NIM: D1A019114
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MATARAM
MATARAM
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Remaja adalah bagian dari generasi muda merupakan suatu kekuatan sosial yang sangat
berperan dalam pembangunan bangsa dan negara. Di tangan generasi muda terletak masa
depan bangsa yang kelak akan menjadi pemimpin dalam membangun hari depan yang lebih
baik. Sebagai generasi penerus perjuangan bangsa Indonesia yang mempunyai hak dan
kewajiban ikut serta dalam membangun negara dan bangsa Indonesia, generasi muda dalam
hal ini remaja merupakan subyek dan obyek pembangunan nasional dalam usaha mencapai
tujuan bangsa Indonesia yaitu mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.
Sebagai salah satu sumber daya manusia yang mempunyai potensi dan memiliki peranan
yang strategis dan kedudukannya sebagai generasi penerus cita-cita bangsa keberadaannya di
tengah kehidupan masyarakat, pada prinsipnya remaja merupakan pilar terpenting yang akan
menentukan nasib peradaban masyarakat di masa yang akan datang dan juga remaja
mempunyai ciri dan sifat khusus yang memerlukan pembinaan dalam rangka menjamin
pertumbuhan fisik dan mentalnya secara utuh, selaras dan seimbang.
Namun yang menjadi suatu permasalahan serius yang sedang dihadapi adalah masalah
kenakalan remaja yang merupakan persoalan aktual dihampir setiap negara di dunia termasuk
Indonesia. Saat ini sebagai gambaran merebaknya kasus-kasus pelanggaran hukum yang
dilakukan remaja dapat berupa perkelahian, penodongan, perampokan, pencurian, pemilikan
senjata tajam bahkan penyalahgunaan narkotka atau berbagai pelanggaran hukum lainnya.
Dari beberapa kasus pelanggaran hukum tersebut dapat memberikan gambaran bahwa di era
pembangunan manusia seutuhnya, remaja yang mempunyai hak dan kewajiban membangun
bangsa dan negara, justru mereka melakukan perbuatan yang melanggar hukum.
Khususnya terhadap remaja yang sedang berada dalam fase transisi perkembangan antara
masa anak-anak dan masa dewasa yang dapat menimbulkan masa krisis, ditandai dengan
kecenderungan munculnya perilaku menyimpang dimana pada masa remaja akan timbul
keinginan yang sangat tinggi untuk mencoba-coba sesuatu, mengikuti trend dan gaya hidup,
serta bersenang-senang walaupun semua kecenderungan itu wajar-wajar saja, tetapi hal itu bisa
juga memudahkan remaja untuk terdorong untuk menyalahgunakan narkotika. Oleh karena
itulah apabila pada masa remaja telah rusak karena penyalahgunaan narkoba, maka suram atau
bahkan hancurlah masa depan remaja tersebut.
Begitu pula di Kawasan Senggigi yang merupakan wilayah hukum Polsek Senggigi dengan
jumlah populasi penduduk yang cukup tinggi serta berada pada lokasi yang strategis yaitu
merupakan salah satu jalur akses transportasi antara kabupaten Lombok Barat dengan Lombok
Utara dan juga menjadi kawasan wisata yang banyak adanya tempat-tempat yang rentan
dijadikan tempat untuk mengkonsumsi narkoba atau peredaran narkoba seperti
diskotik,café,dan hotel berbintang sehingga memungkinkan akan banyak terjadi tindak pidana
di tengah–tengah kehidupan masyarakat khususnya tindak pidana penyalahgunaan narkotika
yang melibatkan remaja sebagai pelaku tindak pidana.
Dengan alasan-alasan yang dikemukakan di atas maka penulis terdorong untuk melakukan
kajian secara mendalam tentang penyalahgunaan narkotika yang dilakukan oleh remaja dalam
bentuk proposal dengan mengangkat judul tinjauan kriminologis terhadap tindak pidana
penyalahgunaan narkotika oleh remaja di Kawasan Senggigi
B. Rumusan Masalah
Dari uraian yang dikemukakan dalam latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan
beberapa permasalahan sebagai berikut :
Manfaat Teoritis:
Manfaat Praktis :
1) Diharapkan dapat digunakan sebagai informasi bagi masyarakat atau praktisi hukum
dan instansi terkait tentang tindak pidana penyalahgunaan narkotika oleh remaja.
2) Dengan dibuatnya penulisan ini diharapkan dapat memberikan dapat memberikan
masukan kepada pihak Kepolisian Sektor Senggigi dalam rangka menanggulangi
tindak pindana penyalahgunaan narkotika oleh remaja di Kawasan Senggigi.
D. Ruang Lingkup Penelitian
Penulis memilih ruang lingkup penelitian di Kawasan Senggigi yang merupakan wilayah
hukum Polsek Kawasan Senggigi. Adapun alasan memilih lokasi penelitian ini karena berada
pada lokasi yang strategis yaitu merupakan salah satu jalur akses transportasi antara kabupaten
Lombok Barat dengan Lombok Utara dan juga menjadi kawasan wisata yang banyak adanya
tempat-tempat yang rentan dijadikan tempat untuk mengkonsumsi narkoba atau peredaran
narkoba seperti diskotik,café,dan hotel berbintang sehingga memungkinkan akan banyak
terjadi tindak pidana di tengah–tengah kehidupan masyarakat khususnya tindak pidana
penyalahgunaan narkotika yang melibatkan remaja sebagai pelaku tindak pidana.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Kriminologi
1. Pengertian Kriminologi
Kriminologi sebagai salah satu cabang dari ilmu pengetahuan sosial (social science),
sebenarnya masih tergolong sebagai ilmu pengetahuan yang masih muda, oleh karena
kriminologi baru mulai menampakkan dirinya sebagai salah satu disiplin ilmu pengetahuan
pada abad ke XIII. Meskipun tergolong ilmu yang masih muda, namun perkembangan
kriminologi tampak begitu pesat, hal ini tidak lain karena konsekuensi logis dari
berkembangnya pula berbagai bentuk kejahatan dalam masyarakat.
Kriminologi berasal dari kata crimen yang artinya adalah kejahatan dan logos yang artinya
ilmu, sehingga kriminologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang kejahatan dan tindak
kriminal.1
W.A Bonger mengemukakan bahwa kriminologi adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan
menyelidiki gejala kejahatan seluas-luasnya.
Tindak Pidana atau delik berasal dari bahasa Latin delicta atau delictum yang dikenal dengan
istilah strafbar feit dan dalam KUHP (Kitab Undang–Undang Hukum Pidana) dengan
perbuatan pidana atau peristiwa pidana. Kata Strafbar feit inilah yang melahirkan berbagai
istilah yang berbeda–beda dari kalangan ahli hukum sesuai dengan sudut pandang yang
berbeda pula. Ada yang menerjemahkan dengan perbuatan pidana, tindak pidana dan
sebagainya. Dari pengertian secara etimologi ini menunjukan bahwa tindak pidana adalah
perbuatan kriminal, yakni perbuatan yang diancam dengan hukuman. Dalam pengertian ilmu
hukum, tindak pidana dikenal dengan istilah crime dan criminal,sehingga dapat disimpukan
bahwa pengertian tindak pidana adalah suatu perbuatan yang dilakukan manusia yang dapat
bertanggung jawab yang mana perbuatan tersebut dilarang atau diperintahkan atau dibolehkan
oleh undang-undang hukum pidana yang diberi sanksi berupa sanksi pidana.
1) Perbuatan manusia, yaitu perbuatan dalam arti luas, artinya tidak berbuat yang
termasuk perbuatan dan dilakukan oleh manusia.
2) Melanggar peraturan pidana. dalam artian bahwa sesuatu akan dihukum apabila sudah
ada peraturan pidana sebelumnya yang telah mengatur perbuatan tersebut, jadi hakim
tidak dapat menuduh suatu kejahatan yang telah dilakukan dengan suatu peraturan
pidana, maka tidak ada tindak pidana.
3) Diancam dengan hukuman, hal ini bermaksud bahwa KUHP mengatur tentang
hukuman yang berbeda berdasarkan tindak pidana yang telah dilakukan.
4) Dilakukan oleh orang yang bersalah, dimana unsur-unsur kesalahan yaitu harus ada
kehendak, keinginan atau kemauan dari orang yang melakukan tindak pidana serta
Orang tersebut berbuat sesuatu dengan sengaja, mengetahui dan sadar sebelumnya
terhadap akibat perbuatannya. Kesalahan dalam arti sempit dapat diartikan kesalahan
yang disebabkan karena si pembuat kurang memperhatikan akibat yang tidak
dikehendaki oleh undang-undang.
Narkotika secara umum disebut sebagai drugs yaitu sejenis zat yang dapat menimbulkan
pengaruh-pengaruh tertentu bagi mereka yang menggunakan dengan cara memasukan kedalam
tubuh manusia. Pengaruh tersebut berupa pembiusan, hilangnya rasa sakit, rangsangan
semangat dan halusinasi atau khayalan-khayalan.
Secara etimologi, kata Narkotika berasal dari bahasa Yunani yaitu narke yang artinya terbius
sehingga tidak merasakan apa-apa. Orang Amerika menyebutnya dengan nama narcotic, di
3
http://artonang.blogspot.com/2014/12/pengertian-tindak-pidana-unsur-unsur.html
Malaysia dikenal dengan istilah dadah sedangkan di Indonesia disebut Narkotika. (Andi
Hamzah, 1986 : 224).
“Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis
maupun semi sintetis yang dapat menyebabka menurunnya atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan
ketergantungan, yang dibedakan dalam golongan sebagaimana terlampir dalam undang-
undang ini.”
1) Narkotika Golongan I adalah narkotika yang hanya digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi serta mempunyai potensi yang sangat
tinggi mengakibatkan ketergantungan.
2) Narkotika Golongan II adalah narkotika berkhasiat pengobatan digunakan sebagai
pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan
ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi yang tinggi mengakibatkan ketergantugan.
3) Narkotika Golongan III adalah narkotika berkhasiat pengobatan dan banyak
digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan ilmu pengembangan pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan.
“Penyalahgunaan adalah orang yang menggunakan narkotika tanpa hak atau melawan hukum.”
“Peredaran gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika adalah setiap kegiatan atau serangkaian
kegiatan yang dilakukan secara tanpa hak atau melawan hukum yang ditetapkan sebagai tindak
pidana Narkotika dan Prekursor Narkotika.“
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa, tindak pidana narkotika adalah tindak pidana
penyalahgunaan narkotika tanpa hak atau melawan hukum selain yang ditentukan dalam
undang-undang.
Adapun bentuk-bentuk dan sanksi terhadap tindak pidana penyalahgunaan narkotika di atur
dalam Bab XV Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika yaitu sebagai
berikut :5
Pasal 111 :
1) Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menanam, memelihara, memiliki,
menyimpan, menguasai, atau menyediakan narkotika Golongan I dalam bentuk
tanaman, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling
lama 12 (dua belas) tahun atau pidana denda paling sedikit Rp 800.000.000 (Delapan
ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 8.000.000.000 (Delapan milyar rupiah).
2) Dalam hal perbuatan menanam, memelihara, memiliki, menyimpan, menguasai, atau
menyediakan narkotika Golongan I sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) beratnya
melebihi 1 (satu) kilogram atau melebihi 5 (lima) batang pohon, pelaku dipidana
dengan penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan
paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda maksimum sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditambah 1/3.
Pasal 112 :
5
http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/UU35-2009Narkotika.pdf
1) Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum memiliki, menyimpan, menguasai,
atau menyediakan narkotika Golongan I, dipidana dengan penjara paling singkat 4
(empat) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun atau pidana denda paling sedikit
Rp 800.000.000 (Delapan ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 8.000.000.000
(Delapan milyar rupiah).
2) Dalam hal perbuatan memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan narkotika
Golongan I sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) beratnya melebihi 5 (lima)
gram, pelaku dipidana dengan penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat
5 (lima) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda maksimum
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambah 1/3.
Pasal 113 :
1) Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum memproduksi, mengimpor,
mengekspor, atau menyalurkan narkotika Golongan I, dipidana dengan pidana penjara
paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun atau pidana denda
paling sedikit Rp 1.000.000.000 (Satu milyar rupiah) dan paling banyak Rp
10.000.000.000 (Sepuluh milyar rupiah).
2) Dalam hal perbuatan memproduksi, mengimpor, mengekspor, atau menyalurkan
narkotika Golongan I sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) beratnya melebihi 1
(satu) kilogram atau melebihi 5 (lima) batang pohon atau dalam bentuk bukan tanaman
beratnya melebihi 5 (lima) gram, pelaku dipidana dengan pidana mati, pidana penjara
seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20
(dua puluh) tahun dan pidana denda maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditambah 1/3.
Pasal 114 :
1) Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual,
membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar atau menyerahkan
narkotika Golongan I, dipidana dengan penjara seumur hidup atau pidana penjara
paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun atau pidana denda
paling sedikit Rp 1.000.000.000 (Satu milyar rupiah) dan paling banyak Rp
10.000.000.000 (Sepuluh milyar rupiah).
2) Dalam hal perbuatan menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi
perantara dalam jual beli, menukar atau menyerahkan narkotika Golongan I
sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) yang dalam bentuk tanaman beratnya
melebihi 1 (satu) kilogram atau melebihi 5 (lima) batang pohon atau dalam bentuk
bukan tanaman beratnya 5 (lima) gram, pelaku dipidana dengan pidana mati atau
pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 6 (enam) tahun dan
paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda maksimum sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditambah 1/3.
Pasal 115 :
1) Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum membawa, mengirim, mengangkut,
mentransito narkotika Golongan I, dipidana dengan penjara paling singkat 4 (empat)
tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun atau pidana denda paling sedikit Rp
800.000.000 (Delapan ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 8.000.000.000 (Delapan
milyar rupiah).
2) Dalam hal perbuatan membawa, mengirim, mengangkut, mentransito narkotika
Golongan I sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) yang dalam bentuk tanaman
beratnya melebihi 1 (satu) kilogram atau melebihi 5 (lima) batang pohon atau dalam
bentuk bukan tanaman beratnya 5 (lima) gram, pelaku dipidana penjara seumur hidup
atau pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun
dan pidana denda maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambah 1/3.
Pasal 116 :
1) Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menggunakan narkotika Golongan I
terhadap orang lain atau memberikan narkotika Golongan I untuk digunakan orang
lain, dipidana dengan penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima
belas) tahun atau pidana denda paling sedikit Rp 1.000.000.000 (Satu milyar rupiah)
dan paling banyak Rp 10.000.000.000 (Sepuluh milyar rupiah).
2) Dalam hal penggunaan narkotika terhadap orang lain atau pemberian narkotika
Golongan I untuk digunakan orang lain sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1)
mengakibatkan orang lain mati, cacat permanen, pelaku dipidana mati, pidana penjara
seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20
(dua puluh) tahun dan pidana denda maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditambah 1/3.
Pasal 117 :
1) Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum memiliki, menyimpan, menguasai,
atau menyediakan narkotika Golongan II, dipidana dengan penjara paling singkat 3
(tiga) tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun atau pidana denda paling sedikit Rp
600.000.000 (Enam ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 5.000.000.000 (Lima
milyar rupiah).
2) Dalam hal perbuatan memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan narkotika
Golongan II sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) beratnya melebihi 5 (lima)
gram, pelaku dipidana dengan penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15
(lima belas) tahun dan pidana denda maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditambah 1/3.
Pasal 122 :
1) Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum memiliki, menyimpan, menguasai,
atau menyediakan narkotika Golongan III, dipidana dengan penjara paling singkat 2
(dua) tahun dan paling lama 7 (tujuh) tahun atau pidana denda paling sedikit Rp
400.000.000 (Empat ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 3.000.000.000 (Tiga
milyar rupiah).
2) Dalam hal perbuatan memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan narkotika
Golongan III sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) beratnya melebihi 5 (lima)
gram, pelaku dipidana dengan penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 10
(sepuluh) tahun dan pidana denda maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditambah 1/3.
1. Penguasaan Narkotika.
2. Produksi Narkotika.
3. Jual-beli Narkotika.
4. Pengangkutan dan transito Narkotika.
5. Penyalahgunaan Narkotika.
D. Pengertian Remaja
Menurut Ensiklopedia,Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa
remaja manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak.
Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa.Remaja
merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 11
tahun sampai 21 tahun.6
Menurut psikologi, remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga
masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada
usia 18 tahun hingga 22 tahun.Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat,
pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan
perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang
dan kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas
sangat menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis) dan semakin banyak
menghabiskan waktu di luar keluarga.7
6
https://id.wikipedia.org/wiki/Remaja
7
http://www.psikologizone.com/fase-fase-perkembangan-manusia/06511465
Menurut Zakiah Drajat masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21
tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria, dimana masa remaja adalah
masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa
pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya.8
BAB III
METODE PENELITIAN
8
Gatot Supramono, 2000, Hukum Acara Pengadilan Anak, Djambatan, Jakarta.
A. Jenis Penelitian
B. Metode Pendekatan
Sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua kategori, yaitu data
primer dan data sekunder.
1. Data Primer yaitu data yang diperoleh langsung dari nara sumber dilokasi penelitian
yang berkaitan dengan tindak pidana penyalahgunaan narkotika oleh remaja di
Kawasan Senggigi
2. Data Sekunder yaitu data yang diperoleh melalui studi kepustakaan yaitu menelaah
literatur, artikel, liputan, makalah serta peraturan perundang– undangan yang ada
kaitannya dengan tinjauan kriminologis terhadap tindak pidana penyalahgunaan
narkotika oleh remaja.
D. Teknik Pengumpulan Data
E. Analisis Data
Data penelitian diolah dan dianalisis secara kualitatif yaitu menganalisa data berdasarkan
kualitasnya lalu dideskripsikan dengan menggunakan kata-kata sehingga diperoleh bahasan
atau paparan dalam bentuk kalimat yang sistematis dan dapat dimengerti, kemudian ditarik
kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA
Mamik Sri Supatmi dan Herlina Permata Sari. 2007, Dasar-dasar Teori Sosial Kejahatan.
Jakarta: PTIK PRESS.
http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/UU35-2009Narkotika.pdf
http://www.psikologizone.com/fase-fase-perkembangan-manusia/06511465
http://artonang.blogspot.com/2014/12/pengertian-tindak-pidana-unsur-unsur.html