Anda di halaman 1dari 12

Penguatan SDM dan

pencegahan penyalahgunaan narkotika

Nama : Maulana Nur Faiz

Npm : 044123352

Kelas : 1-H

Fakultas : Ilmu Sosial Dan Ilmu Budaya

Program Studi : Ilmu Komunikasi

Mata Kuliah : Pendidikan Kewarganegaraan

Dosen : Dr.Sumardi, M.Pd

Universitas Pakuan

Abstrak

Narkoba (narkotika, psikotropika dan bahan-bahan zat adiktif lainnya) dapat


membahayakan kehidupan manusia, jika dikonsumsi dengan cara yang tidak tepat,
dapat menyebabkan kematian. Narkoba mempunyai dampak negatif yang sangat
luas; baik secara fisik, psikis, ekonomi, sosial budaya hankam, dan lain
sebagainya. Banyak cara digunakan agar pemakai narkoba dapat normal dan pulih
kembali seperti biasanya.Sehingga kepada pemakai / pengedar dalam ketentuan
hokum pidana nasional diberikan sanksi yang berat. Metode penelitian adalah studi
kepustakaan, hasilnya adalah kasus penyalahgunaan narkoba mengalami
peningkatan sangat tajam karena belum ada standarisasi sistem pencatatan dan
pelaporan penyalahgunaan narkoba. penguatan SDM melalui pendidikan,
pengembangan keterampilan, dan dukungan psikologis, bersama dengan kebijakan
yang tepat, merupakan strategi yang komprehensif dalam mencegah dan mengatasi
penyalahgunaan narkotika yang selalu mengalami peningkatan ini. Upaya ini perlu
melibatkan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta untuk
mencapai hasil yang signifikan dalam memerangi masalah yang merusak ini.

Kata Kunci : Narkoba, Penyalahgunaan, Pencegahan, Penanggulangan, SDM

A. Pendahuluan
Pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan manusia
Indonesia seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya yang adil,
makmur, sejahtera dan damai berdasarkan Pancasila dan Undang Undang
Dasar 1945. Untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera
tersebut pula peningkatan secara terus-menerus di bidang pengobatan dan
pelayanan kesehatan termasuk ketersediaan bahan narkotika sebagai obat, di
samping usaha pengembangan ilmu pengetahuan meliputi penelitian,
pengembangan, pendidikan, dan pengajaran sehingga ketersediaannya perlu
melalui kegiatan produksi dan impor.
Pembangunan kesehatan sebagai bagian integral dari pembangunan
nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan
yang optimal, yang dilakukan melalui berbagai upaya kesehatan, di
antaranya penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Meskipun narkoba sangat diperlukan untuk pengobatan dan pelayanan
kesehatan, namun bila disalahgunakan atau digunakan sesuai dengan standar
pengobatan, terlebih jika disertai dengan peredaran narkoba secara gelap
akan menimbulkan akibat yang sangat merugikan perorangan ataupun
masyarakat, khususnya generasi muda,
Penyalahgunaan narkoba di Indonesia sudah sampai ke tingkat yang
sangat mengkhawatirkan, fakta di lapangan menunjukkan bahwa 50%
penghuni LAPAS (Lembaga Pemasyarakatan) disebabkan oleh kasus
narkoba. Berita kriminal di media massa, baik media cetak maupun
elektronik dipenuhi oleh berita tentang penyalahgunaan narkoba.
Korban narkoba meluas ke semua lapisan masyarakat dari pelajar,
mahasiswa, artis, ibu rumah tangga, pedagang, supir angkot, anak jalanan,
pekerja, dan lain sebagainya. Narkoba dengan mudahnya diperoleh, bahkan
dapat diracik sendiri yang sulit dideteksi, pabrik narkoba secara ilegalpun
sudah didapati di Indonesia.
Pemakaian narkoba di luar indikasi medik, tanpa petunjuk atau resep
dokter, dan pemakaiannya bersifat patologik (menimbulkan kelainan) dan
menimbulkan hambatan dalam aktivitas di rumah, sekolah atau kampus,
tempat kerja dan lingkungan social. Ketergantungan narkoba diakibatkan
oleh penyalahgunaan zat yang disertai dengan adanya toleransi zat (dosis
semakin tinggi) dan gejala putus asa, yang memiliki sifat-sifat keinginan
yang tak terhankan, kecenderungan untukmenambah takaran (dosis),
ketergantungan fisik dan psikologis.
Kejahatan narkoba merupakan kejahatan international(International
Crime), kejahatan yang terkoorganisir (Organize Crime), mempunyai
jaringan yang luas, mempunyai dukungan dana yang besar dan sudah
menggunakan teknologi yang canggih.
Narkoba mempunyai dampak negatif yang sangat luas ; baik secara
fisik, psikis, ekonomi, sosial, budaya, hankam, dan lain sebagainya. Bila
penyalahgunaan narkoba tidak diantisipasi dengan baik, maka akan rusak
bangsa dan negara ini. Oleh karena itu, diperlukan kerja sama yang baik dari
seluruh komponen bangsa untuk penanggulangan penyalahgunaan narkoba.
(Soedjono, 2000 : 41)
B. Kajian Teoretik
Narkotika adalah obat yang dapat menghilangkan terutama rasa sakit
dan nyeri yang berasal dari daerah viresal atau alat alat rongga dada dan
rongga perut, juga menimbulkan efek stupor (bengong) dalam waktu yang
relatif lama dalam keadaan sadar dan menimbulkan efek kecanduan.
Indonesia sekarang berada dalam situasi darurat narkoba, seperti yang
di sampaikan presiden kita Ir. Joko Widodo yang telah menegaskan perang
melawan narkoba di Indonesia, tidak hanya orang dewasa namun remaja,
anak-anak pun sudah terasuki zat zat narkoba.
Berbagai pemicu penyalahgunaan:
1. Faktor diri
 Remaja memiliki rasa keingintahuan yang besar untuk
merasakannya
 Ingin diterima disuatu lingkunagn tertentu
 Memiliki permasalahan keluarga/stress
 Minim pengetahuan akan bahaya narkoba
2. Faktor lingkungan
 Keluarga bermasalah/ orang tua pecandu (tidak adanya role
model)
 Kemiskinan, masalah ekonomi, dan pengangguran
 Lingkungan sosial banyak sebagai pecandu atau pengedar
3. Faktor ketersediaan narkoba
 Semakin banyak jenis dan mudahnya memperoleh narkoba
 Modus operasi yang variatif dan sulit terungkap
 Sindikat narkoba yang kuat

Penggolongan Narkoba

Berdasarkan Undang Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika

 Golongan I
Zat zat golongan ini dapat digunakan dalam jumlah terbatas untuk
kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, sebagai
reagen laboratorium dan diagnostik narkotika, tetapi jika sudah
disetujui menteri.
Contoh: opium, heroin, kokain, ganja, metamfetamin, amfetamin,
MDMA, carisoprodol dll.
 Golongan II

Zat zat golongan ini menimbulkan ketergantungan dan digunakan


sebagai pilihan pengobatan terakhir.

Contoh: fentanyl, metadona, morfina, petidina, dll.


 Golongan III
Zat zat golongan ini menyebabkan ketergantungan yang ringan dan
boleh digunakan untuk pengobatan.
Contoh: etilmorfina,kodeina,buprenorfina,dll.

Pengertian penyalahgunaan ialah suatu tindakan yang tidak


semestinya dilakukan dengan kuasa yang dimiliki, dengan melakukan
penyalahgunaan baik itu terhadap suatu kekuasaan, benda atau lain
sebagainya dengan tujuan ingin menadapatkan sesuatu yang ia inginkan dan
menguntungkan untuk pihak itu sendiri. Penyalahgunaan narkotika yang
dilakukan oleh seseorang dapat diartikan menggunakan narkotika tidak
sebagaimana mestinya yang semestinya sudah seharusnya sesuai
pengawasan dan ketentuan yang diberikan dokter. Terjadinya
penyalahgunaan dilingkungan masyarakat tentunya sangat mempengaruhi
masyarakat itu sendiri. Pengaruh itu bisa berupa pengaruh terhadap
ketenangan lingkungan masyarakat, pengaruh terhadap timbulnya kejahatan
dalam masyarakat dan sebagainya.
Penyalahgunaan narkoba tentunya memiliki banyak dampak buruk,
baik bagi pengguna maupun orang disekitarnya karena dapat mengakibatkan
efek domino lainnya, yaitu tindakan kriminal yang mengikuti ada dua
macam sifat ketergantungan yaitu sifat ketergantungan jasmaniah atau
kecanduan dan sifat ketergantungan kejiwaan atau kebiasaan. Untuk
pengguna itu sendiri, narkotikayang disalahgunakan oleh setiap individu
dapat membawa efek efek negatif terhadap tubuh si pemakai itu sendiri baik
fisik, psikis, maupun sosial.
C. Pembahasan
Perlawanan terhadap penyalahgunaan zat narkotika dilingkungan
mahasiswa merupakan salah satu isu yang selalu ada di semua lingkuangan
universitas. Penyalahgunaan narkoba di kalangan mahasiswa memiliki
dampak yang serius dan berbahaya tidak hanya berdampak pada individu
namun hingga nama baik universitas itu sendiri. Dalam rangka mengatasi
permasalahan ini, peran Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi kunci
penting. Penguatan SDM, baik individu maupun masyarakat secara luas,
dapat menjadi fondasi yang kuat untuk mengatasi tantangan penyalahgunaan
narkotika. Dalam pembahasan ini, akan dijelaskan mengapa penguatan SDM
penting dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkotika serta strategi
konkrit yang dapat diimplementasikan dalam upaya ini.

1. Peran Penguatan SDM dalam Pencegahan Penyalahgunaan


Narkotika
Penguatan SDM merujuk pada proses peningkatan pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan kapasitas individu serta masyarakat dalam
menghadapi berbagai tantangan, termasuk penyalahgunaan narkotika.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa penguatan SDM berperan penting
dalam pencegahan penyalahgunaan narkotika:

a. Pendidikan dan Kesadaran: Penguatan SDM melalui pendidikan dan


kesadaran akan bahaya narkotika dapat memberikan individu pengetahuan
yang cukup untuk membuat keputusan yang bijak terkait penggunaan
narkotika.
b. Pengembangan Keterampilan: Peningkatan keterampilan interpersonal,
keterampilan mengatasi stres, dan keterampilan pengambilan keputusan
dapat membantu individu untuk menghindari penggunaan narkotika sebagai
mekanisme penanganan masalah.

c. Pemberdayaan Masyarakat: Melalui penguatan SDM masyarakat, individu


dapat berperan aktif dalam upaya pencegahan penyalahgunaan narkotika,
termasuk dalam membentuk kebijakan dan program-program pencegahan
yang efektif.

d. Dukungan Emosional: Penguatan SDM juga melibatkan memberikan


dukungan emosional dan sosial yang diperlukan bagi individu yang mungkin
berisiko tinggi untuk terlibat dalam penyalahgunaan narkotika.

2. Strategi Konkrit untuk Penguatan SDM dalam Pencegahan


Penyalahgunaan Narkotika

Selain memahami pentingnya penguatan SDM dalam pencegahan


penyalahgunaan narkotika, kita juga perlu mengidentifikasi strategi konkret
yang dapat diimplementasikan. Beberapa strategi yang dapat digunakan
meliputi:

a. Pendidikan Anti-Narkotika: Menerapkan program pendidikan anti-


narkotika yang mencakup informasi tentang bahaya narkotika, konsekuensi
penggunaan, dan cara menghindarinya.
b. Pelatihan Keterampilan Kehidupan: Membekali individu dengan
keterampilan pengambilan keputusan yang baik, pengendalian emosi, dan
keterampilan sosial untuk mengurangi tekanan yang dapat mengarah pada
penyalahgunaan narkotika.

c. Dukungan Sosial dan Keluarga: Meningkatkan dukungan sosial dan


keluarga, terutama bagi individu yang rentan terhadap penyalahgunaan
narkotika, dapat membantu mereka untuk menghindari penggunaan
narkotika.

d. Partisipasi Masyarakat: Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam


program-program pencegahan dan membangun jejaring yang kuat untuk
mendukung upaya pencegahan.

e. Rehabilitasi dan Pemulihan: Bagi individu yang sudah terjerat narkotika,


program rehabilitasi dan pemulihan yang berfokus pada penguatan SDM
dapat membantu mereka untuk melepaskan diri dari penyalahgunaan.

Penguatan SDM dan pencegahan penyalahgunaan narkotika adalah upaya


jangka panjang yang memerlukan komitmen dari berbagai pihak, termasuk
pemerintah, institusi pendidikan, keluarga, dan masyarakat. Dengan
mengintegrasikan pendekatan ini dalam strategi pencegahan narkotika, kita
dapat berharap untuk menciptakan masyarakat yang lebih kuat dan tahan
terhadap penyalahgunaan narkotika.
D. Penutup
kesimpulan

Pencegahan penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja


(mahasiswa) berlandaskan teori proses manajemen strategis menurut J.
David Hungerdan Thomas L. Wheelen berhasil memberikan gambaran
tentang bagaimana seorang manajer publik yang dalam penelitian ini
merupakan Kepala Seksi Pencegahan Pemberdayaan Masyarakat (P2M)
merancang strategi yang bertujuan untuk mencegah penyalahgunaan
Narkotika dan Prekursor narkotika dikalangan generasi muda. Penjelasan
hasil ini adalah sebagai berikut:

1) Pengamatan lingkungan, masih minimnya pengetahuan


pelajar/mahasiswa mengenai narkoba dan bahaya narkoba sehingga
penyalahgunaan narkoba di lingkungan mahasiswa terus meningkat hal
ini disebabkan kurangnya diseminasi informasi atau sosialisasi yang
dilakukan P2M terhadap para mahasiswa, kemudian minimnya
kepedulian masyarakat terhadap mahasiswa yang menyalahgunakan
narkoba, dan SDM yang masih kurang sehingga berpengaruh terhadap
upaya pencegahan penyalahgunaan narkotika di lingkungan mahasiswa.

2) Perumusan strategi,kreativitas strategi dari pegawai BNN masih belum


bisa mengikuti zaman, tidak ada strategi yang mudah ditangkap oleh
kaum millennial sekarang ini seperti dalam bentuk digital yang sangat
mudah untuk di dapatkan dan informasi yang up to date akan cepat
diterima.
Saran
Saran-saran yang peneliti coba ajukan kepada kepala seksi pencegahan dan
pemberdayaan masyarakat agar lebih baik ke depannya adalah sebagai berikut:

1) Strategi baru yang dapat dilakukan akademisi Universitas bisa melalui


media cetak, iklan, siaran radio, media sosial, aplikasi atau website sehingga
dapat dengan mudah diakses oleh seluruh masyarakat khususnya kaum
millennial.
2) Prosedur yang dibuat oleh pusat segera dilaksanakan oleh BNNK seperti
halnya prosedur pengrekrutan relawan anti narkoba, prosedur rencana aksi
nasional karena dapat membantu upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba.
3) Kerjasama antara BNNK dengan Universitas lebih dipermudah prosedurnya.
4) Koordinasi dengan berbagai instansi pemerintahan dan swasta harus lebih di
perbanyak, supaya dalam upaya pencegahan BNNK mempunyai banyak akses
sehingga dapat dimudahkan dalam upaya pencegahan penyalahgunaan
narkoba.
5) Evaluasi yang didapatkan harus benar-benar menjadi acuan supaya untuk
kedepannya upaya pencegahan dapat dilakukan menjadi lebih baik lagi.
6) Pimpinan menerapkan sanksi kepada pegawai yang tidak serius dalam
menjalankan program.
Daftar Pustaka

Eleanora, N. F. (2011). BAHAYA PENYALAHGUNAAN NARKOBA SERTA


USAHA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGANNYA. Jurnal
Hukum, Vol XXV, No. 1, 439.

Eleanora, N. F. (2011). BAHAYA PENYALAHGUNAAN NARKOBA SERTA


USAHA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGANNYA . Jurnal
Hukum, Vol XXV, No. 1, 440.

FUADAH, S. (2019). STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BADAN


NARKOTIKA NASIONAL KOTA CILEGON DALAM PENCEGAHAN
PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA DI KALANGAN REMAJA USIA
SEKOLAH. 171.

N. K., I. A., H. L., & G. R. (2020). PERAN KELOMPOK AKSI PELAJAR ANTI
NARKOBA DALAM UPAYA PENANGGULANGAN
PENYALAHGUNAAN NARKOBA. Natal Kristiono, dkk.

TV, U. (Director). (2023). PPBN UNIVERSITAS PAKUAN [Motion Picture].

Anda mungkin juga menyukai