Anda di halaman 1dari 8

Mohammad Karel Pardede

11180541000080
Kessos 5B

A. Pengertian Narkoba (Narkotika dan Obat-obatan)


Narkotika adalah zat atau obat baik yang bersifat alamiah, sintetis, maupun semi sintetis yang
menimbulkan efek penurunan kesadaran, halusinasi, serta daya rangsang.
Sementara menurut UU Narkotika pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa narkotika merupakan zat
buatan atau pun yang berasal dari tanaman yang memberikan efek halusinasi, menurunnya
kesadaran, serta menyebabkan kecanduan.
Obat-obatan tersebut dapat menimbulkan kecanduan jika pemakaiannya berlebihan.
Pemanfaatan dari zat-zat itu adalah sebagai obat penghilang nyeri serta memberikan
ketenangan. Penyalahgunaannya bisa terkena sanksi hukum. Untuk mengetahui apa saja jenis
dan bahaya narkoba bagi kesehatan, simak ulasannya berikut ini.

B. Jenis-jenis Narkoba (Narkotika dan Obat-obatan)


Kandungan yang terdapat pada narkoba tersebut memang bisa memberikan dampak yang
buruk bagi kesehatan jika disalahgunakan. Menurut UU tentang Narkotika, jenisnya dibagi
menjadi menjadi 3 golongan berdasarkan pada risiko ketergantungan.

Narkotika Golongan 1
Narkotika golongan 1 seperti ganja, opium, dan tanaman koka sangat berbahaya jika
dikonsumsi karena beresiko tinggi menimbulkan efek kecanduan.

Narkotika Golongan 2
Sementara narkotika golongan 2 bisa dimanfaatkan untuk pengobatan asalkan sesuai dengan
resep dokter. Jenis dari golongan ini kurang lebih ada 85 jenis, beberapa diantaranya seperti
Morfin, Alfaprodina, dan lain-lain. Golongan 2 juga berpotensi tinggi menimbulkan
ketergantungan.

Narkotika Golongan 3
Dan yang terakhir, narkotika golongan 3 memiliki risiko ketergantungan yang cukup ringan
dan banyak dimanfaatkan untuk pengobatan serta terapi.
Seperti yang sudah disebutkan di atas, ada beberapa jenis narkoba yang bisa didapatkan
secara alami namun ada juga yang dibuat melalui proses kimia. Jika berdasarkan pada bahan
pembuatnya, jenis-jenis narkotika tersebut di antaranya adalah:

Narkotika Jenis Sintetis


Jenis yang satu ini didapatkan dari proses pengolahan yang rumit. Golongan ini sering
dimanfaatkan untuk keperluan pengobatan dan juga penelitian. Contoh dari narkotika yang
bersifat sintetis seperti Amfetamin, Metadon, Deksamfetamin, dan sebagainya.
Narkotika Jenis Semi Sintetis
Pengolahan menggunakan bahan utama berupa narkotika alami yang kemudian diisolasi
dengan cara diekstraksi atau memakai proses lainnya. Contohnya adalah Morfin, Heroin,
Kodein, dan lain-lain.

Narkotika Jenis Alami


Ganja dan Koka menjadi contoh dari Narkotika yang bersifat alami dan langsung bisa
digunakan melalui proses sederhana. Karena kandungannya yang masih kuat, zat tersebut
tidak diperbolehkan untuk dijadikan obat. Bahaya narkoba ini sangat tinggi dan bisa
menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan jika disalahgunakan. Salah satu akibat fatalnya
adalah kematian.

C. Faktor penyebab orang menjadi pecandu narkoba :


Alasan Psikologis
Kebanyakan orang yang menggunakan obat (narkoba) awalnya untuk coba-coba atau sekadar
mencari kesenangan. Beberapa orang bisa mengendalikan sehingga tak kecanduan. Namun
untuk orang yang menggunakannya secara kompulsif dan memiliki kerentanan psikologis,
sangat mudah bagi mereka untuk menjadi kecanduan.
Orang yang kecanduan obat-obatan sering berjuang dengan pengalaman emosional yang kuat
dan sulit untuk menanganinya. Pengalaman emosional yang paling umum adalah kemarahan,
rasa bersalah, sedih, merasa kosong dan kesepian.
Mereka yang menjadi pecandu menggunakan obat-obatan untuk mematikan emosi, melarikan
diri dari rasa sakit dan cara untuk meningkatkan harga diri.
Trauma Sosial
Hal ini terkait dengan trauma sosial dan menjadi penyebab penting dari penggunaan narkoba
atau kecanduan kompulsif. Trauma sosial dapat melibatkan diri sendiri, budaya dalam
keluarga atau sosial.
Namun umumnya disebabkan oleh perilaku seks yang menyimpang, penelantaran emosi,
lingkungan keluarga terganggu, kekerasan fisik, kekerasan teroris dan pengasingan.
Peran Gen dan Penyakit Mental
Penelitian telah menemukan adanya korelasi antara genetika biokimia obat, dan penyakit
mental tertentu juga memicu seseorang untuk lebih mudah jatuh dalam kecanduan narkoba.
Untuk itu psikoterapi dan motivasi yang meningkat dapat membuat perubahan pada pecandu
itu sendiri.

D. Bahaya dan Dampak Narkoba pada Hidup dan Kesehatan


Peredaran dan dampak narkoba saat ini sudah sangat meresahkan. Mudahnya mendapat
bahan berbahaya tersebut membuat penggunanya semakin meningkat. Tak kenal jenis
kelamin dan usia, semua orang berisiko mengalami kecanduan jika sudah mencicipi zat
berbahaya ini.
Meski ada beberapa jenis yang diperbolehkan dipakai untuk keperluan pengobatan, namun
tetap saja harus mendapatkan pengawasan ketat dari dokter. Ada banyak bahaya narkoba bagi
hidup dan kesehatan, di antaranya adalah:

Dehidrasi
Penyalahgunaan zat tersebut bisa menyebabkan keseimbangan elektrolit berkurang.
Akibatnya badan kekurangan cairan. Jika efek ini terus terjadi, tubuh akan kejang-kejang,
muncul halusinasi, perilaku lebih agresif, dan rasa sesak pada bagian dada. Jangka panjang
dari dampak dehidrasi ini dapat menyebabkan kerusakan pada otak.

Halusinasi
Halusinasi menjadi salah satu efek yang sering dialami oleh pengguna narkoba seperti ganja.
Tidak hanya itu saja, dalam dosis berlebih juga bisa menyebabkan muntah, mual, rasa takut
yang berlebih, serta gangguan kecemasan. Apabila pemakaian berlangsung lama, bisa
mengakibatkan dampak yang lebih buruk seperti gangguan mental, depresi, serta kecemasan
terus-menerus.

Menurunnya Tingkat Kesadaran


Pemakai yang menggunakan obat-obatan tersebut dalam dosis yang berlebih, efeknya justru
membuat tubuh terlalu rileks sehingga kesadaran berkurang drastis. Beberapa kasus si
pemakai tidur terus dan tidak bangun-bangun. Hilangnya kesadaran tersebut membuat
koordinasi tubuh terganggu, sering bingung, dan terjadi perubahan perilaku. Dampak narkoba
yang cukup berisiko tinggi adalah hilangnya ingatan sehingga sulit mengenali lingkungan
sekitar.

Kematian
Dampak narkoba yang paling buruk terjadi jika si pemakai menggunakan obat-obatan
tersebut dalam dosis yang tinggi atau yang dikenal dengan overdosis. Pemakaian sabu-sabu,
opium, dan kokain bisa menyebabkan tubuh kejang-kejang dan jika dibiarkan dapat
menimbulkan kematian. Inilah akibat fatal yang harus dihadapi jika sampai kecanduan
narkotika, nyawa menjadi taruhannya.

Gangguan Kualitas Hidup


Bahaya narkoba bukan hanya berdampak buruk bagi kondisi tubuh, penggunaan obat-obatan
tersebut juga bisa mempengaruhi kualitas hidup misalnya susah berkonsentrasi saat bekerja,
mengalami masalah keuangan, hingga harus berurusan dengan pihak kepolisian jika terbukti
melanggar hukum.
Pemakaian zat-zat narkotika hanya diperbolehkan untuk kepentingan medis sesuai dengan
pengawasan dokter dan juga untuk keperluan penelitian. Selebihnya, obat-obatan tersebut
tidak memberikan dampak positif bagi tubuh. Yang ada, kualitas hidup menjadi terganggu,
relasi dengan keluarga kacau, kesehatan menurun, dan yang paling buruk adalah
menyebabkan kematian. Karena itu, jangan coba-coba memakai barang berbahaya tersebut
karena resikonya sangat tinggi bagi hidup dan kesehatan.
Alasan memakai narkoba :

1. Memuaskan rasa ingin tahu atau coba-coba


2. Ikut-ikutan teman
3. Solidaritas teman
4. Mengikuti tren dan ingin terlihat gaya
5. Menunjukkan kehebatan
6. Merasa sudah dewasa

Gejala penyalahgunaan narkoba :

1. Menjadi malas
2. Kurang memperhatikan badan sendiri
3. Hidup tidak teratur
4. Tidak dapat memegang kepentingan orang lain
5. Mudah tersinggung
6. Egosentrik

Tanda-tanda dini pengguna narkoba :

1. Hilangnya minat bergaul dan olahraga


2. Mengabaikan perawatan dan kerapihan diri
3. Disiplin pribadi mengendur
4. Suka menyendiri
5. Menghindar dari perhatian orang lain
6. Cepat tersinggung dan cepat marah
7. Berlaku curang, tidak jujur dan menghindari tanggung jawab
8. Sering berlama-lama di tempat tak biasa seperti kamar mandi, WC, gudang dan
lainnya
9. Suka mencuri barang di rumah
10. Prestasi sekolah atau kerja menurun

Ciri-ciri fisik pengguna narkoba :

1. Berat badan turun drastis


2. Mata cekung dan merah, muka pucat dan bibir kehitaman
3. Sembelit atau sakit perut tanpa alasan jelas
4. Tanda berbintik merah seperti bekas gigitan nyamuk
5. Ada bekas luka sayatan
6. Terdapat perubahan warna kulit di tempat bekas suntikan
7. Mengeluarkan air mata yang berlebihan
8. Mengeluarkan keringat yang berlebihan
9. Kepala sering nyeri, persendian ngilu
10. Banyaknya lendir dari hidung, diare, bulu kuduk berdiri
11. Sukar tidur, menguap
E. Dampak Sosial dari penyalahgunaan narkoba :
1. Anti Sosial
Yang pertama yaitu anti sosial. Anti sosial merupakan bentuk kepribadian dalam bentuk
perilaku yang bertentangan terhadap norma dan nilai dalam masyarakat pada umumnya.
Anti sosial tidak muncul sejak lahir atau sifat alami yang kita bawa sejak lahir, melainkan ada
suatu penyebab yang membuat kita menjadi anti sosial. Salah satu penyebab nya adalah
penggunaan narkoba.
Mengapa? Karena narkoba akan menyebabkan para pemakainya merasa khawatir, cemas,
tidak menentu, serta takut berada didalam keramaian dan mereka tidak mau melakukan
interaksi maupun. Bersosialisasi dengan masyarakat sekitar dan sering menutup dirinya.

2. Dikucilkan oleh Lingkungan


Ketika seorang melakukan penyalahguna narkoba diketahui oleh lingkungannya kalau ia
adalah pemakai narkoba maka peluangnya besar masyarakat akan mengucilkannya. Karena
lingkungan sekitar akan berpikir bahwa para penyalahguna narkoba akan membawa dampak
yang tidak baik bagi dirinya maupun lingkungannya.

Selain itu, masyarakat atau lingkungan sekitar akan merasa dalam bahaya jika dekat-dekat
dengan para penyalahguna narkoba, dikarenakan masyarakat berpikir bahwa penyalahguna
narkoba akan mengedarkan dan mengajak orang-orang sekitarnya untuk memakai narkoba
juga.

3. Menjadi Beban Keluarga


Mengapa para penyalahguna narkoba bisa menjadi beban keluarganya? Karena keluarga akan
merasa malu ketika ada anggota keluarganya yang memakai atau menyalahgunakan obat/ zat
terlarang. Dan penyalahgunaan narkoba bisa membebani keuangan keluarga, yang akan
diperlukan untuk membayar biaya rehabilitasi ataupun biaya obat dan rumah sakit ketika
keluarga yang memakai narkoba masuk rumah sakit atau direhabilitasi.
Namun, kita sebagai keluarga juga tidak boleh menjauhi keluarga kita yang memakai
narkoba, dikarenakan akan membuat para penyalahguna narkoba semakin memiliki
kepribadian yang tidak stabil, sehingga ia akan mudah marah dan mengacuhkan orang lain.
Jadi, kita sebagai keluarga harus merangkul dan mendekati keluarga kita yang memakai
narkoba agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

4. Meningkatnya Kejahatan
Banyaknya pengedar dan pemakai narkoba akan menyebabkan munculnya banyak kejahatan
di lingkungan kita. Kejahatan seperti penyelundupan, pembunuhan, dan penyuapan terhadap
aparat keamanan yang dilakukan oleh para pengedar dan pemakai narkoba. Sehingga
lingkungan sekitar kita akan menjadi tidak aman.
Para penyalahguna narkoba akan melakukan hal apapun untuk mendapatkan keinginannya.
Maka dari itu, penyalahgunaan narkoba dapat menyebabkan tingkat kejahatan di lingkungan
sekitar meningkat.

5. Meningkatkannya Kemiskinan
Karena banyaknya para penyalahguna narkoba di lingkungan kita maka akan menyebabkan
meningkatnya kemiskinan. Salah satu faktor penyebabnya adalah pengangguran. Karena
banyak penyalahguna narkoba yang menganggur atau tidak bekerja, dikarenakan tidak
adanya lapangan pekerjaan yang mau menerima karyawannya yang menggunakan atau
menyalahgunakan narkoba.
Maka penyalahgunaan narkoba ini menyebabkan tidak produktifnya seseorang dalam
melakukan suatu pekerjaan, sehingga bisa menyebabkan timbulnya kemiskinan di lingkungan
sekitar.
F. Stakeholder penanganan Narkoba
Badan Narkotika Nasional
Badan Narkotika Nasional (disingkat BNN) adalah sebuah Lembaga Pemerintah Non
Kementerian (LPNK) Indonesia yang mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di
bidang pencegahan, pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika,
psikotropika, prekursor dan bahan adiktif lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan
alkohol. BNN dipimpin oleh seorang kepala yang bertanggung jawab langsung kepada
Presiden.
Dasar hukum BNN adalah Undang-Undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika.
Sebelumnya, BNN merupakan lembaga nonstruktural yang dibentuk berdasarkan Keputusan
Presiden Nomor 17 Tahun 2002, yang kemudian diganti dengan Peraturan Presiden Nomor
83 Tahun 2007.
Tugas
1. Menyusun dan melaksanakan kebijakan nasional mengenai pencegahan dan
pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor
Narkotika;
2. Mencegah dan memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan
Prekursor Narkotika;
3. Berkoordinasi dengan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam
pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan
Prekursor Narkotika;
4. Meningkatkan kemampuan lembaga rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial pecandu
Narkotika, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat;
5. Memberdayakan masyarakat dalam pencegahan penyalahgunaan dan peredaran gelap
Narkotika dan Prekursor Narkotika;
6. Memantau, mengarahkan dan meningkatkan kegiatan masyarakat dalam pencegahan
penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Psikotropika Narkotika;
7. Melalui kerja sama bilateral dan multiteral, baik regional maupun internasional, guna
mencegah dan memberantas peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika;
8. Mengembangkan laboratorium Narkotika dan Prekursor Narkotika;
9. Melaksanakan administrasi penyelidikan dan penyidikan terhadap perkara
penyalahgunaan dan peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika; dan
10. Membuat laporan tahunan mengenai pelaksanaan tugas dan wewenang.

Fungsi
1. Penyusunan dan perumusan kebijakan nasional di bidang pencegahan dan
pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, psikotropika dan
prekursor serta bahan adiktif lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan
alkohol yang selanjutnya disingkat dengan P4GN.
2. Penyusunan, perumusan dan penetapan norma, standar, kriteria dan prosedur P4GN.
3. Penyusunan perencanaan, program dan anggaran BNN.
4. Penyusunan dan perumusan kebijakan teknis pencegahan, pemberdayaan masyarakat,
pemberantasan, rehabilitasi, hukum dan kerjasama di bidang P4GN.
5. Pelaksanaan kebijakan nasional dan kebijakna teknis P4GN di bidang pencegahan,
pemberdayaan masyarakat, pemberantasan, rehabilitasi, hukum dan kerjasama.
6. Pelaksanaan pembinaan teknis di bidang P4GN kepada instansi vertikal di lingkungan
BNN.
7. Pengkoordinasian instansi pemerintah terkait dan komponen masyarakat dalam
rangka penyusunan dan perumusan serta pelaksanaan kebijakan nasional di bidang
P4GN.
8. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi di lingkungan BNN.
9. Pelaksanaan fasilitasi dan pengkoordinasian wadah peran serta masyarakat.
10. Pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan penyalahgunaan dan peredaran gelap
Narkotika dan Prekursor Narkotika.
11. Pelaksanaan pemutusan jaringan kejahatan terorganisasi di bidang narkotika,
psikotropika dan prekursor serta bahan adiktif lainnya, kecuali bahan adiktif untuk
tembakau dan alkohol.
12. Pengoordinasian instansi pemerintah terkait maupun komponen masarakat dalam
pelaksanaan rehabilitasi dan penyatuan kembali ke dalam masyarakat serta perawatan
lanjutan bagi penyalahguna dan/atau pecandu narkotika dan psikotropika serta bahan
adiktif lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol di tingkat pusat dan
daerah.
13. Pengkoordinasian peningkatan kemampuan lembaga rehabilitasi medis dan
rehabilitasi sosial pecandu narkotika dan psikotropika serta bahan adiktif lainnya,
kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol yang diselenggarakan oleh
pemerintah dan masyarakat.
14. Peningkatan kemampuan lembaga rehabilitasi penyalahguna dan/atau pecandu
narkotika dan psikotropika serta bahan adiktif lainnya, kecuali bahan adiktif tembakau
dan alkohol berbasis komunitas terapeutik atau metode lain yang telah teruji
keberhasilannya.
15. Pelaksanaan penyusunan, pengkajian dan perumusan peraturan perundang-undangan
serta pemberian bantuan hukum di bidang P4GN.
16. Pelaksanaan kerjasama nasional, regional dan internasional di bidang P4GN.
17. Pelaksanaan pengawasan fungsional terhadap pelaksanaan P4GN di lingkungan BNN.
18. Pelaksanaan koordinasi pengawasan fungsional instansi pemerintah terkait dan
komponen masyarakat di bidang P4GN.
19. Pelaksanaan penegakan disiplin, kode etik pegawai BNN dan kode etik profesi
penyidik BNN.
20. Pelaksanaan pendataan dan informasi nasional penelitian dan pengembangan, serta
pendidikan dan pelatihan di bidang P4GN.
21. Pelaksanaan pengujian narkotika, psikotropika dan prekursor serta bahan adiktif
lainnya, kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol.
22. Pengembangan laboratorium uji narkotika, psikotropika dan prekursor serta bahan
adiktif lainnya, kecuali bahan adiktif tembakau dan alkohol.
23. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kebijakan nasional di bidang P4GN.

Anda mungkin juga menyukai