Anda di halaman 1dari 3

Saat ini, hampir diyakini tidak ada daerah, baik di tingkat kota, kecamatan, atau kelurahan yang

terbebas dari penyalahgunaan dan peredaran narkoba. Di daerah yang kena wabah narkoba,
akibatnya sudah amat jelas. Selain yang kena narkoba menjadi tidak produktif, kehadirannya
amat membebani bahkan menghancurkan kehidupan keluarga, mengancam keamanan
lingkungan, dan memicu aksi-aksi kejahatan di masyarakat.

Sepertinya, penduduk saat ini merasa tidak aman di lingkungan tempat tinggal mereka.
Kemungkinan penyebabnya adalah keberadaan para pengedar narkoba dan tindak kekerasan di
jalan yang berkaitan erat dengan narkoba. Karena narkoba sangat mahal, para pecandu sering
kali berpaling pada tindak kejahatan untuk membiayai kebiasaan mereka.

Keadaan buruk ini sudah menimbulkan kecemasan di tengah masyarakat, sehingga narkoba saat
ini diperangi. Masyarakat mencoba beragam cara untuk mengatasi permasalahan narkoba, namun
caranya bersifat individu dengan partisipasi masyarakat yang minim.

Pengalaman di dalam dan luar negeri menunjukkan bahwa pencegahan penyalahgunaan narkoba
yang efektif memerlukan peranan aktif dari segenap lapisan masyarakat. Termasuk di dalamnya
orangtua, guru, tokoh masyarakat dan agama, kelompok remaja, dan warga lainnya. Ini berarti
bahwa pemberdayaan masyarakat memang sangat diperlukan agar bisa mengatasi masalah
narkoba.

Partisipasi dan kolaborasi segenap masyarakat adalah strategi yang sangat diperlukan untuk
merespon secara multi disiplin pada permasalahan penyalahgunaan narkoba yang sangat
kompleks. Dengan kenyataan ini, sepertinya tidak ada satu sistem atau kelompok pun yang bisa
memberantas dan mencegah sendiri penyalahgunaan narkoba di lingkunganya.

Pemerintah saja tidak bisa sendirian dalam mengatasi masalah narkoba. Persoalan
penyalahgunaan narkoba yang sangat kompleks menuntut penanganan secara komprehensif dan
terpadu, dengan partisipasi aktif dari masyarakat baik secara individu maupun kelompok yang
mempunyai potensi membantu generasi muda mencegah penyalahgunaan narkoba.

Berukut beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk membangun jaringan masyarakat
melawan narkoba:

Langkah 1

Pilihlah satu kecamatan, kelurahan, RW/RT, dengan warga masyarakat yang peduli/siap
mendukung kegiatan pencegahan; ada potensi kerjasama dari pemerintah dan LSM; dan
mempunyai sumber daya, sebagai tempat program pencegahan penyalahgunaan narkoba.

Langkah 2

Identifikasi dan bekerjasama dengan tokoh masyarakat dan melakukan pendekatan atau
interaksi sosial untuk membangun kepercayaan.
Langkah 3

Bermitra dengan kelompok seperti LSM, organisasi sosial (orsos), organisasi masyarakat
(ormas), yang berpengalaman tentang program pencegahan penyalahgunaan narkoba atau di
bidang kesejahteraan/kesehatan masyarakat.

Bekerja sama dengan orsos seperti PKK yang berpengalaman di bidang kesehatan dan
kesejahteraan anak, serta kelompok remaja seperti karang taruna, remaja masjid/gereja, dan
LSM sangat membantu menggerakan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pencegahan.

Langkah 4

Mengadakan survey untuk mempelajari dan menganalisa masalah narkoba di tempat tertentu
khususnya tentang tingkat kesadaran/pengetahuan masyarakat tentang masalah narkoba;
keadaan dan jangkauan masalah narkoba; jenis-jenis narkoba yang sering disalahgunakan;
penyebab penyalahgunaan; program/tindakan pencegahan yang sudah terlaksana; kelompok
masyarakat yang terlibat dalam program pencegahan; dan sumber daya yang tersedia.

Langkah 5

Pengorganisasian secara terpadu seperti pembentukan/penetapan/pengukuhan satuan tugas


anti-narkoba. Tugas satgas ini adalah untuk menyusun kebijakan dan rencana kerja tentang
pencegahan penyalahgunaan narkoba, melaksanakan mengkoordinasikan dan mengevaluasi
upaya-upaya pencegahan di tingkat masyarakat.

Langkah 6

Mengembangan kapasitas dan keterampilan masyarakat melalui pelatihan untuk menghasilkan


tenaga masyarakat yang terampil dan profesional mampu melaksanakan program.

Langkah 7

Penilaian besar dan luasnya masalah narkoba di masyarakat sebagai baseline data seperti
angka prevalensi penyalahgunaan narkoba, jenis-jenis narkoba yang disalahgunakan, penyebab
penyalahgunaan, data lapangan tentang kondisi sosial, budaya dan ekonomi masyarakat,
program/tindakan pencegahan yang sudah terlaksana; kelompok masyarakat yang terlibat
dalam program pencegahan.

Langkah 8

Penyusunan rencana kerja dan monev. Penyusunan rencana pencegahan penyalahgunaan


narkoba yang dilakukan secara partisipatif untuk membangun rasa memiliki “sense of
ownership” sehingga berkomitmen kuat untuk menjalankan dan mewujudkan program-program
yang direncanakan.
Penyusunan program pencegahan bersama-sama di tingkat masyarakat dengan lembaga
pemerintah terkait non-pemerintah, LSM, orsos, adalah strategi yang sangat efektif untuk
menggerakkan masyarakat berpartisipasi dalam program pencegahan. Pengalaman
menunjukkan bahwa masyarakat akan berpartisipasi aktif dan mendukung program apabila
mereka terlibat dari awal.

Kegiatan-kegiatan pencegahan yang dapat dilaksanakan selain desiminasi informasi, penyuluhan


dan pendidikan, melalui kegiatan rutin di masyarakat, juga perlu pendekatan terpadu antara
sekolah dan masyarakat. Pendekatan ini dilakukan karena disadari bahwa sekolah yang
melibatkan masyarakat dalam kegiatan pencegahan akan memperoleh banyak manfaat, antara
lain komitmen masyarakat dalam bentuk waktu, bantuan keuangan, dan bantuan lain.

Strategi yang dapat dilakukan untuk membangun jaringan antara masyarakat dan sekolah adalah
pembentukan panitia pencegahan di sekolah. Diperlukan juga pendekatan keamanan di mana
masyarakat bekerjasama dengan polisi untuk membantu mengurangi kriminalitas yang berkaitan
dengan narkoba. Kerjasama antara polisi dan masyarakat di tingkat kelurahan sangat diperlukan
untuk mengurangi, mencegah dan menangkal peredaran narkoba di RW/RT, selain memberi rasa
aman dan tenteram bagi warga

Anda mungkin juga menyukai