Anda di halaman 1dari 11

KASUS PEMBAKARAN LIMBAH MEDIS

RSUD BANGLI

MAKALAH
Diajukan kepada Guntur Trimulyono.S.Si.,M.Sc. untuk memenuhi
Tugas Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan

Oleh :

Atha Aurelia Alora Asis (19030234004)


Gladys Javani (19030234014)
Putri Amalia (19030234024)
Dhea Anggraini Putri (19030234065)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN KIMIA
PRODI KIMIA
KA 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur peniliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat, hidayah, serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah dengan judul “Kasus Pembakaran Limbah Medis RSUD
Bangli ”. Makalah ini disusun dan diajukan kepada Dosen Guntur
Trimulyono.S.Si.,M.Sc. Sebagai pemenuhan Tugas Konservasi Sumber Daya
Alam dan Lingkungan.
Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan
dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karenanya kami dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik guna
memperbaiki penulisan makalah selanjutnya.
Semoga makalah yang kami susun ini akan bermanfaat bagi semua pihak.
Amin

Surabaya, 1 Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2

1.3 Tujuan ............................................................................................................ 2

1.4 Manfaat .......................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 4

2.1 Kasus Pembakaran Limbah Medis RSUD Bangli ......................................... 4

2.2 Permasalahan Kasus ...................................................................................... 4

2.3 Paradigma Etika ............................................................................................ 5

2.4 Penanggulangan Kasus .................................................................................. 5

BAB III PENUTUP ................................................................................................ 7

3.1 Kesimpulan .................................................................................................... 7

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kekayaan
sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang cukup besar.
Dengan melimpahnya sumber daya alam maupun sumber daya manusia
menyebabkab adanya masalah lingkungan. Masalah lingkungan erat sekali
hubungannya dengan dunia kesehatan. Untuk mencapai kondisi
masyarakat yang sehat diperlukan lingkungan yang baik pula. Dalam hal
ini rumah sakit sebagai sarana kesehatan harus pula memperhatikan
keterkaitan tersebut. Dilain pihak, rumah sakit juga dapat dikatakan
sebagai pendonor limbah karena buangannya berasal dari kegiatan medis
maupun non-medis yang bersifat berbahaya dan beracun.
Rumah sakit sebagai sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan
upaya pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan rawat jalan, rawat
inap, pelayanan gawat darurat, pelayanan medik, dan pelayanan non medik
yang dalam melakukan proses kegiatan tersebut akan menimbulkan
dampak positif dan negatif. Oleh karena itu perlu upaya penyehatan
lingkungan rumah sakit yang bertujuan untuk melindungi masyarakat dan
petugas rumah sakit akan bahaya pencemaran lingkungan yang bersumber
dari limbah rumah sakit.
Pengelolaan limbah medis yang kurang baik dapat membahayakan
masyarakat, misalnya di RSUD Bangli, dimana kurangnya efektivitas
pengelolaan limbah medis mempengaruhi kualitas lingkungan sekitar,
terutama kualitas kesehatan warga yang tinggal di sekitarnya maupun
mutu kesehatan pasien di rumah sakit tersebut. Kasus di daerah Bangli
yaitu pembakaran limbah medis yang dilakukan oleh rumah sakit umum
berdampak buruk terhadap masyarakat sekitar. Kepulan asap hitam dan
disusul dengan debu yang berjatuhan di areal pemukiman membuat
masyarakat terkadang mengunci putra-putri mereka di kamar agar tidak

1
menghirup asap ataupun debu yang berjatuhan akibat adanya pembakaran
limbah..limbah padat medis yang meliputi limbah padat bekas pakai pasien
dan bahan berbahaya dan beracun (B3). Hal ini terjadi antara lain karena
pembakaran yang dilakukan dengan insenerator tidak sempurna.
Pembakaran yang tidak sempurna ini akan menghasilkan abu hasil
pembakaran yang mempunyai kadar logam berat yang cukup tinggi karena
abu tersebut mengandung unsur-unsur kimia dan logam sehingga tidak
terjadisublimasi. Berdasarkan uji laboratorium terhadap abu hasil
pembakaran limbah medis menunjukkan tingginya kandungan logam berat
dalam abu hasil pembakaran.
Dari latar belakang tersebut, kami ingin menyusun makalah dengan
mengangkat judul “Kasus Pembakaran Limbah Medis RSUD Bangli”

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang menyebabkan timbulnya Kasus Pembakaran Limbah
RSUD Bangli?
2. Bagaimana kasus Pembakaran Limbah Medis RSUD Bangli terjadi?
3. Apakah dampak dari Pembakaran Limbah Medis RSUD Bangli?
4. Bagaimana solusi dalam mengatasi kasus Pembakaran Limbah
Medis RSUD Bangli?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui menyebabkan timbulnya Kasus Pembakaran
Limbah RSUD Bangli
2. Untuk mengetahui kasus Pembakaran Limbah Medis RSUD Bangli
terjadi
3. Untuk mengetahui dampak dari Pembakaran Limbah Medis RSUD
Bangli
4. Untuk mengetahui solusi dalam mengatasi kasus Pembakaran
Limbah Medis RSUD Bangli

2
1.4 Manfaat
1. Bagi penulis :
Diharapkan dengan makalah ini dapat memberikan
wawasan baru tentang bagaimana cara mengolah limbah medis
yang baik tanpa menimbulkan pencemaran.
2. Bagi mahasiswa :
Makalah ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan bagi
mahasiswa dalam mencari sumber referensi sebuah penelitian,
serta menambah pengetahuan kepada mahasiswa tentang
pentingnya mengolah limbah medis yang mengndung B3 yang
tidak berdampak pada lingkungan.
3. Bagi masyarakat :
Makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi
tentang kasus Pembakaran Limbah Medis RSUD Bangli sehingga
diharapkan masyarakat dapat berperan dalam pengelolahan limbah
dengan baik untuk kedepannya.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kasus Pembakaran Limbah Medis RSUD Bangli


Pada tahun 2011 di daerah Bangli terdapat pembakaran limbah medis yang
dilakukan oleh rumah sakit umum yang berdampak buruk terhadap masyarakat
sekitar. Kepulan asap hitam dan disusul dengan debu yang berjatuhan di area
pemukiman membuat masyarakat terkadang mengunci putra putri mereka di
kamar agar tidak menghirup asap ataupun debu yang berjatuhan akibat adanya
pembakaran limbah.

Mesin incinerator yang digunakan untuk melakukan pembakaran jaraknya


juga sangat dekat dengan pemukiman warga sekitar 3 meter dan bau yang
ditimbulkan oleh asap dan debu hasil pembakaran sangatlah menyengat sehingga
warga tidak dapat melakukan aktivitas di pekarangan/halaman rumah serta tidak
jarang pula debu-debu hasil pembakaran yang berupa gumpalan-gumpalan hitam
mengotori lingkungan termasuk jemuran warga.

Limbah Bahan berbahaya dan beracun adalah zat energi dan/atau


komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan dan/atau merusak
lingkungan hidup dan/atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta
kelangsungan hidup manusia dan makhluk lain. Dampak yang ditimbulkan oleh
polusi udara akibat limbah B3 dapat berakibat fatal bagi kesehatan maupun
tanaman.

2.2 Permasalahan Kasus


Dalam hal ini pihak rumah sakit tidak menjalankan AMDAL (Analisis
mengenai Dampak Lingkungan). Terdapat beberapa kriteria dalam analisis
dampak lingkungan (AMDAL) diantaranya dalam UU. No 32 tahun 2009:

a. Besarnya jumlah penduduk yang akan terkena dampak rencana usaha


dan/atau kegiatan

4
b. Luas wilayah penyebaran dampak
c. Intensitas dan lamanya dampak tersebut berlangsung

Berdasarkan kriteria AMDAL diatas, dapat dilihat bahwa pihak rumah


sakit mengabaikan dampak-dampak yang terjadi dari pembakaran limbah rumah
sakit sehingga mengakibatkan adanya pihak yang dirugikan oleh kegiatan
pembakaran limbah yakni masyarakat sekitar. Luas penyebaran dampak dari
pembakaran juga tidak diperhitungkan dengan baik dimana pihak rumah sakit
meletakkan mesin pembakar yang jaraknya sangat dekat dengan pemukiman. Dari
pihak rumah sakit juga tidak merespon pengaduan yang dilakukan masayarakat
terhadap pencemaran pembakaran limbah.

2.3 Paradigma Etika


Kasus ini dapat dimasukkan dalam kategori etika Antroposentrisme,
dimana yang memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta. RSUD
Bangli tidak mempedulikan pengaruh lingkungan terhadap perilaku mereka
dengan membakar limbah medis yang termasuk B3. Tidak hanya lingkungan,
mereka juga tidak mempedulikan pengaruh pada masyarakat. Mereka memandang
bahwa alam hanya sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan
manusia. Jadi, nilai tertinggi adalah manusia dan kepentingannya.

2.4 Penanggulangan Kasus


Untuk mengurangi bahaya dari dampak yang ditimbulkan, maka perlu
upaya penanganan terkait pembakaran limbah medis yang dilakukan oleh pihak
RSUD Bangli. Berikut upaya penanganan yang dapat mengurangi dampak akibat
pembakaran limbah medis:
1. Mesin incinerator rumah sakit harus memenuhi persyaratan teknis yang
terdapat pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.56
Tahun 2015 seperti adanya wet scrubber (pengontrol polusi udara) dan
cerobong dengan tinggi lebih dari 14 meter dari permukaan tanah

5
2. Untuk mengurangi pencemaran udara pada asap dan debu yang
ditimbulkan, mesin incinerator harus dilengkapi dengan pollution control
berupa cyclone (udara berputar) atau bag filler (penghisap debu).
3. Hasil pembakaran berupa residu serta abu yang dikeluarkan dari
incinerator dapat ditimbun dilahan yang rendah. Sedangkan gas/partikulat
dikeluarkan melalui cerobong setelah melalui sarana pengolah pencemar
udara yang sesuai
4. Disekitar bangunan incinerator harus ditanam pohon peneduh setinggi 4
meter, tujuannya untuk mengikat CO2 yang keluar dari mesin incinerator

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam kasus “Pembakaran Limbah Medis RSUD Bangli” ini termasuk
pelanggaran etika lingkungan Antroposentrisme, dimana memandang manusia
sebagai pusat dari sistem alam semesta sebagai perusak lingkungan ini. Manusia
memandang bahwa alam hanya sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan dan
kepentingan manusia. Permasalahan dari kasus ini adalah karena mesin
incinerator tidak memenuhi kriteria yang diharuskan. Untuk mengatasinya perlu
dilakukan perbaikan pada mesin incinerator agar limbah yang dihasilkan tidak
mencemari lingkungan dan masyarakat sekitar.

7
DAFTAR PUSTAKA

Bagus, Trisaksono. 2002. Pengelolaan dan Pemanfaatan Sampah Menggunakan


Teknologi Incinerator. Jurnal Terknologi Lingkungan. 19-20.

Hadiwijaya, Andri, dkk. 2009. Penggunaan Incinerator Dalam Limbah Rumah


sakit. Banjarbaru: Universitas Lambung Mangkurat.

https://www.nusabali.com/berita/24253/kelola-sampah-medis-rsud-bangli-
gandeng-pihak-ketiga (diakses pada 01 Maret 2020).

Rachmadiarti, Fida, dkk. 2017. Konservasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan.
Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai