Anda di halaman 1dari 6

Kelompok IV :

1. Kharul Jihad
2. E’en Is Sugiarti
3. Sudiarti
4. Siti Fatimah
5. Andini Ardila
6. Rabiatul Adwiah
7. Noti Eka Ratnawati
8. Riswan Sanjaya
9. Faisal Maulana
10. Khaerunnisah

MARAKNYA NARKOBA

A. Latar Belakang.

Narkotika dan psikotropika merupakan obat atau bahan yang bermanfaat di

bidang pengobatan, pelayanan kesehatan, dan pengembangan ilmu pengetahuan,

dan pada sisi lain dapat menimbulkan ketergantungan yang sangat merugikan

apabila dipergunakan tanpa pengendalian, pengawasan yang ketat dan seksama.

Zat-zat narkotika yang semula ditunjukkan untuk kepentingan pengobatan, namun

dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, jenis-jenis narkotika dapat

diolah sedemikian banyak serta dapat pula disalahgunakan fungsinya. Maraknya

peredaran narkotika di masyarakat dan besarnya dampak buruk serta kerugian baik

kerugian ekonomi maupun kerugian sosial yang ditimbulkannya membuka

kesadaran berbagai kalangan untuk menggerakkan perang terhadap narkotika dan

obat-obatan terlarang lainnya (narkoba).

Kejahatan narkoba umumnya tidak dilakukan oleh satu perorangan

melainkan dilakukan secara bersama-sama bahkan dilakukan oleh sindikat secara

terorganisir secara rapi dan rahasia, di samping itu kejahatan narkotika sudah

menjadi ancaman yang serius bagi kehidupan manusia. Untuk lebih meningkatkan

pengendalian dan pengawasan terhadap peredaran narkotika diperlukan upaya

bersama antara aparat dan penegak hukum dengan masyarakat, karena tanpa adanya
koordinasi, maka peredaran narkotika masyarakat pun mulai merasakan pengaruh

dan akibat secara nyata. Adapun gejalanya adalah mulai masuk dalam keluarga,

sekolah, dan lingkungan.

Narkoba sudah menjadi masalah global yang mendapat perhatian serius dari

WHO, hingga 2017 WHO mencatat ada 31 juta orang kecanduan obat-obatan

terlarang. Di Indonesia penggunaan narkotika, alkohol, psikotropika, dan zat adiktif

lainnya (NAPZA) semakin meningkat. BNN menyebutkan 27,32% penggunaan

NAPZA dari kalangan mahasiswa dan pelajar.

B. Dampak Narkoba Bagi Bangsa/Negara.

Banyak faktor - faktor yang bisa mengancam ketahanan Nasional, salah

satunya adalah penyalahgunaan narkoba. Tindak kejahatan penyalahgunaan narkoba

telah menjadi ancaman nyata yang sangat berbahaya dan sangat merugikan

kehidupan manusia dan kehidupan bangsa yang pada gilirannya mengancam

ketahanan Nasional. Proses Narkoba menghancurkan ketahanan bangsa itu sendiri

dimulai dari tingkat individu/pribadi, kemudian menyebar kedalam satu keluarga,

meluas ketingkat lokal dan meluas lagi ketingkat daerah, lama kelamaan akan

berkembang ke tingkat yang lebih luas yakni tingkat Nasional.

Contohnya :

1. Terjadinya tindakan kriminal ditengah-tengah masyarakat (pencurian,

perampokan).

2. Penyebaran penyakit menular (Hepatitis, HIV AIDS).

3. SDM yang tidak bermoral sehingga menghasilkan generasi bangsa yang tidak

berkualitas (Indonesia akan dianggap remeh oleh Negara lain).

C. Hal – Hal Yang Harus Dicegah

1. Pergaulan Bebas

2. Penyebaran atau Pengedaran Narkoba

D. Hal – Hal Yang Harus Dipelihara


1. Peningkatan kesadaran (pererat diri dengan Tuhan), pengetahuan dan

pengendalian diri

2. Peran dan perhatian Keluarga

3. Pencegahan secara teroganisir (kampanye, penyuluhan dll)

E. Upaya Yang Dikembangkan Untuk Menyelesaikan Masalah.

Metode pencegahan dan pemberantasan penyalahgunaan narkoba yang

paling efektif dan mendasar adalah metode promotif dan preventif. Upaya yang

paling praktis dan nyata adalah represif dan upaya yang manusiawi adalah kuratif

serta rehabilitatif.

1. Promotif (Promosi)

Program promotif ini kerap disebut juga sebagai program presentif atau

program pembinaan. Pada program ini yang menjadi sasaran pembinaanya

adalah para anggota masyarakat yang belum memakai atau bahkan belum

mengenal narkoba sama sekali.

Prinsip yang dijalani oleh program ini adalah dengan meningkatkan peranan

dan kegitanan masyarakat agar kelompok ini menjadi lebih sejahtera secara

nyata sehingga mereka sama sekali tidak akan pernah berpikir untuk

memperoleh kebahagiaan dengan cara menggunakan narkoba. Bentuk program

yang ditawarkan antara lain pelatihan, dialog interaktif dan lainnya pada

kelompok belajar, kelompok olah raga, seni budaya, atau kelompok usaha.

Pelaku program yang sebenarnya paling tepat adalah lembaga-lembaga

masyarakat yang difasilitasi dan diawasi oleh pemerintah.

2. Preventif (Pencegahan)

Program ini selain dilakukan oleh pemerintah, juga sangat efektif apabila

dibantu oleh sebuah instansi dan institusi lain termasuk lembaga-lembaga

profesional terkait, lembaga swadaya masyarakat, perkumpulan, organisasi

masyarakat dan lainnya. Bentuk dan agenda kegiatan dalam program preventif

ini :
a. Kampanye anti penyalahgunaan narkoba.

Program pemberian informasi satu arah dari pembicara kepada pendengar

tentang bahaya penyalahgunaan narkoba.

b. Penyuluhan seluk beluk narkoba .

Berbeda dengan kampanye yang hanya bersifat memberikan informasi, pada

penyuluhan ini lebih bersifat dialog yang disertai dengan sesi tanya jawab.

Bentuknya bisa berupa seminar atau ceramah.

c. Pendidikan dan pelatihan kelompok sebaya .

Perlu dilakukan pendidikan dan pelatihan didalam kelompok masyarakat

agar upaya menanggulangi penyalahgunaan narkoba didalam masyarakat ini

menjadi lebih efektif. Pada program ini pengenalan narkoba akan dibahas

lebih mendalam yang nantinya akan disertai dengan simulasi

penanggulangan, termasuk latihan pidato, latihan diskusi dan latihan

menolong penderita.

d. Upaya mengawasi dan mengendalikan produksi dan upaya distribusi

narkoba di masyarakat.

Pada program ini sudah menjadi tugas bagi para aparat terkait seperti polisi,

Departemen Kesehatan, Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM),

Imigrasi, Bea Cukai, Kejaksaan, Pengadilan dan sebagainya.

3. Kuratif (Pengobatan)

Program ini juga dikenal dengan program pengobatan dimana program ini

ditujukan kepada para pemakai narkoba. Bentuk kegiatan yang yang

dilakukan dalam program pengobat ini adalah :

a. Penghentian secara langsung;

b. Pengobatan gangguan kesehatan akibat dari penghentian dan pemakaian

narkoba (detoksifikasi);

c. Pengobatan terhadap kerusakan organ tubuh akibat pemakaian narkoba;

d. Pengobatan terhadap penyakit lain yang dapat masuk bersama narkoba

seperti HIV/AIDS, Hepatitis B/C, sifilis dan lainnya.


Kunci keberhasilan pengobatan ini adalah kerjasama yang baik antara dokter,

pasien dan keluarganya.

4. Rehabilitatif (Pemulihan)

Program ini disebut juga sebagai upaya pemulihan kesehatan jiwa dan

raga yang ditujukan kepada penderita narkoba yang telah lama menjalani

program kuratif.

Banyak upaya pemulihan namun keberhasilannya sendiri sangat

bergantung pada sikap profesionalisme lembaga yang menangani program

rehabilitasi ini, kesadaran dan kesungguhan penderita untuk sembuh serta

dukungan kerja sama antara penderita, keluarga dan lembaga.

5. Represif (Tindakan)

Ini merupakan program yang ditujukan untuk menindak para produsen,

bandar, pengedar dan pemakai narkoba secara hukum.Program ini merupakan

instansi pemerintah yang berkewajiban mengawasi dan mengendalikan

produksi aupun distribusi narkoba.Selain itu juga berupa penindakan terhadap

pemakai yang melanggar undang-undang tentang narkoba. Instansi yang

terkain dengan program ini antara lain polisi, Departemen Kesehatan, Balai

Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Imigrasi, Bea Cukai, Kejaksaan,

Pengadilan. Begitu luasnya jangkauan peredaran gelap narkoba ini tentu

diharapkan peran serta masyarakat, termasuk LSM dan lembaga

kemasyarakatan lain untuk berpartisipasi membantu para aparat terkait

tersebut Masyarakat juga harus berpartisipasi, paling tidak melaporkan segala

hal yang berhubungan dengan kegiatan yang terkait dengan penyalahgunaan

narkoba dilingkungannya. Untuk memudahkan partisipasi masyarakat

tersebut, polisi harus ikut aktif menggalakkan pesan dan ajakan untuk melapor

ke polisi bila melihat kegiatan penyalahgunaan narkoba.Cantumkan pula

nomor dan alamat yang bisa dihubungi sehingga masyarakat tidak

kebingungan bila hendak melapor.


Oleh karena itu peranan semua sektor terkait termasuk para orangtua,

guru, tokoh masyarakat, tokoh agama, kelompok remaja dan LSM di

masyarakat, dalam pencegahan narkoba sangat penting.

F. Komitmen – Komitmen Yang Perlu Dibangun Untuk Kebaikan Bersama

1. Kesadaran diri dari individu (pelaku, calon pelaku), keluarga, dan masyarakat

Kesadaran individu yang dimaksud adalah peningkatan nilai moral baik

peningkatan pemahaman berupa agama dan motivasi diri untuk menjadi pribadi

yang baik

Kesadaran keluarga yaitu terciptanya kesadaran orang tua atas tanggung jawab

terhadap keluarganya, kesadaran menciptakan lingkungan yang harmonis penuh

cinta kasih dalam sebuah keluarga

Kesadaran masyarakat adalah kesadaran yang diciptakan dalam sector

masyarakat untuk membuat lingkungan masyarakat bebas NARKOBA

2. Kerja sama

Terciptanya kerjasama yang baik bagi setiap individu, kelompok dan lembaga

hukum pemerintah untuk terciptanya kinerja yang baik untuk dilakukan

promosi, pencegahan, pengobatan, rehabilitas dan pemberantasan NARKOBA.

G. Saran dan Masukan.

1. Peningkatan perhatian dan kepedulian keluarga

2. Selalu melakukan sosialisasi untuk menekan jumlah pengguna

3. Adanya perhatian dari individu, keluarga, masyarakat, pemerintah dan lembaga-

lembaga hukum.

Anda mungkin juga menyukai