain itu, peran Dalam dunia medis, penggunaan narkoba
serta masyarakat juga menjadi semakin penting, dalam proses pengobatan bukan merupakan
karena para pecandu narkoba sebaiknya tidak pelanggaran hukum. Tetapi ketika digunakan
diisolasi justru diberikan pengobatan yang tepat. tanpa pengawasan yang tepat, narkoba dapat
Proses produksi, permintaan, dan perdagangan menyebabkan ketergantungan atau kecanduan,
narkotika dan obat-obatan berbahaya lainnya merusak organ tubuh, mengganggu kemampuan

A. M. Kartaatmaja, Menuju ASEAN Bebas Narkoba 2015: | 59


berpikir seseorang dan mengakibatkan kerusakan 7. Kemiskinan dan kurangnya keterlibatan
mental. Penyalahgunaan narkoba juga dapat masyarakat dalam politik.
menyebabkan kematian. Dampak yang lebih
Sebuah penelitian mengemukakan bahwa
luas akibat penggunaan narkoba ilegal adalah
seluruh faktor tersebut teridentifikasi di kawasan
berkurangnya produktivitas masyarakat dan
Asia Pasifik. Kawasan Asia secara umum sudah
meningkatnya jumlah kejahatan.
mengalami perubahan besar selama beberapa
Berdasarkan efek yang ditimbulkan terhadap
dasawarsa terakhir, baik perubahan sosial, ekonomi,
pemakainya, narkoba dibagi ke dalam tiga
maupun politik (Madonna Devaney, et.al., 2006).
kelompok, yaitu: halusinogen (mengakibatkan
Pergerakan manusia juga menjadi salah satu aspek
halusinasi), stimulan (meningkatkan tenaga), dan
yang penting. Lalu lintas tenaga kerja di wilayah
depresan (penenang).1
Asia Pasifik merupakan salah satu yang terpadat di
Risiko penyalahgunaan narkoba pada anak-
dunia, baik tenaga kerja ahli, tenaga kerja domestik,
anak semakin besar, karena mereka lebih sulit
buruh, maupun pekerja seksual. Perpindahan
untuk mengidentifikasi jenis narkoba yang mereka
penduduk dari desa ke kota, sering tidak diimbangi
konsumsi. Anak-anak juga sulit untuk mengetahui
dengan kemampuan mereka untuk memperoleh
kualitas dari narkoba yang dikonsumsi atau apakah
penghasilan yang memadai, juga dapat memicu
narkoba tersebut sudah dicampur dengan zat aditif
peningkatan angka kejahatan narkoba.
lainnya. Ketidaktahuan tentang spesifikasi narkoba
Dari telaah pustaka yang dilakukan, penulis
tersebut dapat berujung pada overdosis. Beberapa
menilai bahwa inisiatif Badan Narkotika Nasional
narkoba yang digunakan secara bersamaan atau
(BNN) dalam memerangi kejahatan narkoba di
dikonsumsi dengan alkohol juga dapat berakibat
Indonesia sudah cukup terarah, tetapi sebaiknya
fatal. Penggunaan jarum suntik atau alat injeksi
dapat lebih ditingkatkan dengan dukungan
lainnya secara bersamaan, berisiko pada peningkatan
masyarakat dan parlemen. Kawasan ASEAN
penyebaran penyakit menular dan berbahaya,
Bebas Narkoba tahun 2015 juga masih sulit
seperti HIV dan hepatitis. Selain itu, injeksi yang
untuk diwujudkan, terutama bagi Indonesia (yang
dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak profesional
memiliki jumlah penyalahguna narkoba terbanyak
juga dapat merusak pembuluh darah.
di kawasan), dan Myanmar (yang masih menjadi
Untuk dapat memberikan solusi bagi
salah satu pusat produksi opium terbesar di
merebaknya isu kejahatan narkoba, kita perlu
dunia). ASEAN Economic Community yang akan
melihat akar permasalahan dan penyebabnya.
diimplementasikan pada 2015 juga tidak menjamin
Menurut Madonna Devaney, et.al (2006) ada
adanya kerjasama yang lebih erat di antara negara-
beberapa faktor yang dapat mendorong keterlibatan
negara ASEAN, terutama dalam memerangi
seseorang/masyarakat dalam aktivitas produksi,
penyelundupan narkoba. Masyarakat Indonesia
penyelundupan, atau konsumsi narkoba, antara lain:
perlu menyadari bahwa Indonesia merupakan
1. Pertumbuhan ekonomi yang mendorong
bagian dari ASEAN, yang rawan terhadap kejahatan
pertumbuhan masyarakat kelas menengah dan
trans-nasional, termasuk kejahatan narkoba.
migrasi internal (urbanisasi);
Tulisan ini akan mengkaji penyebab
2. Distribusi kesejahteraan yang tidak merata
penyalahgunaan narkoba, peran keluarga dan
sehingga menyebabkan kesenjangan yang
masyarakat dalam mencegah penyalahgunaan
semakin lebar antara kaya dan miskin;
narkoba, situasi penggunaan narkoba di ASEAN dan
3. Situasi politik yang mendorong migrasi lintas
Indonesia, serta langkah apa yang perlu dilakukan
negara dan menciptakan risiko penyelundupan
untuk mewujudkan kawasan Indonesia Bebas
obat-obatan terlarang akibat kurangnya
Narkoba.
kesempatan untuk bekerja dalam lingkungan
Kajian ini bertujuan untuk memberikan
formal;
pemahaman mengenai situasi penyalahgunaan
4. Efek samping dari penegakan hukum yang
narkoba di kawasan Asia Tenggara, khususnya
mendorong para pelaku penyelundupan
Indonesia. Selain itu, untuk memberikan ulasan
narkoba untuk menggunakan rute lain yang
mengenai berbagai penyebab penyalahgunaan
melibatkan kelompok masyarakat baru;
narkoba serta upaya penanggulangannya. Hasil kajian
5. Efek samping pembangunan;
ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu
6. Korupsi dan pembagian kekuasaan di antara
sumber informasi mengenai situasi penyalahgunaan
elit politik; dan
narkoba di Indonesia dan Asia Tenggara.
Remaja dan Penyalahgunaan Narkoba, http://dedihumas.
1
Kajian ini merupakan kajian kepustakaan.
bnn.go.id/read/section/artikel/2013/06/19/658/remaja-dan- Data yang diperoleh berasal dari buku, jurnal, hasil
penyalahgunaan-narkoba, diakses tanggal 19 Maret 2014.

60 | Aspirasi Vol. 5 No. 1, Juni 2014


penelitian, dan dokumen resmi. Data-data tersebut Pada tahun 2012, BNN memaparkan
kemudian dianalisis dengan cara reduksi, display bahwa lalu lintas penyelundupan narkoba jenis
data, dan penarikan simpulan. Amphetamine-Type Stimulants (ATS) ke Indonesia
berasal dari lima negara utama, yaitu: Malaysia,
Narkoba sebagai Kejahatan Trans-Nasional Belanda, Afrika Selatan, Iran, dan Tiongkok.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Distribusi narkoba juga dapat melalui berbagai rute
mendefinisikan kejahatan trans-nasional sebagai yang berbeda dan melewati beberapa negara, dari
bentuk pelanggaran dimana aktivitasnya, upaya benua Amerika atau Eropa ke Timur Tengah, lalu
pencegahannya, dan dampaknya melibatkan lebih melewati kawasan Asia hingga sampai ke Indonesia
dari satu negara (UN Doc. A.CONF. 169/15/Add.1, (BNN, AIPA, 2014).
1995). Definisi tersebut diperkuat oleh pemahaman Modus yang digunakan oleh para pelaku
mengenai konsep trans-nasional yang dapat penyelundupan narkoba juga semakin beragam,
didefinisikan sebagai interaksi antarjaringan atau bahkan hingga mengancam keselamatan jiwa
kelompok tertentu yang menciptakan hubungan yang bersangkutan. BNN mencatat beberapa
antarindividu, kelompok, organisasi, dan komunitas strategi yang digunakan oleh para pelaku, antara
yang berasal dari negara yang berbeda (Robert O. lain: menyembunyikan narkoba di dalam koper, di
Keohane, et.al., 1971). dalam bagian tubuh (dengan cara ditelan), di dalam
PBB telah mengidentifikasi 18 kategori alat-alat listrik atau suku cadang, tempat makanan,
kejahatan trans-nasional, diantaranya meliputi: pencuci rambut, pasta gigi, furnitur atau cendera
pencucian uang, terorisme, pencurian benda seni mata, dan melalui pos atau jasa pengiriman.2
dan budaya, pencurian hak kekayaan intelektual, Perdagangan narkoba dilakukan secara
penyelundupan senjata, pembajakan pesawat, terorganisir oleh kelompok-kelompok yang
perompakan di darat dan laut, kecurangan asuransi, beroperasi lintas batas negara. Oleh karena itu, upaya
kejahatan komputer, kejahatan lingkungan, pemberantasan narkoba juga menjadi tanggung jawab
penyelundupan manusia, perdagangan organ seluruh negara di dunia sebagai bagian dari sistem
tubuh manusia, korupsi dan penyuapan, serta internasional. Negara produsen, negara transit, dan
penyelundupan narkoba (UN Doc. A.CONF. negara tujuan narkoba ilegal, harus memiliki porsi
169/15/Add.1, 1995). tanggung jawab yang seimbang dalam mencegah
Penyelundupan manusia dan narkoba mungkin aktivitas penyelundupan narkoba.
merupakan kejahatan trans-nasional yang paling
sering terjadi, terutama di kawasan Asia Tenggara. Prevalensi Penyalahgunaan Narkoba
Sangat mungkin apabila dalam praktik kejahatan Penggunaan narkoba mulai merebak sejak
penyelundupan manusia dan narkoba juga terjadi tahun 1960-an, yang ironisnya turut dipopulerkan
pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), prostitusi, oleh media massa. Dari tahun ke tahun, walaupun
dan kekerasan yang melibatkan anak-anak dan kampanye anti narkoba terus digalakkan, namun
perempuan. Oleh karena itu, dalam merespons upaya jumlah pengguna narkoba secara global justru makin
pemberantasan narkoba di kawasan Asia Tenggara, meningkat. Pada tahun 2008, United Nations Office
diperlukan kerjasama yang solid dan analisa on Drugs and Crime (UNODC) 2008 dalam World
mendalam mengenai praktik penegakan hukum Drug Report memperkirakan bahwa 208 juta orang
untuk diimplementasikan di masing-masing negara. di seluruh dunia merupakan pengguna narkotika dan
Kejahatan penyelundupan narkoba yang obat-obat terlarang (UNODC, 2008). Kemudian
disertai dengan praktik pencucian uang, akan UNODC 2014 melaporkan bahwa jumlah pengguna
mengurangi kemampuan pihak berwenang untuk narkoba dalam rentang usia 15-64 tahun mencapai
menegakkan hukum dan melemahkan tatanan 243 juta orang, merujuk pada sebuah penelitian yang
sosial. Dalam jangka panjang, kejahatan narkoba dilaksanakan pada tahun 2012 (UNODC, 2014). Satu
menciptakan negara yang lemah (weak state) dan di antara 200 orang, atau 0,6 persen dari populasi
sebaliknya, negara yang lemah juga semakin rentan dunia (sekitar 27 juta orang), merupakan pengguna
terhadap kejahatan trans-nasional. Di abad ke-21, narkoba yang bermasalah (UNODC, 2014).
konsep keamanan regional hendaknya tidak lagi Jumlah pengguna narkoba di Tiongkok dalam
hanya terpaku pada upaya pencegahan konflik kurun waktu 13 tahun (1990-2003) meningkat
bersenjata atau konsep keamanan konvensional. sebanyak 15 kali lipat dari 70.000 jiwa menjadi
Tetapi juga terhadap upaya pencegahan dan 1.050.000 jiwa; sementara pada tahun 2011 jumlah
pemberantasan kejahatan trans-nasional yang pengguna diperkirakan mencapai 1,79 juta jiwa atau
mengancam kelangsungan hidup masyarakat dan
Ibid.
2
merusak mental generasi muda.

A. M. Kartaatmaja, Menuju ASEAN Bebas Narkoba 2015: | 61


meningkat 16 persen per tahun. Faktanya, jumlah pengguna narkoba di negara tersebut kurang dari
pecandu narkoba di negara tersebut diperkirakan 10.000 jiwa. Namun PBB memperkirakan bahwa
sudah mencapai 12 juta jiwa. Sekitar 80 persen angka sebenarnya mencapai empat kali lipat.7
pengguna narkoba di Tiongkok berusia di bawah 35 World Drug Report (2008) melaporkan bahwa
tahun.3 0,005 persen dari populasi Singapura adalah
Di kawasan Asia Tenggara, jumlah penyalahguna pengguna ganja sementara 0,003 persen dan 0,005
narkoba juga terus mengalami peningkatan. persen adalah pengguna ekstasi dan opium. Jumlah
Kemenkes Thailand (2012) mengumumkan adanya sebenarnya diperkirakan lebih tinggi, karena data
peningkatan jumlah pengguna narkoba sebanyak tersebut diperoleh berdasarkan jumlah pengguna
tiga kali lipat dalam kurun waktu 2007-2011, yaitu narkoba yang telah di tahan, bukan yang direhabilitasi
dari 500.000 jiwa menjadi 1,4 juta jiwa. Sementara (World Drug Report, 2008). Brunei Darussalam
itu, pada tahun 2012, Badan Obat-obatan Berbahaya adalah satu-satunya negara di kawasan Asia
Filipina menyatakan bahwa 1,7 juta warga Filipina Tenggara yang belum memiliki data resmi mengenai
adalah pengguna narkoba. Dari data tersebut, telah jumlah pengguna narkoba. Namun demikian, pada
terjadi peningkatan jumlah pengguna sebanyak tahun 2013, jumlah orang yang ditahan karena kasus
200.000 jiwa dalam kurun waktu dua tahun4. narkoba meningkat sekitar 50 persen dari tahun
Pada tahun 2004, jumlah pengguna narkoba sebelumnya, yaitu dari 450 menjadi 679 orang.8
di Malaysia diperkirakan mencapai 350.000 jiwa, Di Indonesia, jumlah pengguna narkoba pada
sementara pada 2008, The Reference Group to the tahun 2011 mencapai 2,2 persen atau sekitar 4,2
United Nations on HIV and Injecting Drug Use juta jiwa. Tanpa langkah-langkah pencegahan yang
(2011) memperkirakan jumlah pengguna narkoba efektif, jumlah penyalahguna narkoba di Indonesia
injeksi antara 170.000 hingga 240.000 jiwa. Jumlah pada tahun 2015 diperkirakan akan mencapai 5,8 juta
pengguna narkoba pada tahun 2012 di Vietnam jiwa (BNN, 2014). Padahal, negara-negara ASEAN
diperkirakan mencapai lebih dari 171.000 jiwa, telah berkomitmen untuk menciptakan kawasan
mengalami peningkatan sebesar 12.900 jiwa dalam Asia Tenggara yang bebas dari narkoba pada
kurun waktu satu tahun.5 Jumlah pengguna narkoba, tahun 2015. Slogan Drug-Free Zone ASEAN 2015
khususnya pecandu opium di Laos mengalami merupakan cita-cita regional. Indonesia juga telah
penurunan yang cukup signifikan, yaitu dari 63.000 berkomitmen untuk dapat mewujudkan hal tersebut.
menjadi 7.700 jiwa. Jumlah resmi pecandu narkoba Sebaliknya jumlah pengguna narkoba di tanah air
di negara tersebut diperkirakan mencapai 12.000 justru semakin meningkat setiap tahunnya, seiring
hingga 15.000 jiwa (AIPA, 2014). UNODC (2010) dengan peningkatan arus penyelundupan narkoba
memperkirakan jumlah pengguna heroin di Myanmar dan jumlah tersangka kasus kejahatan narkoba
mencapai 66.000 jiwa dan pengguna opium 67.000 yang telah ditahan oleh pihak kepolisian. Tren
jiwa. Di beberapa daerah yang merupakan lokasi penggunaan zat dalam penyalahgunaan narkoba juga
penanaman opium, jumlah pengguna narkoba semakin mengkhawatirkan. Ganja atau mariyuana
mencapai 1,5 persen dari populasi setempat selama ini dianggap sebagai narkoba yang paling
(UNODC, 2010). Pemerintah Kamboja menyatakan banyak disalahgunakan. Data yang diperoleh BNN
bahwa jumlah pengguna narkoba di wilayahnya menunjukkan bahwa konsumsi narkoba jenis ganja
berkisar antara 5.896 hingga 23.108 jiwa, dengan makin berkurang, sementara penggunaan narkoba
perkiraan jumlah maksimum mencapai 75.000 jiwa6 jenis ATS justru semakin meningkat.9
Tahun 2013 pemerintah Kamboja mengklaim bahwa
Upaya Pemberantasan Narkoba di Kawasan
3
Charles Zhu. China’s Growing Appetite for New Kinds of
Luxury Goods: Illegal Drugs.4 Januari 2013. The Atlantic. Asia Tenggara dan Tantangan Regionalisme
http://www.theatlantic.com/international/archive/2013/01/ Singapura memberlakukan strategi nasional
chinas-growing-appetite-for-new-kinds-of-luxury-goods- yang komprehensif untuk memerangi narkoba.
illegal-drugs/266815/2/, diakses 19 Maret 2014. Strategi tersebut meliputi kampanye pendidikan
4
Jess Diaz. DDB: 1.7 Million Pinoys Hooked on Drugs. 2012. masyarakat, pengobatan dan rehabilitasi bagi
The Philippine Star. http://www.philstar.com/headlines/
2012/11/14/866389/ddb-17-million-pinoys-hooked-drugs, 7
Zsombor Peter dan Kaing Menghun. UN Says Government
diakses tanggal 19 Maret 2014. Statistics on Drug Users Are Too Low. 20 Maret 2013. The
5
Thanhnien News. Drug Use on the Rise in Vietnam. 2013, Cambodia Daily, dalam http://www.cambodiadaily.com/
http://www.thanhniennews.com/society/drug-use-on-the- archives/un%E2%80%88says-government-statistics-on-drug-
rise-in-vietnam-1018.html, diakses tanggal 19 Maret 2014 users-are-too-low-15356/, diakses tanggal 19 Maret 2014.
6
UNODC. Community-Based Treatment for Drug Users 8
The Brunei Times. Arrests for Drug Abuse Up 50%. 19 Februari
in Cambodia (KHM K51), dalam https://www.unodc.org/ 2014, http://bt.com.bn/frontpage-news-national/ 2014/ 02/19/
southeastasiaandpacific/en/project/cambodia/khmk51.html, arrests-drug-abuse-50, diakses tanggal 19 Maret 2014
diakses tanggal 19 Maret 2014. 9
Ibid.

62 | Aspirasi Vol. 5 No. 1, Juni 2014


pengguna narkoba, serta peraturan dan sanksi pada tahun 2006. Peningkatan luas ladang opium
hukum yang berat bagi mereka yang terlibat kembali terjadi pada periode 2006-2010, yaitu
dalam perdagangan narkoba, termasuk hukuman mencapai 70 persen atau seluas 102.000 ha. Hal
mati. Dengan penegakan hukum yang konsisten, ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain
Singapura menjadi salah satu negara dengan peningkatan harga opium dan masih terjadinya
angka penyalahgunaan narkoba yang terendah konflik di Myanmar. Saat ini, Myanmar merupakan
di dunia. Dalam kurun waktu dua puluh tahun, produsen opium ilegal kedua terbesar di dunia
jumlah pengguna narkoba yang ditahan setiap (Pierre-Arnaud Chouvy, 2011).
tahunnya menurun hingga dua per tiga, dari 6.000 Pada tahun 1997, Myanmar dan Laos bergabung
orang pada tahun 1990-an menjadi 2.000 orang sebagai negara anggota ASEAN. Perkembangan
pada tahun 2009.10 Namun pada tahun 2011-2012, regionalisme ASEAN yang semakin komprehensif
terjadi peningkatan jumlah penahanan dalam turut mendorong munculnya komitmen dari negara-
kasus narkoba, yaitu dari 3.326 menjadi 3.507 negara produsen narkoba ilegal untuk memerangi
orang. Sekitar 70 persen dari tahanan narkoba kejahatan narkoba di kawasan Asia Tenggara.
merupakan pelaku kambuhan (Central Narcotics ASEAN dibentuk pada tahun 1967 oleh lima
Bureau of Singapore, 2012). Setelah bebas dari negara dan sekarang sudah beranggotakan sepuluh
tahanan, mantan pengguna narkoba yang kembali negara. Tujuan pembentukan ASEAN adalah
mengonsumsi obat-obatan terlarang, mencapai mempererat kerja sama regional untuk menciptakan
kurang dari 20 persen. Singapura dapat dikatakan kawasan yang damai, stabil, dan sejahtera. Pada
relatif bebas dari sindikat kejahatan narkoba mulanya, ASEAN lebih memfokuskan diri pada
internasional (Michael Teo, 2010). Sanksi berupa kerangka kerjasama politik dan ekonomi. Namun
hukuman mati bagi pelaku kejahatan narkoba di saat ini, struktur organisasi ASEAN sudah semakin
Singapura mulai berlaku sejak 1975, berdasarkan berkembang, tidak hanya membahas mengenai
Amandemen Hukum Penyalahgunaan Narkoba isu-isu politik dan ekonomi, tetapi juga isu sosial,
1973. budaya, dan pembangunan masyarakat.
Singapura adalah salah satu negara yang dinilai ASEAN telah menyepakati sejumlah
cukup berhasil dalam menekan laju pertambahan langkah regional sebagai upaya untuk memerangi
penyalahguna narkoba. Namun demikian, beberapa penyalahgunaan dan penyelundupan narkoba ilegal.
negara di kawasan Asia Tenggara merupakan Deklarasi ASEAN Concord yang disepakati pada
produsen narkotika atau negara transit untuk 24 Februari 1976 merupakan momentum penting
produk narkoba ilegal yang dipasarkan ke wilayah yang mendorong adanya kerja sama intensif
Amerika dan Eropa. The Golden Triangle yang di antara negara-negara anggota ASEAN dan
meliputi tiga wilayah Asia Tenggara, yaitu dengan organisasi internasional dalam pencegahan
Thailand bagian utara, Myanmar bagian timur, dan pemberantasan penyalahgunaan, serta
dan bagian barat Laos, merupakan pusat produksi penyelundupan narkoba. Melalui deklarasi tersebut,
narkotika terbesar di dunia. Myanmar, Afghanistan, para kepala negara ASEAN mengadopsi the ASEAN
dan Laos, merupakan produsen opium terbesar di Declaration of Principles to Combat the Abuse of
dunia. Diperkirakan bahwa kawasan Asia Tenggara Narcotic Drugs di Manila pada tanggal 26 Juni 1976.
menyuplai dua per tiga opium di seluruh dunia (Ralf Deklarasi tersebut memberi mandat pada setiap
Emmers, 2003). Myanmar juga merupakan salah negara anggota untuk meningkatkan upaya preventif
satu pusat produksi narkoba yang dikategorikan dan penegakan hukum serta mempererat kerja sama
sebagai ATS, seperti shabu. dalam penelitian dan pendidikan mengenai narkoba
Sejak awal tahun 2000-an, ladang penanaman dan dampak penggunaannya.
opium di Asia Tenggara mulai berkurang secara Seiring dengan perkembangan situasi
signifikan, dari 390.000 ha pada tahun 1998 internasional, ASEAN secara spesifik mengeluarkan
menjadi 60.000 ha pada tahun 2006. Dalam periode Deklarasi mengenai Kejahatan Trans-Nasional
tersebut, penanaman bunga opium di Thailand yang ditandatangani pada 20 Desember 1997.
sudah hampir menghilang dengan luas ladang Deklarasi tersebut mendorong agar negara-negara
opium yang tersisa sebesar 388 ha. Di Laos, lahan ASEAN meningkatkan upaya dalam memerangi
opium yang tersisa pada tahun 2007 adalah seluas kejahatan trans-nasional, terutama dalam kasus
3.950 ha. Di Myanmar masih tersisa 53.100 ha penyelundupan narkoba. Beberapa hari sebelumnya,
yaitu pada tanggal 15 Desember 1997 di Kuala
10
Michael Teo. Singapore’s Policy Keeps Drugs at Bay.
Lumpur, Malaysia, para kepala negara ASEAN
The Guardian, 5 Juni 2010. http://www.theguardian.com/
commentisfree/2010/jun/05/singapore-policy-drugs-bay, mengadopsi ASEAN Vision 2020 yang merupakan
diakses 19 Maret 2014. pijakan penting bagi ASEAN untuk menciptakan

A. M. Kartaatmaja, Menuju ASEAN Bebas Narkoba 2015: | 63


kawasan ekonomi regional yang stabil, sejahtera, 1) Upaya diversifikasi ekonomi di kawasan Asia
dan kompetitif untuk mengurangi angka kemiskinan Tenggara tidak bergerak seiring dengan kecepatan
dan kesenjangan sosial. Salah satu paragraf dalam globalisasi, sehingga produk-produk unggulan yang
kesepakatan tersebut berbunyi: dihasilkan oleh negara-negara anggota ASEAN
“We envision the evolution in Southeast Asia of saat ini masih bersifat saling kompetitif; 2) Masih
agreed rules of behaviour and cooperative measures terjadi ketimpangan ekonomi di ASEAN, yang
to deal with problems that can be met only on a dapat teridentifikasi dari tingkat perbedaan angka
regional scale, including environmental pollution kemiskinan yang cukup signifikan; dan 3) Angka
and degradation, drug trafficking, trafficking in pengangguran di kawasan ASEAN masih cukup
women and children, and other transnational
tinggi dan belum banyak mengalami perubahan.
crimes.”11
Penyediaan lapangan kerja, baik di pedesaan
ASEAN Vision 2020 juga mencita-citakan maupun di perkotaan merupakan salah satu
kawasan Asia Tenggara bebas dari peredaran narkoba kunci bagi tercapainya cita-cita ASEAN untuk
ilegal, termasuk dalam hal produksi, penyelundupan, membangun kawasan yang stabil dan sejahtera.
dan penyalahgunaan, sebelum tahun 2020. Langkah Kemiskinan dan ketimpangan yang berkelanjutan
tersebut dinilai sangat ambisius, mengingat sulitnya merupakan jurang pemisah antara pemberantasan
upaya pemberantasan narkoba secara menyeluruh, narkoba dan keamanan regional. Hal ini harus
bahkan di negara-negara maju sekalipun. Untuk dipandang secara serius dan disadari oleh seluruh
memperkuat komitmen tersebut, para kepala lapisan masyarakat.
negara ASEAN kembali menandatangani the Joint Ada sejumlah poin penting yang perlu
Declaration for a Drug-Free ASEAN by 2020 dalam diperhatikan dalam memandang hubungan antara
Pertemuan Tingkat Menteri ASEAN ke-31 pada pemberantasan narkoba dan kerangka kerja sama
25 Juli 1998. Pada tahun yang sama, ASEAN juga regional, antara lain: Pertama, memastikan
menyepakati Hanoi Plan of Action yang menjadi jalannya proses pengawasan terhadap aspek-aspek
batu loncatan dalam upaya merealisasikan ASEAN pembangunan ekonomi dan memprioritaskan
Vision 2020. pendistribusian kesejahteraan yang lebih merata;
ASEAN kembali melakukan langkah agresif Kedua, proses pembangunan ekonomi regional
dalam Pertemuan Tingkat Menteri ke-33 pada tahun juga harus selaras dengan pembangunan sosial
2000, dimana para perwakilan pemerintah negara- kemasyarakatan, termasuk pembangunan pedesaan,
negara anggota menyepakati percepatan target pengentasan kemiskinan, pemberdayaan pemuda,
pencapaian ASEAN bebas narkoba, yaitu pada dan pendidikan antinarkoba; dan Ketiga, diperlukan
tahun 2015. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut, kesadaran masyarakat terhadap aktivitas kejahatan
sejumlah organisasi di ASEAN ikut terlibat dalam trans-nasional, terutama yang berkaitan dengan
penyusunan kebijakan, termasuk di antaranya penyelundupan manusia dan narkoba.
ASEAN Ministerial Meeting on Transnational Crime Mengapa kebijakan ASEAN dalam
(AMMTC) dan ASEAN Senior Officials on Drugs pemberantasan narkoba perlu dicermati dengan
Matters (ASOD). seksama? Secara langsung maupun tidak langsung,
ASOD dibentuk pada tahun 1984. Sepuluh kebijakan yang diambil di tingkat ASEAN dan
tahun kemudian, yaitu pada oktober 1994 dalam proses penegakan hukum yang diimplementasikan
Pertemuan ASOD ke-17, para perwakilan negara oleh negara-negara anggota, akan memengaruhi
anggota menyepakati ASEAN Plan of Action on situasi penyalahgunaan narkoba di Indonesia.
Drug Abuse Control. Kesepakatan tersebut meliputi Kita perlu menekankan secara khusus bahwa ada
empat hal, yaitu: pendidikan; pencegahan; perawatan hubungan yang erat antara kurangnya stabilitas
dan rehabilitasi bagi pengguna narkoba; penegakan dalam negeri suatu negara, meningkatnya angka
hukum; serta penelitian. kemiskinan, dan kejahatan trans-nasional. Dengan
Pada tahun 2015, ASEAN juga akan mempertimbangkan kondisi dimana salah satu pusat
mengimplementasikan pasal-pasal yang terkandung penanaman, produksi, dan peredaran narkoba yang
dalam ASEAN Economic Community (AEC) terbesar di dunia berada di kawasan Asia Tenggara.
Blueprint, yaitu menciptakan kawasan ekonomi Diperkuat dengan prinsip-prinsip nonintervensi
regional yang terintegrasi, yang menjamin kebebasan yang selalu ditekankan oleh ASEAN, akan sangat
arus barang, jasa, modal dan tenaga kerja terampil. sulit untuk memberantas kejahatan narkoba dalam
Menurut Mariana (2008) dari aspek ekonomi, ada waktu singkat. Untuk meretas lalu lintas kejahatan
beberapa tantangan yang harus diperhatikan, yaitu: trans-nasional, diperlukan kolaborasi dan kerjasama
ASEAN Vision 2020.”http://www.asean.org/news/item/
11 dari negara-negara anggota ASEAN, terutama
asean-vision-2020,diakses tanggal 19 Maret 2014 dalam hal intelijen. Dengan adanya perbedaan

64 | Aspirasi Vol. 5 No. 1, Juni 2014


pandangan politik, hal tersebut masih belum negara tersebut. Beberapa negara memberlakukan
dapat diimplementasikan secara optimal. Selama hukuman mati bagi pelaku kejahatan narkoba
kesenjangan sosial-ekonomi dan angka kemiskinan sebagai upaya pencegahan, bukan sebagai respons.
di kawasan Asia Tenggara belum dapat diatasi Upaya lain yang dinilai cukup efektif dalam
secara menyeluruh. Masyarakat Indonesia patut pengendalian narkoba adalah pemberantasan
mewaspadai keberlanjutan aktivitas kejahatan trans- tanaman yang menjadi pre-kursor dalam produksi
nasional, termasuk penyelundupan narkoba. narkoba, termasuk opium. Namun demikian, di
Secara khusus dalam menyambut ASEAN beberapa negara ASEAN, strategi tersebut masih
Economic Community 2015, perlu ditelusuri lebih sulit untuk sepenuhnya diimplementasikan.
lanjut mengenai hubungan antara kebebasan arus Beberapa penyebabnya adalah lokasi ladang yang
barang, jasa, dan manusia, dengan peningkatan terpencil sehingga sulit terpantau oleh pihak
aktivitas penyelundupan narkoba. Selain itu, perlu berwenang dan faktor ekonomi. Hasil panen ganja
juga dikaji lebih lanjut bagaimana regionalisme dan opium jauh lebih menguntungkan dibandingkan
memengaruhi karakteristik dan konsep keamanan dengan produk pertanian lainnya. Kemiskinan dalam
nasional. hal ini memberikan dampak yang demikian besar
Indonesia yang semula hanya merupakan dalam mendorong peningkatan produksi narkoba.
negara transit dalam perdagangan narkoba ilegal Solusi alternatif yang diimplementasikan di ASEAN
lintas negara, kini sudah menjadi target pemasaran. antara lain: menawarkan substitusi produk pertanian
Hal tersebut turut didorong oleh pertumbuhan bagi para petani, pembangunan sosial ekonomi, dan
ekonomi yang cenderung stabil dan peningkatan pembangunan pedesaan, seperti yang diupayakan di
jumlah masyarakat kelas menengah yang tertinggi Thailand, Laos, dan Myanmar (AIPA, 2014).
di Asia Tenggara. Tidak dapat dipungkiri bahwa Meskipun ASEAN sudah berupaya untuk
Indonesia telah menjadi salah satu pasar paling menekan angka produksi dan pendistribusian
potensial di Asia Pasifik dan dengan jumlah populasi narkoba, namun jumlah penyalahguna narkoba di
yang mendekati 300 juta jiwa, Indonesia menjadi kawasan ini masih cukup tinggi. Dengan demikian
daya tarik utama dalam wacana pembentukan upaya pengendalian peredaran narkoba harus selaras
Komunitas ASEAN 2015. Dengan perkembangan dengan upaya untuk mengurangi jumlah pengguna
tersebut, dibutuhkan langkah-langkah pencegahan narkoba. Langkah-langkah yang telah dilakukan
yang efektif dan menyeluruh, meliputi pengendalian selama ini adalah memberikan sanksi hukum
permintaan dan suplai. bagi pemilik dan pengguna narkoba. Meskipun
demikian dengan hukuman yang berat sekalipun,
Pengendalian Peredaran Narkoba jumlah pengguna narkoba terus meningkat.
Dari sudut pandang konvensional, upaya Hukuman penjara dan denda terhadap pengguna
pengendalian peredaran narkoba baik di tingkat narkoba juga kurang memberikan efek jera. Bahkan
internasional maupun regional, masih terfokus pada sistem penegakan hukum yang lemah, seperti yang
pengendalian persediaan. Para penyelundup narkoba terjadi di Indonesia, memungkinkan narkoba untuk
adalah permasalahan utama dari perspektif tersebut, diselundupkan ke dalam rumah tahanan (Republika
karena mereka secara langsung memfasilitasi Online, 2014). Lebih jauh lagi, bandar narkotika di
ketersediaan narkoba dan mendistribusikannya pada Indonesia dapat mengendalikan bisnis mereka dari
calon pengguna. Untuk memberantas penyelundupan penjara dengan bermodal telepon seluler.13
narkoba ilegal, dibutuhkan penegakan hukum yang Indonesia sudah menerapkan peraturan anti
efektif dan diiringi dengan hukuman yang berat bagi narkoba yang ketat dan komprehensif di Asia
para penyelundup dan pengedar. tenggara. Namun demikian, kasus penyalahgunaan
Negara-negara ASEAN pada dasarnya sudah narkoba masih terus meningkat. Faktor geografis
memiliki rangkaian peraturan anti narkoba yang merupakan salah satu tantangan utama bagi
paling komprehensif di dunia. Di ASEAN, hanya Indonesia dalam memerangi kejahatan narkoba. Garis
Kamboja yang secara resmi tidak memberlakukan pantai yang sangat panjang memberikan kesulitan
hukuman mati bagi pelaku kejahatan narkoba. Di tersendiri bagi BNN untuk melakukan pengawasan
Filipina, hukuman mati masih menjadi perdebatan.12 secara menyeluruh. Aktivitas penyelundupan narkoba
Namun demikian dalam praktiknya, hukuman mati melalui jalur laut dengan memanfaatkan minimnya
juga tidak selalu diimplementasikan oleh negara- faktor pengamanan di pelabuhan-pelabuhan kecil
12
Evelyn Macairan. “DOJ Reiterates Objection to Death 13
BBC Indonesia. “Ponsel, Modal Narapidana Kendalikan
Penalty.”The Philippine Star, http://www.philstar.com/ Bisnis Narkoba,” http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_
headlines/2014/07/06/1342931/doj-reiterates-objection- indonesia/2013/07/130711_lapsus_korupsi_narkoba.html,
death-penalty,diakses tanggal 6 Maret 2014. diakses tanggal 19 Maret 2014.

A. M. Kartaatmaja, Menuju ASEAN Bebas Narkoba 2015: | 65


di Indonesia juga harus diwaspadai (Kementerian Program pengobatan dan rehabilitasi
Perhubungan, 2012). penyalahguna narkoba merupakan langkah utama
Sesuai dengan Undang-Undang (UU) Nomor yang layak dilakukan. Ketergantungan obat bukan
35 Tahun 2009 tentang Narkotika, pemberlakuan merupakan gangguan sosial, namun dikategorikan
sanksi hukum kepada para pelaku kejahatan narkoba sebagai penyakit yang kompleks, yang muncul akibat
di Indonesia dibedakan berdasarkan kelompok penyalahgunaan narkoba oleh orang-orang yang rentan
atau jenis narkoba. Obat-obatan terlarang yang terhadap gangguan kesehatan.14 Dengan pemahaman
dikategorikan dalam Golongan I terdiri dari zat- tersebut, maka sanksi hukum dan penahanan bukanlah
zat berbahaya yang berpotensi untuk menimbulkan solusi yang tepat untuk mengurangi jumlah pecandu
ketergantungan. Sanksi hukum yang berlaku adalah narkoba. Indonesia sebenarnya telah mengeluarkan
hukuman penjara seumur hidup dan hukuman mati, kebijakan yang tepat dengan mempromosikan tahun
serta denda sedikitnya 800 juta hingga 10 miliar 2014 sebagai tahun untuk menyelamatkan pengguna
rupiah. Kepemilikan narkoba Golongan I akan narkoba, yangbertujuan mengurangi jumlah
dikenai sanksi hukum berupa kurungan penjara pengguna narkoba melalui rehabilitasi (BNN, 2014).
antara 4 hingga 12 tahun serta denda sedikitnya 800 Penyebaran ketergantungan obat juga dapat ditekan
juta rupiah. Kepemilikan narkoba yang melebihi melalui pemberdayaan program tersebut.
1 kg terancam kurungan penjara seumur hidup. Penyalahgunaan narkoba dapat dihindari dengan
Untuk penyelundupan narkoba, ancaman yang mengedepankan upaya pencegahan melalui program
berlaku adalah 5 hingga 15 tahun kurungan, denda pendidikan. Informasi mengenai dampak negatif
antara satu hingga sepuluh milyar rupiah, serta penggunaan narkoba harus didistribusikan secara
hukuman mati apabila volume narkoba melebihi 1 berkelanjutan. Bukan hanya sekolah dan institusi
kg. Narkoba yang termasuk Golongan I antara lain: pendidikan yang bertanggungjawab menjalankan
heroin, kokain, ganja, ekstasi, LSD, amphetamine, program ini, tetapi media massa juga memiliki
methamphetamine, opium, dan produk turunannya. tanggung jawab sosial untuk mengampanyekan
Narkoba Golongan II merupakan zat-zat gerakan anti narkoba.
yang dalam kadar tertentu memiliki manfaat Sukses atau tidaknya upaya pemberantasan
menyembuhkan, tapi juga berpotensi untuk penyalahgunaan narkoba bergantung pada partisipasi
menimbulkan kecanduan. Zat-zat yang tergolong masyarakat. Diperlukan pemahaman agar masyarakat
dalam kelompok ini antara lain: morphine, methadone, tidak menjauhi atau mengucilkan pecandu narkoba,
oxycodone, pethidine, dan hydromorphone. Pemilik tetapi justru merangkul dan memberikan dukungan
narkoba Golongan II terancam hukuman 3-10 tahun untuk kesembuhan mereka. Masyarakat harus
penjara serta denda antara 600 juta hingga 5 miliar didorong untuk menerima mantan pengguna narkoba
rupiah. Kepemilikan lebih dari 5 gram terancam di tengah-tengah mereka. Sebaliknya, bukan hanya
kurungan penjara selama 5-15 tahun. Penyelundupan ketergantungan obat yang harus diatasi melalui
narkoba Golongan II terancam 4-12 tahun penjara rehabilitasi, tetapi juga permasalahan sosial yang
serta denda 800 juta hingga 8 miliar rupiah. mungkin dihadapi oleh para mantan pengguna
Penyelundupan narkoba dengan volume lebih dari 5 narkoba.
gram dapat diancam hukuman mati. Kecenderungan seseorang menggunakan
Narkoba Golongan III merupakan zat-zat yang narkoba juga dipengaruhi oleh berbagai faktor
memiliki khasiat pengobatan dan memiliki potensi domestik, antara lain: keluarga yang bermasalah
kecanduan moderat. Zat-zat yang termasuk dalam (Libertus Jehani dkk., 2006); kurang perhatian
Golongan III, antara lain: codeine, dihydrocodeine, dari orang tua yang sibuk bekerja; rendahnya
dan buprenorphine. Kepemilikan narkoba Golongan pendapatan keluarga; kurangnya komunikasi antara
III dapat diancam 2-7 tahun penjara, serta denda anak dengan orang tua; ketersediaan narkoba di
antara 400 juta hingga 3 miliar rupiah. Penyelundupan lingkungan sekitarnya; dan kurang berprestasi dalam
narkoba golongan ini dapat di ancam hukuman 3-10 pendidikan. Namun demikian, pendapat tersebut
tahun penjara serta denda antara 600 juta hingga 5 tidak sepenuhnya benar, karena anak-anak yang
miliar rupiah. berasal dari golongan mampu dan berpendidikan pun
Sanksi hukum terbukti kurang efektif untuk bisa terkena jerat narkoba. Sebagai gambaran, data
mengurangi jumlah pengguna narkoba yang dari tahun
U.S. Department of Health and Human Services. National
14
ke tahun terus mengalami peningkatan. Oleh karena
Institute on Drug Abuse. “Drug Facts: Understanding
itu, diperlukan program pemberdayaan masyarakat Drug Abuse and Addiction.” November 2012,”http://
yang juga sekaligus dapat meningkatkan kesadaran dan www.drugabuse.gov/sites/default/files/drugfacts_
pengetahuan masyarakat terhadap bahaya narkoba. understanding_addiction_final0.pdf, diakses tanggal 19
Maret 2014.

66 | Aspirasi Vol. 5 No. 1, Juni 2014


Pusat Laboratorium Terapi dan Rehabilitasi BNN tidak hanya diselenggarakan di perkotaan, tetapi di
pada tahun 2004 mengungkap bahwa sedikitnya 800 pedesaan dan daerah-daerah terpencil yang rawan.
siswa SD adalah pengguna narkoba. Pelaku yang Pada dasarnya, upaya pemberantasan kejahatan
rata-rata berusia 7 hingga 12 tahun tersebut berasal narkoba di kawasan Asia Tenggara merupakan
dari golongan menengah atas yang terpelajar dan tanggung jawab seluruh negara anggota ASEAN.
berprestasi di sekolah. Sekitar 50 persen diantaranya Namun demikian, setiap negara, termasuk Indonesia,
bertempat tinggal di Jakarta.15 Yayasan Cinta Anak tentu lebih memiliki kepentingan untuk memerangi
Bangsa (YCAB) mengemukakan bahwa satu di penyalahgunaan narkoba di dalam negeri. Inisiatif
antara sepuluh keluarga di Jakarta terancam bahaya setiap negara dalam memerangi narkoba ilegal di
narkoba.16 wilayahnya masing-masing merupakan prasyarat
Untuk mencari solusi dan mengakhiri bagi terbentuknya kawasan ASEAN bebas narkoba,
penyalahgunaan narkoba, perlu dipahami terlebih terutama ketika ASEAN sebagai organisasi
dahulu, mengapa orang menggunakan narkoba; regional yang selalu mengutamakan konsensus
di mana mereka memperolehnya; kapan mereka dalam proses pengambilan keputusan, dinilai
menggunakannya; narkoba jenis apa yang mereka lemah dalam merespons kejahatan trans-nasional
gunakan; bagaimana cara mereka mengonsumsinya; (Ralf Emmers, 2002).
dan seberapa sering mereka melakukannya.
Secara umum, penyalahgunaan narkoba Penutup
merupakan cara seseorang untuk mengatasi masalah Simpulan
dan emosi, tanpa perlu mengomunikasikannya (Lydia Dari kajian-kajian tersebut, ada dua simpulan
H.M, dkk., 2008). Padahal keluarga merupakan yang dapat dikemukakan, yakni Pertama, kawasan
benteng utama dalam upaya pencegahan narkoba. bebas narkoba merupakan cita-cita ASEAN yang
Jurus 5M yang digagas oleh BNN hendaknya dapat telah dideklarasikan sejak tahun 2000 dalam
dijadikan sebagai pedoman sederhana bagi setiap Pertemuan Tingkat Menteri ke-33 di Bangkok,
keluarga dalam mencegah bahaya narkoba, yaitu: Thailand; Kedua, Indonesia yang merupakan anggota
mengasuh, membimbing, mendidik, mengelola, dan ASEAN merupakan salah satu target pemasaran
menjaga anak.17 narkoba internasional dengan jumlah pengguna
Target utama pemberantasan narkoba di narkoba tertinggi di Asia Tenggara. Zona ASEAN
Indonesia hendaknya tidak hanya terpaku pada Bebas Narkoba diharapkan dapat tercapai pada 2015,
generasi muda usia sekolah, tetapi juga remaja namun jumlah penyalahguna narkoba di Indonesia
putus sekolah serta kaum muda baik yang memiliki terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Perlu
pekerjaan tetap maupun pengangguran. Kaum dipahami bahwa bebas narkoba bukan berarti bahwa
muda juga harus dilibatkan dalam berbagai gerakan prevalensi kejahatan narkoba mencapai angka nol
dan kampanye anti narkoba. Program pencegahan persen. Tetapi maksudnya, bahwa proses penanaman,
penyalahgunaan narkoba juga harus difokuskan produksi, penyelundupan, dan penyalahgunaan
pada keluarga dan masyarakat, serta secara simultan narkoba berkurang secara signifikan.
mendorong pemberdayaan masyarakat melalui Di Indonesia, jumlah penyalahgunaan narkoba
pembangunan infrastruktur, pelestarian lingkungan, semakin meningkat, sehingga cukup sulit bagi
dan kesehatan masyarakat. Dengan adanya partisipasi Indonesia untuk turut berkontribusi secara signifikan
publik dalam upaya pencegahan kejahatan narkoba, dalam merealisasikan cita-cita ASEAN Bebas
kita dapat mengidentifikasi kelompok masyarakat Narkoba. Meskipun demikian, BNN sudah melakukan
yang rentan terhadap penyalahgunaan narkoba. langkah yang tepat dengan mempromosikan
Tes narkoba secara random juga dapat dilakukan di rehabilitasi dan pengobatan bagi para pecandu
daerah-daerah yang rentan terhadap penyelundupan narkoba. Hukuman penjara dan isolasi memang
narkoba. Untuk mengurangi resiko penyalahgunaan bukan merupakan langkah yang efektif dalam upaya
narkoba, produktifitas dan keterampilan masyarakat memerangi narkoba ilegal.
harus ditingkatkan. Pelatihan-pelatihan profesional, Ada tantangan lain yang datang seiring dengan
seminar, atau workshop, yang bertujuan untuk komitmen regional dalam pemberantasan narkoba,
meningkatkan keterampilan masyarakat sebaiknya yaitu kebebasan arus barang, jasa, modal, dan tenaga
kerja melalui kerangka ASEAN Economic Community
15
Ibid.
2015. AEC merupakan fondasi bagi ASEAN dalam
16
Ibid.
17
Muhammad Sholeh. “Ini jurus 5M buat cegah pemakaian upaya melanjutkan proses integrasi regional. Perlu
narkoba dalam keluarga,” http://m.merdeka.com/piala- dipahami bahwa faktor keamanan regional dan
dunia/ini-jurus-5-m-buat-cegah-pemakaian-narkoba- nasional dalam pengimplementasian AEC belum
dalam-keluarga.html, diakses tanggal 19 Maret 2014. sepenuhnya diperhitungkan.

A. M. Kartaatmaja, Menuju ASEAN Bebas Narkoba 2015: | 67


Saran Keohane, Robert O. dan Joseph S. Nye. 1971.
Atas dasar tantangan itu, maka masyarakat Transnational Relations and World Politics. Boston:
Indonesia perlu lebih mewaspadai terjadinya aktivitas Harvard University Press.
kejahatan trans-nasional, termasuk penyelundupan Mariana, Anissa. 2008. Implikasi Perkembangan
narkoba. Inisiatif BNN yang telah menetapkan Ekonomi China dan Rencana Penerapan Pasar
tahun 2014 sebagai tahun untuk menyelamatkan Tunggal ASEAN 2015 Terhadap Perekonomian
pengguna narkoba dengan program pengobatan dan Nasional dan Regional: Relevansi Strategi
rehabilitasi, patut diapresiasi dan dilanjutkan di masa UKM Thailand, Malaysia, dan Indonesia dalam
mendatang. Dalam jangka panjang, investasi dalam Menghadapi Liberalisasi Perdagangan. Tesis.
bidang penelitian, pengobatan, dan rehabilitasi, dapat Universitas Indonesia.
mengurangi biaya kesehatan. Dengan demikian, Martono, Lydia H. dan Satya Joewana. 2008. Peran
dukungan terhadap rehabilitasi pengguna narkoba Orang Tua dalam Mencegah dan Menanggulangi
juga dapat menjadi bagian penting dari upaya Penyalahgunaan Narkoba. Jakarta: Balai Pustaka.
reformasi sistem kesehatan. Tanguay, Pascal. 2011. Policy Responses to Drug
Koordinasi dan kerja sama antara Kemenkes Issues in Malaysia. London: United Kingdom.
dan BNN perlu lebih dipererat, termasuk dalam International Drug Policy Consortium.
hal penggunaan anggaran negara untuk program
rehabilitasi. Upaya pengobatan dan rehabilitasi
Dokumen
harus disertai upaya-upaya preventif. Keluarga
ASEAN Vision 2020, Kuala Lumpur, 1997.
dan masyarakat merupakan benteng pertahanan
utama dalam memerangi narkoba. Oleh karena Badan Narkotika Nasional (BNN). “Indonesia Country
itu, pencegahan penyalahgunaan narkoba melalui Progress Report on Drug Control.” Disampaikan
aspek pendidikan, harus melibatkan seluruh lapisan dalam Sidang ASEAN Inter-Parliamentary
Assembly (AIPA) Fact-Finding Committee in
masyarakat, bukan hanya masyarakat usia sekolah.
Combating the Drug Menace (AIFOCOM) ke-11 di
Kawasan ASEAN Bebas Narkoba hendaknya
Laos pada Mei 2014.
dijadikan sebagai cita-cita bersama antara pemerintah
dan masyarakat. Setiap pemangku kepentingan, Drug Situation Report 2012. Central Narcotics Bureau,
terutama TNI/Polri hendaknya dilibatkan bersama- Singapore, 2013.
sama dalam upaya pemberantasan kejahatan narkoba. Narcotic Drugs Issues in Laos – Country Report,
disampaikan dalam Sidang ASEAN Inter-
Parliamentary Assembly (AIPA) Fact-Finding
Committee in Combating the Drug Menace
DAFTAR PUSTAKA (AIFOCOM) ke-11 di Laos pada Mei 2014.
Ninth United Nations Congress on the Prevention of
Crime and the Treatment of Offenders, Cairo,
Egypt, 29 April - 8 May 1995 (UN Doc. A.CONF.
Buku 169/15/Add.1).
Chouvy, Pierre-Arnaud. 2011. Southeast Asia’s Thriving UNODC. 2008 World Drug Report.
Drug Trade. Oct. 25, World Politics Review.
UNODC. 2014 World Drug Report.
Devaney, Madonna et.al. 2006. Situational Analysis of
Illicit Drug Issues and Responses in the Asia-Pacific UNODC. Community-Based Treatment for Drug Users
Region. 2004-2005. Canberra: Australian National in Cambodia (KHM K51).
Council on Drugs. U.S. Department of Health and Human Sevices,
Emmers, Ralf (a). 2003. The Threat of Transnational “Substance Abuse and Mental Health Services
Crime in Southeast Asia: Drug-Trafficking, Human Administration, Center for Behavioral Health
Smuggling and Trafficking, and Sea Piracy. Statistics and Quality.” Results from the 2012
Singapore: Institute of Defence and Strategic National Survey on Drug Use and Health: Summary
Studies (IDSS). of National Findings.
Emmers, Ralf (b). 2002.The Securitization of U.S. Department of Health and Human Services.
Transnational Crime in ASEAN. Singapore:Institute “National Institute on Drug Abuse. Drug Facts:
of Defence and Strategic Studies. Understanding Drug Abuse and Addiction.”
November 2012.
Jehani, Jehani dan Antoro, dkk. 2006. Mencegah
Terjerumus Narkoba. Tangerang: Agromedia
Pustaka.

68 | Aspirasi Vol. 5 No. 1, Juni 2014


Internet “Ponsel, modal narapidana kendalikan bisnis narkoba.”
“Arrests for Drug Abuse Up 50%.” 19 Februari 2014, BBC Indonesia, dalam http://www.bbc.co.uk/
dalam The Brunei Times. http://bt.com.bn/front indonesia/berita_indonesia/2013/07/130711_
page-news-national/2014/02/19/arrests-drug- lapsus_korupsi_narkoba.html, diakses tanggal 19
abuse-50, diakses tanggal 19 Maret 2014. Maret 2014.
“DDB: 1.7 Pinoys Hooked on Drugs”. Oleh Jezz Diaz. “Remaja dan Penyalahgunaan Narkoba,” diunduh
The Philippine Star. http://www.philstar.com/ darihumas BNN. http://dedihumas.bnn.go.id/
headlines/2012/11/14/866389/ddb-17-million- read/section/artikel/2013/06/19/658/remaja-dan-
pinoys-hooked-drugs, diakses 19 Maret 2014. penyalahgunaan-narkoba, diakses tanggal 19
Maret 2014.
“DOJ Reiterates Objection to Death Penalty.”OlehEvelyn
Macairan, the Philippine Star, http://www.philstar. “Singapore’s Policy Keeps Drugs at Bay.”Michael Teo,
com/headlines/2014/07/06/1342931/doj-reiterates- The Guardian, 5 Juni 2010. http://www.theguardian.
objection-death-penalty, diakses tanggal 6 Maret com/commentisfree/2010/jun/05/singapore-policy-
2014. drugs-bay, diakses 19 Maret 2014.
“Drug Use on the Rise in Vietnam”. Thannien News. “Thailand: Question marks over new approach to drug-
http://www.thanhniennews.com/society/drug-use- users.” 2012.IRIN - a service of the UN Office for
on-the-rise-in-vietnam-1018.html, diakses tanggal the Coordination of Humanitarian Affairs.http://
19 Juli 2014. www.irinnews.org/report/96872/thailand-question-
marks-over-new-approach-to-drug-users, diakses
“Foundation for a Drug-Free World.” 2008. http://
19 Maret 2014.
www.drugfreeworld.org/drugfacts/references.html,
diakses 19 Maret 2014. “UN Says Government Statistics on Drug Users Are Too
Low”. Oleh Zsombor Peter dan Kaing Menghun.
”Ini jurus 5 M buat cegah pemakaian narkoba dalam
20 Maret 2013. The Cambodia Daily,
keluarga.” Sholeh, Muhammad. Merdeka.
comhttp://m.merdeka.com/piala-dunia/ini-jurus- http://www.cambodiadaily.com/archives/un%E2%
5-m-buat-cegah-pemakaian-narkoba-dalam- 80%88says-government-statistics-on-drug-users-
keluarga.html, diakses tanggal 19 Maret 2014. are-too-low-15356/, diakses tanggal 19 Maret
2014.
“Myanmar: Producing drugs for the region, fuelling
addiction at home.” 2010. IRIN a service of the “Waspadai Penggunaan Pelabuhan Sebagai Pintu Masuk
UN Office for the Coordination of Humanitarian Narkoba.” Kementerian Perhubungan Republik
Affairs.http://www.irinnews.org/printreport. Indonesia. 2012. http://m.dephub.go.id/read/berita/
aspx?ReportId=89622, diakses 19 Maret 2014. direktorat-jenderal-perhubungan-laut/waspadai-
penggunaan-pelabuhan-sebagai-pintu-masuk-
narkoba-10339, diakses 19 Maret 2014.

A. M. Kartaatmaja, Menuju ASEAN Bebas Narkoba 2015: | 69

Anda mungkin juga menyukai