Dosen Pengampu :
Bu Zulfia Maharani, ST., M.Si.
Pak Syarifuddin, SKM., M.Kes.
Disusun Oleh :
Kelompok 3 - 2D3B
1. Muhammad Aditya Nugroho (p21345121046)
2. Muhammad Ryan Rifa’i (p21345121048)
3. Nindya Tri Ambarwati (p21345121057)
4. Nisa Fauzana (p21345121058)
5. Septia Wati (p21345121068)
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2
3.1 Kesimpulan................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................10
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Limbah adalah sisa atau buangan dari suatu usaha atau kegiatan manusia. Limbah
merupakan bahan buangan yang tidak terpakai yang berdampak negatif jika tidak dikelola
dengan baik. Secara garis besar limbah medis yang dihasilkan sarana pelayanan kesehatan,
baik rumah sakit, puskesmas, atau sarana lain yang terdiri dari limbah yang diproduksi dari
beberapa tindakan seperti hasil suatu diagnosis, pengujian biologis, hasil benda tajam, atau
buangan limbah hasil suatu kegiatan (Asmadi, 2013).
Limbah cair adalah cairan buangan yang berasal dari rumah tangga, perdagangan,
perkantoran, industri maupun tempat-tempat umum lainnya yang biasanya mengandung
bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan kesehatan atau kehidupan manusia serta
mengganggu kelestarian lingkungan hidup. Limbah cair terdiri dari bahan kimia organik dan
anorganik dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, limbah dapat berdampak negatif
terhadap lingkungan, terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan
terhadap limbah.
Indikasi pencemaran oleh limbah cair dapat diketahui melalui pengamatan secara visual
maupun pengujian. Perubahan yang paling umum terjadi adalah perubahan pH (derajat
keasaman). Air secara normal memiliki pH dengan kisaran 6,5 - 7,5 pH apabila tidak
memenuhi baku mutu dapat mengubah kualitas air dan mengganggu keberlangsungan hidup
organisme di dalamnya. Kemudian, air dapat diindikasikan tercemar apabila terjadi
perubahan warna, bau dan rasa. Selain itu, indikasi pencemaran air dapat dapat dilihat dari
timbulnya endapan, koloid dan bahan terlarut dalam bentuk padatan (Wardana, 1999).
1.2 Rumusan Masalah
1. Menambah wawasan penulis dan pembaca materi mata kuliah Pengolahan Limbah
Cair tentang Pengertian, Sumber dan Karakteristik Limbah Cair.
2. Memenuhi tugas mata kuliah Pengolahan Limbah Cair untuk membuat makalah
tentang Pengertian, Sumber dan Karakteristik Limbah Cair.
1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Limbah Cair
Menurut Rustama et al. (1998), limbah cair merupakan sisa buangan hasil suatu proses
yang sudah tidak dipergunakan lagi, baik berupa sisa industri, rumah tangga, peternakan,
pertanian, dan sebagainya. Komponen utama limbah cair adalah air, sedangkan komponen
lainnya adalah bahan padat yang bergantung asal buangan tersebut. Sesuai dengan sumbernya
maka limbah cair memiliki komposisi yang sangat bervariasi dari setiap tempat dan proses.
Menurut Sirait et al. (2008), secara garis besar zat-zat yang terkandung dalam limbah cair
dapat dikelompokkan menjadi organik dan anorganik. Bahan organik yang terdapat dalam
limbah cair adalah protein, karbohidrat, lemak, amoniak, senyawa nitrit dan nitrat, dan asam-
asam organik. Sedangkan, bahan anorganiknya adalah butiranbutiran, garam-garam, dan
logam-logam. Karena kontaminan utama limbah cair rumah makan seluruhnya berasal dari
bahan makanan, proses memasak, dan tahap pembersihan peralatan, dan dari toilet, maka
komponen limbah rumah makan terutama berupa bahan-bahan organik dan bahan pencuci,
yaitu sabun/deterjen.
Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan rumah
sakit, yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun, dan radioaktif
yang berbahaya bagi kesehatan (Depkes, 2006). Limbah cair rumah sakit umumnya
mengandung senyawa polutan organik yang cukup tinggi dan dapat diolah dengan proses
pengelolaan secara biologis, baik yang berasal dari buangan domestik maupun buangan
limbah medis klinis. Sementara itu, untuk limbah yang berasal dari laboratorium biasanya
banyak mengandung logam berat dan bila dialirkan ke dalam pengolahan secara biologis
2
akan menganggu proses pengelolaan. Limbah ini harus dipisahkan dan ditampung kemudian
diolah secara kimia-fisika baru dialirkan bersama-sama dengan limbah cairan lainnya dan
diolah dengan pengelolaan biologis.
Adapun pengertian limbah cair menurut para ahli yaitu :
1. Suharto (2010)
Pengertian limbah cair adalah sistem pengelolaan atau teknik mengatasi limbah air
secara umum dibagi menjadi tiga metode atau jenis pengolahan, yaitu pengolahan
alam fisika, kimia, dan biologi.
2. Imam (2022)
Limbah cair adalah bagian daripada limbah yang terlarut di dalam air, limbah ini
selalu mengalir selayaknya air yang mengalir ke tempat dataran tinggi ke dalam
dataran rendah. Karena kondisinya seperti hal itu, umumnya limbah cair dapat
berbahaya bagi kehidupan manusia karena air menjadi eleman utama yang selalu
dibutuhkan untuk bertahan hidup.
2.2 Sumber Limbah Cair
3
2.3 Karakteristik Limbah Cair
Karakteristik air limbah cair dapat diketahui menurut sifat-sifat dan karaktersitik fisika,
kimia dan biologis.Dalam menentukan karakteristik limbah cair, ada tiga (3) sifat yang harus
diketahui, yaitu :
1. Karakteristik Fisika
Karakteristik fisika ini terdiri dari beberapa parameter, diantaranya :
a. Total Solid (TS)
Merupakan padatan di dalam air yang terdiri dari bahan organik maupun
anorganik yang larut, mengendap, atau tersuspensi dalam air.
b. Total Suspended Solid (TSS)
Merupakan jumlah berat dalam mg/l kering lumpur yang ada di dalam
air limbah setelah mengalami penyaringan dengan membran berukuran 0,45
mikron (Sugiharto, 1987). Total Suspended Solid atau Padatan tersuspensi
adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut dan tidak
dapat langsung mengendap, terdiri dari partikel-partikel yang ukuran maupun
beratnya lebih kecil dari sedimen.
c. Warna
Pada dasarnya air bersih tidak berwarna, tetapi seiring dengan waktu
dan meningkatnya kondisi anaerob, warna limbah berubah dari yang abu–abu
menjadi kehitaman.Warna dalam air disebabkan adanya ion-ion logam besi
dan mangan (secara alami), humus, plankton, tanaman air dan buangan
industri.Warna air dibedakan atas dua macam, yaitu :
Warna sejati (true collor) yang diakibatkan oleh bahan-bahan terlarut.
4
Warna semu (apparent collor) yang selain disebabkan oleh bahan-bahan
terlarut, juga karena bahan-bahan tersuspensi, termasuk diantaranya yang
bersifat koloid.
d. Kekeruhan
Kekeruhan disebabkan oleh zat padat tersuspensi, baik yang bersifat
organik maupun anorganik yang mengapung dan terurai dalam air. Kekeruhan
menunjukan sifat optis air, yang mengakibatkan pembiasan cahaya kedalam
air. Kekeruhan membatasi masuknya cahaya dalam air
e. Temperatur
Merupakan parameter yang sangat penting dikarenakan efeknya
terhadap reaksi kimia, laju reaksi, kehidupan organisme air dan penggunaan
air untuk berbagai aktivitas sehari – hari. Naiknya suhu atau temperatur air
akan menimbulkan akibat berikut :
Menurunnya jumlah oksigen terlarut dalam air.
Meningkatkan kecepatan reaksi kimia.
Mengganggu kehidupan organisme air.
f. Bau
Disebabkan oleh udara yang dihasilkan pada proses dekomposisi
materi atau penambahan substansi pada limbah. Sifat bau limbah disebabkan
karena zat-zat organik yang telah berurai dalam limbah dan mengeluarkan gas-
gas seperti sulfide atau amoniak yang menimbulkan penciuman tidak enak.
Hal ini disebabkan adanya pencampuran dari nitrogen, sulfur dan fosfor yang
berasal dari pembusukan protein yang dikandung limbah. Pengendalian bau
sangat penting karena terkait dengan masalah estetika.
g. Minyak dan Lemak
Minyak dan lemak yang mencemari air sering dimasukan ke dalam
kelompok padatan, yaitu padatan yang mengapung di atas permukaan air.
Minyak dan lemak merupakan bahan organis bersifat tetap dan sukar diuraikan
oleh bakteri. Karena berat jenisnya lebih kecil dari pada air maka minyak
tersebut membentuk lapisan tipis di permukaan air dan menutup permukaan
yang mengakibatkan terbatasnya oksigen masuk ke dalam air.
2. Karateristik Kimia
5
a. Biological Oxygen Demand (BOD)
Menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh
organisme hidup untuk menguraikan atau mengoksidasi bahan–bahan
buangan di dalam air. Jadi nilai BOD tidak menunjukan jumlah bahan
organik yang sebenarnya, tetapi hanya mengukur secara relativ jumlah
oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan buangan
tersebut. Jika konsumsi oksigen tinggi, yang ditunjukan dengan semakin
kecilnya sisa oksigen terlarut didalam air, maka berarti kandungan bahan
buangan yang membutuhkan oksigen adalah tinggi.
BOD dapat diterima bilamana jumlah oksigen yang akan dihabiskan
dalam waktu lima hari oleh organisme pengurai aerobik dalam suatu
volume limbah pada suhu 200C. Hasilnya dinyatakan dengan ppm.
b. Chemical Oxygen Demand (COD)
COD Merupakan jumlah kebutuhan oksigen dalam air untuk proses
reaksi secara kimia guna menguraikan unsur pencemar yang ada. COD
dinyatakan dalam ppm (part per milion) atau ml O2/ liter.(Alaerts dan
Santika, 1984). Pengukuran kekuatan limbah dengan COD adalah bentuk
lain pengukuran kebutuhan oksigen dalam air limbah. Pengukuran ini
menekankan kebutuhan oksigen akan kimia dimana senyawa-senyawa yang
diukur adalah bahan-bahan yang tidak dapat dipecah secara biokimia.
Angka COD merupakan ukuran bagi pencemaran air oleh zat
anorganik. Dalam laboratorium, pengukuran COD dilakukan sesaat dengan
membuat pengoksidasi K2Cr2O7 yang digunakan sebagi sumber oksigen.
7
Logam ini bersifat lunak, ductile, berwarna putih seperti putih perak.
Prinsip utama dalam penggunaan cadmium adalah sebagai bahan
”stabilisasi” sebagai bahan pewarna dalam industri plastik dan pada
elektroplating. Namun sebagian besar dari substansi logam cadmium ini
juga digunakan pada baterai.
Keracunan yang diakibatkan oleh Cd dapat bersifat akut dan
kronis.Keracunan akut oleh logam Cd menimbulkan penyakit paru-
paru. Sedangkan keracunan kronik yang diakibatkan logam Cd adalah
kerusakan pada banyak sistem fisiologis tubuh.
3. Karakteristik Biologi
Karakteristik biologi digunakan untuk mengukur kualitas air terutama air
yang dikonsumsi sebagai air minum dan air bersih. Parameter yang biasa
digunakan adalah banyaknya mikroorganisme yang terkandung dalam air
limbah.
8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan rumah
sakit, yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia beracun, dan radioaktif
yang berbahaya bagi kesehatan (Depkes, 2006).
Limbah cair adalah bagian daripada limbah yang terlarut di dalam air, limbah ini selalu
mengalir selayaknya air yang mengalir ke tempat dataran tinggi ke dalam dataran rendah.
Karena kondisinya seperti hal itu, umumnya limbah cair dapat berbahaya bagi kehidupan
manusia karena air menjadi eleman utama yang selalu dibutuhkan untuk bertahan hidup.
Limbah ini harus dipisahkan dan ditampung kemudian diolah secara kimia-fisika baru
dialirkan bersama-sama dengan limbah cairan lainnya dan diolah dengan pengelolaan
biologis.
9
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/4311/2/BAB%20II%20fix.pdf
http://eprints.polsri.ac.id/4141/3/BAB%20II%20Fixx.pdf
http://eprints.polsri.ac.id/4141/3/BAB%20II%20Fixx.pdf
10