DISUSUN OLEH :
(181213251328)
MALANG
2020
LEMBAR PERSETUJUAN
NIM : 181213251328
Menyetujui
Mengetahui
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan laporan praktikum kerja lapangan yang berjudul:
”Pengelolaan TPSB3 Di RSIA PURI BUNDA”.
Akhir kata, dalam penyusunan laporan ini saya sudah berupaya sebaik
mungkin, tetapi masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu apabila
ada salah atau kurangnya kami dengan terbuka menerima segala saran
dan kritik yang membangun.
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 LIMBAH B3
Tabel 4.1
BAB III
TINJAUAN KASUS
- Perawat : 57 Orang
- ALD : 2.694 m2
- Parkir : 1.140 m2
- RTH : 245 m2
- IPAL : 45 m2
1. Pengurangan
Pengurangan limbah B3 adalah kegiatan Penghasil Limbah B3
untuk mengurangi jumlah dan/atau mengurangi sifat bahaya
dan/atau racun dari limbah B3 sebelum dihasilkan dari suatu
usaha atau kegiatan.
2. Penyimpanan
Penyimpanan adalah kegiatan menyimpan limbah B3 yang
dilakukan oleh pengahsil atau pengumpul atau pemanfaat atau
pengolah dan/atau penimbun limbah B3 dengan maksud
menyimpan sementara.
3. Pengumpulan
Pengumpulan limbah B3 adalah kegiatan mengumpulkan
limbah B3 dari penghasil limbah B3 sebelum diserahkan
kepada pemanfaat limbah B3, pengolah Limbah B3, dan/atau
penimbun Limbah B3.
4. Pengangkutan
Pengangkutan limbah B3 adalah suatu kegiatan pemindahan
limbah B3 dari penghasil atau dari pengumpul atau dari
pemanfaat atau dari pengolah ke pengumpul atau ke pemanfaat
atau ke pengolah atau ke penimbun limbah B3. Setiap
pengangkutan limbah B3 oleh pengangkut limbah B3 wajib
disertai dokumen limbah B3 yang ditetapkan oleh kpala intansi
yang bertanggung jawab.
5. Pemanfaatan
Pemanfaaan limbah B3 adalah kegiatan penggunaan kembali,
daur ulang, dan/atau perolehan kembali yang bertujuan untuk
mengubah limbah B3 menjadi yang dapat digunakan sebagai
subtitusi bahan baku, bahan penolong, dan/atau bahan bakar
yang aman bagi kesehatan manusia dan lingkungan hidup.
BAB IV
PEMBAHASAN
2. Penyimpanan
Penyimpanan adalah kegiatan menyimpan limbah B3 yang
dilakukan oleh pengahsil atau pengumpul atau pemanfaat atau
pengolah dan/atau penimbun limbah B3 dengan maksud
menyimpan sementara. Prnghasil limbah B3 dapat menyimpan
limbah B3 paling lambat 90 hari sebelum menyerahkannya
kepada pengumpul atau pemanfaat atau pengolah atau
penimbun limbah B3. Apabila limbah B3 yang dihasilkan
kurang dari 50 kilogram per hari, enghasil limbah B3 dapat
menyimpan limbah B3 lebih dari 90 hari sebelum diserahkan
kepada pengumpul atau pemanfaat atau pengolah atau
penimbun limbah B3, dengan persetujuan instansi yang
bertanggungjawab. Kegiatan penyimpanan sementara limbah
B3 wajib memiliki izin dari Bupati/Walikota.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Pasal 1 Nomor 101
Tahun 2014 tentang Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun penyimpanan limbah B3 dilakukan ditempat
penyimpanan yang sesuai dengan persyaratan sebagai berikut:
a. Lokasi tempat penyimpanan bebas banji, tidak rawan
bencana, dan diluar kawasan lindung serta sesuai dengan
rencana tata ruang
b. Rancangan bangunan disesuaikan dengan jumlah,
karakteristik limbah B3 dan upaya pengendalian pencemaran
lingkungan
c. Desain dan konstruksi yang mampu melindungi Limbah B3
dari hujan dan sinar matahari.
d. Memiliki penerangan dan ventilasi
e. Memiliki saluran drainase dan bak penampung
3. Pengumpulan
Pengumpulan limbah B3 adalah kegiatan mengumpulkan
limbah B3 dari penghasil limbah B3 sebelum diserahkan
kepada pemanfaat limbah B3, pengolah Limbah B3, dan/atau
penimbun Limbah B3. Pengumpul limbah B3 adalah badan
usaha yang melakukan kegiatan pengumpulan dengan tujuan
untuk mengumpulkan limbah B3 sebelum dikirim ke tempat
pengolahan atau pemanfaat atau penimbun limbah B3.
Kewajiban pengumpul limbah B3 hampir sama dengan
penghasil limbah B3 dalam urusan catatan dan penyimpanan.
Kegiatan pengumpulan limbah B3 wajib memiliki izin dari:
a. Meteri untuk pengumpulan limbah B3 skala nasional setelah
mendapat rekomendasi dari gubernur
b. Gubernur untuk pengumpulan limbah B3 skala provinsi
c. Bupati/Walikota untuk pengumpulan limbah B3 skala
kabupaten/kota.
4. Pengangkutan
Pengangkutan limbah B3 adalah suatu kegiatan pemindahan
limbah B3 dari penghasil atau dari pengumpul atau dari
pemanfaat atau dari pengolah ke pengumpul atau ke pemanfaat
atau ke pengolah atau ke penimbun limbah B3. Setiap
pengangkutan limbah B3 oleh pengangkut limbah B3 wajib
disertai dokumen limbah B3 yang ditetapkan oleh kpala intansi
yang bertanggung jawab.
Berdasarkan penjelasan PP RI No. 101 Tahun 2014 tentang
Pengolahan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Dokumen
Limbah B3 adalah surat yang dibrikan pada waktu penyerahan
limbah B3 oleh penghasil limbah B3 atau pengumpul limbah
B3 kepada pengangkut limbah B3. Dokumen limbah B3
tersebut berisi ktentuan sebagai berikut:
a. Nama dan alamat penghasil atau pengumpul limbah B3 yang
menyerahkan limbah B3
b. Tanggal penyerahan Limbah B3
c. Nama dan alamat pengangkut Limbah B3
d. Tujuan pengangkutan limbah B3
e. Jenis, jumlah, komposisi, dan karakteristik limbah B3 yang
diserahkan
5. Pemanfaatan
Pemanfaaan limbah B3 adalah kegiatan penggunaan kembali,
daur ulang, dan/atau perolehan kembali yang bertujuan untuk
mengubah limbah B3 menjadi yang dapat digunakan sebagai
subtitusi bahan baku, bahan penolong, dan/atau bahan bakar
yang aman bagi kesehatan manusia dan lingkungan hidup.
6. Pengolahan
Pengolahan limbah B3 memenuhi persyaratan:
a. Lokasi Pengolahan
Pengolahan B3 dapat dilakukan di dalam lokasi penghasil
limbah atau di luar lokasi penghasil limbah
1) Syarat lokasi pengolahan di dalam area penghasil harus:
a) Daerah bebas banjir
b) Jarak dengan fasilitas umum minimum 50 meter
b. Fasilitas Pengolahan
Fasilitas pengolahan harus menerapkan sistem operasi,
meliputi:
1) Sistem keamanan fasilitas
2) Sistem pencegahan terhadap kebakaran
3) Sistem penanggulangan keadaan darurat
4) Sistem pengujian peralatan
5) Pelatihan karyawan
c. Penanganan Limbah B3 Sebelum Diolah
Setiap limbah B3 harus diidentifikasi dan dilakukan uji
analisis kandungan guna menetapkan pprosedur yang tepat
dalam pengolahan limbah tersebut. Setelah uji analisis
kandungan dilaksanakan, barulah dapat ditentukan metode
yang tepat guna pengolahan limbah trsebut sesuai dengan
karakteristik dan kandungan limbah.
Penanganan limbah sebelum diolah lainnya adalah proses
penyimpanan. Penyimpanan merupakan kegiatan
penampungan sementara limbah B3 sampai jumlahnya
mencukupi untuk diangkut atau diolah. Hal ini dilakukan
dengan pertimbangan efisiensi dan ekonomis. Penyimpanan
limbah B3 untuk waktu yang lama tanpa kpastian yang jelas
untuk memindahkan ke tempat fasilitas pengolahan,
penyimpanan, dan pengolahan tidak diperbolehkan.
Penyimpanan dalam jumlah yang banyak dapat dikumpulkan
di lokasi pengumpulan limbah
Limbah cair maupun limbah padat dapat disimpan, untuk
limbah cair dapat dimasukkan ke dalam drum dan disimpan
dalam gudang yang terlindungi dari panas dan hujan.
Limbah B3 bentuk padat/lumpur disimpan dalam bak
pnimbun yang dasarnya dilapisi dengan lapisan kedap air.
Penyimpanan terus mempertimbangkan jenis, jumlah B3
yang dihasilkan.
Jenis dan karakteristik B3 akan menentukan bentuk dan
bahan pewadahan yang sesuai dengan sifat limbah B3,
sedangkan jumlah timbunan limbah B3 dan periode timbulan
menentukan volume yang harus disediakan. Bahan yang
digunakan untuk wadah dan sarana lainnya dipilih berdasar
karakteristik buangan. Contoh untuk buangan yang korosif
disimpan dalam wadah yang terbuat dari fiber glass.
d. Pengolahan
Penentuan karakteristik limbah B3 biasanya mengacu
pada Material Safety Data Sheet (MSDS) pada setiap zat
kimia yang dominan terkandung pada limbah B3. Material
Safety Data Sheet atau MSDS adalah suatu form yang berisi
keterangan data fisik (titik lebur, titik didih, titik falsh, dsb),
toksisitas, pengaruh terhadap kesehatan, pertolongan
pertama, reaktifitas, penyimpanan dan pembuangan yang
ama, peralatan proteksi, serta prosedur penanganan bahaya.
Jenis perlakuan terhadap limbah B3 tergantung dari
karakteristik dan kandungan limbah. Perlakuan limbah B3
untuk pengolahan dapat dilakukan dengan proses sebagai
berikut:
1) Proses secara kimia, meliputi: redoks, elektrolisa,
netralisasi, pengendapan, stabilisasi, adsorpsi, pertukaran
ion dan pirolisa
2) Proses secara fisika, meliputi: pembersihan gas,
pemisahan cairan dan penyisihan komponen-komponen
spesifik dengan metode kritalisasi, dialisa, osmosis balik,
dll.
3) Proses stabilisasi solidifkasi, dengan tujuan untuk
mengurangi potensi racun dan kandungan limbah B3
dengan cara membatasi daya larut, penyebaran, dan daya
racun sebelum limbah dibuang ke tmpat penimbunan
akhir.
4) Proses insinerasi, dengan cara melakukan pembakaran
materi limbah menggunakan alat khusus insinerator
dengan efisiensi pembakaran harus mencapai 99,99%
atau lebih. Artinya, jika suatu materi limbah B3 ingin
dibakar (insinerasi) dengan berat 100 kg, maka abu sisa
pembakaran tidak boleh melebihi 0,01 kg atau 10 gr.
7. Penimbunan
Penimbunan limbah adalah kegiatan menempatkan limbah B3
pada fasilitas penimbunan dengan maksud tidak membahayakan
kesehatan manusia dan lingkungan hidup. Adapun syarat dan
lokasi penimbunan limbah B3 yaitu:
1) Bebas banjir
2) Pemeabilitas tanah
3) Merupakan daerah yang secara geologis aman, stabil, tidak
rawan bencana, dan di luar kawasan lindung
4) Tidak merupakan daerah resapan air tanah terutama yang
digunakan untuk air minum
4.2MACAM-MACAM PIHAK KETIGA LIMBAH B3 DI
INDONESIA
1. PT. Putra Restu Ibu Abadi (PRIA)
a. Sejarah PT. PRIA
PT. Putra Restu Ibu Abadi (PRIA) adalah perusahaan yang
bergerak di bidang jasa pengangkutan, pengolahan dan
pemanfaatan limbah B3. Berlokasi di Jalan Raya
Lakardowo, Jetis Mojokerto. Perusahaan ini mulai berdiri
pada tahun 2010. PT. PRIA menangani limbah B3 dengan
baik, benar, dan profesional serat ditunjang fasilitas yang
memadai sesuai dengan hukum, dan peraturan yang berlaku
di Indonesia. PT. PRIA telah memiliki perijinan dalam
bidang pengangkutan, pengolahan, dan pemanfaatan limbah.
b. Visi dan Misi PT. PRIA
1) Visi
Menjadi perusahaan pengolahan limbah terbaik di
Indonesia
2) Misi
a. Berperan aktif dalam mendukung program pemerintah
dalam upaya pengelolaan lingkungan
b. Berpartisipasi adalam upaya kemajuan riset dan
teknologi di bidang pengolahan limbah brbahay dan
beracun (B3)
c. Membuka lapangan pekerjaan dengan sistem padat
karya yang dapat meningkatkan kesejahteraan
penduduk sekitar
d. Mampu memberikan kontribusi yang bersifat positif
terhadap bangsa dan negara
e. Dalam jangka panjang diharapkan dapat mencapai
skala perusahaan besar dan bertaraf Nasional
2. PT. PPLI
PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI) adalah
perusahaan Indonesia yang telah beroperasi sejak tahun 1994
menyediakan koleksi, daur ulang, pengobatan dan layanan
pembuangan limbah berbahaya dan limbah tidak berbahaya.
PPLI adalah 95% dimiliki oleh DOWA dan 5% oleh
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Badan Usaha Milik
Negara. PPLI perusahaan induk, DOWA Eco-System Co Ltd,
adalah perusahaan yang didedikasikan untuk manajemen
lingkungan dan daur ulang, dan anak perusahaan yang
sepenuhnya dimiliki DOWA Holdings Co Ltd Group didirikan
pada tahun 1884 sebagai pertambangan dan logam peleburan /
pemurnian perusahaan di Jepang. Bisnis DOWA Eco-System
berpusat pada daur ulang sumber daya, pengelolaan sampah,
remediasi tanah dan konsultasi lingkungan.
Pelayanan PT. PPLI mencakup:
1. Profil Limbah
Aerosol, limbah elektronik, limbah laboratorium, limbah
minyak, limbah farmasi, bahan / produk yang ditolak,
kemasan, limbah baterai basah, limbah lampu dll.
2. Proses Pre-Penerimaan
Laboratorium PT PPLI beroperasi meberikan pelayanan
teknis secara terpadu di Cileungsi, Bogor. Laboratorium
terdiri dari laboratorium fisika dan kimia modern,
sepenuhnya diakreditasi oleh KAN untuk Laboratorium
Penguji ISO 17025, dan terdaftar sebagai Laboratorium
Lingkungan oleh Kementerian Lingkungan. Sebelum limbah
diterima, sampel dikumpulkan dan dianalisis di PT PPLI
Laboratorium untuk menentukan untuk tepat metode dan
proses pengobatan penanganan bahan limbah pelanggan.
3. Transportasi Limbah
Semua kendaraan yang masuk dan keluar dimonitor
menggunakan CCTV, GPS & dokumentasi nyata, dan label
limbah, bar coding untuk memastikan transportasi limbah
yang aman dan lancar.
4. Pengolahan Limbah Padat
PPLI menawarkan pengolahan dengan metoda stabilisasi
untuk limbah padat yang dikirim dalam bentuk non-stabil.
Limbah berbahaya tidak dapat diurug di landfil sampai
dipastikan bahwa limbah secara fisik dan kimiawi stabil.
Proses stabilisasi melibatkan berbagai bentuk pra-perlakuan
kimia, diikuti pencampuran dengan semen portland, abu
terbang, tanah liat penyerap, air, dan reagen lainnya dalam
berbagai proporsi untuk membuat zat yang stabil. Setelah
stabil, produk akhir disimpan dengan aman ke dalam eco-
TPA.
5. Pengolahan Limbah Cair
Sebagian besar proses industri menghasilkan limbah cair
dalam berbagai jumlah. Limbah cair mungkin berbahaya
atau tidak berbahaya tergantung pada jenis proses dan bahan
baku. PPLI mampu mengolah berbagai jenis limbah cair
yang mengandung kontaminasi tingkat tinggi. Proses
pengolahan dangan menggabungkan kedua proses fisik dan
kimia serta proses biologi. Proses pengolahan limbah cair
meliputi:
a. Kimia, koagulasi, dan flokulasi
b. Dissolved Air Floatation
c. Penghilangan padatan dengan fliter tekan
d. Reaktor Sequencing Batchi
e. Sistem karbon aktif
f. Engineered wetlands
6. Konversi Limbah Menjadi Energi
PT PPLI percaya pada pemulihan energy dan mengambil
satu langkah maju, PT PPLI telah mengembangkan fasilitas
yang memungkinkan untuk mengkonversi limbah menjadi
energi yang dapat digunakan kembali. PT PPLI mampu
mengkonversi limbah cair menjadi bahan bakar sintetis
melalui proses yang disebut bahan bakar blending dan
limbah padat menjadi AFR (Bahan Bakar Alternatif dan
Bahan Baku).
7. Eco-TPA
Modern hazardous and non-hazardous waste eco-landfill
direkayasa dan dioperasikan oleh para profesional untuk
memenuhi standar Indonesia, Bank Dunia, US-EPA, dan
Uni Eropa. Metode dan bahan yang digunakan dalam
layanan ini menjamin bahwa limbah berbahaya dan tidak
berbahaya dikelola dengan baik dan permanen aman.
Monitoring dan audit dengan system pengamanan
lingkungan tingkat tinggi. Fasilitas pembuangan ini
memberikan kepercayaan dan keamanan jangka panjang.
Penutupan dan rencana pasca penutupan dilakukan oleh PT
PPLI sepenuhnya untuk memberikan jaminan jangka
panjang. Eco-Landfill kelas 1 telah difasilitasi di PPLI
Cileungsi sejak tahun 1994. Eco-TPA kelas 2 telah
beroperasi sejak 2007. PT PPLI sedang mengembangkan
sebuah sistem di PT PPLI Eco-TPA yang akan
memungkinkan untuk mengkonversi metana gas yang
dihasilkan oleh limbah menjadi listrik yang akan
memberdayakan semua fasilitas PPLI ini.
8. Layanan Site
PT PPLI memiliki tim layanan lapangan dengan lengkap,
mampu memenuhi tuntutan pelanggan pada berbagai proyek
lapangan terkait. PT PPLI juga telah mendukung proyek
pengeboran, minyak, gas dan panas bumi, dan layanan
terkait lapangan pelanggan industri sejak tahun 1994.
Proyek layanan lapangan meliputi:
a. Pembersihan, penghapusan, dan pemulihan tanah yang
terkontaminasi
b. Pemulihan lumpur
c. Segregasi dan lain-lain.
9. Pengolahan Limbah Lanjutan
komitmen PT PPLI sebagai perusahaan jasa Penanganan
Limbah secara Total, PT PPLI juga telah mengembangkan
pengolahan khusus untuk aliran limbah yang sulit, termasuk,
namun tidak terbatas pada: baterai lithium, lampu merkuri,
transformator PCB, baterai akumulator, zat zona depleting,
pengurangan asbes dan laboratorium kimia.
10.Pengolahan Limbah Pengeboran
terfokus dan pendekatan solusion-driven untuk proyek
pengeboran sektor minyak, gas dan energi panas bumi yang
mengoptimalkan desain, pengiriman, dan pengelolaan
limbah pengeboran di menu layanan terpadu, disesuaikan
dengan sesuai dengan kebutuhan spesifik pelanggan. Hal ini
dilengkapi produk, peralatan, teknologi, dan layanan oleh
personil yang sangat terlatih dan berkualitas.
4.3FESTRONIK
Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI
Nomor P.4/MENLHK/SETJEN/KUM.1/1/2020 Tentang
Pengangkutan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun pada Bab
IV membahas tentang Fetronik Pengangkutan Limbah B3 dalam
beberapa pasal, antara lain:
1. Pasal 18
(1) Pengangkutan Limbah B3 wajib disertai dengan
Festronik.
(2) Festronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
digunakan oleh:
a. Pengangkut Limbah B3; dan
b. Penghasil Limbah B3, Pengumpul Limbah B3,
Pemanfaat Limbah B3, Pengolah Limbah B3,
dan/atau Penimbun Limbah B3.
(3) Penggunaan Festronik oleh Pengangkut Limbah B3
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dilakukan
dengan mengisi data Limbah B3 yang diangkut.
(4) Penggunaan Festronik oleh Penghasil Limbah B3,
Pemanfaat Limbah B3, Pengolah Limbah B3, Pengumpul
Limbah B3, dan/atau Penimbun Limbah B3
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b untuk
melakukan konfirmasi terhadap data yang diisi oleh
Pengangkut Limbah B3 sebagaimana dimaksud pada
ayat (3).
(5) Dalam hal pengangkutan Limbah B3 dilakukan secara
multimoda, pengisian data Limbah B3 yang diangkut
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan oleh
Pengangkut Limbah B3 yang mengangkut Limbah B3
pertama.
(6) Festronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diisi
secara daring pada laman http://festronik.menlhk.go.id.
2. Pasal 19
Kewajiban menggunakan Festronik sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 18 dikecualikan terhadap:
a. pengangkutan Limbah B3 oleh Penghasil Limbah B3 yang
dilakukan dalam wilayah kerja usaha dan/atau kegiatan yang
sama dan melewati jalan umum;
b. pengangkutan Limbah B3 untuk kegiatan ekspor; dan
c. pengangkutan Limbah B3 untuk tujuan penelitian.
3. Pasal 20
(1) Pengangkut Limbah B3, Penghasil Limbah B3, Pemanfaat
Limbah B3, Pengolah Limbah B3, Pengumpul Limbah B3,
dan/atau Penimbun Limbah B3 sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 18 ayat (2) harus melakukan pendaftaran pada
laman http://festronik.menlhk.go.id untuk dapat mengakses
Festronik.
(2) Pendaftaran bagi Penghasil Limbah B3 sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus disertai dengan dokumen:
a. Formulir pendaftaran Festronik;
b. Akta pendirian badan usaha; dan
c. Surat kuasa penunjukan administrator Festronik, untuk
pendaftaran administrator Festronik yang merupakan
pihak selain sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Pendaftaran bagi Pemanfaat Limbah B3, Pengolah Limbah
B3, Pengumpul Limbah B3, dan/atau Penimbun Limbah B3
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disertai dengan
dokumen:
a. Formulir pendaftaran Festronik;
b. Akta pendirian badan usaha;
c. Salinan izin Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan
Pemanfaatan Limbah B3, izin Pengelolaan Limbah B3
untuk kegiatan Pengolahan Limbah B3, dan/atau izin
Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan Penimbunan
Limbah B3; dan
d. Surat kuasa penunjukan administrator Festronik, untuk
pendaftaran administrator Festronik yang merupakan
pihak selain sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(4) Formulir pendaftaran Festronik sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf a dan ayat (3) huruf a disusun dengan
menggunakan format sebagaimana tercantum dalam
Lampiran IV yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini
4. Pasal 21
(1) Terhadap permohonan pendaftaran Festronik sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1), Menteri menugaskan
Direktur Jenderal untuk melakukan validasi.
(2) Validasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
dilakukan untuk memastikan kesesuaian dokumen dengan
persyaratan permohonan pendaftaran Festronik sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2) dan ayat (3).
(3) Dalam hal hasil validasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) menyatakan:
a. Dokumen sesuai, Direktur Jenderal menerbitkan nama
pengguna dan kata sandi akun Festronik; atau
b. Dokumen tidak sesuai, Direktur Jenderal menerbitkan
penolakan permohonan pendaftaran Festronik.
5. Pasal 22
Direktur Jenderal berwenang untuk membekukan akun
Festronik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (3) huruf
a jika:
a. Hasil pengawasan menunjukkan Pengangkut Limbah B3,
Pemanfaat Limbah B3, Pengolah Limbah B3, Pengumpul
Limbah B3, dan/atau Penimbun Limbah B3 terbukti
melakukan pelanggaran ketentuan Peraturan Perundang-
undangan di bidang Pengelolaan Limbah B3; dan
a. merupakan permintaan Pengangkut Limbah B3, Pemanfaat
Limbah B3, Pengolah Limbah B3, Pengumpul Limbah B3,
dan/atau Penimbun Limbah B3 sebagaimana dimaksud
dalam huruf a.
4.4 TINDAKAN MENGURANGI LIMBAH B3