CONTOH
NASKAH KARYA PERORANGAN
JUDUL:
OLEH:
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang.
Kejahatan Trans Nasional atau Trans National Crimes merupakan kejahatan-
kejahatan yang telah disepakati oleh dunia internasional sebagai kejahatan yang tidak
mengenal batas wilayah negara, terorganisasi dengan baik dan oleh karenanya
Penyidik Polri dituntut untuk meningkatkan dinamika operasional, taktik dan teknik
keamanan nasional?”.
2. Pokok Persoalan
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas, penulis
merumuskan pokok-pokok persoalan sebagai berikut:
1) Bagaimana strategi Polri memantapkan kerjasama internasional dalam
penanggulangan kejahatan narkoba terorganisasi.
2) Bagaimana memutus jaringan kejahatan narkoba terorganisasi.
3) Bagaimana mewujudkan keamanan nasional melalui pemberantasan bahaya
penyalahgunaan narkoba.
3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pembahasan penulisan ini meliputi strategi Polri memantapkan
kerjasama internasional dalam penanggulangan kejahatan narkoba terorganisasi,
upaya pemutusan jaringan kejahatan narkoba terorganisasi, dan mewujudkan
keamanan nasional melalui pemberantasan bahaya penyalahgunaan narkoba.
Adapun maksud dari penulisan ini untuk memberikan gambaran tentang strategi
pemberantasan bahaya penyalahgunaan narkoba melalui kerjasama
internasional dan upaya pemutusan jaringan kejahatan narkoba yang
terorganisasi untuk mewujudkan keamanan nasional.
b. Tujuan.
b. Pendekatan.
Dalam upaya memecahkan persoalan-persoalan yang telah disebutkan diatas,
penulis mencoba menjelaskan melalui pendekatan konsepsi normatif strategi
pemberantasan bahaya penyalahgunaan narkoba melalui kerjasama
internasional dan upaya pemutusan jaringan kejahatan narkoba yang
terorganisasi untuk mewujudkan keamanan nasional.
6. Tata Urut
Adapun tata urut dari penulisan ini, meliputi :
BAB I : PENDAHULUAN.
BAB II : KAJIAN KEPUSTAKAAN.
BAB III : KONDISI SAAT INI.
BAB IV : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI.
BAB V : KONDISI YANG DIHARAPKAN.
BAB VI : UPAYA-UPAYA YANG DILAKUKAN
BAB VII : PENUTUP.
7. Pengertian-Pengertian
a. Strategi Polri
c. Penanggulangan
2. Teori Pelayanan.
3. Teori Pemahaman.
4. Teori Kemampuan.
Kemampuan Individu menurut CP Chaplin ( 1975 ) terdiri dari dua bagian antara
lain :
a. Kemampuan Nyata ( Aktual Ability ) yang diperoleh melalui
belajar (Achievement atau prestasi ) dan dapat segera didmonstrasikan dan diuji
sekarang.
b. Kemampuan Potensial ( Potencial Ability ) merupakan
kemampuan yang masih terkandung dalam diri individu dan diperoleh dari faktor
keturunan.
5. Analisa SWOT.
a. Modus operandi.
Narkotika dan psikotropika yang berasal dari luar negeri dan masuk ke
menggunakan transportasi pesawat terbang, kapal laut, baik kargo / kapal barang
ataupun kapal penumpang. Cara pembawaan pun beraneka ragam, ada yang
dikirim melalui jasa pengiriman paket atau barang (cara ini adalah cara berisiko
paling kecil), ada pula yang dikirim melalui kurir, dimana antara si pemilik barang,
pembawa barang, dan calon penerima barang tidak saling kenal atau lebih
menyembunyikan dalam papan selancar, tas, sol sepatu, gips, dan lain-lain.
Untuk pembawaan narkotika jenis heroin dengan kualitas nomor satu, dilakukan
kapsul, ditelan (oral) atau dimasukkan ke dalam anus/dubur (anal). Cara ini
merupakan cara paling berbahaya karena dapat berakibat fatal bagi si pembawa,
rongga perut.
Tidak jauh berbeda dengan cara pembawaan narkoba dari luar negeri ke
Indonesia, yaitu dapat dilakukan melalui transportasi kapal laut ataupun pesawat
terbang, namun belum pernah ada yang membawa narkoba secara “anal dan
oral” karena narkoba yang dibawa hanya narkoba jenis ganja dan psikotropika
jenis shabu-shabu dan atau eksatasi. Cara pembawaan pun lebih banyak
dengan jasa pengiriman barang, atau dibawa oleh “crew” kapal atau pesawat.
dilakukan melalui jalan darat, transportasi laut dan udara. Cara pembawaan
dapat dibawa sendiri, melalui kurir atau titipan kilat. Tempat-tempat yang sering
dijadikan transaksi adalah ; diskotik, pub, room VIP karaoke, café, tempat parkir
b. Jaringan
distributor biasa membawa narkoba dalam jumlah cukup besar. Narkoba jenis
ganja asal Aceh biasa dibawa oleh kurir dengan menumpang bus, kapal laut atau
titipan kilat. Ganja yang telah dikemas berlapis-lapis dapat disimpan di bagasi
Ganja yang dikirim dalam jumlah yang lebih besar sebanyak ratusan
kilogram, diangkut dengan menggunakan truk. Untuk kamuflase, bagian atas truk
diisi dengan barang-barang lain, seperti : kelapa, singkong, pisang, telur, dan
sebagainya. Hal yang cukup sering terjadi adalah adanya pengawalan dari
oknum TNI – Polri, bahkan seperti kasus yang tertangkap di Lampung, lebih
kurang 1,5 Ton ganja asal Aceh diangkut dengan kendaraan truk dinas TNI-AD
atau dibawa oleh oknum anggota TNI–Polri yang baru selesai melaksanakan
dibungkus dan dilakban warna coklat sehingga menyerupai batangan batu bata.
Apabila ada razia dari petugas KPPP Sekupang, maka barang-barang tersebut
2) Jaringan produksi.
kontrol, juga menanam benih dalam pot bunga, sehingga saat panen dapat
yang agak terpencil, berpagar tinggi dan rapat, sehingga sangat sulit untuk
3) Jaringan konsumsi.
karaoke, pub, café, lokalisasi, panti pijat, dan lain-lain, merupakan tempat-
c. Sasaran.
Semula memanfaatkan selebritis, pengusaha, eksekutif, namun sekarang sudah
merambah ke mahasiswa, pelajar SLTA dan SLTP.
Polri telah melakukan berbagai kerja sama dengan Kepolisian Negara Lain,
antara lain:
1) Kepolisian Jerman;
2) Kepolisian Australia;
3) Kepolisian Malaysia;
4) Kepolisian Asean;
Yang terpenting dalam acara tersebut, baik formal maupun informal adalah
terjalinnya keakraban antara anggota Polri yang berkepentingan dalam pelaksanaan
tugas pengungkapan narkotika dan psikotropika, dengan pejabat-pejabat dari dinas
instansi, antara lain:
2) Balai POM,
3) Dinas Kesehatan,
Beranjak dari seringnya bertemu, saling kenal antara sesama instansi, dan akrab
antara satu dengan lainnya, setidak-tidaknya akan mencairkan kekakuan yang selama
ini diperlihatkan oleh masing-masing instansi, karena menonjolkan arogansi kekuasaan
masing-masing.
BAB IV
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
2) Eksternal.
a) Adanya kewenangan pengungkapan kasus Narkoba oleh instansi lain seperti Bea
dan Cukai, ditjen Imigrasi dan Perhubungan laut.
b) Masih lemahnya sistim pengamanan internal terhadap keluar masuknya
barang/manusia dari dan ke wilayah Indonesia melalui pelabuhan laut, serta
lemahnya koordinasi antar instansi lain.
c) Kuatnya jaringan sindikat Narkoba dalam mempengaruhi penegakan hukum
peredaran Narkoba.
BAB V
KONDISI YANG DIHARAPKAN
Teknik lain yang lebih efektif sebenarnya adalah penanaman anggota ataupun
agen tertanam, baik dengan penyusupan ataupun penyurupan pada suatu jaringan
peredaran narkoba yang sedang dijadikan target operasi, dalam kerangka pelaksanaan
teknik deliveri order. Teknik ini memakan waktu cukup lama, mungkin bertahun-tahun,
membutuhkan biaya yang sangat besar, memerlukan kesabaran dan keuletan dalam
pengumpulan informasi, dan adakalanya harus mengorbankan nyawa orang lain
ataupun jiwa kawan sendiri. Keberhasilan teknik ini tidak diragukan lagi, karena
rangkaian penyelidikan yang telah dilakukan dapat mengetahui seluruh orang yang
terlibat dari “hulu ke hilir” dan seluruh tempat yang berkaitan dengan kegiatan produksi,
distribusi sampai dengan pemakaian atau konsumsi.
1. Kesimpulan.
a. Perkembangan peredaran gelap narkoba di Indonesia dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan yang cukup drastis, baik dari segi kualitas maupun
kuantitasnya. Lebih dari itu Indonesia kini bukan lagi sebagai negara konsumen
tapi sebagai negara produsen/produksi.
b. Faktor internal yang mempengaruhi penanggulangan peredaran gelap narkoba
adalah : terbatasnya SDM, sarana dan prasarana, serta anggaran. Faktor
eksternal antara lain : adanya kewenangan pengungkapan oleh instansi lain,
lemahnya sistim pengamanan internal, lemahnya koordinasi antar instansi lain
dan kuatnya jaringan sindikat Narkoba.
c. Kerjasama penanggulangan dengan instansi terkait (Ditjen Bea Cukai, Imigrasi,
Departemen perhubungan, BNN, CJS) dalam hal pengawasan, saling tukar
menukar informasi, Kesepakatan pemberian vonis dan pemutusan jaringan.
Sedangkan kerjasama dengan kepolisian negara lain (Kepolisian Jerman,
Australia, Malaysia, Asean, Asia Pasifik), antara lain dalam hal : bantuan
penyelidikan dan pencarian serta penangkapan pelaku pengedar narkotika.
2. Saran.
a. Perlu meningkatkan kerjasama penanggulangan dengan instansi terkait (Ditjen
Bea Cukai, Imigrasi, Departemen perhubungan, BNN, CJS) dalam hal
pengawasan, saling tukar menukar informasi, Kesepakatan pemberian vonis dan
pemutusan jaringan. Sedangkan kerjasama dengan kepolisian negara lain
(Kepolisian Jerman, Australia, Malaysia, Asean, Asia Pasifik), antara lain dalam
hal : bantuan penyelidikan dan pencarian serta penangkapan pelaku pengedar
narkotika.
b. Perlu merencanakan dan melaksanakan program peningkatan SDM personil
Polri, ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai, serta ketersediaan
anggaran secara memadai pula. Disamping itu, adanya upaya mendorong peran
masyarakat luas untuk aktif mengkampayekan bahaya penyalahgunaan narkoba.
Serta perlu memperkuat koordinasi antar instansi lain untuk memberatas jaringan
kejahatan narkoba terorganisasi.