Anda di halaman 1dari 23

OBAT DAN

KIMIA MEDISINAL

OLEH KELOMPOK III


Dosen Pengampuh : Apt. Henny Kasmawati, S.Farm., M.Si.
Nama Anggota Kelompok III:

• Nur Alan Ubaid O1A119107


• Renieta Salfi O1A119119
• Wa Ode Fasrida O1A119134
• Ade Ananda Kusuma O1A119137
• Alda Inka Pratiwi O1A119139
• Ines Zahra O1A119160
Pokok pembahasan
• Kimia medisinal
• Mekanisme aksi obat
• Interaksi obat-reseptor
• Mekanisme efek obat
• Metabolisme obat
• Jalur deaktivasi dan eliminasi obat
Kimia Medisinal
Pengertian kimia medisinal
 Kimia medisinal merupakan ilmu yang berhubungan dengan penemuan atau
desain senyawa kimia terapetik baru dan pengembangannya hingga menjadi obat
yang berguna.

 kimia medisinal adalah ilmu yang mempelajari tentang isolasi, identifikasi dan
purifikasi senyawa alam dan hasil sintesis, mekanisme aksi obat dan hubungan
antara struktur kimia dan aktivitas biologis. Usaha utamanya adalah penemuan
obat baru yang lebih efektif, aman, dan spesifik serta efek samping dan toksisitas
kronik.
Kimia Medisinal
Sejarah kimia medisinal
• Istilah kimia medisinal (medicinal chemistry) berkembang secara samar-samar di
Amerika Serikat pada tahun 1920 dan bahkan di negara lain lebih lambat. Sebelum itu,
pendidikan tinggi farmasi dan departemen penelitian dalam industri farmasi
menyebutnya kimia farmasi.

• Istilah ini digunakan secara historis dengan dasar bahwa pada abad XIX tugas utama
apoteker adalah mengekstraksi dan memurnikan bahan alam, serta membakukan
bahan obat tersebut. Istilah kimia farmasi dapat disalah artikan sebagai farmasetika
yang mempelajari tentang formulasi dan pembuatan sediaan obat, maka sebaiknya
istilah kimia farmasi diganti dengan istilah kimia medisinal.
Mekanisme Aksi Obat
• Pada tahun 1897 Paul Ehrlich mengusulkan suatu teori rantal samping. Berdasarkan
hipotesisnya, sel memiliki rantal samping yang mengandung suatu gugus spesifik yang dapat
berikatan dengan gugus tertentu dari suatu racun. Ehrlich menyebut rantal samping ini
sebagal reseptor.

• Komplek obat-reseptor dapat ditulis dengan persamaan sebagai berikut:

• Secara umum ikatan yang terjadi antara obat dengan reseptor merupakan ikatan non
kovalen yang lemah. Akibatnya, efek yang dihasilkan bersifat reversibel. Oleh karena hal
tersebut, obat menjadi tidak aktif ketika konsentrasinya dalam cairan ekstraseluler menurun.
Mekanisme aksi obat

Macam-macam ikatan obat dengan reseptor


• Ikatan kovalen
• Interaksi ionik (elektrostatik)
• Interaksi ion-dipol dan dipol-dipol
• Ikatan hydrogen
• Kompleks transfer-muatan
• Interaksi hidrofobik
• Gaya van der Waals atau london
Mekanisme aksi Obat

1. Ikatan kovalen
2. Interaksi
Suatu interaksi ionik
ionik (elektrostatik)
yang sederhana
Ikatan kovalen merupakan ikatan mempunyai nilai AG° = -5 Kkal/mol. Bila
yang paling kuat. Secara umum interaksi ionik diperkuat oleh Interaksi lain
yang secara simultan terjadi maka interaksi
mempunyai nilai stabilitas -40 sampal
ionik menjadi lebih kuat (AGO = -10 Kkal/mol)
-110 Kkal/mol. Ikatan kovalen jarang dan berlangsung lebih lama.
terlibat dalam pembentukkan ikatan Contoh interaksi ionik ini adalah interaksi
antara obat dengan reseptor, kecuali antara molekul asetilkolin dengan molekul
dengan enzim dan DNA. reseptor.
Mekanisme aksi obat
3. Interaksi ion-dipol dan dipol-dipol

Satu dipol yang terbentuk dalam


molekul obat dapat berinteraksi
dengan lon (interaksi ion-dipol)
atau dipol lain (interaksi dipol
dipol) yang saling bermuatan
pada reseptor.
Mekanisme aksi obat

5. Kompleks transfer-muatan
4. Ikatan hydrogen Ketika suatu molekul atau gugus
yang merupakan donor elektron
Ikatan hidrogen merupakan salah
mendekat kepada suatu molekul atau
satu jenis interaksi dipol dipol yang
gugus yang merupakan penerima
terbentuk antara suatu proton dari gugus
elektron, molekul donor elektron dapat
X-H (X merupakan suatu atom
mentransferkan muatannya kepada
elektronegatif) dengan atom
akseptor. Kejadian tersebut akan
elektronegatif lain (Y) yang mempunyal
membentuk suatu komplek transfer
pasangan elektron bebas.
muatan yang mana Interaksi tersebut
masih termasuk dalam Interaksi dipol-
dipol.
Mekanisme aksi obat

6. Interaksi hidrofobik

Bila ada dua buah gugus nonpolar


seperti gugus lipofillik pada suatu obat
dan gugus non polar pada reseptor yang
masing-masing dikelilingi oleh molekul air,
saling mendekat satu dengan yang lain
maka molekul air Ini akan menjadi kacau
dalam usaha untuk bergabung dengan
molekul air yang lain.
Mekanisme efek obat
7. Gaya van der Waals atau london
Ketika atom dari molekul lain (seperti molekul obat atau
reseptor) saling mendekat, dipol sementara dari suatu
amolekul menginduksi dipol yang berlawanan dari molekul
yang mendekat. Akibatnya terjadi suatu antaraksi
intermolekul yang dikenal dengan gaya Van der Waals.
Gaya Van der Waals menjadi signifikan ketika terjadi
kontak permukaan (pada jarak yang dekat) dari atom-atom.
Interaksi obat-reseptor

• Interaksi obat dan reseptor • Tipe-tipe senyawa yang berikatan


merupakan hal penting untuk dengan reseptor dapat
menghasilkan efek terapetik pada dikategorikan menjadi agonis,
obat. Reseptor merupakan suatu antagonis dan partial agonis.
protein spesifik yang terdapat dalam
tubuh yang akan berinteraksi dengan
obat atau metabolit obat.
Mekanisme efek obat
Dalam kurun waktu yang lama sejumlah teori telah diusulkan untuk
mengetahui kemampuan suatu obat untuk berikatan dengan reseptor dan
menimbulkan suatu respon biologis. Diantaranya adalah sebagai berikut :

• Teori occupancy (teori pendudukan)


• Rate theory (teori kecepatan)
• induced-fit theory
• Teori gangguan makromolekul (macromolecular
perturbation theory)
• Teori aktivasi-agregasi
Mekanisme efek obat

2. Rate theory (teori kecepatan)


1. Teori occupancy (teori pendudukan)
Teori occupancy (teori pendudukan) Teori kecepatan yang dikemukakan
oleh Gaddum dan clark oleh Paton didasarkan pada
menyatakan bahwa intensitas pemikirian bahwa suatu obat
efek farmakologis secara yang efektif hanya pada saat
langsung proportional dengan obat bertemu atau
jumlah reseptor yang diduduki. bertumbukan dengan reseptor.
Mekanisme efek obat

3. induced-fit theory

• Teori Induced-Fit, suatu


agonis akan menginduksi
perubahan dan menimbulkan
suatu respon, tetapi suatu
antagonis akan berikatan
tanpa perubahan konfirmasi.
Mekanisme efek obat
4. Teori gangguan makromolekul
(macromolecular perturbation theory)
5. Teori aktivasi-agregasi
Belleau mengemukakan bahwa dalam Teori aktivasi-agregasi menyatakan
interaksi obat dengan reseptor terdapat dua tipe jika suatu obat berperan dalam kedua
umum dari macromolekul perturbation bisa macromolekuler perturbation akan
terjadi, yaitu : specific conformation perturbation menghasilkan campuran dua kompleks
yang memungkinkan ikatan molekul tertentu tersebut (agonis parsial).
yang menghasilkan ikatan molekul tertentu yang
menghasilkan suatu respon biologis (agonis) dan
nonspesicific conformation perturbation yang
mengakomodasi tipe lain dari molekul yang tidak
menimbulkan suatu respon (antagonis).
Metabolisme obat

Tempat utama terjadinya metabolisme obat adalah di hati, tetapi


ginjal, paru-paru dan saluran pencernaan juga merupakan tempat
metabolisme obat yang penting. Ketika suatu obat digunakan secara
oral, obat diabsorbsi melalui membran mukosa usus halus atau dari
lambung. Ketika obat keluar dari saluran pencernaan biasanya
dibawa melalui aliran darah menuju hati di mana akan mengalami
metabolisme pertama kali.
Metabolisme oleh enzim-enzim di hati disebut dengan presystemic
atau first-passeffect yang bisa mendeaktivasi obat.
Jalur Deaktivasi Dan
Eliminasi Obat

Jalur deaktivasi obat


• Metabolisme obat bagaimana pun juga bisa mengaktifkan suatu obat seperti
pada obat yang disebut dengan prodrug.

• Reaksi metabolisme obat secara umum dibagi menjadi dua yaitu reaksi fase I
dan reaksi fase II. Transformasi (reaksi) fase I pada umumnya merupakan reaksi
penambahan atau pengubahan gugus fungsional atau penyiapan obat untuk
memasuki transformasi fase II yang meliputi reaksi: oksidasi, reduksi, hidrolisis.
Jalur Deaktivasi Dan
Eliminasi Obat
Jalur deaktivasi obat, transformasi fase I
1. Reaksi Oksidasi
Oksidasi merupakan jenis reaksi yang paling sering dijumpai. Reaksi oksidasi dikatalis oleh suatu
komplek enzim yang merupakan bagian integral dari retikulum endoplasmik sel hati.

2. Reaksi Hidrolisis
Metabolisme secara hidrolisis senyawa-senyawa ester dan amida akan menghasilkan asam
karboksilat, alkohol, dan amina. Berbagai macam jenis enzim esterase dan amidase non spesifik yang
terlibat dalam metabolisme obat ditemukan pada plasma, hati, ginjal, usus

3. Reaksi Reduksi
Reaksi reduksi merupakan reaksi biotransformasi yang penting untuk senyawa obat (xenobiotik)
untuk pembentukan gugus hidroksil dan amino yang membuat senyawa obat (xenobiotik) lebih
hidrofilik dan menyiapkannya untuk reaksi konjugasi fase II
Jalur Deaktivasi Dan
Eliminasi Obat

Jalur deaktivasi obat, transformasi fase II

Transformasi fase II atau konjugasi enzimatis secara umum mengatalisis


penambahan suatu molekul kecil endogen polar, seperti asam glukoronat,
sulfat, dan asam amino ke suatu obat atau lebih sering ke metabolit hasil
dari reaksi fase I.
Hasil dari reaksi fase II akan mendeaktivasi obat dan menghasilkan
metabolit larut air yang siap untuk diekskresikan dalam urin atau empedu.
Jalur Deaktivasi Dan
Eliminasi Obat

ELIMINASI OBAT

Ekskresi obat artinya eliminasi atau pembuangan obat dari


tubuh. Sebagian besar obat dibuang dari tubuh oleh ginjal dan
melalui urin. Obat jugadapat dibuang melalui paru-paru,
eksokrin (keringat, ludah, payudara), kulit dan traktusintestinal.
DAFTAR PUSTAKA

 
Basuki, S.A dan Neva, M. 2017. Prediksi Mekanisme Kerja Obat Terhadap
Reseptornya Secara in Silico (Studi pada Antibiotika Sefotaksim). Prosiding Rapat
Kerja Fakultas Ilmu Kesehatan.
Noviani N., dan Vitri N., 2017, Bahan Ajar Keperawatan: Farmakologi, kemenkes RI;
Indonesia.
Pramita,R.D dan Subagiartha,I.M. 2017. Prinsip Dasar Farmakologi. Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana : Denpasar
Rollando, 2017, Pengantar Kimia Medisinal, CV. Seribu Bintang; Malang : Indonesia

Anda mungkin juga menyukai