Anda di halaman 1dari 4

Penatalaksanaan

A. PROMOTIF

Disebut juga program promotif atau program pembinaan. Program ini ditujukan pada
masyarakat yang belum memakai narkoba, atau bahkan belum mengenal narkoba. Bentuk
programnya dapat berupa pelatihan dan dialog interaktif pada berbagai kelompok. Prinsipnya
adalah dengan meningkatkan peranan dan kegiatan agar kelompok ini secara nyata , lebih
sejahtera sehingga tidak pernah berpikir untuk memperoleh kebahagiaan semua dengan
memakai narkoba. Pengenalan terhadap masalah narkoba hanya peringatan sepintas lalu.
Pelaku program promotif yang paling tepat adalah lembaga-lembaga kemasyarakatan yang
difasilitasi dan diawasi oleh pemerintah.

B. PREVENTIF

Program ini ditujukan kepada masyarakat sehat yang belum mengenal narkoba agar
mengetahui seluk beluk narkoba sehingga tidak tertarik untuk menyalahgunakannya. Selain
dilakukan oleh instansi terkait, program ini juga sangat efektif bila dibantu oleh instansi lain
termasuk lembaga professional terkait, lembaga swadaya masyarakat.

Bentuk kegiatan :

a. Kampanye anti penyalahgunaan narkoba

Program pemberian informasi satu arah (monolog) dari pembicara kepada pendengar tentang
bahaya pemakaian narkoba. Informasi yang disampaikan bersifat dangkal dan umum. Informasi
disampaikan oleh tokoh masyarakat bukan tokoh professional.

b. Penyuluhan narkoba

Penyuluhan bersifat dialog dan tanya jawab. Bentuknya dapat berupa seminar atau ceramah.
Tujuannya adalah agar masyarakat mendalami berbagai masalah tentang narkoba dan tidak
tertarik untuk menyalahgunakannya. Materi disampaikan oleh tenaga professional seperti
dokter, polisi, psikologi dan ahli hukum

c. Pendidikan dan pelatihan kelompok sebaya (peer group)

Untuk dapat menanggulangi narkoba secara lebih efektif di dalam kelompok masyarakat,
dilakukan pendidikan dan pelatihan dengan mengambil peserta dari kelompok itu sendiri. Pada
program ini, pengenalan narkoba lebih dalam lagi, disertai simulasi penanggulangan, termasuk
latihan pidato, latihan diskusi, latihan menolong penderita. Program ini dilakukan di sekolah,
kampus atau kantor dalam waktu beberapa hari. Program ini melibatkan beberapa narsumber
dan pelatih, yaitu tenaga yang professional sesuai dengan programnya.

d. Upaya mengawasi dan mengendalikan produksi dan distribusi narkoba di masyarakat

Pengawasan dan penegndalian merupakan tugas aparat terkait seperti polisi, Departemen
Kesehatan BPOM, bea cukai, imigrasi. Karena keterbatasan jumlah dan kemampuan petugas,
program ini belum berjalan optimal. Oleh karena itu masyarakat juga harus membantu secara
proaktif.

C. KURATIF

Program kuratif ditujukan kepada pemakai narkoba. Tujuannya adalah mengobati


ketergantungan dan menyembuhkan penyakit sebagai akibat dari pemakaian narkoba,
sekaligus menghentikan pemakaian narkoba. Kunci sukses pengobatan adalah adanya
kerjasama yang baik antara dokter, keluarga dan penderita.

a. Pengobatan alternative penderita narkoba

Di tengah masyarakat ada bergaia macam cara pengobatan alternative untuk penyembuhan
ketergantungan narkoba yang dapat dibedakan atas :

1. Pengobatan berbasis spiritualis

2. Pengobatan berbasis obat-obat tradisional

Pengobatan alternative korban narkoba oleh masyarakat biasanya hanya tertuju pada upaya
penghentian pemakaian, tidak kepada penyakit ikutan.

b. Pengobatan medis untuk melawan withdrawal effect

Cara mengatasi gejala putus zat dapat di bedakan atas :

1. Pengobatan substitusi

Pengobatan yang dilakukan oleh dokter dengan cara menghentikan total narkoba dan
memberikan narkoba pengganti yang kemudian dihentikan pemakainnya secara bertahap.

2. Detoksifikasi cara cepat (Rapid detox)


Pengobatan yang dilakukan oleh dokter dengan menggunakan alat-alat modern “cuci darah”.
Penderita dimasukkan ke dalam ruangan ICU dengan pembiusan total. Melalui alat kedokteran
modern darah dibebaskan dari narkoba. Dengan cara ini penderita sama sekali tidak merasa
sakit dan menderita. Waktu yang dibutuhkan juga tidak lama hanya berkisar 4-6 jam. Namun,
biayanya sangat mahal. Dan ditindaklanjuti dengan program rehabilitasi yang biayanya juga
mahal.

3. Detoksisfikasi alami

Pengobatan dilakukan oleh ahli pengobatan alternative ataupun oleh dokter dengan cara
membiarkan terjadinya gejala putus zat. Penderita dibiarkan mengalami penderitaan, hanya
dijaga agar penderita tidak bunuh diri atau celaka. Kelaman gejala putus zat dan akan
berkurang, kemudian lenyap. Cara ini sangat menyakitkan, tetapi murah dan sering berdampak
positif terhadap pemulihan.

D. REHABILITATIF

Rehabilitasi adalah upaya pemulihan kesehatan jiwa dan raga yang ditujukan kepada pemakai
narkoba yang sudah menjalani program kuratif. Tujuannya agar penderita tidak memakai lagi
dan bebas dari penyakit ikutan yang disebabkan oleh bekas pemakaian narkoba. Itulah
sebabnya mengapa pengobatan narkoba tanpa upaya pemulihan tidak bermanfaat.

Banyak masyarakat yang membuka usaha rehabilitasi korban narkoba dengan membuka
pemondokan bagi penderita dan memberikan bimbingan hidup berupa praktik keagamaan,
atau kegiatan produktif seperti olahraga, kesenian, perbengkelan dan pertanian. Ada berbagai
cara pemulihan. Namun keberhasilan upaya ini sangat tergantung pada :

a. Profesionalisme lembaga rehabilitasi (SDM, sarana dan prasarana)yang menangani

b. Kesadaran dan kesungguhan penderita

c. Dukungan atau kerjasama antara penderita, lembaga dan keluarga.

Masalah yang paling mendasar dan sulit dalam penanganan narkoba adalah mencegah
datangnya kambuh/relaps setelah penderita selesai menjalani pengobatan (detoksifikasi).
Relaps disebabkan oleh perasaan rindu dan keinginan yang kuat (suggest) akibat salah satu sifat
narkoba yaitu habitual. Satu-satunya cara yang dianggap efektif untuk mencegah datangnya
relaps saat ini adalah rehabilitasi fisik dan mental.

Anda mungkin juga menyukai