Ditulis oleh :
F1F015053
BAB I
Pendahuluan
I.I. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara Asia Tenggara dan juga ne
gara berkembang di Asia, sekarang telah menjadi salah satu negara. Indon
esia berbatasan langsung dengan banyak negara, diantaranya adalah Malay
sia, Papua Nugini, Timor Leste, Singapura, Filipina, Australia dan wilayah
Persatuan Kepulauan Andaman dan Nikobar di India. Hal ini lah yang men
jadikan Indonesia banyak melakukan kerjasama internasional dengan nega
ra tetangga untuk memenuhi kebutuhan dari negara Indonesia itu sendiri.
Diantaranya adalah melakukan kerjasama bilateral dengan Malaysia.
Tujuan adanya kerjasama bilateral antara Indonesia dengan Malays
ia untuk mendapatkan keuntungan demi kepentingan nasional masing-mas
ing negara. Kerjasama Indonesia dengan Malaysia dilakukan di berbagai
macam bidang, diantaranya yakni bidang ekonomi, perlindungan tenaga ke
rja, perbatasan dan khusunya dalam bidang keamanan. Dalam bidang kea
manan sendiri, Indonesia dengan Malaysia melakukan kerjasama dalam m
enangani kasus kejahatan transnasional khususnya perdagangan narkotika i
nternasional.
Perkembangan kejahatan narkotika masih terus terjadi di Negara
Asia dan terus meningkat. Perdagangan dan Penyalahgunaan obat-obatan
narkotika tidak terlepas dari kenyataan yang terjadi di Asia. Negara bagian
Asia termasuk Indonesia dengan Malaysia yang masih maraknya kejahatan
transnasional kejahatan Narkotika masih terus terjadi. Tingkat permintaan
masyarakat Indonesia untuk mengkonsumsi narkotika sangat tinggi karena
kurang ketatnya pengawasan dan Kerjasama antar masyarakat dalam
mengatasi pelaku penyelundupan narkotika yang masuk ke wilayah
Indonesia. Dalam mengatasi permasalahan ini perlu adanya pihak kedua
untuk bekerjasama dalam menyelesaikan permasalahan peredaran
narkotika jaringan internasional.
Penyalahgunaan narkoba di Indonesia dalam beberapa tahun terakh
ir menjadi masalah besar dan telah tercapai kondisi buruk jadi masalah nar
koba menjadi masalah nasional. Sebagai negara berkembang, Indonesia tel
ah menjadi target potensi sebagai tempat perdagangan obat-obatan terlaran
g. Penyalahgunaan narkoba terus terjadi masalah kronis yang melanda Ind
onesia, peredaran kasus sabu dan banyak lagi lainnya penangkapan penged
ar narkoba internasional dalam beberapa tahun yang terakhir adalah bukti
bahwa Indonesia dalam keadaan darurat obat.
Terjadinya upaya penyelundupan narkoba antara Indonesia dan Ma
laysia karena jalur darat yang tidak dijaga dan banyaknya pelabuhan tidak
resmi tidak memiliki penjaga di sepanjang batas laut antara Indonesia-Mal
aysia. Di perbatasan tidak resmi, komoditas pokok seperti gula, minyak da
n orang lain bisa masuk. Biasanya ada juga pelaku kejahatan yang menggu
nakan jalur tersebut perdagangan itu sekaligus menyelundupkan narkoba k
e Indonesia. Begitu juga dengan jalur air, pelaku kejahatan hanya memanf
aatkannya angkutan speed boat untuk memasukkan narkoba melalui Pelab
uhan tidak resmi yang tidak memiliki penjagaan yang ketat.
Ancaman narkoba di Indonesia tampaknya semakin menunjukan
kengerian dimasa-masa mendatang. Berdasarkan laporan 2018 awal ada
dua kasus penyelundupan narkoba jenis sabu seberat 1 ton kurang lebih
berhasil di gagalkan di batam sebelumnya 150 ton bahan baku narkoba
asal dari cina yang hendak di selundupkan ke Indonesia berhasil
digagalkan oleh apparat timur leste.
Tim Badan Narkotika Nasional (BNN) mengamankan 466,19 kilog
ram jaringan Medan-Palembang-Jakarta. Tetapi jauh sebelum itu, petugas
Bea Cukai juga telah mengamankan banyak narkotika sejumlah 352,5 kilo
gram sabu. Penyelundupan narkoba yang berhasil diungkap itu berasal dari
berbagai negara, tetapi sebagian besar dari negeri Jiran, Malaysia. Malaysi
a, memang selama ini dikenal sebagai tempat transit barang haram tersebut
dalam grafik dibawah ini menjelaskan dari tahun 2015 sampai 2020 dala
m kejahatan penyelundupan narkotika.
Berdasarkan pada laporan BNN. Narkotika diketahui diselundupka
n dari Malaysia melalui Entikong. Dengan Modus operandi yang digunaka
n pada kasus ini adalah dengan berjalan kaki melewati perbatasan melalui j
alur tikus. Setelah berhasil melewati perbatasan, para tersangka kemudian
menggunakan kendaraan roda empat untuk membawa narkotika tersebut.
Entikong memiliki jalur perbatasan darat dengan negara Malaysia khususn
ya Sarawak sehingga jalur darat sering disebut jalur sutera karena bisa dile
wati langsung oleh bus baik dari Indonesia maupun dari Malaysia tanpa ha
rus menyebrangi sungai maupun laut, oleh sebab itu jalur ini sangat rawan
terhadap upaya-upaya penyelundupan termasuk narkotika Pengungkapan k
asus ini membuktikan bahwa jalur resmi Pos Lintas Batas Negara (PLBN)
maupun jalur tidak resmi (jalur tikus) di Entikong masih menjadi jalur fav
orit penyelundupan narkotika dari Malaysia ke Indonesia. Oleh karena itu
diperlukan kerja sama kedua belah pihak untuk mengatasi penyelundupan
narkotika melalui jalur lintas batas kedua negara ini. (BNN 2018)
Prevalensi tingkat penyalahgunaan Narkoba khususnya Narkotika
di Indonesia tentunya berkaitan erat dengan penegakan hukum yang dilaku
kan oleh sistem peradilan pidana Indonesia yang belum berorientasi pada p
emberian sanksi pidana secara maksimal dan pencapaian tujuan dari Progr
am P4GN (Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran
Gelap Narkoba) yakni memutus mata rantai drug demand dan supply redu
ction dengan merumuskan dan melaksanakan kebijakan yang berkaitan
dengan pengurangan permintaan, pengawasan ketersediaan serta
pengurangan dampak buruk. Tetapi hasilnya masih belum optimal dalam
menanggulangi peredaran gelap dan penyalahgunaan Narkoba.
Ada beberapa hal yang dapat diidentifikasi sebagai penyebab belu
m optimalnya penegakan hukum melalui pemberantasan peredaran narkob
a. Seperti halnya kepolisian, upaya pemberantasan peredaran narkoba telah
dilakukan, namun berbagai aspek strategi tersebut tidak disikapi secara me
madai karena tidak dilakukan melalui perencanaan yang matang, termasuk
perencanaan lintas sektoral. Sehingga upaya operasional kepolisian dalam
pemberantasan peredaran narkoba belum cukup menyentuh berbagai aspek
upaya strategis melalui koordinasi.
I.II. Rumusan Masalah
Untuk membatasi pembahasan di atas yang terlalu meluas maka da
lam sekripsi ini akan di bahas permasalahan yang di anggap relevan denga
n judul skripsi. adapun Rumusan Masalah yang akan di kembangkan dan d
iuraikan dalam penulisan skripsi adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Bentuk Kerjasama Indonesia-malaysia dalam menanggulan
gi masalah kejahatan Peredaran Narkotika pada tahun 2015-2020?
Daftar Pustaka
Buku
https://bnn.go.id/lintas-batas-negara-entikong-jalur-favorit-penyelundupa
n-narkotika/
https://i0.wp.com/nusantaranews.co/assets/uploads/2016/07/20121126pere
daran-narkoba.jpg?fit=594%2C507&ssl=1
https://kabar24.bisnis.com/read/20210220/16/1358698/kejahatan-internasi
onal-banjir-narkoba-dari-negeri-jiran.
UNODC: Kejahatan Transnasional Terorganisir Menguat di Asia Tenggara
https://www.benarnews.org/indonesian/berita/unodc-kejahatan-transnasion
al-asia-tenggara-menuat-07182019164511.html
https://www.kemlu.go.id/id/kebijakan/isukhusus/Pages/Penanggulanga n-
Kejahatan-Lintas-Negara-Teroganisir.aspx.
Artikel Jurnal
Alfiyah Nur Inna dan Triandika Lulus Sugeng. Kebijakan politik Luar Negeri Ind
onesia dalam
Hasanah Liana, Puspitasari Viani: Kerjasama Indonesia Jepang Join Credit Mecha
nism (JHM)