Anda di halaman 1dari 6

Tantangan dan Solusi Kenakalan Remaja dalam Masyarakat

Modern
Zahwaa Seff
zahwaseff4@gmail.com

Abstrak

Artikel ini membahas kenakalan remaja dalam konteks masyarakat


modern dengan fokus pada pengaruh media sosial, kurangnya pengawasan
orang tua, dan tantangan persepsi masyarakat. Solusi pencegahan disoroti
melalui peran keluarga, perluasan program pendidikan di sekolah, dan
kolaborasi antar lembaga. Pemahaman akar masalah dan pendekatan
holistik menjadi landasan untuk mengatasi fenomena kenakalan remaja.
Kata Kunci: Kenakalan remaja, media sosial, masyarakat modern
1. Pendahuluan

Kenakalan remaja menjadi fenomena yang semakin meresahkan dalam


masyarakat modern. Salah satu faktor yang dapat diidentifikasi sebagai penyebab
meningkatnya kenakalan remaja adalah pengaruh media sosial. Remaja sering
terpapar pada konten yang tidak sehat dan tidak sesuai dengan nilai-nilai moral.
Selain itu, kurangnya pengawasan dari orang tua juga dapat menjadi faktor yang
memperburuk situasi ini. Meningkatnya tekanan dari sekolah dan tuntutan sosial
juga dapat memicu perilaku kenakalan remaja sebagai bentuk pelampiasan.

Pentingnya peran pendidikan dalam membentuk karakter remaja juga tidak


boleh diabaikan. Sistem pendidikan yang kurang memberikan pemahaman tentang
nilai-nilai moral dan etika dapat menyebabkan kekosongan nilai dalam diri
remaja. Upaya pencegahan kenakalan remaja perlu dilakukan secara bersama-
sama oleh masyarakat, keluarga, dan lembaga pendidikan.Pemahaman terhadap
akar masalah kenakalan remaja sangat penting karena membantu mengidentifikasi
faktor-faktor penyebab sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan yang lebih
efektif. .Mengetahui akar masalah membantu kita merancang strategi yang lebih
tepat dalam pencegahan dan penanggulangan kenakalan remaja.
2. Pembahasan

2.1 Faktor Penyebab Kenakalan Remaja

Faktor-faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja di era digitalisasi sangat


penting karena teknologi memainkan peran besar dalam kehidupan mereka.
Paparan terhadap konten negatif, interaksi online yang tidak sehat, dan akses
mudah ke informasi yang mungkin tidak sesuai dapat berkontribusi pada perilaku
kenakalan remaja (Dadan Sumara et al., 2017).

Pengaruh faktor-faktor tersebut dapat bervariasi secara signifikan tergantung


pada keadaan individu dan lingkungan. Meskipun digitalisasi memberikan akses
ke informasi dan kesempatan positif, risiko kenakalan remaja seperti konten
berbahaya, cyberbullying, dan interaksi negatif juga meningkat. Dalam beberapa
kasus, pengaruh ini dapat berdampak besar pada perilaku remaja, memerlukan
pemahaman mendalam dan dukungan dari lingkungan sosial, keluarga, dan
pendidikan untuk mengelola dampak tersebut secara efektif.

Pengaruh lingkungan keluarga memainkan peran penting dalam membentuk


perilaku remaja. Keluarga yang tidak memberikan dukungan emosional,
kurangnya komunikasi, atau mengalami disintegrasi dapat menciptakan
ketidakstabilan emosional pada remaja. Jika lingkungan keluarga tidak
memberikan nilai-nilai moral dan etika, remaja mungkin mencari identitasnya di
luar norma sosial, memicu perilaku kenakalan (Diananda, 2018). Keluarga adalah
satu-satunya unit sosial yang menyediakan dasar utama untuk perkembangan
anak. Lingkungan sekitar dan sekolah juga memberikan warna tersendiri pada
perkembangan anak. Oleh karena itu, baik atau buruknya struktur keluarga dan
masyarakat sekitar akan mempengaruhi pertumbuhan kepribadian anak
.

Dampak pergaulan sebaya juga tidak bisa diabaikan. Penerimaan dari


lingkungan sebaya, tekanan untuk tampil sesuai dengan norma sosial sebaya, atau
bahkan keterlibatan dalam kelompok yang terlibat dalam perilaku berisiko dapat
menjadi pemicu kenakalan remaja.

2.2 Tantangan yang Dihadapi Masyarakat

Persepsi masyarakat terhadap remaja yang bermasalah seringkali dipengaruhi


oleh stigmatisasi dan stereotip negatif. Remaja bermasalah cenderung dianggap
sebagai ancaman atau beban bagi ketertiban sosial, tanpa memahami akar
masalah yang mendasarinya. Stigma ini dapat menciptakan ketidaksetaraan dalam
perlakuan terhadap remaja, menyulitkan upaya rehabilitasi dan reintegrasi mereka
ke dalam masyarakat (Prasasti, 2017).

Dalam konteks ini, kurangnya pemahaman masyarakat terhadap faktor


pemicu kenakalan remaja turut memperburuk persepsi tersebut. Tanpa
pemahaman yang memadai, masyarakat cenderung bersikap kurang empati
terhadap remaja yang mengalami masalah. Ini bisa mengakibatkan dukungan
yang minim atau bahkan penolakan terhadap upaya rehabilitasi dan pencegahan
yang sebenarnya dapat membantu merubah perilaku remaja tersebut.Oleh karena
itu, penting untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai faktor pemicu
kenakalan remaja (Karlina, n.d.).

2.3 Solusi dan Langkah-langkah Pencegahan

Solusi dan langkah-langkah pencegahan kenakalan remaja dapat


diimplementasikan melalui pendekatan holistik yang melibatkan peran keluarga,
perluasan program pendidikan di sekolah, dan kolaborasi antara pemerintah,
sekolah, dan komunitas. Dalam konteks keluarga, perlu ditingkatkan komunikasi
orang tua dengan anak, memberikan dukungan emosional, dan memberikan
panduan nilai-nilai moral. Sekolah dapat memperluas program pendidikan yang
fokus pada pengembangan keterampilan sosial, kepemimpinan, dan pemecahan
masalah, sambil memperkuat pendidikan moral. Kolaborasi yang efektif antara
pemerintah, sekolah, dan komunitas juga penting, di mana pemerintah
memberikan dukungan finansial dan kebijakan, sekolah bekerja sama dengan
lembaga-lembaga masyarakat, dan komunitas menyediakan sumber daya serta
tempat aman bagi remaja. Dengan sinergi ini, masyarakat dapat menciptakan
lingkungan yang mendukung pertumbuhan positif remaja dan mencegah
kenakalan dengan mengidentifikasi serta mengatasi faktor pemicu kenakalan sejak
dini (Azmi, 2015).

3. Penutup

Melacak akar masalah kenakalan remaja dalam masyarakat modern


menggambarkan kompleksitas tantangan yang dihadapi oleh generasi muda. Dari
pengaruh media sosial hingga dinamika lingkungan keluarga dan pergaulan
sebaya, pemahaman mendalam tentang faktor pemicu menjadi kunci untuk
merancang solusi yang efektif. Diperlukan kerja sama antara keluarga, sekolah,
pemerintah, dan komunitas untuk menciptakan lingkungan yang mendukung
pertumbuhan positif remaja.
DAFTAR PUSTAKA
Azmi, N. (2015). POTENSI EMOSI REMAJA DAN PENGEMBANGANNYA. In Jurnal Pendidikan Sosial (Vol.
2, Issue 1).

Dadan Sumara, O., Humaedi, S., & Santoso, M. B. (2017). KENAKALAN REMAJA DAN
PENANGANANNYA (Vol. 4, Issue 2).

Diananda, A. (2018). PSIKOLOGI REMAJA DAN PERMASALAHANNYA. In


ISTIGHNA (Vol. 1, Issue 1). www.depkes.go.id

Karlina, L. (n.d.). FENOMENA TERJADINYA KENAKALAN REMAJA.

Prasasti, S. (2017). KENAKALAN REMAJA DAN FAKTOR PENYEBABNYA (Vol. 1, Issue


1).

RULMUZU, F. (2021). Kenakalan Remaja Dan Penanganannya. JISIP (Jurnal Ilmu Sosial
Dan Pendidikan), 5(1), 364–373. https://doi.org/10.36312/jisip.v5i1.1727
BIODATA PENULIS

Zahwaa Seff, lahir di Banjarmasin pada 29 Mei 2005. Zahwaa sendiri memiliki
arti yaitu bunga. Saat ini sedang menempuh pendidikan semester 1 di Universitas
Muhammadiyah Malang dengan Program Studi S1 Fisioterapi. Zahwa merupakan
anak kedua dari tiga bersaudara ia memiliki ketertarikan dalam membaca, terutama
membaca novel-novel fiksi remaja.

Anda mungkin juga menyukai