UNODC
UNODC
OPIUM DI LAOS
Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Departemen
Oleh:
E 131 10 261
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2015
iv
KATA PENGANTAR
v
Alhamdulillahirobbil’alamin, Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas
segala rahmat dan berkahNya, hingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan
OPIUM DI LAOS” sebagai syarat dalam memperoleh gelar sarjana pada jurusan
terkait Transnational Crime dan budidaya opium di Laos yang menjadi fokus
mendoakan, membantu, dan menemani penulis hingga skripsi ini dapat selesai
dengan baik. Terima kasih kepada kedua orang tua dan seluruh keluarga yang
hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan juga kepada
para dosen Ilmu Hubungan Internasional yang telah memberikan ilmu yang tak
bimbingan, kritik dan saran yang tentunya sangat membangun selama pengerjaan
skripsi penulis. Terima kasih juga kepada seluruh staff jurusan maupun fakultas
vi
Tak lupa pula penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada HIMAHI
yang telah menjadi tempat belajar segala hal baik dalam hal keilmuan maupun
keorganisasian penulis. Terima kasih juga kepada teman-teman HITEN (HI 2010)
yang telah menjadi menemani dan membantu penulis selama menjalankan prosesi
di halte (anak halte a.k.a geng halte), penulis menyampaikan rasa terima kasih
ucapkan terima kasih kepada seluruh senior dan junior HI maupun teman-teman
dari jurusan maupun fakultas lain yang telah turut andil dalam perjalanan penulis
sekira terdapat kesalahan yang telah penulis lakukan baik yang disengaja maupun
bahwa tulisan ini masih jauh dari kata sempurna namun penulis berharap tulisan
ini dapat membantu pihak-pihak yang berkepentingan atau sedang dalam studi
terkait tema yang penulis angkat. Semoga segala kekurangan dalam tulisan ini
yang sebesar-besarnya.
vii
ABSTRAKSI
viii
ABSTRACTION
M. Ismail Ash Shiddiq, E131 10 261, “The Role of United Nations Office on
Drugs and Crime (UNODC) to handling Opium Cultivation in Lao PDR”,
under the guidance ofMuhammad Nasir Badu as Advisor Iand Nur Isdah as
Advisor II, Department of International Relations, Faculty of Social and
Political Sciences, Hasanuddin University, Makassar.
This research is conducted in order to knowing the role of UNODC in controlling
opium cultivation in Laos also to knowing the obstacle would be faced by
UNODC. In it's effort during period 2009-2013. This research method used a
descriptive method which is a collecting data technique in the form of using
literature study that is collecting the literature that related with main problem
which criticized such as book, journal, documents, or article.
The result of this research shows that the role of UNODC in controlling opium
cultivation in Laos during 2009-2013 is not positively maximal. It can be seen
from the increasing of opium cultivation area every year along this periods. The
condition also appeared because of the obstacle that UNODC must faced that
Laos society economical condition is terrible, the high amount of drugs addict is
the impact of less knowledge related to these drugs itself, and developing activity
of opium cultivation in Laos. UNODC takes role in the efforts to controlling
opium cultivation in general include several urgent aspects, first, collecting data
in order to design strategy. This efforts is not highly maximal because some
important data could not collected. Second, alternative developing and ending
poverty. This program create in the various projects, this aspect succeeded with
some achievements. However, in long term impact, it is not maximal yet because
of the limitated aids. Nor technics to create sustained efforts. Third, the reduction
in drugs demand is running well. Fourth, supports extending and assists for Laos
government through creating government agencies connection and international
partners which strong and running well. Can be seen from excessively country
even international organization that also give their hand to UNODC and Laos to
help controlling opium cultivation.
ix
DAFTAR ISI
x
2. Opium di Laos ............................................................................................. 46
a. Budidaya Opium di Laos Tahun 2009 .................................................. 49
b. Budidaya Opium di Laos Tahun 2010 ................................................. 51
c. Budidaya Opium di Laos Tahun 2011 .................................................. 53
d. Budidaya Opium di Laos Tahun 2012 ................................................. 55
e. Budidaya opium di Laos tahun 2013 .................................................... 56
3. Upaya Mengontrol Budidaya Opium di Laos............................................... 61
BAB IV PERANAN THE UNITED NATIONS OFFICE ON DRUGS AND
CRIME (UNODC) DALAM MENANGANI BUDIDAYA
OPIUM DI LAOS................................................................................................ 73
A. Tantangan UNODC Dalam penanganan Budidaya Opium di Laos ........ 73
B. Peranan UNODC Dalam MenanganiBudidaya Opium di Laos .............. 87
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 101
A. Kesimpulan ............................................................................................ 101
B. Saran ...................................................................................................... 106
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 109
xi
DAFTAR BAGAN
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Survei Opium Laos tahun 2009 (Komparasi tahun 2008) .................... 50
Tabel 3.2 Survei Opium Laos tahun 2010 (Komparasi tahun 2009) .................... 52
Tabel 3.3 Survei Opium Laos tahun 2011 ............................................................ 54
Tabel 3.4 Survei Opium Laos tahun 2012 ............................................................ 56
Tabel 3.5 Survei Opium Laos tahun 2013 ............................................................ 57
Tabel 3.6 Rata-rata Harga Opium di Laos ............................................................ 60
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Globalisasi merupakan faktor utama yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan
melakukan sejumlah upaya aksi untuk mengatasi fenomena tersebut. Salah satu
yang cukup menarik perhatian dunia. Hal tersebut dipengaruhi oleh karena
Perdagangan narkobamenjadi salah satu isu yang cukup rumit dan kompleks
1
yang terorganisir dengan baik dan sangat terstruktur di pasar dunia. Aktivitas
dunia. 1
rasa sakit. Bahkan dalam naskah kuno India dan China direkomendasikan untuk
menghirup dan/atau memakan ganja untuk tujuan menghilangkan rasa sakit dan
1
Parasian Simanungkalit. 2011. Globalisasi Peredaran Narkoba dan Penanggulangannya di
Indonesia. Yayasan Wajar Hidup:Jakarta Selatan. Hal.17
2
Ibid., hal.30
3
Ibid., hal. 36
2
forum internasional. Bahkan telah dibuat sejumlah aturan yang mengatur tentang
kata lain, keberadaan lahan-lahan tanaman bahan baku narkoba ini sangat
dunia.
opium secara tidak wajar dapat menyebabkan kecanduan, dan dapat merusak
ditetapkan sebagai salah satu bahan narkotika yang tidak dapat dibudidayakan
secara bebas dan harus mengikuti aturan hukum yang ketat. Sementara di sisi lain
permintaan terhadap opium cukup tinggi. Dewasa ini opium banyak dikonsumsi
3
diseluruh dunia secara illegal. Permintaan yang cukup tinggi ini menjadikan
Salah satu kawasan yang terkenal sebagai daerah yang menjadi aktor utama
Tenggara, di daerah golden triangle ini tidak terlepas dari sejarah keberadaan
opium. Keberadaan opium dimulai pada tahun 3400 SM, opium mulai ditanam di
daerah mesopotamia bagian bawah. Sejak saat itu, opium telah ditanam dengan
luas dan digunakan sebagai narkotikadan sebagai obat dalam bidang kedokteran.
Tahun 1900-an Inggris dan prancis berhasil dalam mengawasi pembuatan opium
4
penghasil opium utama di dunia dengan menghasilkan 2500 ton setiap tahunnya.
(Golden Triangle) hingga kini tidak terlepas dari kemampuan, skill, keterampilan
yang terbatas yang dimiliki oleh sebagian besar masyarakat. Hal ini berpengaruh
besar terhadap mata pencaharian yang sebagian besar hanya bekerja dengan cara
bertani dan berkebun. hal ini mendorong berkembangnya budidaya opium. Salah
satu negara di Asia Tenggara yang menjadikan budidaya opium sebagai mata
tergolong sebagai negara yang miskin dengan kehidupan masyarakat yang jauh
dibawah standar kehidupan yang layak. Kualitas kehidupan masyarakat Laos yang
rendah tidak dapat diatasi dengan mudah oleh pemerintah Laos. Di sisi lain,
termasuk bagi masyarakat Laos. Budidaya opium pun muncul sebagai alternatif
mudah untuk mencapai tuntutan tersebut. Laos menjadi salah satu pemasok dan
opium. Namun, Laos sebagai negara dunia ketiga mengalami kendala dalam
5
opium di Laos. Salah satu yang menaruh perhatiannya adalah UNODC (United
pada tahun 1997 melalui penggabungan antara the United Nations Drug Control
beberapa negara di dunia. Melalui beragam bentuk kerjasama dengan negara yang
(MoU) pada tahun 1993. MoU tersebut bertujuan untuk menjalankan program
ini juga dilakukan bersama dengan beberapa negara Asia tenggara lainnya.
dilakukan, namun budidaya opium tidak dapat hilang begitu saja dari Laos.
Budidaya opium di Laos terus mengalami pasang surut dari tahun ke tahun. Hal
4
About UNODC, diambil dari http://www.unodc.org/unodc/en/about-
unodc/index.html?ref=menutop, diakses pada 23 April 2013.
5
UNODC. 2009. National Drug Control Master Plan 2009-2013: A Five Year Strategy to Address
the Illicit Drug Control Problem in the Lao PDR. hal. 3.
6
opium di Laos sulit dikontrol. Meskipun demikian upaya mengontrol budidaya
Opium dengan bantuan UNODC terus dilakukan. Oleh karena itu, penulis
Opium ilegal di dunia. Hingga kini, Laos menjadi penghasil opium terbesar ketiga
mendapat bantuan dari UNODC. UNODC memiliki peranan yang cukup besar
upayanya, UNODC tidak mudah mengontrol budidaya opium di Laos. Hal ini
memunculkan pertanyaan:
opium di Laos telah berlangsung lama, namun penelitian ini dibatasi pada jangka
waktu tertentu. Pemilihan jangka waktu ini merujuk pada 5 tahun terakhir
sebelum penelitian dilakukan. Selain itu, batasan waktu penelitian ini merujuk
pada jangka waktu national drug control master planLaos yang terbaru yakni
7
tahun 2009-2013. Berdasarkan alasan tersebut maka peneliti memutuskan untuk
1. Tujuan Penelitian
2. Kegunaan Penelitian
Jika tujuan penelitian ini tercapai maka penelitian ini diharapkan dapat
berguna sebagai:
A. Bahan kajian dan menjadi referensi bagi civitas akademika yang ingin
B. Bahan kajian dan menjadi referensi bagi civitas akademika yang ingin
D. Kerangka Konseptual
Perubahan fokus dari isu politik dan keamanan menuju ke isu-isu yang lebih
beragam seperti ekonomi pasca runtuhnya Uni Soviet dan berakhirnya perang
8
baik dari segi pengetahuan, skill, hingga pada peningkatan kondisi perekonomian.
Untuk mencapai hal tersebut, maka berbagai cara dan tindakan pun dilakukan.
Salah satunya adalah memicu munculnya beragam kejahatan global yang dalam
existing for a period of time and acting in concert with the aim of committing one
benefit”7.
1. Money laundering
2. Terorisme
5. Pembajakan
6
Parasian Simanungkalit. Op.cit., Hal.184-185
7
United Nations. 2000. United Nations Convention AgainstTransnational Organized
Crime. Hal. 2
9
Penggolongan tersebut berdasar pada definisi yang ada mengenai transnastional
crime. Diantara penggolongan tersebut terdapat satu isu yang krusial yakni drugs
trafficking.
batas-batas negara di dunia melalui jaringan manajemen yang rapi dan teknologi
melibatkan kartel-kartel yang begitu kuat. Begitu pula di daerah golden triangle
keberadaannya sebagai salah satu sumber bahan baku narkotika terbesar di dunia.
fokus untuk menanganinya, yang paling utama adalah dengan menekan proses
budidaya bahan baku narkotika itu sendiri yang merupakan bagian dari drugs
trafficking. Oleh karenanya, diperlukan adanya sebuah instrumen kuat yang dapat
8
Cindy Hill. 2005. Measuring Transnational Crime. Handbook of Transnational Crime and
Justice. Thousand Oaks: SAGE Publications. Inc. Hal. 9
9
Parasian Simanungkalit. Op.cit., Hal.11
10
fokus dalam penyelesaian drugs trafficking Instrumen yang dimaksudkan adalah
organisasi internasional.
yang ingin di capai oleh suatu negara. Selain itu, organisasi internasional
sebagai 10:
10
T. May Rudy. 2009. Administrasi dan Organisasi Internasional. Refika
Adiatma:Bandung. Hal. 27
11
Organisasi internasional sebagai instrumen yang membantu negara untuk
menyelesaikan permasahan seperti drugs trafficking tidak begitu saja masuk dan
bertindak di dalam suatu negara, hal ini berkaitan dengan kedaulatan suatu negara.
yang disepakati.
E. Metode Penelitian
1. Tipe Penelitian
11
Sumaryo Suryokusumo. 1990. Hukum Organisasi Internasional. UI-Press. Hal.10
12
Dalam menulis proposal penelitian ini, penulis menggunakan jenis
dan analisa berbagai hal dan situasi yang menjadi bagian dari permasalahan
2. Jenis Data
Jenis data yang akan digunakan oleh penulis adalah data sekunder.
Dimana data sekunder dapat diperoleh dari sumber tidak langsung berupa
buku-buku, jurnal, makalah, surat kabar, artikel, internet atau referensi lain
pada jenis data yang akan gunakan, yakni data sekunder. Maka dari itu,
teknik pengumpulan data yang akan dilakukan adalah telaah pustaka, yakni
13
pendukung. Data yang diperoleh kemudian di analisa menggunakan teknik
kualitatif.
14
BAB II
TELAAH PUSTAKA
A. Transnational Crime
transnational crime itu sendiri. Oleh karenanya penting untuk mengetahui dan
Memahami secara umum mengenai perilaku, ciri, bentuk, tujuan dan hal lainnya
dari kejahatan transnasional. Hal ini menjadi kunci untuk mengatasi persoalan
kejahatan transnasional.
15
Istilah transnational crime juga dikenal dengan istilah lain yakni organized
kali dalam dunia internasional sekitar tahun 1990an. Pada masa tersebut istilah
Terdapat beragam definisi operasional dari berbagai sudut pandang ahli untuk
menjelaskan mengenai transnational crime. Sekitar tahun 1994, para ahli awalnya
Meskipun tidak ada definisi yang berlaku secara universal, namun secara
umum tidak ada perbedaan secara mencolok diantara definisi yang ada. Dari
sebagian besar definisi yang ada, dapat disimpulkan bahwa transnational crime
12
John R. Wagley. 2006. CRS Report for Congress. Transnational Organized Crime: Principal
Threats and U.S. Responses.Hal. 2
13
National security council staff. 2011. Strategy To Combat Transnational Organized Crime.
National security council:The White House.Hal. 3
16
berbicara mengenai segala bentuk tindak kejahatan yang ruang lingkup dan
tertentu baik itu untuk memperoleh keuntungan ekonomi maupun untuk mencapai
tujuan-tujuan lainnya.
Tidak semua tindak kejahatan yang terjadi di dunia ini dapat digolongkan ke
negara; dan
sangat rumit. Jangkauan yang sangat luas mencakup lintas negara, membuat
kejahatan juga bekerja dengan sistem kerja yang rapi dan sangat terorganisir.
Pelaku kejahatan pun mengetahui dengan sangat baik kondisi wilayah tempat
17
Kejahatan transnasional yang begitu kompleks berdampak pada
Profesor hukum kriminal di Urals State Law Academy Russia, Yuriy A. Voronin,
powerful and universal, and their mobility is growing. The means and resources
tidak dapat dilakukan oleh satu pihak saja. Oleh karenanya, organisasi
internasional peace keeping seperti PBB pun muncul dan turut berperan dalam
across all components of a peacekeeping mission, but also cooperation with other
partners.” 16
15
Yuriy A. Voronin. 2000. Measures to Control Transnational Organized Crime. Hal. 14
16
Di ambil dari http://www.un.org/en/peacekeeping/sites/police/initiatives/transcrime.shtml. Di
akses pada 06 mei 2014.
18
Hal lain yang perlu diketahui dalam memahami transnational crime adalah
2. Terorisme
7. Pembajakan
8. Cyber crime
negara.
17
John McFarlane. 2001. Transnational Crime: Response Strategies. Australian Institute Of
Criminology. Hal. 5-6.
19
Crime, mendukung implementasi dari delapan strategi untuk memerangi
keamanan regional. Isu-isu ini telah menjadi pusat dari fokus keamanan
18
Ibid., page 6
20
B. Drugs Trafficking
mengenai kesehatan. Tidak hanya itu, drugs trafficking dianggap menjadi salah
satu bentuk kejahatan transnasional yang dapat berakibat fatal bagi masa depan
suatu bangsa dikarenakan salah satu sasaran terbesar dari kejahatan ini adalah
generasi muda.
sejak lama. Hal ini tidak terlepas dari keberadaan drugs yang menjadi kebutuhan
mendasar dan terus digunakan sebagai bagian dari kebudayaan, evolusi sosial,
mengandung zat psikoaktif yang telah dikonsumsi dalam sejarah manusia, utama
opium, ganja, dan tanaman koka. Ketiganya telah ada sejak abad ke-3 SM. 19
hingga kini penggunaan drugs pun masih terbilang banyak. Keberadaan drugs
19
Parasian Simanungkalit. 2011. Globalisasi Peredaran Narkoba dan Penanggulangannya di
Indonesia. Yayasan Wajar Hidup:Jakarta Selatan. Hal.29
21
Perdagangan narkoba sebagai “... a global illicit trade involving the cultivation,
suatu kesatuan proses yang saling terkait mulai dari produksi hingga
narkoba. Bahan baku yang kebanyakan ditanam antara lain bunga opium
22
2. Distribusi dan perdagangan, merupakan tahap yang paling krusial
bahwa kejahatan drugs trafficking merupakan suatu tindak kejahatan yang begitu
budidaya tanaman bahan baku narkoba melibatkan para petani yang pada
23
melibatkan mafia-mafia dan juga kartel-kartel dari berbagai penjuru
dunia. Beberapa jaringan mafia dan kartel yang terkenal berperan penting
dengan cara mengejar, menangkap dan menindak pelaku pengedar narkoba. Selain
itu, upaya ini dilakukan dengan menekan jumlah produksi narkoba dengan cara
dapat dilakukan melalu edukasi mengenai narkoba dan lainnya. Harm reduction
merupakan upaya lebih untuk mengurangi dampak buruk bagi pengguna narkoba.
C. Organisasi Internasional
22
Loc.cit.
24
internasional. Aktor-aktor tersebut antara lain negara, organisasi internasional
maupun individu. Salah satu aktor yang cukup memegang peranan penting dalam
berfokus pada negara. Negara dianggap sebagai aktor utama dalam dunia
itu institusi atau organisasi maupun individu adalah bukan. Namun dalam
salah satu fokus studi bagi akademisi maupun ilmuwan studi politik. 23
internasionaldapat terlihat pasca terjadinya perang dunia I. Pada masa itu, LBB
terjadinya perang dan mewujudkan perdamaian dunia pada waktu itu, meskipun
isu keamanan yang mencakupi skala global menuntut keberadaan suatu istrumen
yang dapat mengatur dan menangani hal-hal tersebut. Instrumen yang dimaksud
23
J. Samuel Barkin. 2006. International Organization: Theories and Institutions.PALGRAVE
MACMILLAN™: New York. United States of America.Hal. 1
25
internasional, terlebih dahulu harus diketahui apa yang dimaksudkan dengan
organisasi internasional.
tulisan ini akan diberikan pendefinisian umum sesuai dengan konteks organisasi
dan pemerintah negara. Sementara yang dimaksudkan dengan tujuan yang bersifat
24
Ade Maman Suherman. Organisasi Internasional & Integrasi Ekonomi Regional Dalam
Perspektif Hukum dan Globalisasi. Ghalia Indonesia: Indonesia. Hal. 46
25
Ibid., Hal. 47
26
Ibid., Hal. 51
26
internasional adalah menyangkut kepentingan negara dalam konteks internasional.
hasil dari kesepakatan antar pihak baik itu individu, badan non-negara maupun
antar negara untuk mencapai suatu tujuan tertentu atau untuk menyelesaikan suatu
isu tertentu.
organization.
publik.
27
Ibid., Hal. 56-57
27
d. Organisasi internasional tertutup, merupakan organisasi yang
organisasi ini tidak akan menerima keanggotaan lain selain dari grup
organisasi supranasional.
negara.
organisasi yang akan digunakan sebagai konsep untuk mengkaji tulisan ini adalah
organisasi fungsional. Organisasi fungsional atau organisasi teknis ini dengan kata
lain bertindak sebagai organisasi yang fokus pada suatu bidang atau isu tertentu.
Organisasi ini terbentuk dari keinginian bersama untuk mencapai suatu tujuan
terkait bidang atau isu tertentu. Hal ini berkaitan dengan salah satu peranan
28
kemanusiaan, bantuan untuk pelestarian lingkungan hidup, pemugaran
monumen bersejarah, peace keeping operation, dan lainnya).” 28
Adapun beberapa contoh bentuk organisasi fungsional antara lain WHO (World
D. Kerjasama internasional
Pada hakikatnya, hampir dalam setiap hubungan yang terjadi dalam dunia
terkait tujuan bersama. Sejak lama dunia internasional sebenarnya telah mengenal
adanya kerjasama internasional. Hal ini dapat dilihat dari terbentuknya aliansi-
dunia ini. Kerjasama ini dapat berupa kerjasama antar dua negara (bilateral),
kerjasama regional hingga pada kerjasama multilateral. Tidak hanya terbatas pada
fokus terhadap penyelesaian isu tertentu, tetapi organisasi internasional seperti ini
28
T. May Rudy. Op.cit. Hal. 27
29
Dengan kata lain bahwa organisasi internasional hanya dapat menjalankan
internasional di dalam suatu negara mutlak hanya berupa hasil dari suatu
kesepakatan atau kerjasama. Hal ini juga yang mendasari program yang dilakukan
30
Kerjasama yang dilakukan antara organisasi internasional dengan negara
negara dalam menghadapi isu tertentu. Kerjasama ini yang menjadi dasar bagi
31
BAB III
PENANGANANNYA DI LAOS
permasalahan serius adalah drugs trafficking. Sejak lama permasalahan ini terus
berada dalam agenda pembahasan dalam dunia internasional. Hal ini tidak terlepas
tidak dapat ditangani oleh satu pihak saja semisal negara ataupun organisasi
dituntut untuk mampu bekerjasama dengan sangat baik agar permasalahan drugs
China dan di seluruh dunia. Selain itu, peredaran opium di China menyebabkan
30
Thomas Pietschmann,dkk. 2009. A Century Of International Drug Control. Hal. 7
32
Forum internasional di Shanghai, China menjadi awal dari diadakannya
Haag, Belanda pada tahun 1912. The International Opium Convention Den Haag
Selain itu, The International Opium Convention Den Haag juga menjadi
konvensi terkait drugs trafficking (konvensi 1925, konvensi 1931, dan konvensi
terus dilakukan. Hal ini bertujuan untuk memperbaharui aturan yang ada maupun
31
Ibid
33
opium disepakati. Protokol ini bertujuan untuk membatasi produksi dan
obatan narkotika. The Single Convention on Narcotic Drugs berisi mengenai hal-
diamandemen.32
apa yang telah diatur terkait peredaran narkotika di dunia.bebarapa badan atau
Prevention dan berganti nama menjadi The United Nations Office on Drugs and
Crime (UNODC). Drugs trafficking sebagai isu internasional tidak hanya menjadi
32
Ibid., Hal. 10-11
34
bentuk penyimpangan terhadap ajaran Tuhan.33 Sejak saat itu, pergerakan
isu yang penting untuk diperhatikan. Berdasarkan asumsi tersebut dan merujuk
pada kebijakan serta aturan yang lahir dari agenda forum internasional terkait
drugs trafficking antara lain the International Narcotics Control Board (INCB),
ASEANAPOL.
33
Parasian Simanungkalit. 2011. Globalisasi Peredaran Narkoba dan Penanggulangannya di
Indonesia. Yayasan Wajar Hidup:Jakarta Selatan. Hal. 36-37
35
Untuk penanganan drugs trafficking di dunia, PBB membuat organisasi
khusus yang bergerak mengatasi masalah drugs trfficking dan juga kegiatan
diantaranya di negara Laos yang merupakan salah satu penghasil opium terbesar
di dunia.
penggabungan dua organisasi pada tahun 1997, yakni antara the United Nations
36
mengatasi masalah narkoba dunia dan untuk mengambil tindakan terpadu
terlarang, kejahatan dan terorisme. Kedua, Penelitian dan kerja analitis untuk
terorisme, dan penyediaan sekretariat dan layanan substantif untuk badan berbasis
UNODC telah merilis Menu of Services terbaru yang diterbitkan pada bulan
Oktober 2010, yang memberikan gambaran rinci tentang bagaimana klien dapat
mengakses bantuan yang ditargetkan atau jangkauan publikasi dan alat online
yang tersedia. UNODC juga dapat membantu dalam bidang-bidang berikut ini:
senjata, sumber daya alam, barang palsu dan manusia antar negara dan
34
UNODC. Policy and Advocay, diambil dari http://idpc.net/policy-advocacy/global-
advocacy/global-drug-control-system/unodc, diakses pada 8 Maret 2015
37
benua. Hal ini juga berarti menangani bentuk kejahatan yang baru
lingkungan.
peradilan pidana yang adil dan beralasan. Aturan hukum yang kuat juga
38
5. Pencegahan Terorisme. Dalam masalah ini, UNODC sedang bergerak
dengan terorisme.35
Untuk masing-masing dari lima area ini, Menu of Services berisi informasi
tentang beberapa publikasi dan alat online yang telah dikembangkan dan contoh
keadilan bagi semua orang dengan membuat dunia lebih aman dari narkoba,
kejahatan, korupsi dan terorisme. Program Regional untuk Asia Tenggara yang
dilakukan untuk mencapai tujuan ini adalah dengan bekerjasama dengan negara-
salah satunya seperti Laos sebagai negara dengan jumlah budidaya opium yang
cukup besar. Sehingga, perlunya UNODC melakukan beberapa strategi dan kerja-
cepat di dalam negara Laos dalam perkembangan yang positif, Laos juga
korupsi, narkoba dan perdagangan manusia. UNODC saat ini bekerja sama
35
UNODC. About UNODC, diambil dari https://www.unodc.org/unodc/en/about-
unodc/index.html?ref=menutop, diakses pada 8 Maret 2015
39
dengan Pemerintah Laos yang menjadi mitra nasional untuk menghadapi
UNODC, kerja UNODC di Laos menanggapi tantangan di atas melalui lima sub-
2. Anti Korupsi
3. Pencegahan Terorisme
masyarakat sipil untuk membangun keamanan dan keadilan bagi semua orang.
Kantor lapangan ini terdiri atas Regional Centre, Regional Office, Country Office,
Komisi di UNODC terdiri dari 40 Negara Anggota yang dipilih oleh Dewan
sebagai berikut:
36
UNODC. Our Work in Lao PDR. Diambil dari
https://www.unodc.org/southeastasiaandpacific/en/laopdr/our-work.html, diakses pada 8 Maret
2014
40
c. Delapan untuk Amerika Latin dan Karibia
Dari 20 negara anggota yang terpilih pada tahun 2012, empat berasal dari
negara-negara Afrika, lima dari negara-negara Asia Pasifik, dua dari negara-
negara Eropa Timur, lima dari negara-negara Amerika Latin dan Karibia, dan
empat dari negara-negara Eropa Barat dan negara-negara lainnya. Masa jabatan
UNODC dipimpin oleh Direktur Eksekutif dan memiliki empat divisi untuk
menunjang kerja dari UNODC itu sendiri. Empat divisi tersebut yakni, Divisi
Operasional, Divisi terkait urusan perjanjian, Divisi analisis kebijakan dan urusan
publik, dan Divisi Manajemen. Masing-masing divisi ini juga memiliki cabang-
cabang di dalamnya yang lebih memfokuskan kerja dari divisi UNODC. Pada
kesehatan, kedua cabang program terpadu dan pengawasan. Kemudian pada divisi
serta cabang pencegahan terorisme. Divisi analisis kebijakan dan urusan publik
terbagi atas cabang urusan publik dan dukungan kebijakan dan cabang
37
UNODC. Membership. Diambil dari
https://www.unodc.org/unodc/en/commissions/CCPCJ/CCPCJ_Membership.html, diakses pada 8
Maret 2014
41
Bagan 3.1 Struktur Organisasi UNODC
Independent
Office of the Executive Director (OED)
Evaluation Unit (IEU)
Division for Operations Division for Treaty Affairs Division for Policy Analysis & Division for Management
(DO) (DTA) Public Affairs (DPA) (DM)
Office of the Director (OD) Office of the Director (OD) Office of the Director (OD) Office of the Director (OD)
Secretariat to the
Governing Bodies Section
Financial Resources
Drug Prevention Integrated Organized Crime Terrorism Secretariat of the Public Affairs and Research and
Management
Programme and Illicit Prevention International Policy Support Trend
& Health Branch Narcotics Control Service
& Oversight Trafficking Branch Board Branch Analysis
- Accounts Section
Branch Branch Branch
Prevention, Implementation - Budget Section
Support
Convention Advocacy Laboratory &
Treatment, & Programme Conference Evaluation
Support and Support Section Section I Section Section Scientific
Rehabilitation Oversight Unit Section Human Resources
Section Management
Implementation Implementation Narcotics Service
Control & Strategic Statistics &
Regional Section Support Section Support - Recruitment &
Section II Estimates Planning Unit Survey
for Europe, West Placement Unit
HIV/AIDS and Central Asia Section Section
Human - Staff
Section Trafficking and Implementation Administration
Precursors Co-financing and Studies &
Migrant Support Partnership Unit
Regional Section Smuggling Control Threat
Section III Section - Staff Development
for Africa and Section Analysis
Sustainable Middle East
Section
Section
Unit
Livelihoods Psychotropics UNODC
Unit Regional Section Control Brussels Information
Corruption and Global Report
for Latin America Section Liaison Office Technology Service
Economic Crime on
and the - Corporate Core
Branch Trafficking in
Caribbean Services Unit
Persons Unit - Corporate
Conference
Justice Regional Section Support Section UN Crime Prevention
and Criminal Justice
Networks Unit
- Corporate
Section for South Asia,
East Asia and the
Programme network
Software Solutions
Pacific Implementation Section
Support Section New York - Global Software
Liaison Office Products Section
Field Offices
1. Profil Laos
Laos merupakan salah satu negara yang terletak di benua Asia, tepatnya di
kawasan Asia Tenggara. Ditinjau dari letak geografisnya, Laos termasuk ke dalam
tergolong negara yang dikelilingi oleh daratan (landlocked) dan tidak memiliki
wilayah laut. Laos terletak di pusat Sub-Region Mekong dan dikelilingi oleh lima
dan Vietnam.
tanggal 2 Desember 1975 dengan nama Republik Demokratik Rakyat Laos (Lao
PDR). Bersamaan dengan itu pula Laos memasuki era baru dalam perkembangan
diri dan mulai menjalin kerjasama dengan negara-negara asing, serta memulihkan
pertumbuhan sejak tahun 1988 kecuali saat terjadinya krisis financial di Asia
mulai tahun 1997 dimana Laos mengalami penurunan. Meskipun demikian Laos
38
Diambil dari http://www.na.gov.la/appf17/lao_history.html. Di akses pada 22 September 2014.
43
Laos juga memiliki karakter masyarakat yang didominasi masyarakat
pedesaan. Lebih dari tiga perempat dari total penduduk tinggal di daerah pedesaan
dan bergantung pada pertanian dan sumber daya alam untuk bertahan hidup.
dataran rendah adalah mereka yang telah dipindahkan dari daerah pegunungan.
Secara umum, rumah tangga yang paling kurang beruntung yang berada di
daerah yang rentan terhadap bencana alam, tidak memiliki ternak, memiliki
bekerja lebih lama daripada laki-laki, sekitar 70 persen dari kegiatan pertanian dan
pekerjaan rumah tangga, serta merawat anak-anak. Mereka juga kurang mendapat
kebutuhan pangan, terutama ketika rumah tangga mereka besar. Hal ini
44
untuk meningkatkan hasil panen. Kebanyakan menggunakan metode pertanian
tradisional.
beberapa petani yang memiliki akses ke irigasi. Penyakit ternak menyebar tak
penurunan hasil panen padi dan tanaman lainnya, di banyak bagian rumah tangga
geografis namun juga terisolasi. Banyak daerah yang begitu sulit untuk dijangkau.
Isolasi dalam kehidupan sosial merupakan masalah khusus bagi masyarakat etnis
bahasa, adat istiadat dan keyakinan agama. Selain itu, masyarakat pedesaan
memiliki akses yang sangat terbatas kepemerintah dan layanan jasa, keuangan,
(yang bertumpu hanya pada pengolahan lahan sektor agrikultur) serta buruknya
39
IFAD. 2012.Enabling poor rural people to overcome poverty in the Lao People’s Democratic
Republic.
45
salah satu penghasil opium terbesar di dunia. Pada tahun 1970 Laos dikenalkan
sebagai bagian dari Golden Triangle, wilayah yang pernah menjadi penghasil 70%
opium ilegal di dunia. Bahkan di tahun 1998, Laos menjadi negara penghasil
menjadi salah satu fokus utama yang harus diselesaikan. Beragam kebijakan
2. Opium di Laos
obatan terlarang di dunia internasional sejak dulu. Bahkan Laos menjadi salah
satu penghasil opium terbesar di dunia. Tidak hanya itu, opium juga menjadi
tinggi menjadi faktor-faktor yang mendorong terjadinya hal ini. Melihat hal ini,
pemerintah Laos kemudian bertindak untuk mengatasi hal ini. Hal ini bersamaan
40
Country Report Narcotic Drugs Issues in Laos. www.aipasecretariat.org/wp-
content/uploads/2010/07/lao-country-report.doc.Di akses pada 22 september 2014.
41
http://www.unodc.org/laopdr/index.html?ref=menutop. Di akses pada 16 oktober 2014.
46
dengan upaya dunia internasional dalam mengurangi memberantas peredaran
Opium termasuk sebagai salah satu bahan baku narkotika yang proses
Laos bersama negara ASEAN lainnya dalam menandatangi MoU yang terkait
drugs trafficking. Tidak hanya itu, Laos juga meratifikasi sejumlah konvensi
1971 (diratifikasi tahun 1977), convention against Illicit Traffic in Narcotic Drugs
tahun 2009). Selain itu pemerintah Laos juga menjalin sejumlah kerjasama
42
Country Report Narcotic Drugs Issues in Laos. www.aipasecretariat.org/wp-
content/uploads/2010/07/lao-country-report.doc.Di akses pada 22 september 2014.
47
tersebut berupa sejumlah program, baik itu jangka pendek maupun jangka panjang
guna mengatasi persoalan drugs trafficking di Laos hingga saat ini. Salah satu
program adalah masterplan. Yang terakhir adalah National Drug Control Master
30000
25000
jumlah dalam ha
20000
15000
10000
5000
0
1998 2001 2004 2007
Tahun
Jumlah lahan budidaya opium (ha)
Sumber: Data diolah berdasarkan data National Drug Control Master Plan 2009-2013berdasarkan
survei LCDC-UNODC.
UNODC disebutkan bahwa dari tahun 1997/1998, jumlah lahan budidaya opium
menjadi 17.255 hektar di tahun 2001, 6600 hektar di tahun 2004 dan kurang dari
1.500 hektar pada tahun 2007. Jumlah lahan budidaya opium sejak tahun 1998
hingga tahun 2007 mengalami pengurangan lebih dari 94%. Data ini
48
pemerintah Laos mendeklarasikan Laos bebas dari opium pada februari 2006.
Meskipun demikian, angka budidaya opium di laos sejak tahun 2007 terus
informasi mengenai budidaya opium di Laos. Sejak tahun 2005 survei untuk
helikopter. Pada tahun 2009 survei dilakukan di 6 provinsi di bagian utara Laos
Khoung). Keenam provinsi ini merupakan lokasi dimana budidaya opium telah
terjadi dan kemungkinan untuk menemukan lahan budidaya opium masih relatif
tinggi. 43
utamanya daerah terisolasi dan terpencil. Sementara itu, jumlah lahan yang
perkiraan 1900 hektar (90% confidence interval antara 1,100 hektarsampai 2,700
2008 yang berjumlah sekitar 1,600 hektar (90% confidence intervalantara 600
hektarsampai 2,700 hektar) seperti yang terlihat pada tabel 3.1 dibawah.
43
UNODC. 2009. Opium Poppy Cultivation in South-East Asia: Lao PDR Opium Survey 2009
49
Tabel 3.1 Survei Opium Laos tahun 2009 (Komparasi tahun 2008)
Persentase
2008 2009 perubahan dari
2008 ke 2009
Lahan Budidaya 1,600 ha (600 ha 1,900 ha (1,100 ha
+19%
Opium* sampai 2,700 ha) sampai 2,700 ha)
Pemberantasan
575 ha 651 ha +13%
lahan budidaya
Ket : *rentang jarak mengacu pada 90% confidence intervaldari estimasi.
Sumber: Data diolah berdasarkan data Lao PDR opium survey berdasarkan survei the Government
of Lao PDRandUNODC.
Tabel 3.1 diatas juga menunjukkan angka lahan budidaya opium yang
berhasil diberantas di tahun 2009. Jumlah luas lahan budidaya yang berhasil
terjadi sebesar 13% dari jumlah 575 hektar di tahun 2008 meningkat menjadi 651
hektar lahan (selama atau setelah survei udara melalui helikopter). Dalam
ini berada di Huanphan dengan jumlah 191 hektar, (atau 29% dari total
pemberantasan), Phonsaly dengan jumlah 157 hektar dan Luang Prabang dengan
jumlah 87 hektar.
50
beberapa lahan budidaya yang semakin dekat ke desa-desa. Sementara lahan yang
jauh dari desa-desa, terletak di tempat yang agak tersembunyi dengan baik, di
dalam hutan dalam atau di sisi pegunungan terpencil di mana tidak ada akses jalan
Selain itu, Petani melakukan budidaya di lahan yang lebih besar dari
sebelumnya, di wilayah yang lebih baik dan dengan perubahan teknik penanaman.
Beberapa lahan opium ditemukan di dekat sungai dan daerah aliran air yang
pada interval waktu yang berbeda di lahan yang sama). Hal ini dilakukan untuk
pemberantasan hampir tidak pernah kembali ke lahan yang sama di tahun yang
sama. 44
budidaya opium di Laos. Namun, pada tahun 2010 survei terkonsentrasi terutama
lain yakni Luang Namtha, Oudomxay, Luang Prabang dan Xieng Khouang lebih
dibatasi. Pada Tahun 2010 sebagian besar lahan opium ditemukan jauh dari desa-
desa dan berada ditempat terpencil di lereng hutan. Meskipun demikian, beberapa
44
UNODC. 2009. Opium Poppy Cultivation in South-East Asia: Lao PDR Opium Survey 2009
51
budidaya opium juga bisa terlihat lebih dekat ke desa-desa dan meliputi daerah
Seperti halnya di tahun 2009, budidaya opium di Laos pada tahun 2010 juga
sebelumnya. Hal ini mengacu berdasarkan hasil survei mengenai budidaya opium
yang kembali dilakukan di tahun 2010. Hasil survei yang dilakukan mengenai
lahan budidaya opium di Laos tahun 2010 dijabarkan pada tabel 3.2 dibawah.
Tabel 3.2 Survei Opium Laos tahun 2010 (Komparasi tahun 2009)
Persentase
2009 2010 perubahan dari
2009 ke 2010
1,900 ha (1,100 3,000 ha (1900
Lahan Budidaya
ha sampai 2,700 ha sampai 4,000 +58%
Opium*
ha) ha )
Pemberantasan
651 ha 579 ha -11%
lahan budidaya
Ket : *rentang jarak mengacu pada 90% confidence intervaldari estimasi.
Sumber: Data diolah berdasarkan data Lao PDR opium survey berdasarkan survei the Government
of Lao PDRandUNODC.
Berdasarkan tabel 3.2 diatas terlihat jumlah lahan budidaya opium di Laos
pada tahun 2010 mengalami peningkatan sekitar 58% dari tahun 2009. Tahun
2010 jumlah lahan opium sekitar 3,000 hektar, bertambah sekitar 1100 hektar dari
jumlah sekitar 1900 hektar di tahun 2009. Hal ini berbanding terbalik dengan
45
UNODC. 2010. South-East Asia Opium survey 2010: Lao PDR Opium Survey 2010
52
jumlah lahan yang berhasil diberantas yang mengalami penurunan dari angka 651
hektar di tahun 2009 menjadi hanya 579 hektar di tahun 2010.Lahan budidaya
terbesar yang diberantas berada di Phonsaly yakni 177 hektar (31% dari total
lahan yang diberantas pada tahun tersebut), Huanphan dengan jumlah 119
Pada tahun 2011, Survei melalui udara yang dilakukan mengambil tempat di
opium. Hal ini berdasarkan pada hasil survei tahun sebelumnya dan laporan dari
Meskipun data dari Pemerintah Laos juga menunjukkan bahwa provinsi utara
Aktivitas budidaya opium di Laos pada tahun 2011 berdasarkan survei yang
jumlah peningkatan tidak sebesar peningkatan yang terjadi dari tahun 2009 ke
tahun 2010. Jumlah lahan budidaya opium di Laos berdasarkan pada 4 provinsi
yang di survei pada tahun 2011 mencapai sekitar 4,100 hektar (2,500 sampai
6,000) meningkat dari tahun sebelumnya yang berjumlah sekitar 3,000 hektar
46
UNODC. 2011. South-East Asia Opium survey 2011: Lao PDR Opium Survey 2011
53
(1900 sampai 4,000 ). Bila dipersentasekan, peningkatan dari tahun 2010 ke
opium multi-staged cropping (menanam tanaman yang sama pada interval waktu
yang berbeda di bidang yang sama) ditemukan. Hal ini biasanya dilakukan untuk
jumlah lahan yang berhasil di berantas tergambar pada tabel 3.3 di bawah.
Persentase
2010 2011 perubahan dari
2010 ke 2011
Lahan Budidaya 3,000 ha (1900 4,100 ha (2,500
+38%
Opium sampai 4,000 ) ha sampai 6,000) ha
Pemberantasan
579 ha 662 ha +16%
lahan budidaya
Ket : *rentang jarak mengacu pada 95% confidence intervaldari estimasi
Sumber: Data diolah berdasarkan data Lao PDR opium survey berdasarkan survei the Government
of Lao PDRandUNODC.
Jumlah peningkatan terjadi sebesar 16% yakni 579 hektar di tahun 2010
meningkat jumlahnya menjadi 662 hektar di tahun 2011. Jumlah lahan terbesar
diberantas berada di provinsi Houaphan yakni sekitar 261 hektar (39% dari total
54
pemberantasan), diikuti oleh Phongsaly sekitar 110 hektar dan Oudomxay sekitar
ladang
dengan pemerintah Laos. pada tahun ini,provinsi yang menjadi lokasi survei
bertambah kembali menjadi enam provinsi setelah di dua tahun sebelumnya survei
hanya dilakukan di empat provinsi. Provinsi yang menjadi lokasi survei meliputi
bahwa total luas area di bawah budidaya opium pada tahun 2012 diperkirakan
aktivitas budidaya opium dari tahun sebelumnya yang berjumlah sekitar 4.100
dengan peningkatan tiap tahunnya sejak tahun 2009 bila dipersentasekan, dengan
55
Tabel 3.4 Survei Opium Laos tahun 2012
Persentase
2011 2012 perubahan dari
2011 ke 2012
6, 800 ha
Lahan Budidaya 4,100 ha (2,500
(3,100 sampai +66%
Opium sampai 6,000)
11,500)
Pemberantasan
662 ha 707 ha +7%
lahan budidaya
Ket : *rentang jarak mengacu pada 95% confidence intervaldari estimasi
Sumber: Data diolah berdasarkan data Lao PDR opium survey berdasarkan survei the Government
of Lao PDRandUNODC.
Jumlah lahan yang berhasil diberantas adalah sekitar 707 hektar. Menurut laporan
survei helikopter, dalam banyak kasus pada saat panen opium sudah berlangsung.
(245 hektar) dan Houaphan (225 hektar). Budidaya opium yang sebagian besar
Pada tahun 2013, masih terdapat aktivitas budidaya opium di Laos. Hal ini
berdasar pada hasil survei yang dilakukan kembali oleh UNODC seperti pada
47
UNODC. 2012. South-East Asia Opium survey 2012: Lao PDR Opium Survey 2012
56
sejumlah lahan yang digunakan untuk membudidayakan opium.Seperti survei
dilakukan melalui pantauan udara. Namun angka lahan budidaya opium yang
Oleh karena itu, pada tahun 2012 dan tahun 2013 survei juga memanfaatkan
gambar dari satelit sebagai data tambahan dalam survei yang dilakukan.
Persentase
2012 2013 perubahan dari
2012 ke 2013
Lahan Budidaya 6, 800 ha (3,100 3,900 ha (1,900 Tidak dapat
Opium sampai 11,500) sampai 5,800) diperbandingkan
Pemberantasan
707 ha 397 ha -56%
lahan budidaya
Ket : *rentang jarak mengacu pada 95% confidence intervaldari estimasi
Sumber: Data diolah berdasarkan data Lao PDR opium survey berdasarkan survei the Government
of Lao PDRandUNODC.
Berdasarkan pada tabel 3.5 diatas, diketahui jumlah lahan budidaya opium
di Laos menunjukkan jumlah yang lebih sedikit dibanding tahun 2012. Meskipun
demikian, jumlah lahan budidaya pada tahun 2012 dan tahun 2013 tidak dapat
citra satelit resolusi tinggi sedangkan pada tahun 2012 hanya diberlakukan
48
UNODC. 2013. Southeast Asia Opium survey 2013: Lao PDR Opium Survey 2013
57
ii. Pada tahun 2013, survei dilaksanakan lebih lambat dari tahun 2012 dan
setelah survei.
berdasarkan hasil survei mencapai angka sekitar 3,900 hektar. Jumlah tersebut
diperoleh dari survei yang dilakukan pada enam provinsi, dimana dari enam
provinsi yang disurvei aktivitas budidaya opium ditemukan di tiga provinsi yakni
penurunan dibandingkan pada tahun 2012 sebanyak 56%. Jumlah lahan budidaya
yang diberantas pada tahun 2013 berjumlah 397 hektar, berkurang 310 hektar dari
jumlah yang berhasil diberantas pada tahun 2012. Provinsi dengan jumlah lahan
terbesar yang berhasil diberantas berada di Houaphan (202 hektar) dan Phongsali
kendala akibat sulitnya menjangkau sebagian besar lahan yang berada di lokasi
staged cropping (menanam tanaman yang sama pada interval waktu yang berbeda
49
UNODC. 2013. Southeast Asia Opium survey 2013: Lao PDR Opium Survey 2013
58
Gambar 3.2 Hasil Survei Budidaya Opium di Laos 2009-2013
8,000
6,800
7,000
6,000
5,000 4,100 3,900
4,000
3,000
3,000
1,900
2,000
651 579 662 707 397
1,000
0
2009 2010 2011 2012 2013
Lahan Budidaya Pemberantasan Lahan
Sumber: Data diolah berdasarkan survei yang dilakukan UNODC bekerjasama dengan
pemerintahan Laos pada tahun 2009-2013.
budidaya opium di Laos masih terus terjadi. Bahkan survei menunjukkan bahwa
tahunnya kecuali pada tahun 2013 (dengan catatan pada tahun 2013, ada
kemungkinan jumlah lahan lebih besar dari yang tercatat dalam survei
2012 yang mencapai jumlah sekitar 6.800 lahan budidaya opium berdasarkan
opium di Laos. Hal ini dikarenakan jumlah lahan yang berhasil diberantas tidak
Budidaya opium di Laos tidak terlepas dari kondisi pasar opium dalam
59
kebutuhan opium tidak hanya diperlukan oleh pasar lokal tetapi juga bagi pasar
Myanmar dan Laos, sedangkan sisanya berasal dari Afghanistan 50. Pemenuhan
kebutuhan opium baik itu untuk pasar internasional maupun bagi pasar lokal
mendorong tingginya harga untuk opium. Permintaan pasar yang berdampak pada
membudidayakan opium. Terlebih bagi masyarakat yang tidak memiliki opsi lain
Tingginya harga opium ini berbeda di masing-masing daerah. Perbedaan harga ini
bergantung pada kondisi dan kelangkaan opium di daerah tersebut. Untuk kisaran
rata-rata harga opium dalam rentang waktu 2009-2013 di Laos dijelaskan dalam
tabel berikut.
Sumber:Data diolah darisurvei yang dilakukan UNODC berdasarkan laporan pemerintahan Laos
pada tahun 2009-2013.
50
UNODC. 2014. Southeast Asia Opium Survey 2014
60
Harga opium diatas diperoleh berdasarkan laporan pemerintah Laos dengan
tabel di atas menunjukkan fluktuasi, hal ini bergantung pada kondisi antara
yang dilakukan mulai hal-hal yang terkait legislasi hingga menjalin kerjasama
obat-obatan terlarang di Laos yang disampaikan dalam The Tenth Meeting of the
61
AIPA Fact-Finding Committee (AIFOCOM) to Combat the Drug Menace, Bandar
bagi mantan petani opium. Upaya ini guna menghindari kembalinya mantan
koleksi data dan laporan secara berkala terkait informasi mengenai obat-
obatan terlarang.
rencana induk nasional (Master Plan). Selama the fourth ordinary session of
62
the 7th legislature tahun 2012,Aturan terkait obat-obatanterlarang
luas.
Rusia, Thailand dan Vietnam dan bekerja sama dengan UNODC, UNAIDS,
63
Laos juga mengambil bagiandalam MoU dan ASEAN Plan untuk memerangi
efektif hasilnya.
obat-obatan terlarang.
budidaya opium di Laos. Peranan terlihat dari bantuan yang diberikan UNODC
upaya mengontrol budidaya opium di Laos. Master plan terbaru yakni The
sosial dan stabilitas nasional melalui strategi yang komprehensif. Master plan
baru akan memfasilitasi pelaksanaan the National Drug Law yang disahkan oleh
Majelis Nasional pada tanggal 25 Desember 2007, dan diumumkan oleh Presiden
64
Laos pada 14 Januari 2008. Pelaksanaan master plan ini dibawah koordinasi The
Lao National Commission for Drug Control and Supervision (LCDC) melalui
mandat yang diperluas berdasarkan the National Drug Law tahun 2007. 51
Master Plan (2009-2013) terdiri dari strategi sembilan komponen, dimana tiga
Reduction, Drug Demand Reduction and HIV Prevention, Civic Awareness and
komponen strategi yang dapat berdampak pada aktivitas budidaya opium, baik
Trend Analysis and Risk Assessment, strategi ini bertujuan untuk memantau
investigasi dan pengumpulan data, khususnya di tingkat provinsi dan desa. Serta
51
UNODC. 2009. National Drug Control Master Plan 2009-2013: A Five Year Strategy to Address
the Illicit Drug Control Problem in the Lao PDR.
65
Alternative Development and Poverty Reduction, strategi ini bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan khusus dari masyarakat yang terlibat. Strategi ini didasarkan
pada kebutuhan dari masyarakat mantan petani dan pengkonsumsi tanaman obat-
berkelanjutan.
Pada saat yang sama ditujukan untuk memenuhi kebutuhan khusus dari
diterima oleh masyarakat karena kedua hal tersebut. Namun secara tidak
langsung, strategi dapat pula berdampak pada aktivitas budidaya opium di Laos.
Dimana dalam strategi ini terdapat enam pendekatan yang digunakan, yang salah
66
satunya adalah melalui implementasi strategi yang ditujukan bagi pemenuhan
kebutuhan bagi masyarakat yang telah lama bergantung pada opium. Strategi ini
dapat berdampak pada pengurangan jumlah permintaan terhadap opium yang pada
memobilisasi semua sektor dari masyarakat Laos untuk membangun budaya anti-
obat-obatan terlarang berdasarkan pemahaman yang lebih baik dari bahaya yang
Pengetahuan penuh tentang sifat dan dampak obat-obatan terlarang akan diberikan
kepada kaum muda untuk menjaga mereka dari keinginan untuk memulai.
67
yang bersifat entertain akan menarik pemuda untuk kegiatan produktif yang tidak
Control Master plan meliputi penargetan populasi yang beresiko tinggi secara
organisasi massa, LSM, dan organisasi lainnya yang memiliki akses ke pengguna
narkoba. Serta menggunakan metode adat dan teater tradisional yang sesuai, dan
pemerintah Laos bekerja sama dengan negara-negara lain di tingkat global dan
PBB dan perjanjian anti-obat-obatan terlarang lainnya, semua sebagai bagian dari
68
Tujuan dari strategi ini adalah memperluas kemitraan dimana Laosyang
kegiatan berdasarkan yang tercantum dalam the National Drug Control Master
lainnya.
Cakupan LCDC telah ditingkatkan dan diperluas agar dapat mengawasi program
titik fokus, Pemerintah Lao bertujuan untuk meningkatkan kapasitas semua aspek
plan dapat diterapkan secara efektif dan efisien. Bentuk kegiatan berdasarkan
yang tercantum dalam the National Drug Control Master plan meliputi pelatihan
staf LCDC dan instansi terkait untuk tugas-tugas tertentu, seperti dalam
lainnya.
69
Untuk mewujudkan komponen strategi yang terdapat dalam master plan,
yakni Rule of law, Policy and trend analysis, Health and Development
serta sembilan pilar strategi yang diidentifikasi di bawah the National Drug
Control Master Plan (NDCMP) 2009-2013. Tujuan strategis di Laos juga telah
Tenggara dan Pasifik (2009-2012) dan mencakup tiga bidang tematik tertentu ini.
program yakni illicit trafficking, criminal justice, trend analysis and risk
merumuskan kebijakan yang tepat. Tidak hanya itu, data juga sebagai bahan
70
kebijakan dan strategi. Oleh karenanya diperlukan adanya kapasitas dan
pengumpulan data dan hal lainnya yang berkaitan. Hasil yang diharapkan
pencaharian alternatif yang berkelanjutan. Hal ini tidak hanya ditujukan untuk
mantan petani dan petani opium, tetapi juga bagi masyarakat rentan lainnya.
PALAFS project, PADF project, HADP project, Increasing food security and
the Lao PDR project, A balanced approach to opium elimination in Lao PDR:
71
3. Drug Demand Reduction
obatan terlarang berkurang maka dapat berdampak pada harga pasar yang juga
Laos yang kuat melalui pemberian bantuan, panduan dan pelatihan teknis,
tingkat nasional.
72
BAB IV
yang meningkat). Kondisi ini seharusnya tidak terjadi karena dalam upayanya
Peluang ini terlihat pada sejumlah kebijakan pemerintah Laos terkait upaya
jalan bagi UNODC dalam mengambil peran dalam upaya mengontrol budidaya
opium di Laos.
theNational Drug Control Master plan, ini adalah strategi dan program keempat
implementasi dari the national drug law tahun 2008. Master plan ini dapat
73
The National Drug Masterplanmerupakan kebijakan yang menjadi salah
(CPF) terdiri dari 3 aspek yakni Rule of law, Policy and trend analysis, Health
program ini antara lain trend analysis and risk assessment, alternative
Melalui upaya inilah UNODC berpeluang untuk mengambil peranan besar dalam
upaya menangani budidaya opium di Laos. Dengan adanya master plan sebagai
proyek dengan berdasar pada The Country Programme Framework (CPF) yang
sebagian besar terpaksa dilakukan karena tidak adanya mata pencaharian (yang
kelangsungan hidup masyarakat. Ini harus disadari sebagai celah untuk membuat
opium untuk beralih ke mata pencaharian lain yang legal. Proyek tersebut harus
74
tidak sepenuhnya bergantung pada pemberian bantuan. Utamanya setelah melihat
opium untuk beralih ke mata pencaharian lain. Kondisi ini didukung pada oleh
keuntungan besar sebagai akibat tingginya harga opium, namun aktivitas budidaya
Contoh dalam kasus ini adalah Mr. Po Vue. Ia adalah seorang petani berusia
28 tahun yang termasuk dalam kelompok etnis Hmong dari desa Naseankham
dan didukung orang tuanya untuk menanam opium sejak ia berusia 10 tahun.
Namun demikian, ia menjelaskan, bahwa budidaya opium itu bukan tugas yang
mudah. Dia dan keluarganya harus pergi ke dataran tinggi, jauh dari desa dengan
makanan dan akses air yang terbatas, dalam rangka untuk membudidayakan
mereka tidak cukup beruntung untuk mendapatkan tanaman opium yang baik.
Impian ayahnya adalah untuk memiliki tanah di mana mereka dapat memupuk
padi sawah dan tanaman yang baik yang dapat menyediakan makanan dan
memiliki empat hektar lahan di mana mereka memanen berbagai tanaman seperti
mangga, jeruk, plum, anggur, buah jack, terong, markisa, pepaya dan pohon karet.
75
Beberapa tanaman yang dikonsumsi oleh keluarganya dan lain-lain yang dijual di
pasaran. Selain itu, mereka menggunakan satu hektar lahan sebagai sawah dataran
rendah yang pada tahun 2013, memberikan hasil yang cukup untuk konsumsi
sembilan anggota keluarganya selama satu tahun. Ini tidak terlepas dari proyek
pendapatan yang cukup, yang telah digunakan tidak hanya untuk perbaikan
pertanian tetapi juga mendukung pendidikan dua anak dan adik laki-lakinya.
untuk melakukan pembibitan pohon dengan tujuan untuk menjual beberapa bibit
sebagian besar petani yang berpartisipasi dalam proyek ini sekarang memiliki
peluang ini tidak dengan mudah dapat dimanfaatkan secara maksimal. Kondisi ini
tidak terlepas dari tantangan yang ada dan terus berkembang.Dalam upayanya
52
From growing opium to a sustainable livelihood, diambil dari
http://www.unodc.org/laopdr/en/stories/case-study-of-mr--po-vue-success-story.html. Di
akses pada tanggal 25 oktober 2014.
76
membantu pemerintah Laos untuk mengontrol budidaya opium di Laos, UNODC
ilegal tidak terlepas dari kondisi kurang baiknya kualitas hidup, pendidikan,
infrastruktur, yang ada di Laos. Seperti yang disebutkan dalam laporan The Tenth
Menace, Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam pada tahun 2013, disebutkan
bahwa selama 2007-2012 ditemukan peningkatan budidaya gelap dari opium yang
mata pencaharian alternatif bagi petani dan harga tinggi untuk opium di kawasan
yang menarik bagi petani opium. Kondisi-kondisi tersebut menjadi faktor utama
opium sebagai sumber mata pencaharian yang utama oleh beberapa masyarakat
Laos secara umum yakni menyangkut kondisi kehidupan masyarakat Laos yang
Laos.
77
a. Kondisi Perekonomian Masyarakat Laos
Survei budidaya opium di Laos tahun pada tahun 2009 hingga tahun
masyarakat yang kurang baik. Hal ini didukung oleh fakta bahwa Laos masih
menjadi salah satu negara yang tidak berkembang di kawasan Asia Tenggara,
utama dalam mengontrol budidaya opium di Laos, hal ini berkaitan erat dengan
tahun 1990an menjadi 27,6% pada tahun 2010.Penurunan ini tidak terlepas dari
demikian, tidak menjadikan Laos menjadi negara maju. Laos tetap menjadi
78
memperoleh hasil pertanian yang mencukupi dari aktivitas mata pencaharian
pendapatan lain yang mudah dilakukan dan yang paling penting menghasilkan
keuntungan besar.
dan memberikan keuntungan besar. Hal ini berdasarkan pada harga opium di
Laos yang diperdagangkan dengan harga tinggi. Misalnya pada tahun 2013
2012 dengan perbedaan harga yang berbeda di tiap daerah. Dari survei yang
opium di Laos. 53
Tingginya harga jual opium di Laos ini berdampak erat berkaitan dengan
peningkatan aktivitas budidaya opium di Laos. Hal ini seperti yang dikatakan
53
UNODC. 2013. Southeast Asia Opium survey 2013: Lao PDR Opium Survey 2013
79
tinggi untuk opium di Laos membuat produksi opium menarik bagi petani.54
budidaya yang sangat menarik bagi petani, terutama jika mereka tidak
bagi para petani. opium dibudidayakan dan dijual untuk membeli kebutuhan
pangan yang tidak dapat terpenuhi oleh aktivitas bertani seperti beras dan
lainnya.
fokus lebih utamanya kepada para mantan petani opium. Bantuan dana dan
54
Opium cultivation up significantly in Myanmar and Lao PDR, UNODC warns, diambil dari
http://www.unodc.org/southeastasiaandpacific/en/2011/12/ops-2011/story.html. Di akses
pada 22 Oktober 2014.
80
teknis yang terbatas menjadikan pemilihan sasaran masyarakat harus benar-
benar selektif.
menuju mata pencaharian produktif yang legal. Berdasarkan studi survei opium
dapat diasumsikan bahwa antara 6.300 dan 13.300 rumah tangga masih
membudidayakan opium pada tahun 2010. Namun, hanya 10% dari 1.100 desa
upaya ini harus dilakukan secara sustainable. Karena jika tidak dilakukan
secara sustainable, maka besar potensi masyarakat Laos yang telah berhenti
opium yang tinggi. Begitu pula dengan masyarakat miskin yang belum pernah
Laos.
krisis keuangan global. Dalam sebuah kajian terkait hubungan krisis global
81
Impact of the Global Financial Crisis on Sustainable Alternative Development:
kondisi krisis global ini telah mengurangi peluang bagi masyarakat mantan
petani opium untuk menemukan mata pencaharian yang tepat. Krisis global
juga dapat berdampak pada ketersediaan dana bantuan. Terkait hal ini,
55
Tom Kramer, Simon Howard ed., An Assessment of the Impact of the Global Financial Crisis on
Sustainable Alternative Development: Key Determinant Factors For Opium Poppy Re-
Cultivation in Southeast Asia. 2010
56
UNODC. 2010. South-East Asia Opium survey 2010: Lao PDR Opium Survey 2010.
82
obatan terlarang, sulitnya mendapatkan pelayanan dan informasi kesehatan,
dan tradisi adalah sebagian besar penyebabnya. Banyak masyarakat yang tidak
opium yang telah lama ada, yang dimulai sebagai obat alternatif untuk
cukup besar.
“For most adults, narcotic abuse begins in response to pain. Adults also
take opiates to relieve anxiety and to enjoy the strong euphoric effect the
drugs offer. Once tolerance develops, though, it becomes necessary to
increase the amount taken to achieve the desired effect: Continued use
and increased amounts may lead to dependence.”57
Hal ini mengakibatkan angka pengguna yang kecanduan opium terbilang tinggi
di Laos.
57
Richard G. Schlaadt. Peter T. Shannon. 1994. Drugs: Use, Misuse, and Abuse. Prentice Hall Inc.
New Jersey, USA.
58
Tom Kramer. 2010. An Assessment Of The Impact Of The Global Financial Crisis On
Sustainable Alternative Development. Vientiane,Lao PDR.
83
yang berdampak pada permintaan pasar yang tinggi, kemudian mengakibatkan
pembahasan sebelumnya.
harga opium di Laos sebesar 10% dari US $ 1.640/kg pada tahun 2011 menjadi
bahwa angka kecanduan erat pula berkaitan dengan aktivitas budidaya opium
di Laos.
kepada para petani opium. Salah satunya melalui pemberantasan lahan yang
84
untuk membudidayakan opium harus diberantas guna menekan dan menutup
Selain itu, diharapkan dapat memberikan efek jera kepada para petani opium
pada faktanya berdasarkan survei yang dilakukan UNODC yang diperoleh dari
berturut-turut mulai tahun 2009 hingga 2013 yakni 651 hektar, 579 hektar, 662
hektar, 707 hektar, dan 397 hektar. Jumlah ini berbeda dengan jumlah lahan
85
Upaya pemberantasan lahan budidaya opium di Laos juga semakin diperparah
sama pada interval waktu yang berbeda di lahan yang sama). Hal ini dilakukan
pemberantasan hampir tidak pernah kembali ke lahan yang sama di tahun yang
segala upaya untuk mengontrol budidaya opium di Laos. Sebagian besar lahan
sulit untuk dijangkau melalui jalur darat. Tidak adanya akses jalan, lokasi yang
menjangkau lokasi yang dijadikan sebagai lahan budidaya opium. Hal ini tidak
86
dapat dibiarkan terus terjadi mengingat kondisi ini berdampak pada
opium di Laos.
terhadap opium. Jika hal ini tidak dilakukan maka upaya pemberantasan justru
dan dapat berdampak pada melonjaknya harga opium dan dapat mempengaruhi
87
Untuk periode tahun 2009-2013, peranan UNODC dalam mengontrol
budidaya opium di Laos tergambarkan dalam the National Drug Control Master
plan. Peranan UNODC dalam upaya mengontrol budidaya opium di Laos melalui
penerapan strategi dalam theNational Drug Control Master plan tercakup dalam
pemetaan yang tertuang dalam The Country Programme Framework (CPF) yakni
Rule of law, Policy and trend analysis, Health and Development. Pemetaan ini
upaya mengontrol budidaya opium di Laos. Program ini antara lain trend analysis
yang kuat.
master planyakni trend analysis and risk assessment. Berdasarkan pada master
kegiatan program ini bersangkut paut dengan upaya laos dalam membantu
88
Berpatokan pada indikator dalam master plan yakni adanya
terlarang dan kegiatan kriminal terkait terus dilakukan, maka program ini dapat
dikatakan berhasil.
Hal ini dapat dilihat dengan adanya laporan survei opium yang
diterbitkan oleh UNODC tiap tahunnya. Laporan survei ini berisikan sejumlah
data dan hal terkait aktivitas yang berkaitan dengan opium utamanya terkait
melakukan berbagai survei dan bentuk lain dari pengumpulan data pada
masing 18 provinsi.
Terdapat catatan penting terkait data yang ditampilkan dalam hasil survei.
UNODC mengakui adanya kekurangan data di sejumlah topik penting. Hal ini
juga dapat dilihat dalam survei opium yang di terbitkan selama kurung waktu
jaringan pengumpulan data telah dibuat sedemikian rupa seperti yang telah
disebutkan, data yang didapat tidak merata dari seluruh daerah melainkan
89
Kekurangan data yang terjadi kemudian berdampak pada perencanaan
Grup belum diselidiki hingga mengarah pada konsep yang tidak jelas.Kondisi
yang lebih baik. Mengingat data merupakan bagian penting dalam penentuan
90
Berpatokan pada hal tersebut, program ini dapat dikatakan berhasil
kondisi dan tantangan yang harus dihadapi. Hal ini dapat dilihat pada
perjalanan dan pencapaian sejumlah proyek yang berkaitan dengan strategi ini.
Security Project (PALAFS). Bentuk kegiatan proyek ini antara lain melalui
pemberian pelatihan khusus bagi mantan petani opium dan masyarakat rentan.
mendirikan toko beras dan Village Savings and Credit Groups (VSCG).
pembangunan alternatif seperti pembangunan akses jalan dan pasokan air dan
secara terus menerus. Hal ini tidak terlepas dari waktu pelaksanaan proyek
91
keterbatasan kapasitas untuk bantuan teknis dan kurangnya transfer
dan dapat dikatakan berhasil. Keberhasilan proyek ini terlihat pada pendapatan
dalam membuat kerajinan tangan seperti tas tradisional, pakaian dan lainnya.
Namun, hampir semua produk ini dibuat untuk penggunaan pribadi, karena
kepada sepuluh produsen kerajinan (semua perempuan) dari Ban Pichergao dan
92
Proyek UNODC lain adalah proyek yang berbasis di provinsi Houaphan.
Proyek ini merupakan proyek yang berkelanjutan hingga saat ini. Hingga tahun
pendirian 15 tabungan desa dan kelompok kredit dengan hampir 700 anggota
peternakan babi. Selain itu, sejumlah desa berhasil dinyatakan bebas dari
Houaphan.
2009, sejumlah pencapaian telah berhasil dicapai baik itu pencapaian bagi
skala kelompok yang lebih besar. Di tahun 2009, dengan kerjasama the Thai
Royal Project Foundation (RPF), dan the Thai Highland Research and
bantuan teknis dan studi banding di Thailand. Proyek ini juga memberikan
telah menawarkan untuk membantu lebih dari 75.000 orang dari 175 desa yang
bagian pada proyek UNODC yang berbasis di Oudomxay antara lain Ms. Sy
93
Chan Vakongxiong yang merupakan anggota dari sebuah kelompok pertanian
menanam mangga, anggur dan berbagai sayuran organik di rumah kaca sendiri.
Penghasilannya telah hampir dua kali lipat sejak dia bergabung dengan
program UNODC pada tahun 2009. Contoh lainnya adalah Mr. Bounthan
lebih dari enam kali lipat dan meningkatkan dan memenuhi kebutuhan pangan
bagi keluarganya.
budidaya opium di Laos. Kondisi ini tidak terlepas oleh sejumlah catatan
penting antara lain terkaithambatan yang muncul selama kurung waktu 2009-
cakupan wilayah yangdapat dijangkau oleh proyek. Selain itu, sejumlah proyek
94
harus di evaluasi. Pelaksaaan proyek seharusnya berjalan dengan perhitungan
ditujukan bagi segala hal yang berkaitan dengan dampak yang ditimbulkan
kecil yang murni berfokus pada drug demand reduction. Kegiatan semacam ini
terlarang.
95
Keseluruhan kegiatan terkait upaya mengurangi permintaan terhadap
PALAFS, Berdasarkan laporan hasil evaluasi proyek ini, terdapat total 507
15 hari. Selain itu, diadakan kegiatan lainya seperti festival yang bertujuan
daerah Khoua dan Samphan yang menyatakan kepuasan tentang fakta bahwa
di daerah Mai terjadi peningkatan jumlah pecandu yang tidak terlepas dari
kecanduan seperti yang dilakukan di desa Phalom, Xamtai pada juli 2011.
96
bimbingan konseling dan di pantau. Satu contoh kasus keberhasilan aktivitas
ini adalah salah seorang pecandu bernama Mr. Va kemudian berhasil berhenti
kelompok usia muda merupakan kelompok yang rentan bagi penggunaan obat-
“For these youth, sale of illicit drugs may offer a means of survival in a
hostile, unsupportive social environment, as well as a source of peer
respectability and acceptance, and a temporary escape from a harsh
reality that entails a risky lifestyle and frequent potential for
victimization.” 59
turnamen sepakbola the 1st Vientiane Women's Union President's Cup yang
diikuti oleh sejumlah tim dari sekolah menengah dan tim dari desa-desa di
terlarang bagi kaum muda. The UNODC's youth ambassadors hadir dan
berhasil menarik perhatian banyak kaum muda dalam konser yang digelar
59
Merrill Singer. Drugs and development: The global impact of drug use and trafficking on social
and economic development.Elsevier B.V.International Journal of Drug Policy 19 (2008).
Hal. 473
97
tahun 2011 dengan slogan "Smart youth never caught by drugs" untuk
di Laos.
opium di Laos
yang dilakukan UNODC antara lain melalui pemberian bantuan, panduan dan
Upaya ini dapat dikatakan berhasil jika dilihat dari sejumlah program
98
peningkatan kemampuan tenaga medis maupun tenaga konseling seperti
Seperti pertemuan The 7 th High Level meeting of the Illicit Drug Sector
Working Group, 18 October 2012 yang bertujuan untuk berbagi informasi dan
of intent oleh UNODC dan The Royal Project Foundation dalam upaya
2012.
Laos sebagai salah satu negara yang tergolong miskin dan kurang
baik itu dukungan dana maupun bantuan teknis untuk meningkatkan kualitas
99
hidup masyarakatnya guna menghindari aktivitas budidaya opium. Berdasarkan
pada penelitian ini, UNODC hadir untuk membantu mengatasi persoalan yang
dihadapi oleh Laos. Peran UNODC dalam mengontrol budidaya opium di Laos
upaya tersebut terbilang masih kurang efektif dan maksimal, melihat fakta bahwa
selama kurung waktu 2009-2013 angka aktivitas budidaya opium terus meningkat
per tahunnya. Kondisi ini sebagai akibat kurang mampunya UNODC dalam
keterbatasan dana dan bantuan teknis yang tersedia. Harus diperhatikan pula
bahwa seluruh upaya yang dilakukan untuk memberantas budidaya opium baik itu
100
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
2013 tidak terlepas dari sejumlah faktor, diantaranya pemanfaatan peluang yang
kurang maksimal dan meningkatnya tantangan yang harus dihadapi dalam upaya
Peluang tersebut antara lain dukungan penuh dari pemerintah Laos yang menaruh
salah satu fokus utamanya pada penanganan kejahatan terkait drugs trafficking di
negaranya, serta aktivitas budidaya opium yang terpaksa dilakukan oleh sebagian
bawah garis kemiskinan. Kondisi ini tidak terlepas dari buruknya perekonomian
tanam terkadang harus menghadapi kondisi yang sulit seperti produktivitas yang
rendah hingga gagal panen akibat cuaca buruk, bencana alam dan lainnya.
101
Begitupun ketika masyarakat berhasil memanen, sulitnya akses pasar menjadi
beternak, terkadang harus mengalami kerugian akibat hewan ternak mati atau
terkena penyakit. Kondisi ini diperparah dengan krisis global yang terjadi. Inilah
masyarakat melihat harga opium yang tinggi dan aktivitas budidaya opium sesuai
dengan kemampuan serta skill masyarakat. keterbatasan bantuan dana dan teknis
perekonomian masyarakat.
untuk penggunaan pribadi di daerah di mana akses perawatan kesehatan dan obat-
lainnya.
102
aktivitas budidaya opium. Hal ini dikarenakan tingginya angka kecanduan di
Salah satu upaya yang harus dilakukan pemerintah Laos dalam mengontrol
budidaya opium di Laos adalah dengan menegakkan aturan tegas kepada para
petani opium. Salah satunya melalui pemberantasan lahan yang digunakan untuk
budidaya opium.
multi-staged cropping (menanam tanaman yang sama pada interval waktu yang
berbeda di lahan yang sama). Hal ini dilakukan untuk menyiasati pemberantasan
menyeluruh dari hasil panen, karena tim pemberantasan hampir tidak pernah
kembali ke lahan yang sama di tahun yang sama. Pemberantasan yang seharusnya
103
terjangkau dan dengan menggunakan sistem budidaya yang baru untuk
menghindari pemberantasan.
dilakukan di daerah terpencil, terisolasi, dan sulit dijangkau utamanya bagi akses
memadukan segala bentuk upaya. Segala upaya yang ada harus berjalan bersama
Laos meliputi empat aspek penting yakni pertama, pengumpulan data yang
terlarang. Program ini berjalan cukup baik yang ditunjukkan dengan adanya
laporan survei yang diterbitkan tiap tahunnya selama 2009-2013. Namun program
ini tidak sepenuhnya berjalan maksimal. Pada beberapa aspek, terdapat data yang
tidak berhasil dikumpulkan yang berdampak pada keterbatasan data yang dapat
bentuk proyek kegiatan yang difokuskan pada daerah dengan tingkat aktivitas
budidaya yang besar. Program ini dirancang untuk memberikan alternatif mata
104
dari aspek keberhasilan pelaksanaan kegiatan, proyek-proyek yang ada mampu
dijalankan dengan cukup baik dengan sejumlah pencapaian seperti yang telah
pengetahuan dan bantuan dana. Hal ini menjadi rentan bagi masyarakat untuk
seperti harga opium yang tinggi serta krisis global yang juga berdampak pada
masyarakat di Laos.
Tujuan dari kegiatan ini adalah mengurangi jumlah permintaan terhadap obat-
obatan termasuk opium, yang dengan secara tidak langsung dapat mempermudah
upaya mengontrol budidaya opium di Laos. Program ini berjalan cukup baik,
wilayah sasaran yang cukup tinggi seperti yang disebutkan pada pembahasan
sebelumnya.
aspek terkait lainnya yang kuat guna mendukung penyelesaian masalah terkait
105
obat-obatan terlarang. Program ini berjalan cukup efektif, hal ini terlihat dari
pelatihan yang diberikan. Seperti bidan desa yang mampu membantu masyarakat
dengan cukup baik, yang terlihat dari adanya dukungan bagi upaya mengontrol
budidaya opium di Laos baik itu bantuan dari negara lain, komunitas
berupa dana maupun bantuan teknis. Meskipun demikian, jumlah bantuan yang
ada masih sangat terbatas, sehingga diperlukan pembukaan jaringan yang lebih
baik dan lebih luas lagi untuk menjamin bantuan yang berkelanjutan dan terus
B. Saran
cukup baik. Namun beberapa hal penting harus diperhatikan, utamanya terkait
pemanfaatan bantuan yang ada serta kesigapan dalam menanggapi tantangan dan
peluang yang ada dengan tepat. Kemiskinan menjadi akar utama keberlangsungan
budidaya opium di Laos hingga saat ini. Dengan demikian peningkatan kualitas
106
dari aktivitas budidaya opium. UNODC menanggapi hal ini dengan sejumlah
Pemberian bantuan kepada para petani opium agar keluar dari aktivitas
baik. Namun harus terus dilanjutkan dengan kebijakan dan kelompok sasaran
Peningkatan yang terjadi dalam budidaya opium tidak terlepas dari pengaruh
kelompok yang rentan, sehingga harus terus diberikan follow up baik berupa
dukungan dana, pelatihan dan lainnya hingga benar-benar mampu secara mandiri
hal ini pun, UNODC telah melakukan sejumlah upaya seperti mengadakan
terlarang. Upaya seperti harus terus dilakukan dan ditingkatkan. Hal ini tidak
107
dilakukan hanya oleh satu maupun dua pihak saja melainkan harus melibatkan
seluruh elemen terkait baik itu pihak internal seperti pemerintah dan masyarakat
internasional ataupun negara lainnya. Aspek ini penting karena menjadi dasar
yang kuat bagi terciptanya sejumlah ruang yang ada terkait upaya mengotrol
bantuan berupa dana maupun teknis yang melibatkan negara lain, organisasi,
memaksimalkan segala upaya yang ada baik itu yang dilakukan oleh pemerintah
Laos maupun UNODC ( tidak boleh hanya difokuskan pada satu upaya saja).Hal
ini dikarenakan semua upaya yang telah ada memiliki kaitan satu sama lain.
Oleh karenanya UNODC harus mendukung secara maksimal segala upaya yang
108
DAFTAR PUSTAKA
109
Dokumen:
United Nations. 2000. United Nations Convention AgainstTransnational
Organized Crime.
UNODC. 2009. National Drug Control Master Plan 2009-2013: A Five Year
Strategy to Address the Illicit Drug Control Problem in the Lao PDR.
UNODC. 2009. Opium Poppy Cultivation in South-East Asia: Lao PDR Opium
Survey 2009
UNODC. 2010. South-East Asia Opium survey 2010: Lao PDR Opium Survey
2010
UNODC. 2011. South-East Asia Opium survey 2011: Lao PDR Opium Survey
2011
UNODC. 2012. South-East Asia Opium survey 2012: Lao PDR Opium Survey
2012
UNODC. 2013. Southeast Asia Opium survey 2013: Lao PDR Opium Survey
2013
Website:
110
From growing opium to a sustainable livelihood, diambil dari
http://www.unodc.org/laopdr/en/stories/case-study-of-mr--po-vue-success-
story.html. Di akses pada tanggal 25 oktober 2014.
111