Anda di halaman 1dari 40

HUBUNGAN DOSIS EFEK

DAN
HUBUNGAN DOSIS RESPON

OLEH :
FEBRY TALAKUA, ST., MPH
A. PAPARAN DAN DOSIS

1. Pengertian PAPARAN

PAPARAN adalah: Pengalaman yang didapat populasi


atau organisme akibat terkena atau terjadinya kontak
dengan suatu faktor agent potensial yang berasal dari
lingkungan.

Paparan dalam epidemiologi seringkali dibedakan dari


istilah Dosis yang diartikan sebagai jumlah zat yang
masuk atau berada di dalam tubuh organisme.
Jenis paparan dapat dilihati dari :

1. Sifat Pemapar
seperti; zat kimiawi, fisik, dan biologis

2. Sifat Agen
Sifat Agen ini dibagi atas 2 yaitu :
a. Agen Sistemik
Agen yang apabila berhasil memasuki tubuh organisme, dapat
beredar dan menimbulkan efek di seluruh tubuh.

Paparan oleh agen sistemik dibagi menjadi :


1. Paparan eksternal, murni dinyatakan dalam konsentrasi media
2. Paparan eksternal, hanya yang memasuki tubuh
3. Paparan internal, hanya yang diabsorpsi tubuh
4. Paparan internal, pada organ target
b. Agen Lokal.
 Agen yang hanya memberi dampak lokal pada organisme di bagian/organ
target tertentu saja, yakni bagian tubuh yang terpapar. Bagian tubuh
sedemikian antara lain adalah kulit, selaput lender, saluran pernapasan,
saluran pencernaan, mata, dll. contohnya pencemar udara oleh senyawa
seperti Peroxy Acetyl Nitrates (PAN).
 Paparan disini merupakan fungsi dari konsentrasi dalam media atau
konsentrasi ambient, daya larut zat dalam cairan tubuh, dan koefisien difusi
zat tersebut.
 Apabila sifat fisis dari agent dapat dianggap konstan, maka paparan hanya
tergantung pada konsentrasi paparan, durasi eksposur, frekuensi, dan luas
area tubuh yang berkontak dengan agent.
2. Pengertian DOSIS
 Dosis merupakan kadar dari sesuatu (kimiawi, fisik, biologis)
yang dapat mempengaruhi suatu organisme secara biologis;
makin besar kadarnya, makin besar pula dosisnya.

 Di bidang kedokteran, istilah ini biasanya diperuntukkan bagi


kadar obat atau agen lain yang diberikan untuk tujuan terapi.

 Dalam toksikologi, dosis dapat merujuk kepada jumlah agen


berbahaya (seperti racun, karsinogen, mutagen, ataupun
teratogen), yang dipajankan kepada organisme.
 Racun adalah zat atau senyawa yang masuk ke dalam
tubuh dengan berbagai cara yang menghambat respons
pada sistem biologis yang menyebabkan gangguan
kesehatan, penyakit, bahkan kematian.

 Karsinogenikadalah zat atau senyawa yang dapat


menyebabkan kanker.
Biasanya cara kerja karsinogenik adalah dengan merusak
DNA secara langsung, sehingga menyebabkan mutasi.
Kondisi tersebut akan mengganggu proses normal
pembentukan sel, sehingga sel-sel membelah lebih cepat
atau bahkan meningkatkan kemungkinan perubahan DNA.
 Mutagen adalah agen yang diketahui baik secara fisik,
kimia atau biologis menyebabkan mutasi dengan
mengubah genotipe atau ekspresi gen yang menghasilkan
kelainan genetik.

 Teratogen adalah zat atau apapun (obat, zat kimia,


fisik, polutan, virus) yang dalam kehamilan dapat
menyebabkan perubahan bentuk atau fungsi organ dalam
perkembangan janin.
Ada 2 istilah penting yang berkaitan dengan dosis ini
yaitu Intake dan Uptake:

1. Intake : masuknya suatu senyawa ke paru-paru,


organ pencernaan makanan atau jaringan sub kutan
dari hewan, dimana keberadaan dari senyawa ini
ditentukan oleh proses penyerapan.

2. Uptake : penyerapan dari suatu senyawa ke


dalam cairan ekstra seluler.
keberadaan dari senyawa yang diserap akan
ditentukan oleh proses metabolisme.
Dosis terdiri atas :
1. Potensial dose ialah jumlah bahan kimia yang
terpapar/kontak bisa karena tertelan, terhirup,
atau materi dioleskan ke kulit.

2. Applied dose ialah jumlah bahan kimia pada


pelindung penyerapan (kulit, paru, saluran
pencernaan) yang tersedia untuk penyerapan.
3. Internal dose ialah jumlah bahan kimia yang telah diserap
dan tersedia untuk interaksi dengan reseptor biologis.

4. Delivered dose ialah jumlah bahan kimia yang diangkut ke


organ atau jaringan, dan jumlahnya mungkin hanya sebagian
kecil dari dosis internal.

5. Biologys effective dose ialah jumlah yang benar-benar


mencapai sel, situs, atau membrane sel dimana efek
samping terjadi, jumlahnya mungkin hanya merupakan
bagian dari delivered dose.
Paparan berbagai faktor (agent potensial) yang berasal dari
lingkungan dapat diukur dengan 2 cara yaitu :
1. Obyektif , antara lain adalah segala faktor yang bersifat fisis-
kimiawi, seperti : udara, air, tanah, makanan, dsb.
2. Subyektif, antara lain adalah rasa nyaman, rasa bising, rasa
estetika, bau, dll
 Pengukuran Paparan dilakukan atas dasar :

-. waktu,
-. tempat,
-. dosis, dan
-. Konsentrasi.
karena akan menentukan intensitas dampak/efek yang
terjadi.
 Waktu Paparan diartikan Sebagai; lamanya setiap kali terjadi
paparan, sering terjadi paparan, dan interval waktu antara
satu dengan lain paparan.

Misalnya, seorang terpapar insektisida karena bekerja sebagai


penyemprot hama, maka berapa lama ia menyemprot,
seringnya (setiap hari/sekali, seminggu/sebulan sekali) akan
menentukan parahnya paparan.
Jika ia tetap bekerja lagi selama 24 jam setiap hari, maka ia
praktis terkena insektisida secara kontinyu, dan dampaknya
tentu berbeda apabila ia hanya bekerja seminggu sekali.
 Demikian pula dengan dosis atau konsentrasi,
semakin pekat konsentrasi, semakin besar dosis
yang diterima/masuk ke dalam tubuh, semakin
intensif dampak yang akan terjadi.
Tempat Paparan dapat diartikan sebagai lokasi geografis dan
lokasi pada tubuh /badan organisme.
 Lokasigeografis dapat mengungkapkan hubungan paparan
dengan faktor penentu (geografis) yang lain.
Misalnya iklim, pada setiap lokasi geografis akan berbeda,
begitu pula dengan musim.
 Lokasi pada badan organisme, akan menentukan dampak
juga, karena yang mungkin terkena adalah kulit, mata, saraf,
yang tentunya memberi dampak yang berbeda.
B. HUBUNGAN DOSIS-EFEK

 Biasanya semakin tinggi dosis paparan, maka semakin parah/


kuat efek yang ditimbulkan. Hubungan antara dosis dan
tingkat keparahan efek disebut “Hubungan Antara Dosis-
Efek”.

 Hubungan dosis-efek dapat ditentukan secara individu /


kelompok (rerata dosis yang menimbulkan suatu efek).
Hubungan dosis-efek secara individu berbeda dibandingkan
kelompok.
 Manfaat Hubungan Dosis - Efek, yaitu :

1. Memberikan informasi untuk perencanaan penelitian epidemiologi.


2. Membantu memilih efek tepat untuk diteliti.
3. Memberikan informasi efek yang harus dicegah.
4. Digunakan untuk skrining/ penyaringan.
Cara Pengukuran Paparan dan Dosis

Dapat dilakukan dengan 2 cara Pengukuran yaitu :

a. Pengukuran Kualitatif
Pengukuran yang dilakukan dengan melakukan wawancara atau
kuesioner tentang  kebiasaan, kepercayaan, dll. Contohnya pada
penelitian epidemiologis, dimana penyakit telah terjadi dan
ingin mengetahui agen di masa lalu, sebelum menderita
penyakit.
Datanya didapat berdasarkan kuesioner, ataupun wawancara
mendalam.
b. Pengukuran Kuantitatif
Pengukuran kuantitatif dapat disamakan dengan
pemantuan  ataupun sistem pengukuran observasi yang
kontinyu dengan tujuan tertentu. Dalam pengukuran
kuantitatif digunakan peralatan laboratorium/ instrument
yang mempunyai prosedur dan ketelitian dan/atau
spesifikasi tertentu.
 Dalam pengukuran seperti ini ada beberapa hal penting yang harus
diperhatikan, yakni :
 Pengambilan sampel dimana,
 berapa banyak,
 berapa lama,
 ketelitian yang dikehendaki,
 metode,
 prosedur yang digunakan,
 juga tergantung zat/ agent yang akan diukur.
C. HUBUNGAN DOSIS-RESPON
(DOSE RESPONSE RELATIONSHIP).

 Sifatspesifik dan efek suatu paparan secara bersama-


sama akan membentuk suatu hubungan yang lazim
disebut sebagai Hubungan Dosis-Respon.

 Hubungan Dosis-Respon tersebut merupakan konsep


dasar dari toksikologi untuk mempelajari bahan toksik.

 Penggunaanhubungan Dosis-Respon dalam toksikologi


harus memperhatikan beberapa Asumsi Dasar.
 Asumsi Dasar tersebut adalah:

1. Respon bergantung pada cara masuk bahan dan respon


berhubungan dengan dosis.
2. Adanya molekul atau reseptor pada tempat bersama bahan
kimia berinteraksi dan menghasilkan suatu respon.
3. Respon yang dihasilkan dan tingkat respon berhubungan
dengan kadar agen pada daerah yang reaktif.
4. Kadar pada tempat tersebut berhubungan dengan dosis
yang masuk.
 Dari Asumsi Dasar tersebut dapat digambarkan suatu grafik
atau kurva hubungan Dosis-Respon yang memberikan
Asumsi, bahwa :
1. Respon merupakan fungsi kadar pada tempat tersebut.
2. Kadar pada tempat tersebut merupakan fungsi dari dosis.
3. Dosis dan Respon merupakan hubungan kausal.
 Pada kurva Dosis-Respon nampak informasi beberapa
hubungan antara jumlah zat kimia sebagai dosis,
organisme yang mendapat perlakuan dan setiap efek yang
disebabkan oleh dosis tersebut.
 Toksikometrikmerupakan istilah teknis untuk studi dosis-
respon, yang dimaksudkan untuk mengkuantifikasi dosis-
respon sebagai dasar ilmu toksikologi.
Hasil akhir yang dihasilkan dari jenis studi ini adalah nilai
Lethal Dose 50 (LD50) untuk zat kimia.
Definisi LD50 adalah dosis tertentu yang
dinyatakan dalam miligram berat bahan uji per
kilogram berat badan (BB) hewan uji yang
menghasilkan 50 % respon kematian pada
populasi hewan uji dalam jangka waktu
tertentu.

Regulasi: PP No.85 Tahun 1999 menyatakan


bahwa nilai ambang batas LD50 secara oral
adalah 15 mg/kg BB
Pada umumnya, semakin kecil nilai LD50, semakin toksik
senyawa tersebut. Demikian juga sebaliknya, semakin besar
nilai LD50, semakin rendah toksisitasnya.

Penggolongan toksisitas berdasar jumlah besarnya zat kimia


yang menimbulkan bahaya :
1. Sangat toksik ( LD 50 < 1 atau 1 mg/kg BB)
2. Toksik sekali (1-50 mg/kg BB)
3. Toksik (50-500 mg/kg BB)
4. Tidak begitu toksik (0,5-5 g/kg BB)
5. Tidak toksik ( 5-15 g/kg BB)
6. Tidak membahayakan sama sekali (> 15 g/kg BB)
 Penyelidikan hubungan antara dosis atau konsentrasi dan
kerja suatu bahan kimia dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu :
1. Menguji frekuensi efek yang timbul pada satu kelompok
objek percobaan dengan mengubah-ubah dosis (hubungan
dosis-reaksi=dose-respons relationship).
2. Mengubah-ubah dosis, kemudian mengukur intensitas
kerja pada satu objek percobaan (hubungan dosis-
kerja=dose-effect relationship).
 Pada cara yang pertama, jumlah objek percobaan
yang menunjukkan efek tertentu akan bertambah
sampai maksimum, sedangkan pada cara yang
kedua, intensitas efek yang bertambah.
 Perilaku efek suatu bahan kimia digambarkan
sebagai peningkatan dosis akan meningkatkan
efek sampai efek maksimal tercapai.
 Hubungan dosis-respon biasanya berciri kuantitatif dan hal
tersebut yang membedakan dengan paparan dialami, dimana
kita hanya mendapatkan kemungkinan perkiraan dosis.
 Suatu respon dari adanya paparan dapat berupa respon-
respon yang mematikan (lethal response) dan respon yang
tidak mematikan (non-lethal response).
 Bahan kimia dengan tingkat toksisitas rendah memerluikan
dosis besar untuk menghasilkan efek keracunan dan bahan
kimia yang sangat toksik biasanya memerlukan dosis kecil
untuk menghasilkan efek keracunan.
D. KARAKTERISTIK PEMAPARAN

Efek toksik terjadi bila bahan kimia mencapai organ


target pada konsentrasi dan lama waktu yang cukup

Terjadinya Respons Toksik Tergantung dari :


1. Sifat kimia dan fisik bahan toksik
2. Situasi pemaparan, dan
3. Kerentanan sistem biologis dari subjek
Faktor utama yang mempengaruhi toksisitas yang
berhubungan dengan situasi pemaparan terhadap
bahan kimia adalah :

a. Jalur masuk ke dalam tubuh,


b. jangka waktu, dan
c. frekuensi pemaparan.
 JALUR MASUK DAN TEMPAT PEMAPARAN

Jalur utama bahan toksik masuk ke tubuh :


1. Saluran pencernaan (ingesti);
2. Paru-paru (inhalasi);
3. Kulit (topikal) dan
4. Jalur parenteral lain.

 Pemaparan bahan toksik di lingkungan industri lewat inhalasi


dan topical (lewat kulit), sedangkan keracunan akibat
kecelakaan/bunuh diri lewat ingesti oral
JANGKA WAKTU DAN FREKUENSI PEMAPARAN

Empat kategori pemaparan bahan kimia :


1. Akut < 24 jam
2. Sub – akut pemaparan berulang ≤ 1 bulan
3. Sub – kronik pemaparan berulang > 1 - 3 bulan
4. Kronik pemaparan berulang > 3 bulan

Efek toksik setalah pemaparan tunggal berbeda dengan efek pemaparan


berulang.

Ex : Benzene tunggal toksik akut depresi system saraf pusat


Benzene berulang leukemia
E.PRINSIP DOSIS-RESPON DALAM LINGKUNGAN

 Tidak ada zat kimia yang benar-benar aman dan tidak ada zat
kimia yang dianggap benar-benar berbahaya.

 Zat kimia apapun diijinkan untuk bersentuhan dengan suatu


mekanisme biologi, tanpa menimbulkan efek tertentu asalkan
kadar zat kimia tersebut berada dibawah tingkat efektif
minimal.

 Segala zat kimia dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan


jika kadarnya cukup besar.
Dalam praktiknya sangat sulit untuk
mengkuantifikasi dosis dan menentukan
kapan saat berhubungan dengan spesies
(bukan Manusia), bahkan tidak mudah untuk
menjelaskan efek suatu zat toksik terhadap
suatu makhluk hidup.
Jika zat toksik terlepas ke dalam lingkungan,
sulit untuk dipastikan apakah hal tersebut
telah mempengaruhi spesies tertentu. Banyak
proses lingkungan yang beraksi mengubah zat
kimia menjadi senyawa lainnya. Senyawa
tersebut kemudian berperan menjadi zat
kimia yang sebenarnya mempengaruhi
lingkungan atau organisme.
 Hubungan dosis-respon sangat penting dalam terjadinya
keracunan. Kerusakan pada bagian organisme dapat
dikontrol dengan cara diabsorpsinya toksik oleh
mikroorganisme, degradasi, dan eliminasi toksik.
 Semua organisme yang berada di sekitar bahan kimia alami
maupun buatan akan mengalami keracunan apabila
terpapar secara berlebihan. Maka adalah penting untuk
mengetahui posisi bahan kimia di udara, air, dan juga
tanah.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai