Anda di halaman 1dari 13

Karya Tulis Ilmiah

Dampak Penyalahgunaan Zat


Adiktif

Kenzie Niscala Apta Bhadrika


Anggota :

1. Kenzie Niscala Apta Bhadrika


2. Vanesha Reycinta Alleyndry
3. Sheva Ole Gunnar Putra Cahyono
4. Prysca Ayu Windasari

Abstrak

Zat adiktif memiliki dampak yang mematikan bagi semua orang, terutama pada anak
anak muda karena dapat merusak kehidupan dan masa depan mereka. Banyak anak anak
muda yang terlibat dalam kasus narkoba saat ini. Oleh karena itu, sangat penting untuk
mengetahui bahaya dari zat adiktif seperti narkoba sebagai bentuk tindakan pencegahan
terhadap penyalahgunaan zat adiktif.

Kata Pengantar

Puji dan Syukur Penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan penelitian dan Karya Tulis Ilmiah ini.
Adapun judul karya tulis ilmiah ini adalah “Dampak Penyalahgunaan Zat Adiktif”. Karya
Tulis Ilmiah ini disusun untuk menyelesaikan tugas membuat makalah SMPN 1 Genteng.

Tulisan ini bersumber dari berbagai sumber yang diberikan oleh anggota kelompok
kami. Untuk itu pada kesempatan ini penulis banyak mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada anggota kelompok kami yang telah membantu pembuatan karya
tulis ini.

ii
Daftar Isi
Abstrak……………………………………ii
Kata Pengantar………………….………..ii
Daftar Isi……………………….…………iii
Bab I Pendahuluan…………………….………..1
1.1. Latar Belakang…………….…………..1
1.2. Rumusan Masalah……………………..1
1.3. Tujuan………………………………....1
1.4. Manfaat…………………………….….1
Bab II Tinjauan Pusaka……………….………...2
2.1. Zat Adiktif……………………….……..2
2.1.1.Definisi Zat Adiktif………...……...2
2.1.2.Jenis-Jenis Zat Adiktif……………...2
2.1.3.Dampak Penyalahgunaan Zat
Adiktif……………...................................................6
2.1.4.Faktor Penyebab Penggunaan Zat
Adiktif………………………………………….…..7
2.2.Bentuk Pencegahan…………….………..8
2.2.1.Diri Sendiri………………….………8
2.2.2.Pemerintah…………………….…….8
Bab III Kesimpulan
3.1.Kesimpulan…………………………..…..9
Daftar Pusaka………………………………….…9

iii
1.
Bab I

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Zat adiktif adalah zat yang mempunyai resiko kecanduan bagi penggunanya. Zat
adiktif dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan/psikologis seseorang. Zat adiktif ini dapat
merusak penggunnanya apabila disalahgunakan. Anak remaja rawan terlibat dalam kasus
narkoba dan zat adktif.

Selama masa pandemic ini, jumlah kasus NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat
Adiktif Lainnya) telah meningkat. Hal ini disebabkan naiknya angka pengangguran selama
pandemic sehingga mereka terpaksa menjadi pengedar NAPZA.

Sejak tahun 2012 hingga sekarang, BNN telah mendapati 16.325 total kasus narkoba,
22.178 total tersangka kasus narkoba, dan 33.126 total pasien penyalahgunaan. Selain itu,
hasil survei penyalahgunaan narkoba 2019 oleh BNN bersama LIPI menunjukkan bahwa
angka prevalensi penyalahguna narkoba di Indonesia mencapai 1,80 persen atau sekitar
3.419.188 jiwa. Sehingga, dapat dikatakan terdapat 180 dari tiap 10.000 penduduk Indonesia
berumur 15 hingga 64 tahun terpapar memakai narkoba.

Walupun sudah dilakukan banyak tindakan pencegahan, angka tersebut naik hampir
setiap tahunnya. Salah satu bentuk pencegahan yang dapat kita lakukan adalah dengan
mempelajari dampak penyalahagunaan NAPZA.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana dampak dari penyalahgunaan zat adiktif?

2. Bagaimana cara mencegah penyalahgunaan zat adiktif?

1.3. Tujuan

Untuk mengetahui dampak dari penyalahgunaan zat adiktif sebagai bentuk pencegahan
penyalahgunaan.

1
1.4. Manfaat

1. Untuk menambah wawasan tentang penyalahgunaan zat adiktif

2. Sebagai bentuk pencegahan terhadap penyalahgunaan zat adiktif

Bab II

Tinjauan Pusaka

2.1. Zat Adiktif

2.1.1. Definisi Zat Adiktif

Zat adiktif adalah suatu zat yang terkandung dalam obat-obatan dan bahan-bahan aktif
yang bila dikonsumsi akan menyebabkan ketergantungan yang sulit dihentikan. Pada
ummumnya, orang orang menganggap zat adiktif adalah narkoba dan psikotropika namun,
zat adiktif bukan hanya narkoba dan psikotropika yang banyak orang perbincangkan. Tetapi
makanan dan minuman yang Moms dan Dads konsumsi sehari-hari bisa saja mengandung zat
adiktif. Menurut National Institute on Drug Abuse, dalam dunia medis kecanduan atau adiksi
adalah gangguan kronis yang dapat kambuh, ditandai dengan penggunaan terus menerus
meskipun memiliki dampak yang berbahaya, dan dapat terjadi perubahan jangka panjang di
otak.

Kecanduan juga dianggap sebagai gangguan otak dan gangguan kesehatan mental.
jika kalian terbiasa merokok, minum kopi, atau mengonsumsi makanan dan minuman
manis yang tidak boleh tertinggal setiap hari, sesungguhnya ini merupakan pertanda zat
adiktif telah memengaruhi tubuh Moms dan Dads.

Menurut penelitian, makanan atau minuman manis yang banyak mengandung gula


juga dapat menyebabkan kecanduan

2.1.2. Jenis-Jenis Zat Adiktif.

Jenis-jenis zat adiktif ada 3, yaitu narkotika, psikotropika dan zat psiko-aktif lainnya
ketiga jenis zat adiktif ini juga sering disingkat menjadi NAPZA.

1. Narkotika

Narkotika adalah zat atau obat baik yang bersifat alamiah, sintetis, maupun semi
sintetis yang menimbulkan efek penurunan kesadaran, halusinasi, serta daya rangsang.

2
Sementara menurut UU Narkotika pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa narkotika
merupakan zat buatan atau pun yang berasal dari tanaman yang memberikan efek halusinasi,
menurunnya kesadaran, serta menyebabkan kecanduan.

Obat-obatan tersebut dapat menimbulkan kecanduan jika pemakaiannya berlebihan.


Pemanfaatan dari zat-zat itu adalah sebagai obat penghilang nyeri serta memberikan
ketenangan. Penyalahgunaannya bisa terkena sanksi hukum. Menurut UU tentang Narkotika,
jenisnya dibagi menjadi menjadi 3 golongan berdasarkan pada risiko ketergantungan.

a. Narkotika Golongan 1

Narkotika golongan 1 seperti ganja, opium, dan tanaman koka sangat berbahaya jika
dikonsumsi karena beresiko tinggi menimbulkan efek kecanduan.

b. Narkotika Golongan 2

Sementara narkotika golongan 2 bisa dimanfaatkan untuk pengobatan asalkan sesuai


dengan resep dokter. Jenis dari golongan ini kurang lebih ada 85 jenis, beberapa diantaranya
seperti Morfin, Alfaprodina, dan lain-lain. Golongan 2 juga berpotensi tinggi menimbulkan
ketergantungan.

c. Narkotika Golongan 3

Dan yang terakhir, narkotika golongan 3 memiliki risiko ketergantungan yang cukup
ringan dan banyak dimanfaatkan untuk pengobatan serta terapi.

Ada beberapa jenis narkoba yang bisa didapatkan secara alami namun ada juga yang
dibuat melalui proses kimia. Jika berdasarkan pada bahan pembuatnya, jenis-jenis narkotika
tersebut di antaranya adalah:

Narkotika Jenis Sintetis

Jenis yang satu ini didapatkan dari proses pengolahan yang rumit. Golongan ini sering
dimanfaatkan untuk keperluan pengobatan dan juga penelitian. Contoh dari narkotika yang
bersifat sintetis seperti Amfetamin, Metadon, Deksamfetamin, dan sebagainya.

Narkotika Jenis Semi Sintetis

3
Pengolahan menggunakan bahan utama berupa narkotika alami yang kemudian
diisolasi dengan cara diekstraksi atau memakai proses lainnya. Contohnya adalah Morfin,
Heroin, Kodein, dan lain-lain.

Narkotika Jenis Alami

Ganja dan Koka menjadi contoh dari Narkotika yang bersifat alami dan langsung bisa
digunakan melalui proses sederhana. Karena kandungannya yang masih kuat, zat tersebut
tidak diperbolehkan untuk dijadikan obat. Bahaya narkoba ini sangat tinggi dan bisa
menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan jika disalahgunakan. Salah satu akibat fatalnya
adalah kematian.

2. Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat yang bekerja menurunkan fungsi otak
serta merangsang susuan syaraf pusat sehingga menimbulkan reaksi berupa
halusinasi, ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan perasaan yang tiba-tiba, dan
menimbulkan rasa kecanduan pada pemakainya. Jenis obat-obatan ini bisa
ditemukan dengan mudah di apotik, hanya saja penggunaannya harus sesuai
dengan resep dokter. Efek kecanduan yang diberikan pun memiliki kadar yang
berbeda-beda, mulai dari berpotensi tinggi menimbulkan ketergantungan hingga
ringan.

 Berdasarkan pada risiko kecanduan yang dihasilkan, golongan psikotropika dibagi


menjadi 4, diantaranya adalah:

Psikotropika Golongan 1

Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini memiliki potensi yang tinggi
menyebabkan kecanduan. Tidak hanya itu, zat tersebut juga termasuk dalam obat-obatan
terlarang yang penyalahgunaannya bisa dikenai sanksi hukum. Jenis obat ini tidak untuk
pengobatan, melainkan hanya sebagai pengetahuan saja. Contoh dari psikotropika golongan 1
diantaranya adalah LSD, DOM, Ekstasi, dan lain-lain yang secara keseluruhan jumlahnya ada
14. Pemakaian zat tersebut memberikan efek halusinasi bagi penggunanya serta merubah
perasaan secara drastis. Efek buruk dari penyalahgunaannya bisa menimbulkan kecanduan
yang mengarah pada kematian jika sudah mencapai level parah.

Psikotropika Golongan 2

Golongan 2 juga memiliki risiko ketergantungan yang cukup tinggi meski tidak
separah golongan 1. Pemakaian obat-obatan ini sering dimanfaatkan untuk menyembuhkan
berbagai penyakit. Penggunaannya haruslah sesuai dengan resep dokter agar tidak
memberikan efek kecanduan. Golongan 2 ini termasuk jenis obat-obatan yang paling sering
disalahgunakan oleh pemakaianya, misalnya adalah Sabu atau Metamfeamin, Amfetamin,
Fenetilin, dan zat lainnya yang total jumlahnya ada 14.

4
Psikotropika Golongan 3

Golongan 3 memberikan efek kecanduan yang terhitung sedang. Namun begitu,


penggunaannya haruslah sesuai dengan resep dokter agar tidak membahayakan kesehatan.
Jika dipakai dengan dosis berlebih, kerja sistem juga akan menurun secara drastis. Pada
akhirnya, tubuh tidak bisa terjaga dan tidur terus sampai tidak bangun-bangun.
Penyalahgunaan obat-obatan golongan ini juga bisa menyebabkan kematian. Contoh dari zat
golongan 3 diantaranya adalah Mogadon, Brupronorfina, Amorbarbital, dan lain-lain yang
jumlah totalnya ada 9 jenis.

Psikotropika Golongan 4

Golongan 4 memang memiliki risiko kecanduan yang kecil dibandingkan dengan


yang lain. Namun tetap saja jika pemakaiannya tidak mendapat pengawasan dokter, bisa
menimbulkan efek samping yang berbahaya termasuk kematian. Penyalahgunaan obat-obatan
pada golongan 4 terbilang cukup tinggi. Beberapa diantaranya bahkan bisa dengan mudah
ditemukan dan sering dikonsumsi sembarangan. Adapun contoh dari golongan 4 diantaranya
adalah Lexotan, Pil Koplo, Sedativa atau obat penenang, Hipnotika atau obat tidur,
Diazepam, Nitrazepam, dan masih banyak zat lainnya yang totalnya ada 60 jenis.

3. Zat Psiko-Aktif Lainnya


Zat Psiko-Aktif Lainnya Selain narkotika dan psikotropika terdapat zat
atau obat lain yang berpengaruh terhadap kerja sistem saraf pusat jika
disalahgunakan atau dikonsumsi dalam jumlah besar dan dapat menimbulkan
dampak yang berbahaya bagi kesehatan tubuh. Beberapa contoh zat psiko-aktif
selain narkotika dan psikotropika misalnya alkohol, nikotin, dan kafein

Zat adiktif juga dapat dibedakan berdasarkan efeknya terhadap tubuh yaitu stimulan,
sedatif/hipnotika dan halusinoen.

1. Stimulan
Stimulan,merupakan zat adiktif yang dapat meningkatkan aktivitas sistem
saraf pusat atau fungsi organ tubuh lainnya, seperti meningkatkan detak jantung, laju
pernapasan, dan tekanan darah. Stimulan akan membuat orang lebih siaga dan tidak
merasakan lelah, contohnya kafein, nikotin, kokain, dan metamfetamin.
2. Sedatif/Hipnotika
Sedatif/hipnotika atau depresan, akan menghambat aktivitas sistem saraf pusat
atau fungsi organ tubuh lainnya. Depresan akan menurunkan kesadaran dan
menyebabkan rasa kantuk, menurunkan tekanan darah, memperlambat detak jantung,
dan membuat otot lebih rileks. Contoh depresan misalnya: asam barbiturat, alkohol,
dan diazepam.

5
3. Halusinogen
Halusinogen merupakan zat adiktif yang memberikan efek halusinasi atau
khayal. Pengguna zat ini akan mendengar atau melihat sesuatu yang sebenarnya tidak
nyata. Contoh halusinogen misalnya LSA (Lysergic acid amide) dan LSD (Lysergic
acid diethylamide).

2.1.3. Dampak Penyalahgunaan Zat Adiktif

Secara garis besar, zat adiktif memiliki dampak merusak tubuh dalam jagka waktu
yang lama. Namun secara spesifik, masing-masing zat adiktif memiliki dampak yang
berbeda-beda tergantug pada frekuensi penggunaan, dosis dan jenisnya.

Dampak secara fisik dan psikiatri (jiwa)

Penyalahgunaan Napza dapat menimbulkan adanya gangguan psikiatri lain (komorbiditas


atau dual diagnosis yang akan menyulitkan upaya terapi maupun rehabilitasi.

Komorbiditasnya yaitu :

1. Gangguan tidur, gangguan fungsi seksual, cemas, depresi berat, pada penyalahgunaan
heroin atau putaw.

2. Paranoid (perasaan curiga berlebihan), psikosis, depresi berat kadang-kadang


percobaan bunuh diri, mania agitasi, cemas sampai panik, keadaan ini dijumpai pada
penyalahgunaan stimulansia seperti amfetamin, ekstasi, shabu, kokain.

3. Gangguan psikotik, gangguan cemas, paranoid, kehilangan motivasi, acuh tak acuh
dan gangguan daya ingat. Ditemukan pada pengguna ganja.

4. Depresi, cemas sampai panik dan paranoid dapat dilihat para pengguna alkohol dan
sedatif-hipnotika.

Dampak Sosial

Ketergantungan penyalahgunaan Napza dapat berdampak sosial, di antaranya :

1. Di lingkungan keluarga, suasana nyaman yang terganggu, sering terjadi pertengkaran,


marah yang tak terkendali, dan mudah tersinggung. Serta perilaku menyimpang anak
meningkatkan. Putus sekolah atau menganggur karena dikeluarkan sekolah,
meningkatnya pengeluaran orang tua karena besarnya dana pengobatan.

2. Di sekolah dapat merusak disiplin dan motivasi belajar, meningkatnya tingkat


kenakalan mempengaruhi peningkatan penyalahgunaan.

6
3. Di masyarakat dapat tercipta pasar gelap, pengedar atau bandar sering menggunakan
perantara remaja atau siswa, meningkatnya kejahatan, meningkatnya kecelakaan lalu
lintas, dan menurunnya daya tahan sosial.

2.1.4.Faktor Penyebab Penggunaan Zat Adiktif

1. Faktor Individu

 Memiliki teman yang seorang pecandu NAPZA.


 Mengalami masalah ekonomi.
 Pernah mengalami kekerasan fisik, emosi, atau seksual termasuk hubungan sedarah.
 Memiliki masalah hubungan dengan pasangan, kerabat, atau keluarga.

 Keingintahuan yang besar untuk mencoba, tanpa memikirkan akibatnya.


 Keinginan untuk mengikuti trend atau gaya
 Keinginan untuk diterima oleh lingkungan atau kelompok
 Lari dari kebosanan atau masalah hidup.
 Pengertian yang salah bahwa penggunaan sekali-sekali tidak akan menimbulkan
ketagihan

2. Faktor Lingkungan

a. Lingkungan keluarga
Seseorang dengan latar belakang “broken home” (hubungan ayah dan ibu yang retak),
memiliki hubungan komunikasi  antara orang tua dan anak yang kurang efektif, dan
kurangnya rasa hormat antar anggota keluarga bisa menjadi faktor yang ikut
mendorong seseorang untuk melakukan penyalahgunaan narkoba.

b. Lingkungan sekolah
Sekolah yang kurang disiplin, terletak di dekat tempat hiburan, kurang memberi
kesempatan pada siswa untuk mengembangkan diri secara kreatif dan positif, dan
adanya murid penyalahguna narkoba merupakan faktor kontributif terjadinya
penyalahgunaan narkoba oleh siswa lainnya.

c. Lingkungan teman sebaya


Faktor ini umumnya terjadi pada kalangan remaja. Ada kalanya menggunakan
narkoba merupakan suatu hal yng penting bagi remaja agar bisa diterima dalam
pergaulan (kelompok teman sebayanya) dan dianggap sebagai orang dewasa.

7
2.2. Bentuk Pencegahan

2.2.1. Diri Sendiri

Untuk mencegah penyalahgunaan zat adiktif, dapat dimulai dari diri sendiri:

1. Menjaga pergaulan
2. Tidak merokok
3. Mengenali gejala pengguna NAPZA
4. Menjauhi orang yang memiliki gejala penggunaan NAPZA
5. Mengetahui dampak buruk penggunaan NAPZA
6. Tidak menjadikan narkoba sebagai jalan keluar dalam masalah

2.2.2. Pemerintah

Pemerintah sudah melakukan berbagai cara untuk mencegah penyalahguaan narkoba,


diantaranya dengan mendirikan BNN (Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia) serta
mengadakan berbagai program baik secara nyata maupun virtual sebagai tindakan preventif
untuk mencegah penyalahgunaan NAPZA. Selain tindakan preventif, pemerintah juga
melakukan tindakan kuratif dan rehabilitative. Tindakan kuratif yaitu membantu mengobati
ketergantungan dan menyembuhkan penyakit sebagai akibat dari pemakaian narkoba,
sekaligus menghentikan peakaian narkoba. Tidak sembarang pihak dapat mengobati pemakai
narkoba ini, hanya dokter yang telah mempelajari narkoba secara khususlah yang
diperbolehkan mengobati dan menyembuhkan pemakai narkoba ini.Pngobatan ini sangat
rumit dan dibutuhkan kesabaran dala menjalaninya. Kunci keberhasilan pengobatan ini
adalah kerjasama yang baik antara dokter, pasien dan keluarganya. Program rehabilitative
adalah upaya pemulihan kesehatan jiwa dan raga yang ditujukan kepada penderita narkoba
yang telah lama menjalani program kuratif. Tujuannya agar ia tidak memakai NAPZA dan
bisa bebas dari penyakit yang ikut menggerogotinya karena bekas pemakaian narkoba.
Kerusakan fisik, kerusakan mental dan penyakit bawaan macam HIV/AIDS biasanya ikut
menghampiri para pemakai narkoba. Itulah sebabnya mengapa pengobatan narkoba tanpa
program rehabilitasi tidaklah bermanfaat. Setelah sembuh masih banyak masalah yang harus
dihadapi oleh bekas pemakai tersebut, yang terburuk adalah para penderita akan merasa putus
asa setelah dirinya tahu telah terjangit penyakit macam HIV/AIDS dan lebih memilih untuk
mengakhiri dirinya sendiri. Cara yang paling banyak dilakukan dalam upaya bunuh diri ini
adalah dengan cara menyuntikkan dosis obat dalam jumlah berlebihan yang mengakibatkan

8
pemakai mengalami Over Dosis (OD). Cara lain yang biasa digunakan untuk bunuh diri dalah
dengan melompat dari ketinggian, membenturkan kepala ke tembok atau sengaja melempar
dirinya untuk ditbrakkan pada kendaraaan yang sedang lewat. Banyak upaya pemulihan
namun keberhasilannya sendiri sangat bergantung pada sikap profesionalisme lembaga yang
menangani program rehabilitasi ini, kesadaran dan kesungguhan penderita untuk sembuh
serta dukungan kerja sama antara penderita, keluarga dan lembaga.

Bab III

Kesimpulan

3.1. Kesimpulan

Zat adiktif merupakan zat yang dapat menimbulkan ketergantungan apabila


dikonsumsi terus menerus. Jenis zat adiktif ada 3, yaitu narkotika, psikotropika, dan zat
adiktif lainnya. Berdasarkan efeknya terhadap tubuh, zat adiktif juga dibedakan menjadi 3,
yaitu stimulan, sedatif/hipnotika, dan halusinogen. Penyalahgunaan NAPZA akan berdampak
merusak pada penggunanya. Oleh karena itu, sebagai pelajar kita harus menjauhi dan
mencegah penggunaan NAPZA agar masa depan kita sebagai pelajar tidak rusak.

Daftar Pusaka

https://www.republika.co.id/berita/qveb7u396/wapres-pengguna-narkoba-
diprediksi-meningkat-11-persen

https://www.cnbcindonesia.com/news/20201230153644-4-212607/sepanjang-2020-
bnn-ungkap-tangkapan-sabu-capai-112-juta-ton

https://bnn.go.id

Buku MODUL PJJ IPA 8

https://www.orami.co.id/magazine/zat-adiktif/

https://bnn.go.id/pengertian-narkoba-dan-bahaya-narkoba-bagi-kesehatan/

https://bnn.go.id/apa-itu-psikotropika-dan-bahayanya/

https://rsupsoeradji.id/pengaruh-dampak-dan-komplikasi-penyalahgunaan-napza/

https://www.alodokter.com/penyalahgunaan-napza

9
https://www.apotek-k24.com/tips-sehat/216/Faktor-Penyebab-dan-Dampak-
Penyalahgunaan-Narkoba

http://pn-karanganyar.go.id/main/index.php/berita/artikel/997-pencegahan-
penyalahgunaan-narkotika

10

Anda mungkin juga menyukai