Anda di halaman 1dari 7

1.

Dehidrasi,
Narkoba yang disalahgunakan dapat menyebabkan keseimbangan elektrolit
berkurang, sehingga berakibat badan akan mengalami kekurangan cairan atau
dehidrasi. Konsumsi narkoba terus menerus (kecanduan) membuat tubuh
mengalami kejang-kejang, halusinasi, perilaku agresif dan rasa sesak bagian dada.
Dalam jangka panjang, dehidrasi ini juga dapat menyebabkan kerusakan pada otak.
2. Halusinasi,
Salah satu efek yang seringkali dialami oleh pengguna narkoba seperti ganja adalah
halusinasi. Konsumsi ganja dalam dosis yang besar juga dapat menyebabkan mual,
muntah, rasa takut, serta gangguan kecemasan. Sementara jika dipakai dengan
waktu yang lama, narkoba jenis ini dapat menyebabkan gangguan mental, depresi
dan kecemasan yang berlarut.
3. Menurunkan tingkat kesadaran,
Dampak pemakaian narkoba dengan dosis yang berlebih akan membuat tubuh
terlalu rileks hingga kesadaran menjadi berkurang. Bahkan pemakai narkoba bisa
tidur terus menerus dan tidak bangun dalam jangka waktu tertentu. Risiko
kehilangan kesadaran tersebut membuat kondisi tubuh terganggu, sering bingung
dan perubahan perilaku bagi pengguna. Serta dampak yang cukup parah adalah
hilangnya ingatan disertai sulitnya mengenai lingkungan sekitar.
4. Buruknya kualitas hidup
Tidak hanya bagi tubuh, narkoba juga berdampak bagi kualitas hidup seseorang.
Contohnya, pengguna narkoba akan kesulitan berkonsentrasi saat bekerja, terjerat
masalah keuangan, bahkan ditangkap pihak kepolisian karena terbukti melanggar
hukum. Kualitas hidup juga terganggu dengan hilangnya relasi, keluarga menjadi
kacau, kesehatan memburuk dan memicu kematian.
5. Kematian Dampak terburuk bagi pengguna narkoba adalah kematian.
Efek obat-obatan ini dapat terjadi bagi pengguna yang mengonsumsi dosis terlalu
tinggi hingga menyebabkan overdosis. Narkoba seperti sabu-sabu, opium dan
kokain dapat menyebabkan tubuh menjadi kejang-kejang. Jika kondisi tersebut
dibiarkan terus menerus, si pengguna dapat menegalami kematian.
Dampak buruk penyalahgunaan narkoba terhadap keluarga, lingkungan dan
masyarakat;
Penyalahgunaan narkoba dapat merubah sikap seseorang, perangai, dan
kepribadian yang berubah dalam lingkungan masyarakat dan kehidupan sehari-
hari. Menurunnya sikap tanggung jawab, disiplin, menjadi mudah tersinggung dan
cepat marah karena psikologi pengguna mulai dirusak oleh zat adiktif yang masuk
ketubuhnya. Oleh karena itu dampak negative dari penyalahgunaan narkoba bisa
mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat, mendorong tindak kriminal
atau kejahatan.
Dampak buruk terhadap ketahanan bangsa;
Untuk menciptakan bangsa Indonesia yang merdeka maka generasi yang diciptakan
pun haruslah bebas dari penjajahan. Penjajahan dari penyalahgunaan narkoba.
Karena jika bangsa Indonesia terutama penerus generasi bangsa telah dijajah oleh
narkoba maka bangsa tersebut akan berdampak kehilangan penerus bangsa yang
bermutu, banyaknya kriminal terjadi, dapat menurunnya prestasi bangsa yang
akhirnya dapat merusak bangs aitu sendiri.
Selain generasi yang menurun, Kesehatan perekonomian pun akan terpengaruh
seperti banyaknya korban penyalahgunaan narkoba yang kecanduan narkoba akan
mengakibatkan biaya yang diperlukan untuk penegakan hukum dan pengobatan
pengguna narkoba akan naik. Ini akan membebani rakyat yang harus membayar
pajak untuk membiayai penegakan hukum dan dana kesehatan.

Alasan Narkoba Membuat Seseorang Ketergantungan


Ketergantungan berawal dari ketagihan akibat sensasi rasa senang yang muncul dalam waktu
singkat setelah menggunakan narkoba. Hal tersebut memicu ketagihan, sehingga seseorang
senang menggunakan narkoba. Kemudian, ketagihan pun berubah menjadi ketergantungan
ketika otak dan tubuh terus-menerus membutuhkannya.

Ketergantungan menjadi semacam “pembelajaran” sel-sel otak pada pusat kenikmatan.


Ketika seseorang mengonsumsi narkoba, otak akan membaca tanggapan tubuh. Jika merasa
nyaman, otak akan mengeluarkan neurotransmitter dopamin dan memberikan kesan
menyenangkan.

Kemudian, otak akan merekamnya sebagai sesuatu yang dicari sebagai prioritas karena
dianggap menyenangkan. Akibatnya, otak membuat program yang salah, seolah orang itu
memerlukannya sebagai kebutuhan pokok dan terjadilah ketergantungan.

Nah, karena sudah ketergantungan, pemakai narkoba akan merasa sakit luar biasa dan muncul
rasa tidak nyaman jika tidak mendapat asupan narkoba dalam waktu lama. Akhirnya, segala
cara pun dilakukan untuk memenuhi kebutuhan akan obat terlarang tersebut, termasuk
dengan cara yang salah.

Jika tidak, akan muncul gejala putus obat atau yang biasa dikenal dengan istilah sakau.
Kondisi tersebut adalah gejala yang dialami tubuh akibat pemberhentian pemakaian obat atau
penurunan dosis sekaligus.

1. Narkotika golongan 1

Jenis-jenis narkoba yang paling sering disalahgunakan di Indonesia di antaranya jenis narkotika
golongan satu. Beberapa golongan narkotika yang termasuk ke dalam narkotika jenis ini adalah

Ganja

Opium

Tanaman koka.
Dilansir dari laman bnn.go.id, jenis-jenis narkotika golongan satu akan menimbulkan efek berbahaya
bagi para pecandunya. Apabila pemakai telah berada pada tahap kecanduan yang sangat parah,
mereka akan menghalalkan segala cara untuk bisa mendapatkan barang terlang tersebut. Tak jarang
aksi mereka berujung pada tindakan kriminal untuk mendapatkan uang yang kemudian digunakan
untuk membeli narkoba.

2. Narkotika golongan 2

Jenis-jenis narkoba yang paling sering disalahgunakan di Indonesia merupakan golongan obat-
obatan terlarang yang termasuk pada golongan narkotika golongan 2. Yang termasuk pada jenis-jenis
narkoba tersebut adalah kurang lebih ada 85 jenis. Beberapa di antaranya seperti:

Morfin

Alfaprodina

Fentanil

metadon

Meskipun jenis-jenis narkoba pada golongan 2 ini dapat menimbulkan ketergantungan, penggunaan
obat tersebut dapat dimanfaatkan untuk pengobatan. Dengan catatan harus dalam pengawasan
dokter.

3. Narkotika golongan 3

Jenis-jenis narkoba yang paling sering disalahgunakan di Indonesia berikutnya adalah jenis-jenis
narkoba golongan 3. Dilansir dari bnn.go.id, jenis-jenis narkoba golongan 3 ini merupakan jenis
narkoba yang hanya dikhususkan untuk rehabilitasi.

Jenis-jenis narkoba ini dapat mengurangi ketergantungan pada narkotika golongan 1 dan 2. Narkoba
pada jenis ini berpotensi ringan untuk menyebabkan ketergantungan. Jenis-jenis narkoba yang
termasuk dalam narkoba pada jenis golongan 3 antara lain adalah

Kodein

Difenoliksat

Meskipun jenis-jenis narkoba golongan 3 dapat digunakan sebagai metode rehabilitasi dan
penyembuhan, tidak menutup kemungkinan adanya penyalahgunaan saat dikonsumsi.

4. Narkotika jenis sintetis

jenis narkoba2020 Liputan6.com


Jenis-jenis narkoba yang paling sering disalahgunakan di Indonesia berikutnya adalah jenis-jenis
narkoba sintetis. Jenis narkoba sintetis dibuat melalui tahapan dan proses pengolahan yang rumit.

Pada jenis-jenis narkoba golongan ini, banyak para ahli dan bidang kedokteran yang memanfaatkan
untuk keperluan pengobatan ataupun penelitian. Jenis-jenis narkoba yang bersifat sintetis antara
lain adalah

Amfetamin

Deksamfetamin

Meskipun jenis-jenis narkoba sintetis dapat digunakan sebagai media pengobatan, penggunaan
narkoba sintetis yang tidak dalam pengawasan tetap membahayakan. Bahaya jenis-jenis narkoba
sintetis setara dengan narkotika golongan satu.

Dilansir dari laman hellosehat.com, jenis-jenis narkoba sintetis salah satunya adalah ganja sintetis.
Ganja sintetis merupakan campuran bahan kimia industri yang disemprotkan pada daun kering atau
potongan rumput biasa.

Ganja sintetis dikemas dengan sedemikian rupa dan dijual dengan berbagai nama samara. Jenis-jenis
ganja sintetis yang marak diperjualbelikan di antaranya adalah thunderbear, cap badak, hingga cap
gorilla yang paling dikenal.

Ganja sintetis termasuk pada kelompok obat yang disebut zat psikoaktif baru yang tergolong dalam
kategori narkotika golongan satu. Zat psikoaktif baru merupakan jenis-jenis narkoba psikoaktif yang
tidak diatur dan telah tersedia di pasaran dan bertujuan untuk menyalin efek-efek obatan terlarang.

5. Narkotika semi sintetis

jenis jenis narkoba konten seo2020 Liputan6.com

Jenis-jenis narkoba yang paling sering disalahgunakan di Indonesia selanjutnya adalah jenis-jenis
narkoba semi sintetis. Dilansir dari laman bnn.go.id, pengolahan narkoba jenis semi sintetis
merupakan pengolahan narkoba yang menggunakan bahan utama berupa narkotika alami.
Selanjutnya diisolasi dengan cara diekstraksi atau memakai proses lain. Beberapa jenis-jenis narkoba
yang termasuk ke dalam jenis-jenis narkoba semi sintetis adalah

Morfin

Heroin
Kodein

Upaya Badan Narkotika Nasional (BNN) baik pusat, provinsi dan kabupaten atau kota
dalam memberantas peredaran gelap narkoba tak pernah selesai. Walaupun ratusan
kilogram narkoba dan jutaan obat terlarang diamankan, namun selalu ada kiriman
narkoba baru dari luar negeri, seperti China dan Malaysia.

"Indonesia, khususnya Jawa Timur ini menjadi surganya jaringan narkoba internasional.
Walaupun BNN sudah banyak menyita narkoba yang masuk dari luar negeri, selama
masih ada permintaan maka tetap ada pengiriman," kata Kepala BNNP Jatim, Brigjen Pol
Idris Kadir, Rabu (23/12/2020).

Ia menjelaskan, dalam bisnis peredaran gelap narkoba, tidak ada bandar yang rugi.
"Semakin banyak barang yang disita BNN atau polisi, maka stok semakin sedikit. Namun
dengan permintaan yang masih banyak, para bandar menjual dengan harga jauh lebih
tinggi. Sabu per gram bisa naik hingga Rp 2 juta. Ini hal krusial yang harus disikapi,"
tegasnya.

Idris Kadir bercerita perihal penyalahgunaan narkoba di Indonesia. "Tidak hanya


menyebar di perkotaan tapi juga sudah merambah desa. Awalnya hanya ditawari dengan
alasan obat kuat, lalu saat kecanduan, para petani pun membeli. Bahkan dari study yang
dilakukan LIPI, masyarakat perdesaan ada yang menjadi bandar," ungkapnya.

Idris juga menyebut Indonesia hingga Jawa Timur menjadi surga barang haram narkoba
karena adanya permintaan yang tinggi. "Yang menjadi permasalahan kenapa barang itu
masuk ke kita, setelah saya di BNN baru tahu juga, ya sepanjang permintaan banyak
gimana gak masuk, kenapa? Karena masyarakat kita masih banyak menjadi pengguna,"
ujarnya.

Ia menjelaskan masa maraknya peredaran narkoba di Indonesia dimulai sejak diatas


tahun 1990, dimana sebelumnya Indonesia masih menjadi negara transit. "Zaman itu,
masyarakat belum tergiur dengan barang itu. Rusaknya itu ditahun 90-an setelah muncul
yang mamanya extasi. Itu di tahun 90-an sampai 1996 tidak regulasi yang bisa mencegah
sehingga banyak masyarakat yang tergoda," paparnya.

Menurut Idris, Ditingkat dunia 950 jenis narkoba baru telah ada sedangkan di Indonesia
sudah masuk 79 narkoba dan beberapa jenis lainnya yang belum ada regulasinya. "Ini
sudah beredar kemana-mana baru muncul undang-undangnya. Makanya masyarakat kita
terlanjur jadi penyalah guna, makanya kebijakan BNN banyak fokus bagaimana
melakukan pemulihan penyalah guna," paparnya.
Terkait modus operandi kata Idris masih seputar menggunakan jasa paket. Dengan
jaringan Internasional Malaysia untuk sabu. Jasa paket ekspedisi kata Idris ditengah
pandemi Covid-19 semakin marak.

"Terlebih di tengah pandemi, jasa pengiriman menjadi pintu masuk. Dengan transportasi
sulit, maka paket marak, kemarin yang diungkap dari Bea Cukai juga modusnya dari jasa
paket," pungkasnya.(afr/s)

Maraknya kasus penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja tentu disebabkan


oleh beberapa faktor pendukung, diantaranya yaitu rasa penasaran yang tinggi atau
pun trend dan lingkungan pertemanan. Lingkungan pertemanan menjadi salah satu
faktor pendukung yang paling tinggi seorang remaja menggunakan narkoba,
mungkin banyak dari mereka yang berawal dari coba-coba karena bujukan teman
dan berujung menjadi ketergantungan. Kurangnya edukasi terkait bahaya narkoba
di kalangan remaja juga dapat membuat semakin meluasnya kasus
penyalahgunaan narkoba.

Dilansir dari Kominfo.jatimprov.go.id, pada tahun 2021, angka coba pakai


penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja mencapai 57 persen dari total seluruh
penyalahgunaan narkoba. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menjabarkan,
bahwa 82,4 persen anak berstatus pemakai, 47,1 persen sebagai pengedar, dan
31,4 persen sebagai kurir. Angka tersebut tentu terdengar sangat miris, remaja yang
seharusnya menjadi generasi penerus bangsa malah sudah tercemar dengan
narkoba.

Di Indonesia untuk mencegah dan memberantas penyalahgunaan narkoba,


Pemerintah melalui Badan Narkotika Nasional (BNN) telah mencanangkan program
Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika
dan Prekursor Narkotika (P4GN).
Berhasil dan suksesnya program P4GN ini tentunya tidak hanya dilaksanakan
sendiri oleh BNN, tetapi perlu didukung oleh semua komponen masyarakat,
khususnya Pemerintah Daerah, baik dari aspek sosialisasi, regulasi maupun
anggaran. Dalam rangka penguatan program P4GN, maka Presiden telah
mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2020 tentang Rencana Aksi
Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap
Narkotika dan Preksursor Narkotika Tahun 2020-2024 yang merupakan
penyempurnaan dari Inpres sebelumnya yaitu Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun
2018 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) yang ditujukan kepada
seluruh pimpinan Kementerian/Lembaga termasuk para Gubernur dan
Bupati/Walikota untuk melaksanakan Rencana Aksi Nasional P4GN tersebut.

mahasiswa haruslah menjadi pelopor sejati dalam memberantas narkoba, bukan hanya
sebagai “penonton” bahkan menjadi pemilik, penadah, pengedar, atau pemakai. Selain
menjadi salah satu mesin propaganda yang mampu merobohkan sebuah ketidakbenaran,
mahasiswa diharapkan menjadi kelompok massa idealis yang menjunjung tinggi nilai-nilai
norma serta moral, juga menjadi agen perubahan terutama di dunia pendidikan.

Pertama, selalu waspada dengan perkembangan teknologi, canggihnya teknologi membuat


para pengedar dapat dengan mudah melancarkan niatnya untuk mengedarkan obat
terlarang tersebut. Kedua, tanamkan keteladanan agar dapat memberi bimbingan dan
dorongan untuk berbuat lebih baik. Ketiga adalah peduli, sekaligus hal paling penting untuk
mencegah dan memberantas penyalahgunaan narkoba.

Anda mungkin juga menyukai