Anda di halaman 1dari 9

Vol. 3. No.

1 2018

IDE DASAR DOUBLE TRACK SYSTEM : SANKSI PIDANA DAN


TINDAKAN SEBAGAI SISTEM PEMIDANAAN TERHADAP PELAKU
KEJAHATAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

Merry Natalia Sinaga


Fakultas Hukum Universitas Simalungun
Sinaga.merry@yahoo.com

Abstrak

Penyalahgunaan Narkotika merupakan bahaya yang dapat menghambat kemajuan


bangsa Indonesia dalam melaksanakan pembangunan di setiap sektor kehidupan.
Dimana kita ketahui bahwa Indonesia pada dekade 70-an belum lagi menjadi daerah
yang menggiurkan bagi pemasaran narkotika. Pada saat itu, negeri ini hanya
merupakan wilayah transit bagi barang-barang haram yang akan dikirim ke Australia
atau ke Negara Asia Pasifik lainnya. Namun dua dasa warsa kemudian, Indonesia sudah
menjadi pasar yang menggiurkan bagi para pengedar narkotika. Bahkan disebut-sebut
menjadi produsen barang yang bisa membuat perasaan melayang-layang itu.
Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah yang berkaitan dengan narkotika adalah
bahwa Sumatera Utara menempati ranking ketiga setelah DKI Jakarta dan Kalimantan
Timur dalam tingkat pemakai narkoba. Menyiapkan pusat rehabilitasi khususnya bagi
pelaku tindak pidana narkoba adalah merupakan solusinya. Mereka membutuhkan
proses penyembuhan dari ketergantungan obat terlarang tersebut. Mempenjarakan
bukanlah solusi yang tepat bagi permasalahan ini, menahan tetapi juga melakukan
terapi medis barulah akan berhasil. Bukan rahasia lagi banyak pemakai obat yang di
Lembaga Pemasyarakatan tetapi masih ketergantungan obat. Ini disebabkan mereka
hanya ditahan secara fisik tetapi penyakitnya belum sembuh. Mereka itu butuh
pengobatan yang selama ini tidak maksimal didapatkan.

Kata kunci: double track sistem ,penyalahgunaan, narkotika, penyembuhan

Abstract

Narcotics abuse and circulation is a threat that can hinder the progress of Indonesia in
carrying out the development in every sector of life. As we have been aware of that in the
70s decade, Indonesia had not become a lucrative target for the marketing of narcotics.
At that time, the country was only considered as a transit area for illegal goods before
they were shipped to Australia and other Asia pacific regions. But, two decades later,
Indonesia has shifted into a money-spinning market for narcotics dealers even touted as
a major producer of these illegal goods. Moreover, the problem faced today is also
related to the fact that North Sumatra is on the third rank of this narcotics circulation
and the level of drug users after Jakarta and East Kalimantan. Setting up a
rehabilitation center especially for drug offenders is a solution for the victims need the
healing process of the drug addiction. Imprisoning is not the right solution for
overcoming this problem if it is not supported with the medical therapy. The fact that
many of the inmates or drug users who still supplied and get addicted in the correctional
institution is no longer a surprise. This is because they are only physically detained but
the addiction has not been healed, thus, they need treatments that have not been
maximally obtained.

337 Jurnal Penelitian Pendidkan Sosial Humaniora


Vol. 3. No. 1 2018

Keywords: double track system, narcotics abuse, rehabilitation centre, treatment and
healing.

1. PENDAHULUAN hari Madat sedunia oleh


Narkotika di satu sisi International Day Againts
merupakan obat dan bahan yang Drug.Badan Narkotika Nasional
bermanfaat di bidang pengobatan (BNN)menyebutkan narkoba tiap
atau pelayanan kesehatan dan tahun membunuh 15.000 nyawa
pengembangan ilmu pengetahuan, anak bangsa.Ironisnya jumlah
namun di lain pihak Narkotika dapat pengguna narkoba justru bertambah
menimbulkan ketergantungan .Saat ini terdapat sekitar 3,2 juta
apabila disalah gunakan, sehingga pengguna narkoba.Jumlah jelas
dapat mengakibatkan gangguan menguntungkan para produsen atau
fisik, mental, sosial, keamanan dan bandar.Berdasarkan riset YCAB
ketertiban masyarakat yang akhirnya (Yayasan Cinta Anak
menganggu ketahanan nasional Bangsa),sebuah yayasan yang
maupun internasional. concern terhadap bahaya narkoba,
Penyalahgunaan Narkotika jumlah pengguna narkoba naik dari 8
merupakan bahaya yang dapat % pada tahun 2001 menjadi 11 %
menghambat kemajuan bangsa pada tahun 2006. Penegakan hukum
Indonesia dalam melaksanakan terhadap tindak pidana narkotika
pembangunan di setiap sektor telah banyak dilakukan oleh aparat
kehidupan. Dimana kita ketahui penegakan hukum dan telah banyak
bahwa Indonesia pada dekade 70-an mendapatkan putusan hakim di
belum lagi menjadi daerah yang sidang pengadilan.Penegakan hukum
menggiurkan bagi pemasaran ini diharapkan mampu sebagai faktor
narkotika. Pada saat itu, negeri ini penangkal terhadap merebaknya
hanya merupakan wilayah transit peredaran perdagangan narkoba, tapi
bagi barang-barang haram yang akan dalam kenyataan justru semakin
dikirim ke Australia atau ke Negara intensif dilakukan penegakan
Asia Pasifik lainnya. Namun dua hukum, semakin meningkat pula
dasa warsa kemudian, Indonesia peredaran perdagangan.
sudah menjadi pasar yang Penyalahgunaan narkotika di
menggiurkan bagi para pengedar Indonesia sudah sampai ketingkat
narkotika. Bahkan disebut-sebut yang sangat mengkhawatirkan.
menjadi produsen barang yang bisa Menurut Menhuk dan HAM Amir
membuat perasaan melayang-layang Syamsuddin.Berdasarkan data
itu. Kemenhuk dan HAM pada tahun
Permasalahan yang dihadapi 2011 tercatat penggagalan 98 kasus
saat ini adalah yang berkaitan penyeludupan narkoba di dalam
dengan narkotika adalah bahwa Lembaga Pemasyarakatan.
Sumatera Utara menempati ranking Sedangkan tahun 2012 baru
ketiga setelah DKI Jakarta dan mengungkap 12 kasus narkoba.
Kalimantan Timur dalam tingkat Permasalahan yang terjadi bahwa
pemakai narkoba. PBB sejak tahun Lembaga pemasyarakatan di
1987 menetapkan 26 Juni sebagai Indonesia adalah salah satu pasar

338 Jurnal Penelitian Pendidkan Sosial Humaniora


Vol. 3. No. 1 2018

bagi pengedar narkoba. Pemakai narkoba dapat saja menjadi


narkoba banyak di tahan di Lembaga pengedar. Contohnya Narapidana
Pemasyarakatan mereka rata-rata Curanmor karena berinteraksi
memiliki uang.Hal ini dengan para narkoba bisa saja
menyebabkannya seringkali mereka menjadi pengedar berikutnya bahkan
belum dalam kondisi sembuh tapi residivis, ini justru dapat
masih ketergantungan pada narkoba. memunculkan masalah baru lagi.
Permasalahan yang terjadi saat ini Menyiapkan pusat
kita menganggap kalau pemakai rehabilitasi khususnya bagi pelaku
narkoba itu memiliki karakter seperti tindak pidana narkoba adalah
penjahat biasa sehingga bisa di merupakan solusinya. Mereka
campur dengan narapidana lainnya. membutuhkan proses penyembuhan
Padahal mereka yang memakai dari ketergantungan obat terlarang
narkoba adalah dalam kondisi tersebut. Mempenjarakan bukanlah
ketergantungan obat yang sakit solusi yang tepat bagi permasalahan
secara fisik dan psikologis. ini, menahan tetapi juga melakukan
Mereka membutuhkan terapi medis barulah akan berhasil.
rehabilitasi medis untuk memulihkan Bukan rahasia lagi banyak pemakai
kondisinya. Saat dimasukkan obat yang di Lembaga
Lembaga Pemasyarakatan tanpa ada Pemasyarakatan tetapi masih
terapi medis maka ini tidaklah ketergantungan obat. Ini disebabkan
menyelesaikan masalah mereka mereka hanya ditahan secara fisik
karena mereka dalam kondisi tetapi penyakitnya belum sembuh.
ketergantungan obat. Upaya untuk Mereka itu butuh pengobatan yang
melakukan Sidak pada pengguna selama ini tidak maksimal
narkotika di Lembaga didapatkan.
Pemasyarakatan hanya akan Mereka yang ada di dalam
menghentikan kegiatan ini Lembaga Pemasyarakatan dalam
sementara. Akar permasalahannya kondisi ketergantungan obat
justru pada adanya permintaan sebaiknya memang mendapatkan
narkoba yang cukup besar dan terapi medis yang tepat dan
adanya penawaran untuk itu direhabilitasi sehingga bukannya
sehingga terjadi transaksi. berada pada lingkungan sesama
Mereka di penjara dalam Narapidana yang masih
posisi ketergantungan obat dan ketergantungan obat seperti sekarang
segala cara akan dilakukan untuk ini. Kondisi ini justru dapat
mendapatkan obat. Selama ini memperparah keadaan
mereka tidak mendapatkan terapi di ketergantungan mereka pada obat.
Lembaga Pemasyarakatan untuk Pembangunan pusat rehabilitasi
mengurangi ketergantungan obatnya berbasis Lembaga Pemasyarakatan
sehingga kondisinya masih tetap sangat diperlukan sehingga
sakit. Ditambah lagi dengan kondisi penanganan dari pelaku narkoba
penjara di Indonesia yang sebagian dapat penanganan yang tepat.
besar sudah kelebihan kapasitas.
Kondisi ini dapat memperparah 1.1 Rumusan Masalah
keadaannya, beberapa Narapidana Bagaimanakah sanksi pidana
yang tadinya tidak terlibat jaringan dan tindana di dalam sistem

339 Jurnal Penelitian Pendidkan Sosial Humaniora


Vol. 3. No. 1 2018

pemidanaan (ide double track tunduk mentaati dan menjalankan


sistem) dilakukan terhadap pelaku semua peraturan tata tertib yang
tindak pidana narkotika ? berlaku.Antara Pidana Penjara dan
Pidana Kurungan tampaknya sama,
2. METODE akan tetapi kedua jenis pidana ini
2.1 Jenis Penelitian sesungguhnya berbeda jauh. Penjara
Penelitian Hukum yang atau istilah masa kini diindonesia
dilakukan adalah Penelitian Hukum pemasyarakatan ” merupakan
Yuridis Normatif yaitu pendekatan penemuan baru yang mulai
yang dilakukan berdasarkan kepada berkembang secara luas 300 tahun
hukum utama dengan dengan cara terakhir ini. Ia merupakan bagian
menelaah teori-teori , konsep-konsep dari perkembangan sistem
, asas-asas hukum serta peraturan pemidanaan dari masa ke masa.
perundang-undangan yang berkaitan Dewasa ini pemenjaraan dipandang
dengan penelitian ini. sebagai bentuk pidana yang
bertujuan untuk memperbaiki
2.2 Sumber Data penjahat dan disebut reformasi
Bahan hukum yang diperoleh sistem pemidanaan yang berjalan
dari Data Sekunder yaitu bersumber kearah yang lebih rasional. Berbeda
dari Penelitian Kepustakaan (Library dengan pandangan lama yang
Research). bertujuan menyingkirkan penjahat
dari masyarakat.
2.3 Teknik Pengumpulan Data Sebab-sebab perubahan ini
Teknik yang digunakan ialah karena perkembangan
dalam penelitian ini adalah teknik ekonomi,perkembangan kearah yang
studi dokumen yaitu data yang manusiawi dan munculnya
diperoleh dari Kepustakaan yang pandangan yang lebih
relevan . sekuler,timbulnya konsep-konsep
baru mengenai hakikat manusia dan
2.4 Teknik Analisis masyarakat. Walaupun sekarang
Keseluruhan data yang telah dikatakan sistem pemidanaan
didapat akan dianalisis secara menuju kearah rehabilitasi
Kualitatif atau dikenal dengan penjahat,sifat pidana sendiri sebagai
Analisis Deskriftif Kualitatif. sanksi kepada pelanggar hukum
Dimana keseluruhan data yang tidak mungkin disingkirkan. Sistem
terkumpul akan dianalisis secara pemidanaan terus dipermasalahkan
sistematis . oleh para ahli,sampai kini pun belum
pernah ada yang memuaskan secara
3.HASIL DAN PEMBAHASAN sempurna.Penjurusan pandangan
Pidana penjara dari arti akhirnya terjadi pada permulaan
sifatnya adalah menghilangkan dan abad ke-19 dengan munculnya dua
atau membatasi kemerdekaan pandangan yang saling bertentangan
bergerak,dalam arti menempatkan tentang filsafat pemidanaan.
Terpidana dalam suatu tempat Ide Sahardjo tersebut
(Lembaga Pemasyarakatan)dimana dijabarkan dalam Komperensi
Terpidana tidak bebas untuk keluar Direktur Penjara seluruh Indonesia
masuk dan didalamnya wajib untuk pada tanggal 27 April 1964 di

340 Jurnal Penelitian Pendidkan Sosial Humaniora


Vol. 3. No. 1 2018

Lembang Bandung. Pada konferensi penemuan baru yang mulai


itulah dimulai tekad untuk berkembang secara luas 300 tahun
memperbaiki sistem pembinaan terakhir ini.Ia merupakan bagian dari
narapidana dan anak didik. Karena perkembangan sistem pemidanaan
Konferensi Direktur-Direktur dari masa ke masa.
Penjara di Lembang Pemasyarakatan Dewasa ini pemenjaraan
pada tanggal 27 April – 7 Mei 1964 dipandang sebagai bentuk pidana
menerima sistem pemasyarakatan yang bertujuan untuk memperbaiki
tersebut, maka pada tanggal 27 April penjahat dan disebut reformasi
diambil sebagai Hari sistem pemidanaan yang berjalan
Pemasyarakatan. Sejak tahun 1968 kearah yang lebih rasional.Berbeda
dipakai istilah Kantor Direktorat dengan pandangan lama yang
Jenderal bina warga, narapidana bertujuan menyingkirkan penjahat
menjadi Tuna Warga. Pada tahun dari masyarakat. Sebab-sebab
1976 Kantor Direktorat Jenderal perubahan ini ialah karena
Bina Tuna Warga berubah menjadi perkembangan onomi,perkembangan
Kantor Direktorat Jenderal kearah yang manusiawi dan
Pemasyarakatan ,sehingga tuna munculnya pandangan yang lebih
warga berubah kembali menjadi sekuler,timbulnya konsep-konsep
istilah narapidana. Untuk saat baru mengenai hakikat manusia dan
sekarang ini hambatan dalam rangka masyarakat. Walaupun sekarang
pembinaan bagi narapidana terutama dikatakan sistem pemidanaan
dari segi keuangan yang sangat menuju kearah rehabilitasi
terbatas, diikuti oleh prasarana baik penjahat,sifat pidana sendiri sebagai
fisik berupa gedung dan sanksi kepada pelanggar hukum
perlengkapan maupun pendidikan tidak mungkin disingkirkan.
para pelaksana Menurut A.A.L. Minkenhof kepada
pemasyarakatan,disamping sikap Sudarto di Nederlands, pengalihan
masyarakat itu sendiri yang sulit sistem pemenjaraan ke sistem
meninggalkan sifat pembalasan bekerja di luar Penjara dan
daripada pidana menjadi reformasi. Pengawasan jangan sampai
Pidana penjara dari arti menyenangkan Terpidana,karena
sifatnya adalah menghilangkan dan pidana itu tetap merupakan hal yang
atau membatasi kemerdekaan tidak menyenangkan.
bergerak,dalam arti menempatkan Pada akhir abad ke-18 sistem
Terpidana dalam suatu tempat pemidanaan yang lebih modren telah
(Lembaga Pemasyarakatan)dimana dikembangkan dasar-dasarnya oleh
Terpidana tidak bebas untuk keluar John Howard di Inggris. Ia
masuk dan didalamnya wajib untuk berkeliling ke seluruh Eropah untuk
tunduk mentaati dan menjalankan meneliti metode – metode perbaikan
semua peraturan tata tertib yang sistem pemidanaan. Keadaan penjara
berlaku.Antara Pidana Penjara dan pada masa itu memang sangat
Pidana Kurungan tampaknya sama, menyedihkan. Penjara Bastile yang
akan tetapi kedua jenis pidana ini termashur didalam sejarah sebagai
sesungguhnya berbeda jauh. Penjara sumber meledaknya revolusi
atau istilah masa kini di Indonesia Perancis dengan penyerbuan oleh
“Pemasyarakatan”merupakan masyarakat terhadap penjara itu.

341 Jurnal Penelitian Pendidkan Sosial Humaniora


Vol. 3. No. 1 2018

Keadaan penjara pada masa itu telah indeterminisme mengenai kebebasan


mengetuk hati John Howard untuk kehendak manusia yang menekankan
membuat konsep sistem pemidanaan perbuatan pelaku kejahatan sehingga
dimana narapidana dipisahkan satu dikehendakilah hukum pidana
sama yang lain dan dipekerjakan perbuatan.Sistem pidana dan
secara teratur. Usaha-usaha untuk pemidanaan aliran klasik ini sangat
memperbaiki keadaan Penjara di menekankan pemidanaan terhadap
Eropah terus-menerus dilakukan. perbuatan bukan kepada pelakunya.
Pada tahun 1790 Jeremy Bentham Pada abad XIX lahirlah
merencanakan suatu rumah penjara aliran modren yang mencari sebab
dengan sel yang beratap kaca dengan kejahatan dengan memakai metode
tembok menghadap suatu pusat ilmu alam dan bermaksud untuk
dimana para penjaga di tempatkan. langsung mendekati atau
Sistem pemidanaan terus mempengaruhi penjahat secara
dipermasalahkan oleh para positif sejauh dia masih dapat
ahli,sampai kini pun belum pernah diperbaiki. Aliran modren
ada yang memuaskan secara memandang kebebasan kehendak
sempurna.Penjurusan pandangan manusia bsnyak dipengaruhi oleh
akhirnya terjadi pada permulaan watak dan lingkungannya sehingga
abad ke-19 dengan munculnya dua tidak dapat dipersalahkan dan
pandangan yang saling bertentangan dipidana. Sebagai konsekuensi dari
tentang filsafat pemidanaan. ide “ Individualisasi Pidana” maka
Berbicara tentang ide dasar “ sistem pemidanaan dalam hukum
Double Track Systeem” bermakna pidana modren pada gilirannya
berbicara tentang gagasan dasar berorientasi kepada pelaku dan
mengenai Sistem Sanksi yang perbuatan .Jenis sanksi yang
menjadi dasar kebijakan dan ditetapkan tidak hanya meliputi
penggunaan Sanksi dalam hukum sanksi pidana,tetapi juga sanksi
pidana. Dalam hal ini sistem dua tindakan.Pengakuan tentang
jalur mengenai Sanksi dalam hukum kesetaraan antara Sanksi Pidana dan
pidana.ide dasar system ini adalah “ sanksi Tindakan yang merupakan
Kesetaraan Antara Sanksi Pidana hakikat asasi atau ide dasar dari
Dan Sanksi Tindakan “. Ide “Konsep Double Track System “.
kesetaraan ini dapat ditelusuri lewat Double track system adalah
perkembangan yang terjadi dalam kedua-duanya,yakni sanksi pidana
sistem sanksi hukum pidana dari dan sanksi tindakan. Doble track
aliran Klasik ke Aliran Modern dan system tidak sepenuhnya memakai
Aliran Neo Klasik. Aliran klasik satu diantara dua jenis sanksi itu.
pada prinsipnya hanya menganut “ Sistem dua jalur ini menempatkan
Single Track System “ yakni sistem dua jenis sanksi tersebut dalam
sanksi tunggal berupa jenis sanksi kedudukan yang setara.Penekananya
pidana.Berkaitan hal tersebut pada kesetaraan sanksi pidana dan
Sudarto mengatakan bahwa aliran sanksi tindakan dalam kerangka
klasik tentang pidana bersifat double track system.Sesungguhnya
retributif dan refresif terhadap tindak terkait dengan fakta bahwa unsur
pidana. Aliran ini muncul pada abad pencelaan/penderitaan (lewat sanksi
XVIII yang berpaham

342 Jurnal Penelitian Pendidkan Sosial Humaniora


Vol. 3. No. 1 2018

Pidana) dan unsur pembinaan (lewat Ide Double Track System


sanksi tindakan) sama-sama penting. dituntut adanya kesetaraan antara
Perbedaan Sanksi Pidana Dan Sanksi Sanksi Pidana dan sanksi tindakan
Tindakan hal ini bisa diterapkan bagi pelaku
1. Sanksi Pidana bersumber pada penyalahgunaan narkotika sehingga
ide dasar “ Mengapa diadakan efek jera dan proses penyembuhan
pemidanaan” Sanksi Tindakan dari pelaku kejahatan narkotika
bertolak dari ide dasar “ Untuk tersebut dapat berjalan, sehingga
apa diadakan Pemidanaan itu” bagi para pelaku kejahatan narkotika
2. Sanksi Pidana sesungguhnya dan dengan proses ini dilksanakan
bersifat reaktif terhadap suatu akan mampu untuk sembuh dari
perbuatan. Sanksi Tindakan lebih ketergantungan penggunaan
bersifat antipatif terhadap pelaku Narkotika dan jera karena adanya
perbuatan tersebut. sanksi pidana
3. Sanksi Pidana lebih menekankan
kepada unsur pembalasan .Ia DAFTAR PUSTAKA
merupakan penderitaan yang Aziz Syamsuddin,2011,Tindak
sengaja dibebankan kepada yang Pidana Khusus,Sinar Grafika
melakukan kejahatan Sanksi Jakarta.
Tindakan menekankan kepada Adam Chazawi,2002Pelajaran
ide dasar perlindungan Hukum Pidana I (Stelsel
masyarakat dan pembinaan atau Pidana,Tindak Pidana,Teori-teori
perawatan kepada sipembuat. Pemidanaan,Batas Berlakunya
4. Sanksi Pidana dititikberatkan Hukum Pidana),PT.Grafindo
pada pidana yang diterapkan Persada Jakarta.
untuk kejahatan yang dilakukan. Andi Hamzah,1986,Sistem Pidana
Sanksi Tindakan mempunyai Dan Pemidanaan Indonesia Dari
tujuan yang bersifat sosial. Retbusi Ke Reformasi,Pradnya
Double track system Paramita Jakarta.
menghendaki adanya unsur Achmad Ali,2008,Menguak Realitas
pencelaan/penderitaan dan unsur Hukum (Rampai kolom dan
pembinaan sama-sama diakomodasi artikel pilihan dalam bidang
dalam sistem sanksi hukum hukum),Prenada Media Group
pidana.Inilah yang menjadi dasar Jakarta.
penjelasan mengapa dalam double Bambang Waluyo,2000,Pidana Dan
track system dituntut adanya pemidanaan,Sinar Grafika.
kesetaraan antara Sanksi Pidana dan Barda Nawawi
sanksi tindakan hal ini bisa Arief,2011,Kebijakan Hukum
diterapkan bagi pelaku Pidana Perkembangan
penyalahgunaan narkotika sehingga Penyusunan Konsep KUHP
efek jera dan proses penyembuhan Baru,Kencana Prenada Group.
dari pelaku kejahatan narkotika Eva Achjani Zulfa,2010,Pergeseran
tersebut dapat berjalan sebagaimana Paradigma Pemidanaan,Lubuk
yang diharapkan. Agung Bandung
Leden Marpaung,2005,Tindak
4. KESIMPULAN Pidana Terhadap Nyawa Dan
Tubuh,Sinar Grafika Jakarta.

343 Jurnal Penelitian Pendidkan Sosial Humaniora


Vol. 3. No. 1 2018

Lamintang,1997,Dasar-dasar Hukum Direktorat Bimbingan Masyarakat


Pidana Indonesia,PT.Aditya POLRI,Penanggulangan
Bakti Bandung. Penyalahgunaan Bahaya
Majda El- Narkoba,2001.
Muhtaj,2005,Konstitusionalitas Joko Subagyo,Metode Penelitian
Hukuman Mati Di Indonesia.. Dalam Teori Dan Praktek,Rineka
Nelvitia Purba,2003,Perkembangan Cipta,2011.
Konsep Pidana Mati Di Lexy Moleong,Metodologi
Indonesia,Pascasarjana Penelitian Kualitatif,PT.Remaja
Univ.Sumatera Utara Rosdakarya Bandung,2005.
Nelvitia Purba,Sri Maidin Gultom,Perlindungan
Sulistyawati,2015,Mengenal Hukum Terhadap Anak Dan
lebih Dekat Hukum Pidana Perempuan,Refika
Dalam Perspektif Hukum Di Aditama,2012.
Indonesia, CV.Citra Mandiri. Makarao, M.Taufik, Suhasril dan
R.Soesilo,1983,Kitab Undang- H.M.Zakky A.S.,Tindak Pidana
Undang Hukum Pidana Narkotika,Ghalia Indonesia
(KUHPidana) Serta Jakarta,2005.
Komentarnya Pasal Demi Mastar Ain Tanjong,Pahami
Pasal,Politea Bogor. Kejahatan Narkoba,Letupan
Sholehuddin,Sistem Sanksi Dalam Indonesia Jakarta,2004.
Hukum Pidana (Ide Dasar Marlina,Peradilan Pidana Anak
Double Track System Dan Indonesia Pengembangan
Implementasinya,Rajawali Pers Konsep Diversi Dan Restorative
Jakarta,2003.Hlm.24 Justice,2009.
Sudarto,1974,Suatu Dilemma Dalam Peter Mahmud Marzuki,Penelitian
Pembaharuan Sistem Pidana Hukum,Kencana Prenada Media
Indonesia,Pidato Pengukuhan Group Jakarta,2011
Jabatan Guru Besar Hukum Sugiyono,Metode Penelitian
Pidana Pada Fakultas Hukum Kuantatif Kualitatif Dan R &
Universitas D,Alpabeta,2011.
Diponegoro,Semarang. Sugiyono,Statistika Untuk
SR.Sianturi,2002,Asas-Asas Hukum Penelitian,Alfabeta,2011
Pidana Di Indonesia Dan Sudarsono,Kenakalan
Penerapannya,Storia Grafika Remaja,Rineka Cipta
Jakarta. Jakarta,1991.
Utrecht,1960,Hukum Pidana Supramono,Hukum Narkoba di
I,Universitas Indonesia. Indonesia,Djambatan
Bunga Reh BR PA.Skripsi : Jakarta,2004.
Perpektif Kriminologi Tentang Sutrisno Hadi,Metodologi
penyalahgunaan Narkotika di Research,Andi,Yogyakarta,2000.
Kota Binjai Fak.Hukum USU Ulber Silalahi,Metode Penelitian
Medan,2002. Sosial,Refika Aditama,2009.
Badan Narkotika Nasional,Buku Waluyo Bambang,Pidana Dan
Bacaan Bagi Pelajar SMA – Pemidanaan,Sinar Grafika
Kampanye Anti Narkoba. Jakarta,2004.
Bahan Hukum Tertier

344 Jurnal Penelitian Pendidkan Sosial Humaniora


Vol. 3. No. 1 2018

Anwar Desy, Kamus Lengkap


Bahasa
Indonesia,Amelia,Surabaya,2003
.
Kejaksaan Agung Republik
Indonesia,Peristilahan Hukum Di
Dalam Praktek,1985.
Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana
Undang-Undang Nomor 22 Tahun
1997 Tentang Narkotika.

345 Jurnal Penelitian Pendidkan Sosial Humaniora

Anda mungkin juga menyukai