Anda di halaman 1dari 15

ANGGARAN DASAR

ORGANISASI KEMASYARAKATAN
KOMUNITAS RAKYAT ANTI KORUPSI
(ORMAS KORAK)

PEMBUKAAN
Bahwa didorong oleh hati nurani dan tekad pengabdian kepada bangsa dan negara
yang didasari tanggung jawab sebagai warga negara dalam membawa bangsa
Indonesia ke arah masa depan yang lebih baik.
Bahwa untuk berperan serta dalam sosial kontrol sistem pemerintahan dengan
menggerakkan kesadaran nasional bagi seluruh warga Indonesia dalam rangka
melepaskan diri dari penjajahan bangsa sendiri yang berprilaku korupsi sesuai
amanat Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Bahwa untuk berperan serta dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih (Clean
Governance) dan mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, maka
pengembangan wawasan dan pendidikan akan segala jenis tindak korupsi, kolusi
dan nepotisme kepada masyarakat harus mendapat tempat sebagai wadah
pencegahan dari tindak korupsi, kolusi dan nepotisme.
Bahwa lembaga Organisasi Masyarakat Komunitas Rakyat Anti Korupsi
(KORAK) berfungsi sebagai wadah pengabdian, pengembangan dan pendidikan
masyarakat untuk menjadi kader pelopor, penggerak dan pelaku dalam pencegahan
dan pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme untuk dapat mewujudkan
masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945.
Bahwa atas berkat dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan dijiwai semangat
pengabdian kepada bangsa dan negara serta kebersamaan di susunlah Anggaran
Dasar dan Anggran Rumah Tangga Organisasi Masyarakat Komunitas Rakyat Anti
Korupsi (KORAK) sebagai berikut :
BAB I
NILAI – NILAI DASAR ORGANISASI
Pasal 1
1. Ormas KORAK adalah orgasisasi kemasyarakatan yang lahir dari rakyat
yang berjuang untuk kesejahteraan rakyat, keselamatan Bangsa dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia dalam mewujudkan pemerintahan yang bersih
(Clean Governance) demi terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur.
2. Ormas KORAK adalah organisasi kemasyarakatan yang rela berjuang
sebagai wadah pengabdian, pengembangan dan pendidikan masyarakat
untuk menjadi kader pelopor, penggerak dan pelaku dalam pencegahan dan
pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme untuk dapat mewujudkan
masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945.
3. Ormas KORAK adalah organisasi kemasyarakatan yang membantu Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK), Kepolisiaan Republik Indonesia dan
Kejaksaan Republik Indonesia dalam memberantas korupsi yang
berintegritas, efektif, dan efisien yang didukung data dan informasi yang
valid disertai bukti pendukung yang kuat.
4. Ormas KORAK adalah organisasi kemasyarakatan yang senantiansa
menjalin hubungan dan kerjasama dengan semua pihak yang menjunjung
tinggi cita – cita Proklamasi 17 Agustus 1945.
BAB II
NAMA, KEDUDUKAN DAN WAKTU
Pasal 2
1. Organisasi ini bernama KOMUNITAS RAKYAT ANTI KORUPSI
disingkat KORAK.
2. KORAK didirikan di Surabaya pada tanggal 11 Maret 2013 untuk jangka
waktu yang tidak ditentukan.
3. KORAK di tingkat Pusat berkedudukan di kota Surabaya, Jawa Timur.
BAB III
AZAS
Pasal 3
KORAK berasaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
BAB IV
STATUS DAN BENTUK LEMBAGA
Pasal 4
1. KORAK adalah Organisasi Masyarakat dengan ruang lingkup Nasional dan
seluruh daerah NKRI atas dasar kesamaan kegiatan dan fungsi dibidang
pendidikan, pengawasan, pencegahan dan pemberantasan tindak pidana
korupsi.
2. KORAK adalah Lembaga independent dalam rangka merancang dan
melaksanakan program dan kegiatan pendidikan, pengawasan, pencegahan
dan pemberantasan tindak pidana korupsi.
BAB IV
TUJUAN DAN FUNGSI
Pasal 5
Tujuan
Tujuan KORAK adalah :
1. Melakukan upaya pencegahan melalui strategi pencegahan korupsi
berjalan semakin baik. Melalui, koordinasi dan supervisi pencegahan
tindak pidana korupsi kepada instansi terkait dan instansi yang
bertugas melaksanakan pelayanan publik.
2. Sebagai wadah bagi masyarakat yang memiliki tujuan yang sama
membuat rumusan kebijakan strategis untuk mengambil sikap tegas
untuk menindak kasus korupsi yang ada di Indonesia.
3. Mensosialisasikan kepada masyarakat bahwa korupsi merupakan
bahaya yang harus diberantas tuntas serta mengembangkan semangat
kebersamaan dan persatuan dalam segala aspek kehidupan demi
terwujudnya Negara Indonesia yang bebas dan anti korupsi.
4. Mengembangkan kepemimpinan,dalam upaya menumbuh kembangkan
dan menciptakan pemimpin yang anti korupsi.
5. Menciptakan kerjasama yang harmonis antar organisasi dan lembaga
kemasyarakatan dalam upaya pemberantasan korupsi. Melalui,
pemberdayaan elemen pemuda dan segala lapisan masyarakat untuk
membangkitkan kembali semangat Sumpah Pemuda dan Kebangkitan
Nasional dalam rangka menciptakan Indonesia yang bebas korupsi.
Pasal 6
Fungsi
KORAK berfungsi sebagai :
1. Wadah penggerak, pengarah, pelaku dan pemersatu masyarakat dalam
pemberantasan korupsi.
2. Penyalur aspirasi dan partisipasi dalam forum Nasional/Daerah maupun
Internasional.
BAB V
KEGIATAN DAN PROGRAM
Pasal 7
1. Meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya generasi muda akan
bahaya dan dampak dari tindak korupsi.
2. Melakukan upaya pengawasan, pencengahan, penyelidikan dan
investigasi dalam upaya pengumpulan data dan informasi dugaan
tindak pidana korupsi.
3. Menerima pengaduan masyarakat dan menindaklanjutinya serta
melaporkan langsung kepada KPK, Kepolisian Republik Indonesia atau
Kejaksaan Republik Indonesia adanya dugaan tindak pidana korupsi.
4. Mengadakan seminar dan workshop yang bertemakan wawasan anti
korupsi dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
5. Mengadakan pelatihan dan pendidikan akan sumber daya manusia
dengan prinsip motivasi berprestasi.
6. Menumbuhkembangkan pola pikir masyarakat ke arah tanggungjawab
dan pengabdian bagi kelangsungan pembangunan nasional serta
menciptakan pemerintahan yang bersih atau Clean governance.
7. Berpartisipasi dan ikut ambil bagian sebagai penggerak perubahan
untuk mewujudkan bangsa yang anti korupsi. Dengan cara mendesak
pemerintah untuk melakukan usulan perbaikan dalam hal legitimasi
hukum dengan undang-undang yang memberikan sanksi maksimal
bagi pelaku tindak korupsi.
Pasal 8
PANCA MORAL (PAMOR) ORGANISASI
1. CINTA : Ormas KORAK terus meningkatkan kecintaan dan ketaqwaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan kasih sayang terhadap sesama manusia
sebagai panggilan mutlak setiap warga Ormas KORAK.
2. JUJUR : Ormas KORAK dengan segala kejujuran, kebenaran dalam kata
dan perbuatan, dan ikhlas dalam melaksanakan tugas dan tanggung-jawab
yang diberikan.
3. BERANI : Ormas KORAK bersikap berani dalam kata dan perbuatan
mengungkap tindak pidana korupsi.
4. MUSYAWARAH : Ormas KORAK memelihara dan mengembangkan
Demokrasi Pancasila dengan senantiasa bermusyawarah secara kekeluargaan
dan gotang royong untuk kepentingan bersama.
5. KARYA NYATA : Ormas KORAK dengan Karya Nyata bukan Karya
Kata, berupaya melakukan kontrol sosial pada setiap kebijakan mulai dari
pemerintahan desa hingga ke tingkat pusat/nasional dan mampu
memposisikan diri sebagai subjek pembangunan dan berperan aktif dalam
setiap pengambilan keputusan untuk kepentingan masyarakat luas.
Pasal 9
LIMA GARIS (LARIS) ORGANISASI
Ormas KORAK dalam menjalankan tugas orgasisasi menempuh Lima Garis yaitu :
Garis Kesadaran, Garis Persatuan, Garis Komunikasi, Garis Kerakyatan, dan Garis
Ketahanan Nasional.
1. GARIS KESADARAN : Setiap gerak dan langkah organisasi maupun
Ormas KORAK harus berdasarkan kesadaran. Dalam Ormas KORAK tidak
ada paksaan, tekanan, dan ancaman. Semua pelaksanaan program orgasisasi
dan tindakan anggotanya semata – mata karena sadar akan hak, kewajiban,
tugas dan tanggung jawab masing – masing. Dengan kesadaran itu anggota
Ormas KORAK rela melakukan sesuatu yang berguna tanpa
mempertanyakan untung ruginya secara pribadi, tetapi semata – mata ingin
mempersembahhkan Karya Nyata sebagai amal saleh dan kebahagiaan
bersama.
2. GARIS PERSATUAN : Setiap tindakan yang diambil oleh organisasi
maupun oleh anggotanya harus selalu ditunjukan dan atas dasar persatuan
dan kesatuan. Ini berarti pula bahwa segala pelaksanaan program maupun
perbuatan anggota tidak boleh berakibat timbulnya perpecahan baik dalam
lingkungan organisasi sendiri maupun dikalangan masyarakat luas.
3. GARIS KOMUNIKASI : Dalam memikirkan dan mengambil tindakan
untuk dan atas nama Ormas KORAK, para pemimpin atau anggota
organisasi harus senantiasa berkomunikasi atau dengan kata lainnya agar
jangan sampai terputus komunikasi baik lahiriah maupun bathin.
4. GARIS KERAKYATAN : Apapun yang hendak dilakukan atau tidak
dilakukan oleh Ormas KORAK sebagai organisasi maupun anggota selaku
pribadi harus senantiasa menuju dan membawa manfaat bagi rakyat. Jika ada
masalah yang berbeda dan bertentangan, maka yang dipilih Ormas KORAK
adalah masalah yang menguntungkan dan memenangkan kepentingan
rakyat, sebab Ormas KORAK adalah organisasi rakyat yang lahir dari dan
untuk rakyat.
5. GARIS ANTI KORUPSI : Semuah gerak langkah Ormas KORAK harus
mempunyai arti dan peranan untuk pemberantasan korupsi yakni
pengawasan, pencegahan, penyelidikan atau investigasi dan melakukan
pelaporan kepada aparat penegak hukum.
BAB VI
KEANGGOTAAN ORGANISASI
Pasal 10
1. Untuk menjadi anggota Ormas KORAK, calon anggota harus mengajukan
permintaan secara resmi dan tertulis kepada Pimpinan Organisasi dengan
mengisi formulir yang tersedia.
2. Formulir keanggotaan harus diisi sebagai berikut :
a) Untuk tingkat anak Cabang dan Ranting rangkap 4 (empat), satu
rangkap untuk dikirim ke Dewan Pimpinan Cabang sebagai bahan
untuk pengesahan, satu rangkap untuk dikirim ke dewan Pimpinan
Daerah, satu rangkap ke Dewan Pimpina Pusat sebagai landasan, satu
rangkap untuk arsif Dewan Pimpinan Anak Cabang dan Dewan
Pimpinan Ranting.
b) Untuk tingkat Cabang rangkap 3 (tiga), satu rangkap untuk dikirim ke
Dewan Pimpinan Daerah, sebagai bahan untuk pengesahan, satu
rangkap ke Dewan Pimpinan Pusat sebagai landasan, satu rangkap
untuk arsif Dewan Pimpinan Cabang.
c) Untuk tingkat Daerah rangkap 2 (dua), satu rangkap untuk Dewan
Pimpinan Pusat sebagai landasan, satu rangkap untuk arsif Dewan
Pimpina Daerah.
3. Panitia penelitian yang telah dibentuk oleh Pimpinan Organisasi
mengadakan penelitian atas permintaan calon anggota tersebut untuk
dipertimbangkan kemungkinannya dapat diterima atau tidak menjadi
anggota sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar sebagai pertimbangan
selanjutnya untuk Pimpinan Organisasi.
Pasal 11
1. Dengan saran dari Panitia Penelitian, Pimpinan Organisasi setempat akan
meneruskan kepada Pimpinan Orgasisasi sesuai dengan jenjang struktur
organisasi.
2. Yang dapat memberikan pengesahan menjadi anggota menjadi anggota
resmi, adalah Dewan Pimpinan Pusat
Pasal 12
1. Penerimaan keanggotaan Ormas KORAK hanya berlaku secara perorangan
yang dijamin sekurang – kurangnya dua orang anggota organisasi yang telah
menjadi anggota dan telah memperlihatkan itikad baiknya, kesetiannya dan
kejujurannya selama menjadi anggota.
2. Calon anggota yang telah dengan resmi dinyatakan menjadi anggota sejak
hari penerimaan itu sekurang – kurangnya 3(tiga) bulan masih sebagai masa
percobaan.
3. Setiap anggota wajib memiliki Kartu Tanda Anggota.
4. Kartu Tanda Anggota dibuat seragam oleh DPP Ormas KORAK untuk
seluruh Indonesia.
5. Penandatangan Kartu Anggota diatur berjenjang sebagi berukut :
a) Bagi Pengurus DPP, DPD, DPC, DPAC dan DEPIRAN
ditandatangani oleh Ketua Umum dan Sekertaris Jenderal DPP Ormas
KORAK.
b) Tata cara pemberian Kartu Anggota ini diatur dan ditentukan secara
terperinci oleh DPP Ormas KORAK.
Pasal 13
1. Pada dasarnya Ormas KORAK tidak membenarkan anggotanya mempunyai
keanggotaan rangkap dengan organisasi kemasyarakatan sejenis.
2. Keanggotaan rangkap Ormas KORAK dengan organisasi kemasyarakatan
lain yang sejenis dapat diberikan atas persetujuan Dewan Pimpinan Pusat.
Pasal 14
1. Setiap anggota yang mempuyai pandangan, usul, kritik dan pernyataan dapat
diajukan kepada organisasi melalui saluran yang telah ditentukan.
2. Pimpinan Organisasi mempertimbangkan dan memperhatikan serta
menanggapi seperti yang disebutkan pada huruf (a) sepanjang tidak
bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan
Peraturan Organisasi.
Pasal 15
Setiap anggota atau pengurus dijatuhi sanksi organisasi dapat mengajukan
pembelaan diri.
Pasal 16
1. Setiap anggota mempunyai hak memperoleh perlakuan yang sama dari
Pimpinan Organisasi.
2. Setiap anggota wajib menjunjung tinggi rasa kesetia – kawanan sesama
anggota dengan sikap dan rasa Saling Asuh, Saling Asahdan Saling Asih.
Pasal 17
1. Setiap anggota yang pindah tempat tinggal keluar daerah wajib melaporkan
dan minta surat pindah keanggotaannya Pimpinan Organisasi.
2. Selambat – lambatnya dalam satu bulan anggota yang menetap ditempat
yang baru itu wajib melaporkan kepada Pimpinan Organisasi di tempat yang
baru tersebut.
Pasal 18
1. Setiap anggota wajib membayar uang pangkal dan uang iuran organisasi.
2. Setiap anggota hanya sekali dipungut uang pangkal dan setiap bulan
diwajibkan membayar uang iuran sesuai ketentuan organisasi.
Pasal 19
1. Pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dari setiap anggota wajib dilaporkan
kepada Pimpinan Organisasi setempat sesuai dengan jenjang struktur
organisasi.
2. Pelanggaran dari pasal ini dapat dianggap satu tindakan indispliner dan
dapat dikenakan sanksi organisasi.
BAB VII
KRITERIA KEPEMIMPINAN ORGANISASI
Pasal 20
1) Ormas KORAK mempunyai kriteria kepemimpinan organisasi sebagai
berikut :
a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Setia kepada Pancasila dan Undang – Undang Dasar 1945.
c. Memiliki prestasi, dedikasi, loyalitas, dan tidak tercela.
d. Memiliki kapabilitas dan akseptabilitas serta pengalaman yang luas
dalam berorganisasi.
e. Untuk jabatan Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat sudah pernah
menjadi pengurus Dewan Pimpinan Pusat atau Dewan Pimpinan
Daerah sekurang – kurangan selama 1 (satu) periode penuh.
2) Kriteria Khusus Kepemimpinan Organisasi ditentukan dalam Musyawarah
yang mempunyai kewenangan untuk menetapkan Kepemimpinan Ormas
KORAK.
3) Setiap pengurus di semua jenjang Kepemimpinan Organisasi dilarang
merangkap jabatan dalam jenjang kepengurusan Dewan Pimpinan lainnya
yang bersifat vertiakal.
BAB VIII
DISPLIN ANGGOTA
Pasal 21
1) Displin anggota adalah setiap tindakan dalam melaksanakan tugas dan
ketentuan organisasi yang sesuai dengan PANCA MORAL, LIMA GARIS
dan FAKTA INTREGRITAS Ormas MKGR.
2) Melakukan atau sengaja melanggar ketentuan organisasi berarti pelanggaran
terhadap disiplin organisasi.
Pasal 22
Setiap anggota yang melakukan kegiatan – kegiatan yang merugikan organisasi
dan atau melanggar disiplin organisasi dikenakan sanksi organisasi.
Pasal 23
Seseorang anggota organisasi berhenti dari keanggotaannya disebabkan :
a. Meninggal dunia.
b. Mengundurkan diri atas permintaan sendiri.
c. Diberhentikan dengan hormat.
d. Diberhentikan dengan tidak hormat.
Pasal 24
1) Anggota dan Pimpinan Organisasi Jajaran Ormas KORAK baik dengan
hormat maupun dengan tidak hormat melalui prosedur sebagai berikut :
a. Atas dasar rapat Dewan Pimpinan sesuai dengan tingkatannya dan
mengikutsertakan anggota atau pimpinan organisasi yang
bersangkutan dengan terlebih dahulu disampaikan undangan.
b. Dalam rapat tersebut pada huruf a diatas, kepada yang bersangkutan
diberi kesempatan untuk menjelaskan duduk masalahnya.
c. Apabila hasil rapat tersebut telah jelas permasalahannya dan yang
bersangkutan dinyatakan bersalah, kepada yang bersangkutan
diberikan peringatan tertulis sebanyak 3 (tiga) kali.
d. Apabila 3 (tiga) peringatan tersebut masih tidak diindahkan, kepada
yang bersangkutan diberi skorsing selama 3 (tiga) bulan.
e. Apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan masa skorsing tersebut
tidak diindahkan, maka kepada yang bersangkutan dijatuhkan sanksi
maksimal organisasi.
f. Setelah skorsing sanksi organisasi, kepada yang bersangkutan masih
diberi kesempatan pembelaan dari dalam Rapat Pimpinan
sebagaimana dimaksud ayat 1 huruf a diatas.
2) Peringatan skorsing dan sanksi organisasi terhadap anggota dan atau
Pimpinan organisasi dilakukan oleh Pimpinan Organisasi yang bersangkutan
dan selanjutnya dilaporkan untuk mendapat persetujuan Pimpinan
Organisasi setingkat diatasnya, dan paling tinggi adalah Dewan Pimpinan
Pusat.
Pasal 25
Ketentuan – ketentuan lain yang berhubungan dengan kepentingan organisasi
ditetapkan oleh Pimpinan Organisasi dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Harus ditetapkan dengan mengingat dasar musyawarah yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan.
b. Tidak bertentangan dengan peraturan peraturan perundang –
undangan yang berlaku.
c. Tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga.
BAB IX
BADAN PENGURUS
Pasal 26
1) Keanggotaan Badan Pengurus KORAK Pusat dipilih dan diangkat
untuk masa jabatan 5 (lima) tahun yang dilakukan melalui Kongres.
2) Keanggotaan Badan Pengurus KORAK Provinsi dipilih dan diangkat
untuk masa jabatan 4 (Empat) tahun yang dilakukan melalui
Musyawarah Wilayah.
3) Keanggotaan Badan Pengurus KORAK Kabupaten/Kota dipilih dan
diangkat untuk masa jabatan 3 (tahun) tahun yang dilakukan melalui
Musyawarah Cabang.
4) Keanggotaan Badan Pengurus KORAK Kecamatan dipilih dan
diangkat untuk masa jabatan 3 (tiga) tahun yang dilakukan melalui
Musyawarah Anak Cabang.
5) Keanggotaan Badan Pengurus KORAK Kelurahan/desa dipilih dan
diangkat untuk masa jabatan 2 (tahun) tahun yang dilakukan melalui
Musyawarah Ranting
BAB X
DEWAN PENASEHAT
Pasal 27
Anggota Dewan Penasehat KORAK terdiri dari :
a. Mereka yang ditunjuk sebagai Dewan Penasehat oleh hasil kongres.
b. Mereka yang ditunjuk oleh Ketua Umum.
BAB XI
STRUKTUR DAN SUSUNAN LEMBAGA
Pasal 28
Struktur
Struktur lembaga KORAK berjenjang dari tingkat Pusat sampai ke tingkat
Desa/Kelurahan, terdiri dari lembaga di tingkat Nasional/Pusat, lembaga di tingkat
Provinsi, Lembaga di tingkat Kabupaten/Kota, lembaga di tingkat Kecamatan dan
lembaga di tingkat desa/kelurahan.

Pasal 29
Susunan
Susunan kepengurusan lembaga KORAK terdiri dari :
1) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) untuk tingkat Nasional dengan wilayah
kerja meliputi seluruh Indonesia.
2) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) berkedudukan di Ibukota
Provinsi/Pusat Provinsi dengan wilayah kerja meliputi provinsi.
3) Dewan Pimpinan Cabang (DPC) berkedudukan di kabupaten/kota
dengan wilayah kerja meliputi kabupaten/kota.
4) Pimpinan Anak Cabang (PAC) berkedudukan di Kecamatan dengan
wilayah kerja meliputi kecamatan.
5) Pimpinan Ranting (Ranting) berkedudukan di Desa/Kelurahan dengan
wilayah kerja meliputi Desa/Kelurahan.
BAB XII
WEWENANG, KEWAJIBAN DAN TANGGUNG JAWAB
Pasal 30
Pimpinan Pusat
1) Dewan Pimpinan Pusat adalah penyelenggara dan penanggungjawab
tertinggi lembaga.
2) Dewan Pimpinan Pusat berwenang :
a) Menentukan kebijakan sebagai pelaksana Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga KORAK dan atau Keputusan/Ketetapan
kongres KORAK.
b) Mengesahkan Kepengurusan Dewan Pimpinan DAERAH
c) Membekukan sementara kepengurusan Daerah yang melanggar
AD/ART atau ketentuan lembaga lainnya.
3) Dewan Pimpinan Pusat Berkewajiban :
a) Melaksanakan ketentuan dan kebijakan lembaga sesuai AD/ART
dan ketentuan-ketentuan lain yang telah ditetapkan melalui kongres.
b) Memberikan laporan Pertanggungjawaban kepada kongres.
c) Menyampaikan laporan keadaan dan kondisi serta perkembangan
lembaga kepada kongres.
d) Melakukan pengawasan terhadap kepengurusan di daerah.
Pasal 31
Pimpinan Daerah
1) Pimpinan di daerah adalah pelaksana kepengurusan di wilayahnya.
2) Pengurus di daerah berwenang :
a) Menetapkan Program Kerja di wilayahnya.
b) Menetapkan kebijakan tentang hal-hal yang berkenaan dengan tindak
korupsi sesuai dengan AD/ART serta keputusan atau kebijakan
Pimpinan daerah.
3) Pimpinan daerah berkewajiban :
a) Melaksanakan ketentuan dan kebijakan sesuai dengan AD/ART serta
Peraturan Lembaga KORAK.
b) Melaksanakan konsolidasi kelembagaan dengan pimpinan setingkat
diatasnya di tingkatan masing-masing.
c) Memberikan Laporan pertanggungjawaban kepada Musyawarah
wilayah di masing-masing tingkatan.
d) Menyampaikan laporan keadaan dan perkembangan lembaga kepada
pimpinan setingkat diatasnya di tingkatan masing-masing.
BAB XIII
ALAT KELENGKAPAN LEMBAGA
Pasal 32
Kongres
1) Kongres merupakan pemegang kekuasaan tertinggi lembaga diadakan sekali
dalam 5 (lima) tahun dengan wewenang :
a) ) Menetapkan atau mengubah AD/ART.
b) Menetapkan Program Umum Lembaga.
c) Laporan pertanggungjawaban Dewan Pimpinan Pusat KORAK.
d) Memilih dan menetapkan Dewan Pimpinan Pusat KORAK dengan
memilih Ketua Umum.
e) Menetapkan Keputusan-keputusan dan ketetapan-ketetapan Kongres.
2) Kongres Luar Biasa merupakan pemegang kekuasaan tertinggi lembaga
diadakan sewaktu-waktu apabila dipandang perlu dengan ketentuan :
a) Apabila Dewan Pimpinan Pusat sebagai pemegang kekuasaan
tertinggi pelaksana lembaga tidak dapat melaksanakan tujuan
lembaga sesuai AD/ART.
b) Diadakan oleh Dewan Pimpinan Pusat atas permintaan
sekurang-kurangnya lebih dari separuh dari jumlah Dewan Pimpinan
Wilayah.
Pasal 33
Musyawarah Daerah
Musyawarah Daerah/Cabang/Anak Cabang/Ranting diadakan 3 (lima) tahun sekali
dengan wewenang :
1) Menetapkan program lembaga.
2) Mengadakan evaluasi dan meminta laporan pertanggungjawaban dewan
pimpinan di masing-masing tingkatan.
3) Memilih dan menetapkan dewan pimpinan di masing-masing tingkatan,
dengan memilih ketua.
4) Menetapkan keputusan-keputusan kongres di masing-masing tingkatan
BAB XIV
HUBUNGAN DENGAN ORGANISASI MASYARAKAT
Pasal 34
1) KORAK menjalin hubungan kerjasama dengan lembaga dan organisasi
kemasyarakatan yang mempunyai kesamaan kegiatan dibidang
pemberantasan korupsi.
2) KORAK menjalin hubungan kerjasama dengan lembaga atau organisasi
kemasyarakatan luar negeri dan internasional yang mempunyai kesamaan
kegiatan dibidang pemberantasan korupsi.
3) KORAK menjalin hubungan kerjasama dengan lembaga dan organisasi
kemasyarakatan, lembaga kepemudaan, paguyuban, underbow partai, dan
lembaga atau organisasi lain.
BAB XV
KEUANGAN
Pasal 35

Keuangan lembaga KORAK diperoleh dari :


1) Swadaya anggota
2) Usaha-usaha yang tidak bertentangan dengan AD/ART lembaga dan atau
peraturan hukum yang berlaku.
3) Sumbangan yang halal dan tidak melanggar hukum yang berlaku serta
bersifat tidak mengikat.
4) Bantuan dari pemerintah dan atau lembaga, organisasi baik dalam, luar
negeri atau internasional.
5) Keuangan ORMAS KORAK di audit oleh akuntan publik sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
6) Kepemilikan aset ORMAS KORAK di masing-masing tingkatan
ditetapkan dengan surat keputusan Dewan Pimpinan Pusat ORMAS
KORAK.
BAB XVI
TAHUN BUKU
Pasal 36
1) Tahun Buku ORMAS KORAK dimulai dari awal bulan Januari sampai
dengan akhir bulan Desember tiap – tiap tahun.
2) Pengurus ORMAS KORAK di masing-masing tingkatan diwajibkan
membuat laporan tahunan yang mencakup seluruh kegiatan serta
perhitungan pertanggung jawaban mengenai keuangan ORMAS KORAK
selambat – lambatnya tiga bulan setelah buku tersebut ditutup.
3) Perhitungan dan pertanggung jawaban serta laporan tahunan tersebut baru
dianggap sah setelah disetujui oleh rapat Pengurus ORMAS KORAK di
masing-masing tingkatan.
BAB XVII
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR DAN PEMBUBARAN
Pasal 37
1) Untuk dapat membubarkan ORMAS KORAK Pusat, mengubah dan atau
menambah ketentuan – ketentuan dalam Anggaran Dasar diperlukan suatu
Rapat Khusus yang diadakan untuk maksud tersebut dan dilaksanakan melalui
Kongres.
2) Peserta Kongres adalah perwakilan ORMAS KORAK yang dipilih berdasarkan
Musyawarah Daerah (Musda).
3) Undangan rapat tersebut diatas, harus disampaikan secara tertulis
selambat–lambatnya 14 (empat belas) hari sebelum rapat diadakan dengan
menyebutkan materi rapat.
4) Keputusan untuk pembubaran, menambah dan atau mengubah Anggaran Dasar
dianggap sah jika diambil oleh Kongres yang dihadiri oleh sekurang –
kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah peserta Kongres.
5) Keputusan pembubaran ORMAS KORAK hanya dapat diambil jika :
a) Diadakan oleh Dewan Pimpinan Pusat atas permintaan sekurang-kurangnya
lebih dari separuh dari jumlah Dewan Pimpinan Daerah.
b) Maksud dan tujuan ORMAS KORAK tidak tercapai ;
c) Kekayaan ORMAS KORAK tidak mencukupi lagi atau berkurang demikian
banyaknya, sehingga menurut pertimbangan Dewan Pimpinan Pusat tidak
cukup lagi untuk mencapai maksud dan tujuan ORMAS KORAK ;
6) Jika ORMAS KORAK dibubarkan, maka Pengurus ORMAS KORAK di
masing-masing tingkatan diwajibkan untuk menunjuk 3 (tiga) orang penyelesai
yang ditunjuk/dipilih diantara mereka sendiri atau orang lain yang bertugas
membereskan kewajiban – kewajiban dan beban – beban ORMAS KORAK
satu dan lainnya dibawah pengawasan Dewan Pimpinan Pusat.
7) Laporan pembubaran (Likuidasi) tersebut harus disahkan oleh rapat Pengurus
ORMAS KORAK di masing-masing tingkatan dan jika masih ada kekayaan
ORMAS KORAK, rapat Dewan Pengurus Pusat akan menentukan peruntukan
kekayaan tersebut dengan memperlihatkan dasar dan maksud tujuan ORMAS
KORAK.
BAB XVIII
LOGO ORMAS KORAK
Pasal 38
1) Merah Putih berarti bendera Indonesia
2) Gambar pulau berarti persatuan dan kesatuan NKRI
3) Bintang Lima berarti kemakmuran rakyat
4) Kotak Segi lima dan Berazaskan Pancasila
Pasal 39
Arti Logo
1) Merah Putih menggambarkan kedaulatan rakyat Indonesia kekuatan berjuang
GEPAK dalam memperjuangkan keadilan. Gambar padi dan kapas yang
dihubungkan oleh rantai bermakna usaha dalam mewujudkan kesejahteraan
dengan menjaga persatuan dan kesatuan. Tulisan GEPAK adalah inisial dari
tulisan dibawahnya yang menunjukkan GERAKAN PEMUDA ANTI
KORUPSI.
2) Keempat gambar dan tulisan diatas bermakna perjuangan yang tidak kenal
menyerah dalam menjaga persatuan dan kesatuan dalam usaha mewujudkan
kesejahteraan dengan jalan memberantas korupsi.
3) Warna merah menggambarkan keberanian, hijau menggambarkan kemakmuran
dan emas menggambarkan kesejahteraan.
PERATURAN RUMAH TANGGA
Pasal 40
Pengurus ORMAS KORAK di masing-masing tingkatan melalui Kongres dan
Musyawarah Daerah (Musda) mengadakan dan menyusun Peraturan Rumah
Tangga untuk hal – hal yang dianggap perlu dan belum diatur dalam anggaran
dasar ini dan juga mengadakan peraturan – peraturan lain tersebut diatas dan tidak
bertentangan dengan Anggaran Dasar.
BAB XIX
PERATURAN PENUTUP
Pasal 39
Hal – hal yang tidak atau belum sempurna diatur dalam Anggaran Dasar ini atau
dalam Peraturan Rumah Tangga atau peraturan – peraturan yang dimaksud dalam
pasal 37 di atas, diputuskan oleh Pengurus ORMAS KORAK di masing-masing
tingkatan.
Pasal 40
1) Anggaran Dasar ini hanya dapat diubah melalui Kongres ORMAS KORAK .
2) Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran dasar ini akan diatur dalam
Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan lembaga ORMAS KORAK yang
akan ditetapkan kemudian oleh Dewan Pengurus Pusat ORMAS KORAK.

DITETTAPKAN DI SURABAYA
PADA TANGGAL 11 MARET 2013

DEWAN PIMPINAN PUSAT


ORGANISASI MASYARAKAT
KOMUNITAS RAKYAT ANTI KORUPSI

KETUA UMUM SEKRETARIS JENDERAL

(PARLINDUNGAN SITORUS, SH) (SUEB, SE)

Anda mungkin juga menyukai