Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Dasar gagasan atau latar belakang


Lidah buaya (Aloe Vera ) adalah salah satu tanaman obat tradisional yang termasuk ke
dalam suku Liliceae, sering ditanam dalam pot atau halaman rumah hanya saja khasiatnya
belum digunakan secara optimal, padahal lidah buaya ini memiliki kandungan berbagai macam
zat aktif yang dapat menyembuhkan penyakit. Khasiatnya sebenarmya sangat beragam mulai
dari menyehatkan rambut, mengobati luka bakar, hingga aneka minuman sari lidah buaya
(Fumawanthi. 2003).
Lidah buaya merupakan tanaman sukulen tahunan, daunnya berdaging tebal dan banyak
mengandung lendir atau gel. Batang tananan lidah buaya berserat atau berkayu. Pada umumnya
sangat pendek dan hampir tidak terlihat karena tertutup oleh daun yang rapat dan sebagian
terbenam di dalam tanah. Daun lidah buaya berbentuk tombak dengan helaian memanjang,
berdaging tebal, tidak bertulang, berwarna hijau keabu-abuan, dan memiliki lapisan lilin
dipermukaan. Berdasarkan catatan sejarah, tanaman lidah buaya berasal dari Afrika yaitu
Mediterania, masuk ke Indonesia oleh para pedagang China. Tanaman ini dapat tumbuh di
daerah panas maupun dingin, dan di dataran tinggi maupun rendah. Daerah pembudidayaan
tanaman lidah buaya umumnya ada di berbagai tempat di Indonesia, namun yang terbesar
adalah di Pontianak, Kalimantan Barat. Di daerah tersebut lidah buaya menjadi komoditas
agribisnis unggulan karena diolah secara beragam dan memiliki banyak penggemar. Hampir
sebanyak 80% hasil panen dipasok untuk memenuhi kebutuhan industri lokal, sedangkan
selebihnya diekspor. Wong Coco, salah satu produsen aneka olahan minuman juga memperoleh
bahan baku dari daerah tersebut.
Keistimewaan lidah buaya ini terletak pada gel-nya yang dapat membuat kulit tidak
cepat kering dan selalu kelihatan lembab, hal ini dikarenakan adanya senyawa lignin dan
polisakarida yang memberi kemampuan untuk menembus kulit secara baik sekaligus sebagai
media pembawa zat nutrisi kulit, tingkat kadar keasaman (PH) yang sama dengan kulit manusia
membuat lidah buaya aman digunakan sebagai kosmetik kulit. Kandungan senyawa kimia
pelepah lidah buaya lebih dari 200 jenis. Bagian terbesar kandungan gel lidah buaya adalah air
(98,5%), karbohidrat (0,3%), asam amino, lipid, sterol, tanin, dan beberapa enzim. Asam amino
yang terkandung didalamnya dapat membantu perkembangan sel-sel baru, sekaligus
menghilangkan sel-sel yang telah mati. Selain itu, gel yang terkandug dalam lidah buaya
mengandung Aloectin B yang berguna sebagai pelindung luka dan mempercepat tingkat
penyembuhan sehingga banyak digunakan untuk mengobati luka bakar. Menurut seorang
pengamat makanan kesehatan (suplemen), Dr. Freddy Wilmana, MFPM, Sp. FK, Aloe vera
mengandung 72 jenis zat yang diperlukan oleh tubuh dan 18 diantaranya adalah asam amino,
karbohidrat, lemak, air, vitamin, mineral, enzim, hormon, dan zat golongan obat lain seperti
antibiotik, antiseptik, antibakteri, antikanker, antivirus, antijamur, antiinfeksi, antiperadangan,
antipembengkakan, antiparkinson, antiaterosklerosis , serta antivirus yang resisten terhadap
antibiotik.
Manfaat produk yang dihasilkan dari lidah buaya dapat berupa shampo, pasta gigi,
makanan, dan aneka macam kosmetik lainnya bahkan ada yang dijual dalam bentuk minuman
sari lidah buaya dan koktail. Kegunaannya bagi kesehatan manusia antara lain untak mengobati
sakit kepala pusing, sembelit, luka bakar/ infeksi, kejang pada anak, kurang gizi, batuk rejan,
muntah darah, kencing manis, wasir, peluruh haid dan penyubur rambut.
Melihat manfaat yang begitu besar tersebut tidak salah jika lidah buaya mampu menjadi
tanaman unggulan di Kalimantan Barat knususnya Pontianak. Namun, pemanfaatannya
kebanyakan hanya berfokus pada penggunaan daging buah, dan untuk kulit masih menjadi
limbah. Tetapi sebenarnya untuk kulit lidah buaya juga bisa di manfaatkan sebagai bahan
pangan berupa teh lidah buaya., sehingga dalam hal ini dapat memanfaatkan limbah yang tidak
digunakan menjadi alternative pangan yang bernilai ekonomis. Teh lidah buaya merupakan
bentuk olahan dari kulit lidah buaya yang dapat di sedu seperti meminum teh dari daun teh. Teh
lidah buaya memiliki khasiat untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap beberapa jenis
penyakit, menghilangkan stres, menyembuhkan sakit pencernaan, menurunkan berat badan dan
mengeluarkan sisa zat kimia dari tubuh. Antioksidan yang terkandung dalam teh lidah buaya
pun tinggi sehingga produk teh lidah buaya akan sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan
dan mengobati penyakit.
Di Jawa, pembudidayaan lidah buaya bisa dikatakan tidak sebesar seperti di Pontianak
sehingga peluang usaha teh lidah buaya sangat besar. Dari uraian tersebutlah penulis tertarik
untuk mencoba memanfaatkan kulit daun lidah buaya sebagai minuman teh berkhasiat tinggi,
karena selain masih minimnya pesaing dan sifat masyarakat saat ini yang cenderung menyukai
produk terobosan baru, produk teh lidah buaya ini berpeluang untuk semakin memperkenalkan
lidah buaya sebagai tanaman obat bernilai tinggi.
B. Nama dan Alamat Perusahaan

Nama Perusahaan : PT Aloe Green


Alamat Perusahaan : Sukajadi, Bandung

C. Bidang Usaha
Bidang usaha yang saya usulkan yaitu bidang makanan kesehatan

D. Bentuk Perusahaan
Bentuk usaha yang kami usulkan yaitu usaha produksi dan pemasaran teh lidah buaya
(Aloevera) sebagai sarana peningkatan pendapatan dan mutu kesehatan masyarakat.
BAB II
PROFIL USAHA

A. Aspek Teknis Operasi


1. Sifat Proyek
Bergerak dalam bidang makanan kesehatan
2. Jenis dan Jumlah Usaha
Jenis usaha yakni menyediakan teh lidah buaya untuk menurunkan berat badan

3. Lokasi dan Bangunan


Lokasi yang dipilih adalah daerah Sukajadi, Kota Bandung Jawa Barat. Lokasi
tersebut dipilih pertimbangan di daerah tersebut merupakan kawasan Rumah Sakit
Hasan Sadikin. Bangunan yang digunakan merupakan bangunan permanen.
4. Mesin dan Peralatan
Peralatan dan sarana dibutuhkan untuk usaha pengembangan dan pemasaran
produk teh dan Aloe vera adalah:
Alat pemilihan bahan baku dan pencucian
 Ember
 Nampan
 Pisau
 Serbet tangan
 Baskom
Alat pengeringan
 Sinar matahari
Alat pengemasan teh
 Sendok
 Timbangan analitik
Alat pengujian
 Dispenser
 Galon
 Gelas
 Cangkir
 Sendok teh
5. Layout Proses

6. Proses Produksi
Proses pembuatan teh dari kulit lidah buaya sendiri terbilang mudah karena tidak
memerlukan waktu yang lamadan hasil produk pun tahan lama seperti layaknya teh
tubruk lain. Adapun langkah-langkah pembuatan teh berbahan kulit lidah buaya sebagai
berikut:
1. Kulit daun lidah buaya dicuci hingga bersih untuk kemudian ditiriskan
2. Kulit daun lidah buaya yang sudah dicuci tersebut dipotong kecil-kecil dan dirajang
seperti daun teh.
3. Jemur atau panaskan dibawah terik sinar matahari selama kurang lebih 4 hari atau
lebih sampai mengering
4. Setelah mengering, teh lidah buaya siap untuk di pack ke dalam wadah botol kecil
5. teh lidah buaya siap untuk dipasarkan.
B. Aspek Pemasaran
1. Peluang Pasar
Memiliki peluang yang bagus karena selain menciptakan lapangan kerja baru, teh
lidah budaya yang saya pasarkan memperhatikan sekali pertumbuhan pada tanaman lidah
budayanya sendiri. Kemudian teh lidah budaya ini memiliki fungsi utama untuk menurunkan
berat badan bagi masyarakat yang memiliki berat badan yang berlebih.

2. Daerah Pemasaran
Daerah pemasaran tempat penjualan teh lidah buaya adalah untuk daerah Sukajadi,
Kota Bandung. Semua masyarakat dari berbagai kota pun bisa berkunjung dan menikmati
teh lidah buaya di toko Aloe Green.

3. Pasar Sasaran
Sasaran pemasaran saya adalah untuk semua kalangan baik anak-anak, remaja, dan
orang tua. Terutama untuk masyarakat di sekitar Rumah Sakit Hasan Sadikin dan Mahasiswa
Universitas Pendidikan Indonesia.

4. Volume dan Harga Penjualan


Harga Teh Lidah Buaya tiap kemasan adalah Rp 30.000

5. Persaingan dan Strategi Bersaing


Persaingan yang ada dikarenakan banyaknya penjual teh pelangsing yang
menjanjikan penurun berat badan secara cepat tetapi bahan yang digunakan bukan dari
bahan alam. Namun sebagai strategi bersaing maka Toko Aloe Green mempromosikan
teh lidah buaya dalam media koran, siaran radio, iklan di televisi, sosial media. Selain itu
toko saya juga menyebar ballpoint yang bertuliskan ‘Toko Aloe Green, Teh Lidah Buaya’
yang berfungsi mempromosikan produk saya
C. Aspek Manajemen
1. Kepemilikan
Perusahaan ini adalah milik Radika Florenjani

2. Struktur Organisasi

3. Tim Manajemen
 Pemilik bertugas untuk mengkoordinasikan dan mengendalikan perusahaan di
bidang produksi, gudang, pemasaran dan pengelolaan toko
 Pengelolaan toko bertugas untuk menjaga kasir dan toko serta mengatur keuangan
 Bagian produksi bertugas dalam pembuatan teh lidah buaya
 Bagian gudang bertugas untuk mengecek persediaan barang dan bahan dalam
pembuatan
 Bagian pemasaran bertugas untuk mengelola iklan, online shop dan mengedit
ballpoint atau brosur
D.Aspek Keungan
1. Kebutuhan Dana

Biaya bahan baku Rp. 3.600.000,-


Biaya listrik dan air Rp. 500.000,-
Biaya transportasi Rp. 300.000,-
Biaya pemasaran Rp. 10.000.000.-
Biaya gaji pekerja Rp. 6.000.000,-
Jumlah biaya variabel Rp. 20.400.000,-

2. Sumber Dana
Sumber dana berasal dari dana pribadi sebesar Rp. 100.000.000,-
Yang digunakan sebagai berikut :
 Interior : Rp. 70.000.000,-
 Peralatan pembuatan : Rp. 30.000.000,-

3. Perediksi Pendapatan Per Bulan


Preduksi total pendapatan kotor dari hasil penjualan perbulan sebesar Rp. 90.000.000.-

4. Perediksi Biaya Operasi Per Bulan


Prediksi biaya operasional perbulan sebesar Rp. 30.000.000.-

5. Perediksi Rugi Laba


Laba = Pendapatan – Pengeluaran
= Rp. 90.000.000,- – Rp. 30.000.000,-
= Rp. 30.000.000,-
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teh lidah buaya merupakan teh pelangsing yang terbuat dari kulit lidah buaya yang
dikeringkan di bawah sinar matahari untuk membantu masyarakat menurunkan berat badan dan
untuk menjaga kesehatan

B. Saran
Dengan peluang yang sangat besar, tentunya mempercayakan kami untuk berinvestasi
merupakan pilihan yang tepat atau berkolaborasi dengan pengusaha yang lainnya.

Anda mungkin juga menyukai