Anda di halaman 1dari 9

SOCIAL INFLUENCE ON RISK

PERCEPTION DURING
ADOLESCENCE
KELOMPOK 1 :
HUSNUN IMAYAH (K012231009)
RISTA RENATYA (K012231013)
DEVY OKTAVIANTI (K012231015)
RABIYATUL ASGAR (K012231016)
Gambaran perilaku beresiko pada remaja
Dalam jurnal tersebut, ditemukan bahwa remaja cenderung terlibat dalam perilaku berisiko
seperti mengemudi berbahaya, penyalahgunaan narkoba, penggunaan alkohol dan tembakau, dan
perilaku seksual yang tidak aman. Remaja juga lebih mungkin mengambil risiko ketika berada bersama
teman sebaya dibandingkan saat mereka sendirian. Pengaruh sosial dari teman sebaya memiliki dampak
signifikan terhadap persepsi risiko remaja. Oleh karena itu, penting bagi remaja saat ini untuk
mengetahui dan mengambil tindakan untuk mencegah diri dari perilaku berisiko dan memperkuat
kesadaran bahwa setiap pilihan yang dibuat akan mempengaruhi diri sendiri dan masyarakat sekitar.
Dengan memberikan dukungan satu sama lain, dapat membangun kelompok yang lebih baik dan
memperbaiki kualitas hidup para remaja.
Upaya untuk mengatasi perilaku beresiko pada remaja
Untuk mengatasi perilaku berisiko pada remaja, beberapa upaya yang dapat dilakukan meliputi:
1. Pendidikan kesehatan: Mengintegrasikan pendidikan kesehatan yang luas dan komprehensif dalam kurikulum
pendidikan, termasuk pengenalan tentang risikonya dan dampaknya kepada diri dan masyarakat. Pendidikan ini harus
diadaptasi sesuai dengan tingkat pendidikan dan minat remaja.
2. Pemahaman dan kesadaran: Menghadirkan program pemahaman dan kesadaran yang bertujuan untuk memperkenalkan
remaja dengan konsep kesadaran, pengambilan hak, dan pengawasan diri. Hal ini dapat dilakukan melalui bimbingan,
diskusi, dan kegiatan interaktif.
3. Fasilitas dan sumber daya: Menyediakan fasilitas dan sumber daya yang dapat membantu remaja dalam menghadapi
tantangan berbahaya, seperti konseling, dan grup bimbingan. Pengelolaan privasi dan riwayat konsultasi harus dijaga
dalam hal ini.
Upaya untuk mengatasi perilaku beresiko pada remaja
4. Pengembangan kompetensi: Mengembangkan kompetensi kritis, pemikiran kritis, dan keterampilan dalam
membantu remaja mengambil keputusan yang lebih baik dan memastikan bahwa mereka
mempertimbangkan dampak dari setiap pilihan yang dibuat.
5. Kolaborasi dan komunikasi: Meningkatkan kolaborasi antara sekolah, keluarga, dan komunitas untuk
membangun jaringan sosial yang sehat dan mendukung. Ini dapat dilakukan melalui kerjasama dalam
membangun program pendidikan kesehatan, mengidentifikasi dan membantu remaja yang menderita
masalah, dan memperkuat komunitas yang memiliki nilai-nilai yang sepadan dengan perilaku yang sehat.
Faktor yang mempengaruhi perilaku beresiko di kalangan remaja

1. Pengaruh Sosial: Sosialisasi dengan kelompok yang menganggap keberhasilan hanya melalui tindakan beresiko dapat
mempengaruhi individu untuk melakukan perilaku seperti ini.
2. Stres dan Kesadaran: Stres akademik, sosial, atau famili dapat membuat remaja merasa bahwa perilaku beresiko seperti
menggunakan alkohol atau narkoba sebagai cara untuk menghilangkan stres atau merasa lebih berdaya saing.
3. Kurangnya Pendidikan dan Pemahaman: Kesalahan pendidikan atau pemahaman tentang risikonya yang terkait dengan
perilaku berbahaya seperti mengemudi berbahaya, penggunaan alkohol dan tembakau, serta perilaku seksual yang tidak aman
dapat membuat remaja lebih mudah melakukan perilaku tersebut.
Untuk mengatasi masalah ini, pengembangan program pendidikan dan konsultasi yang efektif, serta pengembangan
sosial yang baik dapat membantu mengurangi perilaku beresiko di kalangan remaja.
ARGUMENTASI
1. Pengaruh sosial berperan dalam pengambilan perilaku beresiko pada remaja
Perilaku remaja dapat berisiko ketika berada bersama teman sebaya dibandingkan saat mereka
sendirian. Pengaruh sosial dari teman sebaya memiliki dampak signifikan terhadap persepsi risiko remaja.
Sesuai penelitian yang dilakukan oleh Dahani Mulati (2019) bahwa teman sebaya dapat berpengaruh positif
dan negatif terhadap perilaku teman sebaya/sahabatnya. Berdasarkan hasil penelitian pengaruh teman
sebaya di SMPN X mayoritas berpengaruh negatif dalam pembentukan perilaku seksual remaja. pengaruh
negatif yang dimaksudkan dapat berupa pelanggaran terhadap Pengaruh positif yang dimaksud adalah saat
individu bersama teman-teman sebayanya melakukan aktifitas yang bermanfaat seperti membentuk
kelompok belajar dan patuh pada norma-norma dalam masyarakat. Sedangkan pengaruh negatif yang
dimaksudkan dapat berupa pelanggaran terhadap norma-norma sosial.
ARGUMENTASI
2. Kurangnya tingkat pengetahuan dan edukasi pada remaja serta kurangnya pendidikan terkait perilaku berisiko
terhadap remaja
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Titik Sumiati,dkk (2017) bahwa persepsi remaja
tentang perilaku seks akan terbentuk melalui paparan pengetahuan yang mereka dapatkan baik dari sekolah, media
sosial, orang tua maupun sumber-sumber lainnya. Persepsi akan membentuk opini remaja tentang sesuatu hal yang
diyakini dan selanjutnya dengan dukungan intensi atau niat akan direalisasikan dalam tindakan nyata. Bila persepsi
remaja tentang perilaku seks positif berarti akan mempengaruhi niat remaja untuk tidak melakukan perilaku seks yang
beresiko. pengetahuan dengan memilah dan menyaring informasi yang didapat dari media massa tentang perilaku
seks. Dengan bertambahnya pengetahuan diharapkan akan merubah persepsi remaja tentang perilaku seks, dan
diharapkan akan mempengaruhi niat remaja dalam melakukan perilaku seks yang beresiko.
REFERENSI
Mulati, D., & Lestari, D. I. (2019). Hubungan Penggunaan Media Sosial dan pengaruh
teman sebaya dengan perilaku seksual remaja. Jurnal Untuk Masyarakat Sehat
(JUKMAS), 3(1), 24-34.

Sumiatin, T., Purwanto, H., & Ningsih, W. T. (2017). Pengaruh persepsi remaja tentang
perilaku seks terhadap niat remaja dalam melakukan perilaku seks berisiko. Jurnal
Keperawatan, 8(1), 96-101.
TERIMA KASIH!!!

Anda mungkin juga menyukai