Anda di halaman 1dari 3

KERANGKA ACUAN

KOORDINASI DAN ADVOKASI LINTAS PROGRAM/LINTAS SEKTOR


TERKAIT PENGEMBANGAN KEBIJAKAN GERMAS DI DAERAH DI BERBAGAI TATANAN
Hotel Aria Barito Banjarmasin, 3 s.d. 4 Mei 2021

A. Latar Belakang
Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan global pandemik yang mempengaruhi hampir
semua kelompok masyarakat di berbagai belahan dunia. Walaupun demikian, kematian yang
disebabkan oleh penyakit tidak menular 80%-nya terjadi di negara berkembang. Bahkan
negara-negara berkembang bertanggung jawab terhadap 82% kematian prematur akibat PTM
yaitu kematian yang terjadi pada usia 30-69 tahun. Di Indonesia pada tahun 2017, PTM
termasuk stroke, penyakit jantung dan diabetes merupakan penyebab kematian dan kecacatan
tertinggi. Berbagai hasil penelitian mengemukakan bahwa meningkatnya kejadian PTM
disebabkan karena adanya perubahan gaya hidup seperti rendahnya aktifitas fisik; tingginya
konsumsi gula, lemak dan garam; dan tingginya konsumsi alkohol, produk rokok dan tembakau.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan adanya trend kenaikan prevalensi
penyakit tidak menular dan juga faktor resikonya dibandingkan dengan tahun 2013. Misalnya
prevalensi stroke, secara nasional meningkat dari 7o/oo pada 2013 menjadi 10o/oo pada tahun
2018. Kenaikan juga terjadi pada prevalensi kanker dan juga diabetes mellitus berturut-turut
meningkat dari 1,4 o/oo ke 1,8 o/oo dan dari 1,5% ke 2%. Peningkatan prevalensi penyakit juga
dibarengi oleh peningkatan prevalensi faktor resiko seperti angka obesitas, merokok dan juga
hipertensi. Persentase penderita hipertensi berdasarkan hasil pengukuran meningkat
signifikan dari 25,8% menjadi 34,1%. Kenaikan yang tajam juga terjadi pada proporsi
penduduk dewasa yang mengalami obesitas, dimana saat ini 1 dari 5 orang dewasa di Indonesia
mengalami obesitas. Begitu juga dengan prevalensi merokok pada usia 10-18 tahun mengalami
peningkatan.
Pada dasarnya sebagian besar faktor resiko PTM dapat dicegah dan dimodifikasi melalui
pembiasaan pola hidup sehat. Sejak tahun 2017, Pemerintah mencanangkan Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat (Germas) melalui Instruksi Presiden Nomor 1 tahun 2017. Gerakan ini
berfokus pada upaya untuk membudayakan perilaku hidup sehat masyarakat dan menurunkan
faktor resiko penyakit. Germas tidak hanya dirancang untuk pencegahan PTM tetapi juga untuk
penyakit menular yang prevalensinya masih tinggi untuk beberapa penyakit yang terintegrasi
dengan pendekatan lintas sektor.
Sejak diluncurkannya Inpres pada tahun 2017, Germas masih belum berjalan optimal baik di
tingkat pusat maupun daerah. Belum seluruh kabupaten/kota mengeluarkan kebijakan Germas,
publikasi dan sosialisasi masih belum optimal, koordinasi provinsi dan kabupaten/kota masih
belum optimal, SKPD masih fokus pada tugas, fungsi dan kewenangannya sendiri. Mengingat
pentingnya promosi dan pencegahan penyakit melalui Germas serta berbagai kendala yang
muncul dalam pelaksanaan Germas, maka perlu dilakukan penguatan untuk memaksimalkan
kegiatan Germas untuk itu dilaksanakan Koordinasi dan Advokasi LP/LS terkait Pengembangan
Kebijakan Germas di Daerah di Berbagai Tatanan Tahun 2021.

B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
2. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
3. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat;

Koordinasi dan Advokasi LP/LS Kebijakan Germas │2021 1


4. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Urusan Wajib Bidang Kesehatan yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota;
5. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan
Mutu Pelayanan Dasar pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan;
8. Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Nomor 11 Tahun
2017 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat;
9. Peraturan Gubernur Nomor 0123 Tahun 2017 tentang Pedoman Pelaksanaan Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat di Provinsi Kalimantan Selatan.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Pertemuan ini bertujuan menghasilkan rencana tindak lanjut berupa rekomendasi
penguatan pelaksanaan Germas di daerah di berbagai tatanan.

2. Tujuan Khusus
a. Pendalaman informasi mekanisme dan capaian pelaksanaan Germas di daerah dan
SKPD;
b. Pendalaman informasi tentang tantangan dan hambatan dalam pelaksanaan Germas di
daerah dan SKPD;
c. Identifikasi permasalahan dan kendala dalam koordinasi LP/LS pelaksanaan kebijakan
Germas di daerah dan SKPD;
d. Pendalaman saran dan masukan penguatan pelaksanaan Germas ke depan termasuk
penguatan program unggulan/inovasi Germas di daerah dan SKPD.

D. Narasumber
Narasumber dalam Koordinasi dan Advokasi LP/LS terkait Pengembangan Kebijakan Germas di
Daerah di Berbagai Tatanan adalah :
1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan
2. Kepala Bappeda Provinsi Kalimantan Selatan
3. Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Provinsi Kalimantan Selatan
4. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Selatan
5. Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Kalimantan Selatan
6. Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan
7. Kepala Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi
Kalimantan Selatan.

E. Metode
Pertemuan Koordinasi dan Advokasi LP/LS terkait Pengembangan Kebijakan Germas di Daerah
di Berbagai Tatanan ini menggunakan metode ceramah, tanya-jawab dan diskusi interaktif.

F. Peserta
Peserta Koordinasi dan Advokasi LP/LS terkait Pengembangan Kebijakan Germas di Daerah di
Berbagai Tatanan berjumlah 38 (tiga puluh delapan) orang, terdiri dari :
Koordinasi dan Advokasi LP/LS Kebijakan Germas │2021 2
 Peserta Kabupaten/Kota sebanyak 26 (dua puluh enam) orang, yang masing-masing
terdiri dari 2 (dua) orang, yaitu :
1. Kepala Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat (1 orang) dan
2. Bappeda atau Bapelitbang atau Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa atau Dinas
Pariwisata atau Tim Penggerak PKK (1 orang)

 Peserta Provinsi sebanyak 12 (dua belas) orang, yaitu :


1. Bappeda Provinsi Kalimantan Selatan (1 orang)
2. Biro Kesra Setda Provinsi Kalimantan Selatan (1 orang)
3. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan (1 orang)
4. Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Kalimantan Selatan (1 orang)
5. Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Kalimantan Selatan (1 orang)
6. Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Selatan (1 orang)
7. Tim Penggerak PKK Provinsi Kalimantan Selatan (1 orang)
8. Fungsional pada Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan (1 orang)
9. Staf Teknis pada Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan
Provinsi Kalimantan Selatan (4 orang).

G. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Koordinasi dan Advokasi LP/LS terkait Pengembangan Kebijakan Germas di Daerah di Berbagai
Tatanan ini dilaksanakan selama 2 (dua) hari dari tanggal 3 sampai dengan 4 Mei 2021 di Hotel
Aria Barito Banjarmasin.

H. Pembiayaan
Koordinasi dan Advokasi LP/LS terkait Pengembangan Kebijakan Germas di Daerah di Berbagai
Tatanan ini dibebankan pada DIPA Dekonsentrasi Satker Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan
Selatan (03) Program Kesehatan Masyarakat Tahun Anggaran 2021.

Banjarmasin, 27 April 2021

Kepala Seksi Promosi dan


Pemberdayaan Masyarakat,

Abdul Basit, S.Gz, MPH


NIP. 19751007 200012 1 001

Koordinasi dan Advokasi LP/LS Kebijakan Germas │2021 3

Anda mungkin juga menyukai