Anda di halaman 1dari 11

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Cleaning Service Tentang Penanganan

Sampah Medis di Rumah Sakit Umum Datu Beru Takengon Kabupaten Aceh
Tengah Tahun 2016

Relationship of Knowledge and Attitude of Cleaning Service Concerning Medical


Waste Management in Hospitals General Datu Beru Takengon District Central
Aceh in 2016

Sukria*, Widya Apriani*


Prodi D III Kebidanan Aceh Tengah, Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Aceh
Jalan Sengeda Kebayakan, Aceh Tengah
email: sukria302@gmail.com

Abstrak: Sampah adalah sesuatu bahan atau benda padat yang sudah tidak dipakai lagi oleh
manusia, atau benda padat yang sudah tidak digunakan lagi dalam suatu kegiatan manusia
dan dibuang. Berdasarkan uraian pada tinjauan pustaka, dapat dijelaskan bahwa penelitian
ini menggunakan 2 variabel, yaitu variabel dependent dan variabel independent, dimana
pada variabel independent dapat ditinjau dari pengetahuan dan sikap. Jenis penelitian ini
bersifat analitik dengan desain cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
cleaning service yang bekerja di Rumah Sakit Umum Datu Beru Kabupaten Aceh Tengah
sebanyak 88 orang yang ditentukan menggunakan total sampling yaitu pengambilan sampel
berdasarkan seluruh total populasi yang ada. Penelitian dilakukan pada tanggal 22 sampai
dengan 25 November 2016 dengan menggunakan kuisioner. Dari hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa dari penanganan sampah medis mayoritas responden tidak melakukan
penanganan sampah medis dengan baik sebanyak 59 responden (67%), dari pengetahuan
mayoritas berpengetahuan kurang sebanyak 42 responden (47,7%), dari sikap mayoritas
responden memiliki sikap negatif sebanyak 51 responden (58%). Hubungan pengetahuan
dengan penanganan sampah medis menunjukkan P value 0,000 dan hubungan sikap dengan
penanganan sampah medis menunjukkan P value 0,008. Disarankan kepada cleaning service
untuk melakukan penanganan sampah medis dengan baik dan bener dengan cara
memisahkan antara sampah medis dengan sampah non medis.
Kata Kunci: pengetahuan, sikap, cleaning service, penanganan sampah medis

Abstract: Waste is a material or solid object that is no longer used by humans, or a solid
object that is no longer used in human activities and is discarded. Based on the description in
the literature review, it can be explained that this study uses 2 variables, namely the
dependent variable and the independent variable, where the independent variable can be
viewed from knowledge and attitudes. This type of research is analytic with cross sectional
design. The population in this study were all cleaning services working in Datu Beru General
Hospital, Central Aceh Regency, as many as 88 people who were determined using total
sampling, namely sampling based on the entire total population. The study was conducted on
22 to 25 October 2016 using a questionnaire. From the results of this study indicate that from
the handling of medical waste the majority of respondents did not handle medical waste
properly as many as 59 respondents (67%), from the knowledge of the majority who lack
knowledge as many as 42 respondents (47.7%), from the attitude of the majority of
respondents had negative attitudes as much 51 respondents (58%). The relationship of
knowledge with handling medical waste showed P value 0,000 and the relationship between
attitude and handling of medical waste showed P value 0.008. It is recommended to the
cleaning service to handle medical waste properly and correctly by separating medical waste
from non-medical waste.
Keywords: knowledge, attitude, cleaning service, medical waste handling

574
575 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol. 9 No. 4 Desember 2016, 574-584

PENDAHULUAN didelegasikan kepada Rumah Sakit


Pelayanan kesehatan masyarakat (Depkes RI, 2009).
adalah pelayanan yang bersifat publik Limbah medis adalah limbah yang
(public goods) dengan tujuan utama berasal dari pelayanan medis,
memelihara dan meningkatkan perawatan yang menggunakan bahan-
kesehatan serta mencegah penyakit bahan yang beracun, infeksius,
tanpa mengabaikan penyembuhan berbahaya atau bias membahayakan,
penyakit dan pemulihan kesehatan. kecuali jika dilakukan pengamanan
Pemberantasan penyakit, penyehatan tertentu. Sampah rumah sakit
lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan merupakan hasil dari kegiatan
kesehatan keluarga, keluarga pelayanan kesehatan yang meliputi
berencana, kesehatan jiwa serta bekas jarum suntik, potongan tubuh
berbagai program kesehatan masyarakat manusia dan sisa makanan pasien atau
lainnya. Layanan kesehatan masyarakat dari instalasi dapur. Jenis sampah
tersebut antara lain promosi kesehatan, rumah sakit dibagi 2 yaitu sampah
sedangkan Pelayanan kesehatan medis dan sampah non medis. Apabila
perorangan adalah pelayanan yang pengelolaan sampah tidak dilakukan
bersifat pribadi (private goods) dengan secara optimal akan dapat menimbulkan
tujuan utama menyembuhkan penyakit pencemaran lingkungan dan penyebab
dan pemulihan kesehatan perorangan, terjadinya penularan penyakit disebut
tanpa mengabaikan pemeliharaan infeksi nosokomial (Adisasmito, 2007).
kesehatan dan pencegahan penyakit Di negara yang berpendapatan
(Depkes RI, 2009). rendah atau menengah, limbah layanan
Pemerintah dan masyarakat kesehatan yang dihasilkan biasanya
termasuk swasta bertanggung jawab lebih sedikit dari pada di negara
atas penyelenggaraan pembangunan berpendapatan tinggi. Namun, rentang
kesehatan sesuai peran dan fungsinya perbedaan antara negara berpendapatan
masing-masing. Penyelenggaraan menengah mungkin sama besarnya
pelayanan kesehatan masyarakat primer dengan rentang perbedaan di antara
menjadi tanggung jawab dinas negara berpendapatan tinggi, juga di
kesehatan kabupaten atau kota yang antara negara berpendapatan rendah.
pelaksanaan operasionalnya dapat Limbah layanan kesehatan yang
Hubungan Pengetahuan dan Sikap Cleaning Service tentang Penanganan Sampah Medis di… 576

dihasilkan menurut tingkat pendapatan dihasilkan sampai penimbunan (from


nasional negara, pada negara craddle to grave) yang merupakan
berpendapatan tinggi untuk semua rangkaian kegiatan penyimpanan,
limbah layanan kesehatan bisa pengumpulan, pengangkutan dan
mencapai 1,1 – 12,0 kg perorang setiap pengolahan limbah B3 termasuk
tahunnya, dan limbah layanan penimbunan hasil pengolahan
kesehatan berbahaya 0,4 – 5,5 kg (Permenkes, 2010).
perorang setiap tahunnya, pada negara Rumah sakit merupakan institusi
berpendapatan menengah untuk semua yang mempunyai potensi bahaya
limbah layanan kesehatan menunjukkan kompleks bagi tenaga kerja di
angka 0,8 – 6,0 kg perorang setiap dalamnya. Petugas kebersihan adalah
tahunnya sedangkan limbah layanan salah satu tenaga kerja yang berisiko
kesehatan yang berbahaya 0,3 – 0,4 kg tinggi untuk mengalami kecelakaan
perorang setiap tahunnya, sedangkan kerja. Oleh karena itu, pengetahuan dan
negara berpendapatan rendah semua sikap petugas kebersihan (cleaning
limbah layanan kesehatan service) mengenai pengelolaan sampah
menghasilkan 0,5 – 3,0 kg perorang rumah sakit yang baik merupakan aspek
setiap tahunnya (WHO, 2010). penting dalam pembentukan perilaku
Departemen Kesehatan telah petugas kebersihan dalam praktek
mengeluarkan Keputusan Menteri pengelolaan sampah rumah sakit yang
Kesehatan Nomor 1204 Tahun 2004 akhirnya akan dapat meningkatkan
Tentang Persyaratan Kesehatan kinerja dan mengurangi angka
Lingkungan Rumah Sakit, yang kesakitan akibat sampah rumah sakit
mewajibkan rumah sakit untuk tersebut (Depkes, 2009).
mengelola limbahnya. Praktik bidan, Hasil survey awal yang dilakukan
praktik dokter dan dokter gigi, balai di RSUD Datu Beru Kabupaten Aceh
pengobatan, rumah bersalin turut Tengah menunjukkan bahwa jumlah
mengeluarkan hasil sampingan cleaning service sebanyak 65 orang.
berbentuk limbah tajam infeksius Dari 2 cleaning service yang ditanyakan
(mengandung B3) dalam jumlah sedikit tentang penanganan sampah medis
yang harus dikelola. Prinsip mengatakan bahwa mereka tidak
pengelolaan limbah B3 yaitu sejak membedakan sampah medis dengan
577 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol. 9 No. 4 Desember 2016, 574-584

sampah non medis sehingga seluruh Daerah Datu Beru Kabupaten Aceh
sampah langsung di ambil dan di buang Tengah tahun 2016, penelitian
tanpa di pisahkan. dilakukan pada tanggal 22 -25
Berdasarkan latar belakang November 2016.
masalah diatas maka penulis merasa Alat pengumpulan data dalam
tertarik untuk melakukan penelitian penelitian ini menggunakan data primer
mengenai “Hubungan Pengetahuan Dan dan data sekunder. Metode
Sikap Cleaning Service Tentang pengumpulan data penelitian ini adalah
Penanganan Sampah Medis Di RSUD melalui mengisi kuesioner oleh
Datu Beru Kabupaten Aceh Tengah responden dengan menggunakan alat
Tahun 2016”. pengumpulan data. Setelah data
terkumpul, data-data itu akan diolah
METODE PENELITIAN
sesuai dengan tahapannya.
Jenis penelitian ini adalah bersifat
Metode pengolahan data dilakukan
Diskriptif analitik yaitu penelitian yang
secara manual dengan mengikuti
bertujuan mencari hubungan variabel
langkah-langkah Editting, Cooding,
independent dan variabel dependent.
Entry data, clening.
Dengan desain cros sectional Study
Analisa data menggunakan analisa
yaitu studi yang mempelajari terjadinya
univariat dimana data yang diperoleh
efek, dinamika korelasi antara faktor-
akan dianalisa secara deskriptif dengan
faktor resiko dengan efek yang di
manual, hasil analisa data dan kuesioner
observasi sekaligus pada waktu yang
akan disajikan dalam bentuk distribusi
sama (Isgiyanto, 2009)
frekuensi dan persentase, analisa
Populasi dalam penelitian ini
bivariat digunakan untuk mencari
adalah seluruh cleaning service yang
hubungan dan membuktikan hipotesis
bekerja di Rumah Sakit Umum Daerah
dan variabel. Analisa yang digunakan
Datu Beru Kabupaten Aceh Tengah
yaitu hasil Tabulasi silang. Untuk
sebanyak 88 orang. pengambilan
menguji hipotesa dilakukan analisa
sampel dilakukan secara total sampling
statistik dengan menggunakan program
yaitu pengambilan sampel berdasarkan
khusus chi-square (untuk
seluruh total populasi yang ada yaitu
menghubungkan variabel terikat dan
sebanyak 88 orang. Penelitian ini
variabel bebas pada tingkat
dilakukan di Rumah Sakit Umum
Hubungan Pengetahuan dan Sikap Cleaning Service tentang Penanganan Sampah Medis di… 578

kemaknaannya adalah 95% Table 2. Distribusi Frekuensi


Pengetahuan Di Rumah Sakit Umum
(p .Sehingga dapat diketahui
Datu Beru Kabupaten Aceh Tengah
ada tidaknya perbedaan yang bermakna Tahun 2016
secara statistic. No Pengetahuan f %
1 Baik 15 17
HASIL DAN PEMBAHASAN 2 Cukup 31 35,2
3 Kurang 42 47,7
Analisa Univariat Jumlah 88 100
Penanganan Sampah Medis
Berdasarkan data dari tabel diatas
Table 1. Distribusi Frekuensi
dapat dilihat bahwa dari 88 responden
Penanganan Sampah Medis Di Rumah
Sakit Umum Datu Beru Kabupaten mayoritas berpengetahuan kurang
Aceh Tengah Tahun 2016
sebanyak 42 responden (47,7%).
No Penanganan f % Sikap
Sampah Medis
1 Ya 29 33 Tabel 3. Distribusi Frekuensi Sikap Di
2 Tidak 59 67 Rumah Sakit Umum Datu Beru
Jumlah 88 100 Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2016

Berdasarkan data dari tabel diatas No Sikap Frekuensi Persentase


1 Positif 37 42
dapat dilihat bahwa dari 88 responden 2 Negatif 51 58
mayoritas responden tidak melakukan Jumlah 88 100

penanganan sampah medis dengan baik Berdasarkan data dari tabel diatas
sebanyak 59 responden (67%). dapat dilihat bahwa dari 88 responden
mayoritas responden memiliki sikap
negatif sebanyak 51 responden (58%).
Pengetahuan

Analisa Bivariat
Hubungan Pengetahuan Dengan Penanganan Sampah Medis
Tabel 4. Hubungan Pengetahuan Dengan Penanganan Sampah Medis Di Rumah Sakit
Umum Datu Beru Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2016
No Pengetahuan Penanganan Sampah Medis Jumlah P Value
Ya Tidak
F % F % F %
1 Baik 10 66,7 5 33,3 15 17
2 Cukup 13 41,9 18 58,1 31 35,2
3 Kurang 6 14,3 36 85,7 42 47,7
Jumlah 29 33 59 67 88 100 0,000
579 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol. 9 No. 4 Desember 2016, 574-584

Berdasarkan tabel diatas dapat dengan baik sebanyak 36 responden


dilihat bahwa dariv88 responden (85,7%).
terdapat 15 responden yang Berdasarkan hasil uji statistik Chi
berpengetahuan baik mayoritas Square dan pada derajat kepercayaan
melakukan penanganan sampah medis 95% dilakukan untuk mengetahui
dengan baik sebanyak 10 responden hubungan pengetahuan dengan
(66,7%), dari 31 responden yang penanganan sampah medis diperoleh
berpengetahuan cukup mayoritas tidak nilai P Value 0,000 (P ≤ 0,05). Hal ini
melakukan penanganan sampah medis menunjukkan secara statistis bahwa
dengan baik sebanyak 18 responden terdapat hubungan yang bermakna
(58,1%) dan dari 42 responden yang antara pengetahuan dengan penanganan
berpengetahuan kurang mayoritas tidak sampah medis.
melakukan penanganan sampah medis

Hubungan Sikap Dengan Penanganan Sampah Medis


Tabel 5. Hubungan Sikap Dengan Penanganan Sampah Medis Di Rumah Sakit
Umum Datu Beru Kabupaten Aceh Tengah Tahun 2016

No Sikap Penanganan Sampah Medis Jumlah P Value


Ya Tidak
F % F % F %
1 Positif 18 48,6 19 51,4 37 42
2 Negatif 11 21,6 40 78,4 51 58
Jumlah 29 33 59 67 88 100 0,008

Berdasarkan tabel diatas dapat Berdasarkan hasil uji statistik Chi


dilihat bahwa dari 88 responden Square dan pada derajat kepercayaan
terdapat 37 responden yang bersikap 95% dilakukan untuk mengetahui
positif mayoritas melakukan hubungan sikap dengan penanganan
penanganan sampah medis dengan sampah medis, diperoleh nilai P Value
benar sebanyak 19 responden (51,4%) 0,008 (P ≤ 0,05). Hal ini menunjukkan
dan dari 51 responden yang bersikap secara statistis bahwa terdapat
negatif mayoritas tidak melakukan hubungan yang bermakna antara sikap
penanganan sampah medis dengan dengan penanganan sampah medis.
benar sebanyak 40 responden (78,4%).
Hubungan Pengetahuan dan Sikap Cleaning Service tentang Penanganan Sampah Medis di… 580

PEMBAHASAN responden tidak tahu dan tidak perduli


Penangaan Sampah Medis terhadap pemisahan sampah medis
Berdasarkan data dari Tabel 4.1 dengan sampah non medis. Yang
dapat dilihat bahwa dari 88 responden terpenting bagi responden adalah
mayoritas responden tidak melakukan mereka telah selesai mengerjakan
penanganan sampah medis dengan baik pekerjaannya.
sebanyak 59 responden (67%). Pengetahuan
Sampah rumah sakit adalah bahan Berdasarkan data dari tabel diatas
yang tidak berguna, tidak digunakan dapat dilihat bahwa dari 88 responden
ataupun yang terbuang yang dapat mayoritas berpengetahuan kurang
dibedakan menjadi sampah medis dan sebanyak 42 responden (47,7%).
non medis dan dikategorikan; sampah Pengetahuan (knowledge) adalah
radioaktif, sampah infeksius, sampah hasil dari tahu dari manusia, yang
sitotoksik, dan sampah umum.Limbah sekedar menjawab pertanyaan “what”,
padat non medis adalah limbah padat misalnya apa air, apa manusia, apa alam
yang dihasilkan dari kegiatan di rumah dan sebagainya (Notoadmodjo 2010).
sakit kembali apabila ada teknologinya Menurut asumsi peneliti,
(Depkes, 2009). pengetahuan responden kurang
Petugas-petugas yang dikarenakan responden kurang
berhubungan dengan pengelolaan memahami dan mengetahui bahwa
sampah rumah sakit secara langsung, pemisahan antara sampah medis dengan
harus diberikan petunjuk-petunjuk yang sampah non medis sangat penting,
jelas dalam menangani sampah yang sehingga responden menggabungkan
meliputi : a) Pengelompokkan jenis sampah medis dengan sampah non
sampah menurut sumber sampah, b) medis tanpa memperhatikan
Pengumpulan dan pengangkutan, c) dampaknya.
Metode/prosedur pembuangan dan Sikap
pemusnahan (Maimunah, 2012). Berdasarkan data dari tabel diatas
Menurut asumsi peneliti, dapat dilihat bahwa dari 88 responden
responden banyak yang tidak mayoritas responden memiliki sikap
melakukan penanganan sampah medis negatif sebanyak 51 responden (58%).
dengan baik dan benar dikarenakan
581 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol. 9 No. 4 Desember 2016, 574-584

Sikap (Attitude) menurut sampah medis dengan baik sebanyak 36


Mubarak (2012) adalah kesiapan atau responden (85,7%).
ketersediaan seseorang untuk Berdasarkan hasil uji statistik Chi
bertingkah laku atau merespon sesuatu Square dan pada derajat kepercayaan
baik terhadap rangsangan positif 95% dilakukan untuk mengetahui
maupun rangsangan negatif dari suatu hubungan pengetahuan dengan
objeck rangsangan. Sikap belum penanganan sampah medis diperoleh
merupakan tindakan atau aktifitas, akan nilai P Value 0,000 (P ≤ 0,05). Hal ini
tetapi merupakan faktor predisposisi menunjukkan secara statistis bahwa
bagi seseorang untuk berperilaku. terdapat hubungan yang bermakna
Menurut asumsi peneliti, sikap antara pengetahuan dengan penanganan
responden banyak yang negatif sampah medis.
dikarenakan responden tidak Rumah sakit merupakan institusi
mementingkan pemisahan antara yang mempunyai potensi bahaya
sampah medis dengan sampah non kompleks bagi tenaga kerja di
medis sehingga responden tidak dalamnya. Petugas kebersihan adalah
melakukan penanganan sampah medis salah satu tenaga kerja yang berisiko
dengan baik dan benar. tinggi untuk mengalami kecelakaan
Hubungan Pengetahuan dengan kerja. Oleh karena itu, pengetahuan dan
Penanganan Sampah Medis sikap petugas kebersihan (cleaning
Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat service) mengenai pengelolaan sampah
bahwa dariv88 responden terdapat 15 rumah sakit yang baik merupakan aspek
responden yang berpengetahuan baik penting dalam pembentukan perilaku
mayoritas melakukan penanganan petugas kebersihan dalam praktek
sampah medis dengan baik sebanyak 10 pengelolaan sampah rumah sakit yang
responden (66,7%), dari 31 responden akhirnya akan dapat meningkatkan
yang berpengetahuan cukup mayoritas kinerja dan mengurangi angka
tidak melakukan penanganan sampah kesakitan akibat sampah rumah sakit
medis dengan baik sebanyak 18 tersebut (Depkes, 2009).
responden (58,1%) dan dari 42 Pernyataan diatas sesuai dengan
responden yang berpengetahuan kurang hipotesis peneliti yang menyatakan
mayoritas tidak melakukan penanganan adanya hubungan yang bermakna antara
Hubungan Pengetahuan dan Sikap Cleaning Service tentang Penanganan Sampah Medis di… 582

pengetahuan penanganan sampah 95% dilakukan untuk mengetahui


medis. Menurut asumsi peneliti hubungan sikap dengan penanganan
semakin baik pengetahuan maka akan sampah medis, diperoleh nilai P Value
semakin banyak responden yang 0,008 (P ≤ 0,05). Hal ini menunjukkan
melakukan penanganan sampah medis secara statistis bahwa terdapat
dengan baik dan semakin kurang hubungan yang bermakna antara sikap
pengetahuan responden maka akan dengan penanganan sampah medis.
semakin sedikit yang melakukan Sikap adalah respons tertutup
penanganan sampah medis. Hal ini seseorang terhadap stimulus atau objek
dikarenakan dengan semakin baiknya tertentu, yang sudah melibatkan factor
pengetahuan menyebabkan responden pendapat dan emosi yang bersangkutan
telah memahami dan mengetahui hal- (senang-tidak senang, setuju-tidak
hal apa sajakah yang harus dilakukan setuju, baik-tidak baik, dan
pada sampah medis sehingga responden sebagainya). Dalam menentukan sikap
dapat memisahkan mana yang sampah yang utuh, pengetahuan, pikiran,
medis dan mana yang sampah kering keyakinan dan emosi memegang
sehingga dapat dilakukan penanganan peranan penting. Sikap seseorang
dengan benar. terhadap objek mempunyai intensitas
Hubungan Sikap Dengan Penanganan atau tingkat yang berbeda-beda
Sampah Medis (Notoatmodjo, 2010).
Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat Pernyataan diatas sesuai dengan
bahwa dari 88 responden terdapat 37 hipotesis peneliti yang menyatakan
responden yang bersikap positif adanya hubungan yang bermakna antara
mayoritas melakukan penanganan sikap penanganan sampah medis.
sampah medis dengan benar sebanyak Menurut asumsi peneliti, semakin
19 responden (51,4%) dan dari 51 positif sikap responden maka akan
responden yang bersikap negatif semakin banyak responden yang
mayoritas tidak melakukan penanganan melakukan penanganan sampah medis
sampah medis dengan benar sebanyak dan semakin negatif sikap responden
40 responden (78,4%). maka akan semakin sedikit yang
Berdasarkan hasil uji statistik Chi melakukan penanganan sampah medis.
Square dan pada derajat kepercayaan Hal ini dikarenakan dengan responden
583 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol. 9 No. 4 Desember 2016, 574-584

yang bersikap positif terhadap hasil uji statistik Chi Square dan pada
penanganan sampah medis derajat kepercayaan 95% dilakukan
menyebabkan ia mau untuk untuk mengetahui hubungan sikap
memisahkan mana yang sampah medis dengan penanganan sampah medis,
dan mana yang sampah non medis diperoleh nilai P Value 0,008 (P ≤
sehingga responden melakukan 0,05). Hal ini menunjukkan secara
penanganan sampah medis dengan baik statistis bahwa terdapat hubungan yang
dan benar. bermakna antara sikap dengan
penanganan sampah medis.
KESIMPULAN
Faktor penanganan sampah SARAN
medis, mayoritas responden tidak Bagi Responden Diharapkan
melakukan penanganan sampah medis penelitian ini dapat menjadi bahan
dengan baik sebanyak 59 responden masukan serta sebagai sumbangan
(67%). Faktor pengetahuan, mayoritas pemikiran dan tambahan informasi bagi
berpengetahuan kurang sebanyak 42 cleaning service untuk dapat melakukan
responden (47,7%). Faktor sikap, penanganan sampah medis dengan baik
mayoritas responden memiliki sikap dan benar.
negatif sebanyak 51 responden (58%). Bagi Tempat Penelitian
Hubungan pengetahuan dengan Diharapkan Penelitian ini dapat menjadi
penanganan sampah medis, berdasarkan bahan masukan untuk lebih
hasil uji statistik Chi Square dan pada meningkatkan penanganan sampah
derajat kepercayaan 95% dilakukan medis bagi cleaning service.
untuk mengetahui hubungan
pengetahuan dengan penanganan DAFTAR PUSTAKA
sampah medis diperoleh nilai P Value 1. Adisasmito, W. 2007. Sistem
0,000 (P ≤ 0,05). Hal ini menunjukkan Manajemen Rumah Sakit.
secara statistis bahwa terdapat Jakarta: PT. Raja Grafindo
hubungan yang bermakna antara Persada.
pengetahuan dengan penanganan 2. Arikunto, Suharsimi. 2010.
sampah medis. Prosedur Penelitian. Jakarta:
Hubungan sikap dengan Rineka Cipta
penanganan sampah medis, berdasarkan
Hubungan Pengetahuan dan Sikap Cleaning Service tentang Penanganan Sampah Medis di… 584

3. Chandra, B. 2007. Pengantar 12. _______, 2010. Promosi Kesehatan


Kesehatan Lingkungan. Teori Dan Aplikasi. Jakarta:
Jakarta: Penerbit Buku Rineka Cipta
Kedokteran EGC. 13. Slamet, Juli Soemirat. 2012.
4. Depkes RI. 2009. Sistem Prinsip Dasar Kesehatan
Kesehatan Nasional. Jakarta: Lingkungan. Yogyakarta:
Departemen Kesehatan RI. Gajah Mada University.
5. Djoko, S. 2011. Pengelolaan 14. Sukanda rumidi. 2006. Metodologi
Limbah Rumah Sakit. Sipil Penelitian: Petunjuk Praktis
Soepra: jurnal sipil 3(8): hal Untuk Peneliti Pemula.
91-95. Yogyakrta: Gadjah Mada
6. Isgiyanto, A. 2009. Teknik University Press
Pengambilan Sampel Pada 15. Peraturan Mentri Kesehatan, 2010.
Penelitian Non-Eksperimental. Nomor 18 Tahun 1999
Jogjakarta: Mitra Cendikia Tentang Pengelolaan Limbah
7. Machfoedz, Ircham. 2008. Bahan Berbahaya dan
Statistika Induktif Bidang Beracun. Jakarta.
Kesehatan, Keperawatan, 16. Rumah Sakit Umum Datu Beru
Kebidanan, Kedokteran Bio Kabupaten Aceh Tengah,
Statistika. Yogyakarta: 2016. Survei Awal Tentang
Fitramaya Penanganan Sampah Medis Di
8. ____, 2009. Metode Penelitian. Rumah Sakit Umum Datu
Yogyakarta: Fitramaya Beru Kabupaten Aceh Tengah.
9. Mubarak, WI. 2012. Promosi Aceh Tengah, Aceh
Kesehatan Untuk Kebidanan. 17. WHO, 2010. Pengelolaan Aman
Jakarta: Salemba Medika Limbah Layanan Kesehatan.
10. Notoatmodjo, Soekidjo, 2010. Jakarta: Penerbit Buku
Kesehatan Masyarakat Ilmu Kedokteran EGC.
Dan Seni. Jakarta: RinekaCipta
11. _______, 2010. Metodologi
Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai