Abstrak
Zat adiktif memiliki dampak yang mematikan bagi semua orang, terutama pada anak
anak muda karena dapat merusak kehidupan dan masa depan mereka. Banyak anak anak
muda yang terlibat dalam kasus narkoba saat ini. Oleh karena itu, sangat penting untuk
mengetahui bahaya dari zat adiktif seperti narkoba sebagai bentuk tindakan pencegahan
terhadap penyalahgunaan zat adiktif.
Kata Pengantar
Puji dan Syukur Penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan penelitian dan Karya Tulis Ilmiah ini.
Adapun judul karya tulis ilmiah ini adalah “Dampak Penyalahgunaan Zat Adiktif”. Karya
Tulis Ilmiah ini disusun untuk menyelesaikan tugas membuat makalah SMPN 1 Genteng.
Tulisan ini bersumber dari berbagai sumber yang diberikan oleh anggota kelompok
kami. Untuk itu pada kesempatan ini penulis banyak mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada anggota kelompok kami yang telah membantu pembuatan karya
tulis ini.
ii
Daftar Isi
Abstrak……………………………………ii
Kata Pengantar………………….………..ii
Daftar Isi……………………….…………iii
Bab I Pendahuluan…………………….………..1
1.1. Latar Belakang…………….…………..1
1.2. Rumusan Masalah……………………..1
1.3. Tujuan………………………………....1
1.4. Manfaat…………………………….….1
Bab II Tinjauan Pusaka……………….………...2
2.1. Zat Adiktif……………………….……..2
2.1.1.Definisi Zat Adiktif………...……...2
2.1.2.Jenis-Jenis Zat Adiktif……………...2
2.1.3.Dampak Penyalahgunaan Zat
Adiktif……………...................................................6
2.1.4.Faktor Penyebab Penggunaan Zat
Adiktif………………………………………….…..7
2.2.Bentuk Pencegahan…………….………..8
2.2.1.Diri Sendiri………………….………8
2.2.2.Pemerintah…………………….…….8
Bab III Kesimpulan
3.1.Kesimpulan…………………………..…..9
Daftar Pusaka………………………………….…9
iii
1.
Bab I
Pendahuluan
Zat adiktif adalah zat yang mempunyai resiko kecanduan bagi penggunanya. Zat
adiktif dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan/psikologis seseorang. Zat adiktif ini dapat
merusak penggunnanya apabila disalahgunakan. Anak remaja rawan terlibat dalam kasus
narkoba dan zat adktif.
Selama masa pandemic ini, jumlah kasus NAPZA (Narkotika, Psikotropika, dan Zat
Adiktif Lainnya) telah meningkat. Hal ini disebabkan naiknya angka pengangguran selama
pandemic sehingga mereka terpaksa menjadi pengedar NAPZA.
Sejak tahun 2012 hingga sekarang, BNN telah mendapati 16.325 total kasus narkoba,
22.178 total tersangka kasus narkoba, dan 33.126 total pasien penyalahgunaan. Selain itu,
hasil survei penyalahgunaan narkoba 2019 oleh BNN bersama LIPI menunjukkan bahwa
angka prevalensi penyalahguna narkoba di Indonesia mencapai 1,80 persen atau sekitar
3.419.188 jiwa. Sehingga, dapat dikatakan terdapat 180 dari tiap 10.000 penduduk Indonesia
berumur 15 hingga 64 tahun terpapar memakai narkoba.
Walupun sudah dilakukan banyak tindakan pencegahan, angka tersebut naik hampir
setiap tahunnya. Salah satu bentuk pencegahan yang dapat kita lakukan adalah dengan
mempelajari dampak penyalahagunaan NAPZA.
1.3. Tujuan
Untuk mengetahui dampak dari penyalahgunaan zat adiktif sebagai bentuk pencegahan
penyalahgunaan.
1
1.4. Manfaat
Bab II
Tinjauan Pusaka
Zat adiktif adalah suatu zat yang terkandung dalam obat-obatan dan bahan-bahan aktif
yang bila dikonsumsi akan menyebabkan ketergantungan yang sulit dihentikan. Pada
ummumnya, orang orang menganggap zat adiktif adalah narkoba dan psikotropika namun,
zat adiktif bukan hanya narkoba dan psikotropika yang banyak orang perbincangkan. Tetapi
makanan dan minuman yang Moms dan Dads konsumsi sehari-hari bisa saja mengandung zat
adiktif. Menurut National Institute on Drug Abuse, dalam dunia medis kecanduan atau adiksi
adalah gangguan kronis yang dapat kambuh, ditandai dengan penggunaan terus menerus
meskipun memiliki dampak yang berbahaya, dan dapat terjadi perubahan jangka panjang di
otak.
Kecanduan juga dianggap sebagai gangguan otak dan gangguan kesehatan mental.
jika kalian terbiasa merokok, minum kopi, atau mengonsumsi makanan dan minuman
manis yang tidak boleh tertinggal setiap hari, sesungguhnya ini merupakan pertanda zat
adiktif telah memengaruhi tubuh Moms dan Dads.
Jenis-jenis zat adiktif ada 3, yaitu narkotika, psikotropika dan zat psiko-aktif lainnya
ketiga jenis zat adiktif ini juga sering disingkat menjadi NAPZA.
1. Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat baik yang bersifat alamiah, sintetis, maupun semi
sintetis yang menimbulkan efek penurunan kesadaran, halusinasi, serta daya rangsang.
2
Sementara menurut UU Narkotika pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa narkotika
merupakan zat buatan atau pun yang berasal dari tanaman yang memberikan efek halusinasi,
menurunnya kesadaran, serta menyebabkan kecanduan.
a. Narkotika Golongan 1
Narkotika golongan 1 seperti ganja, opium, dan tanaman koka sangat berbahaya jika
dikonsumsi karena beresiko tinggi menimbulkan efek kecanduan.
b. Narkotika Golongan 2
c. Narkotika Golongan 3
Dan yang terakhir, narkotika golongan 3 memiliki risiko ketergantungan yang cukup
ringan dan banyak dimanfaatkan untuk pengobatan serta terapi.
Ada beberapa jenis narkoba yang bisa didapatkan secara alami namun ada juga yang
dibuat melalui proses kimia. Jika berdasarkan pada bahan pembuatnya, jenis-jenis narkotika
tersebut di antaranya adalah:
Jenis yang satu ini didapatkan dari proses pengolahan yang rumit. Golongan ini sering
dimanfaatkan untuk keperluan pengobatan dan juga penelitian. Contoh dari narkotika yang
bersifat sintetis seperti Amfetamin, Metadon, Deksamfetamin, dan sebagainya.
3
Pengolahan menggunakan bahan utama berupa narkotika alami yang kemudian
diisolasi dengan cara diekstraksi atau memakai proses lainnya. Contohnya adalah Morfin,
Heroin, Kodein, dan lain-lain.
Ganja dan Koka menjadi contoh dari Narkotika yang bersifat alami dan langsung bisa
digunakan melalui proses sederhana. Karena kandungannya yang masih kuat, zat tersebut
tidak diperbolehkan untuk dijadikan obat. Bahaya narkoba ini sangat tinggi dan bisa
menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan jika disalahgunakan. Salah satu akibat fatalnya
adalah kematian.
2. Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat yang bekerja menurunkan fungsi otak
serta merangsang susuan syaraf pusat sehingga menimbulkan reaksi berupa
halusinasi, ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan perasaan yang tiba-tiba, dan
menimbulkan rasa kecanduan pada pemakainya. Jenis obat-obatan ini bisa
ditemukan dengan mudah di apotik, hanya saja penggunaannya harus sesuai
dengan resep dokter. Efek kecanduan yang diberikan pun memiliki kadar yang
berbeda-beda, mulai dari berpotensi tinggi menimbulkan ketergantungan hingga
ringan.
Psikotropika Golongan 1
Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini memiliki potensi yang tinggi
menyebabkan kecanduan. Tidak hanya itu, zat tersebut juga termasuk dalam obat-obatan
terlarang yang penyalahgunaannya bisa dikenai sanksi hukum. Jenis obat ini tidak untuk
pengobatan, melainkan hanya sebagai pengetahuan saja. Contoh dari psikotropika golongan 1
diantaranya adalah LSD, DOM, Ekstasi, dan lain-lain yang secara keseluruhan jumlahnya ada
14. Pemakaian zat tersebut memberikan efek halusinasi bagi penggunanya serta merubah
perasaan secara drastis. Efek buruk dari penyalahgunaannya bisa menimbulkan kecanduan
yang mengarah pada kematian jika sudah mencapai level parah.
Psikotropika Golongan 2
Golongan 2 juga memiliki risiko ketergantungan yang cukup tinggi meski tidak
separah golongan 1. Pemakaian obat-obatan ini sering dimanfaatkan untuk menyembuhkan
berbagai penyakit. Penggunaannya haruslah sesuai dengan resep dokter agar tidak
memberikan efek kecanduan. Golongan 2 ini termasuk jenis obat-obatan yang paling sering
disalahgunakan oleh pemakaianya, misalnya adalah Sabu atau Metamfeamin, Amfetamin,
Fenetilin, dan zat lainnya yang total jumlahnya ada 14.
4
Psikotropika Golongan 3
Psikotropika Golongan 4
Zat adiktif juga dapat dibedakan berdasarkan efeknya terhadap tubuh yaitu stimulan,
sedatif/hipnotika dan halusinoen.
1. Stimulan
Stimulan,merupakan zat adiktif yang dapat meningkatkan aktivitas sistem
saraf pusat atau fungsi organ tubuh lainnya, seperti meningkatkan detak jantung, laju
pernapasan, dan tekanan darah. Stimulan akan membuat orang lebih siaga dan tidak
merasakan lelah, contohnya kafein, nikotin, kokain, dan metamfetamin.
2. Sedatif/Hipnotika
Sedatif/hipnotika atau depresan, akan menghambat aktivitas sistem saraf pusat
atau fungsi organ tubuh lainnya. Depresan akan menurunkan kesadaran dan
menyebabkan rasa kantuk, menurunkan tekanan darah, memperlambat detak jantung,
dan membuat otot lebih rileks. Contoh depresan misalnya: asam barbiturat, alkohol,
dan diazepam.
5
3. Halusinogen
Halusinogen merupakan zat adiktif yang memberikan efek halusinasi atau
khayal. Pengguna zat ini akan mendengar atau melihat sesuatu yang sebenarnya tidak
nyata. Contoh halusinogen misalnya LSA (Lysergic acid amide) dan LSD (Lysergic
acid diethylamide).
Secara garis besar, zat adiktif memiliki dampak merusak tubuh dalam jagka waktu
yang lama. Namun secara spesifik, masing-masing zat adiktif memiliki dampak yang
berbeda-beda tergantug pada frekuensi penggunaan, dosis dan jenisnya.
Komorbiditasnya yaitu :
1. Gangguan tidur, gangguan fungsi seksual, cemas, depresi berat, pada penyalahgunaan
heroin atau putaw.
3. Gangguan psikotik, gangguan cemas, paranoid, kehilangan motivasi, acuh tak acuh
dan gangguan daya ingat. Ditemukan pada pengguna ganja.
4. Depresi, cemas sampai panik dan paranoid dapat dilihat para pengguna alkohol dan
sedatif-hipnotika.
Dampak Sosial
6
3. Di masyarakat dapat tercipta pasar gelap, pengedar atau bandar sering menggunakan
perantara remaja atau siswa, meningkatnya kejahatan, meningkatnya kecelakaan lalu
lintas, dan menurunnya daya tahan sosial.
1. Faktor Individu
2. Faktor Lingkungan
a. Lingkungan keluarga
Seseorang dengan latar belakang “broken home” (hubungan ayah dan ibu yang retak),
memiliki hubungan komunikasi antara orang tua dan anak yang kurang efektif, dan
kurangnya rasa hormat antar anggota keluarga bisa menjadi faktor yang ikut
mendorong seseorang untuk melakukan penyalahgunaan narkoba.
b. Lingkungan sekolah
Sekolah yang kurang disiplin, terletak di dekat tempat hiburan, kurang memberi
kesempatan pada siswa untuk mengembangkan diri secara kreatif dan positif, dan
adanya murid penyalahguna narkoba merupakan faktor kontributif terjadinya
penyalahgunaan narkoba oleh siswa lainnya.
7
2.2. Bentuk Pencegahan
Untuk mencegah penyalahgunaan zat adiktif, dapat dimulai dari diri sendiri:
1. Menjaga pergaulan
2. Tidak merokok
3. Mengenali gejala pengguna NAPZA
4. Menjauhi orang yang memiliki gejala penggunaan NAPZA
5. Mengetahui dampak buruk penggunaan NAPZA
6. Tidak menjadikan narkoba sebagai jalan keluar dalam masalah
2.2.2. Pemerintah
8
pemakai mengalami Over Dosis (OD). Cara lain yang biasa digunakan untuk bunuh diri dalah
dengan melompat dari ketinggian, membenturkan kepala ke tembok atau sengaja melempar
dirinya untuk ditbrakkan pada kendaraaan yang sedang lewat. Banyak upaya pemulihan
namun keberhasilannya sendiri sangat bergantung pada sikap profesionalisme lembaga yang
menangani program rehabilitasi ini, kesadaran dan kesungguhan penderita untuk sembuh
serta dukungan kerja sama antara penderita, keluarga dan lembaga.
Bab III
Kesimpulan
3.1. Kesimpulan
Daftar Pusaka
https://www.republika.co.id/berita/qveb7u396/wapres-pengguna-narkoba-
diprediksi-meningkat-11-persen
https://www.cnbcindonesia.com/news/20201230153644-4-212607/sepanjang-2020-
bnn-ungkap-tangkapan-sabu-capai-112-juta-ton
https://bnn.go.id
https://www.orami.co.id/magazine/zat-adiktif/
https://bnn.go.id/pengertian-narkoba-dan-bahaya-narkoba-bagi-kesehatan/
https://bnn.go.id/apa-itu-psikotropika-dan-bahayanya/
https://rsupsoeradji.id/pengaruh-dampak-dan-komplikasi-penyalahgunaan-napza/
https://www.alodokter.com/penyalahgunaan-napza
9
https://www.apotek-k24.com/tips-sehat/216/Faktor-Penyebab-dan-Dampak-
Penyalahgunaan-Narkoba
http://pn-karanganyar.go.id/main/index.php/berita/artikel/997-pencegahan-
penyalahgunaan-narkotika
10