KIMIA MEDISINAL
kimia medisinal adalah ilmu yang mempelajari tentang isolasi, identifikasi dan
purifikasi senyawa alam dan hasil sintesis, mekanisme aksi obat dan hubungan
antara struktur kimia dan aktivitas biologis. Usaha utamanya adalah penemuan
obat baru yang lebih efektif, aman, dan spesifik serta efek samping dan toksisitas
kronik.
Kimia Medisinal
Sejarah kimia medisinal
• Istilah kimia medisinal (medicinal chemistry) berkembang secara samar-samar di
Amerika Serikat pada tahun 1920 dan bahkan di negara lain lebih lambat. Sebelum itu,
pendidikan tinggi farmasi dan departemen penelitian dalam industri farmasi
menyebutnya kimia farmasi.
• Istilah ini digunakan secara historis dengan dasar bahwa pada abad XIX tugas utama
apoteker adalah mengekstraksi dan memurnikan bahan alam, serta membakukan
bahan obat tersebut. Istilah kimia farmasi dapat disalah artikan sebagai farmasetika
yang mempelajari tentang formulasi dan pembuatan sediaan obat, maka sebaiknya
istilah kimia farmasi diganti dengan istilah kimia medisinal.
Mekanisme Aksi Obat
• Pada tahun 1897 Paul Ehrlich mengusulkan suatu teori rantal samping. Berdasarkan
hipotesisnya, sel memiliki rantal samping yang mengandung suatu gugus spesifik yang dapat
berikatan dengan gugus tertentu dari suatu racun. Ehrlich menyebut rantal samping ini
sebagal reseptor.
• Secara umum ikatan yang terjadi antara obat dengan reseptor merupakan ikatan non
kovalen yang lemah. Akibatnya, efek yang dihasilkan bersifat reversibel. Oleh karena hal
tersebut, obat menjadi tidak aktif ketika konsentrasinya dalam cairan ekstraseluler menurun.
Mekanisme aksi obat
1. Ikatan kovalen
2. Interaksi
Suatu interaksi ionik
ionik (elektrostatik)
yang sederhana
Ikatan kovalen merupakan ikatan mempunyai nilai AG° = -5 Kkal/mol. Bila
yang paling kuat. Secara umum interaksi ionik diperkuat oleh Interaksi lain
yang secara simultan terjadi maka interaksi
mempunyai nilai stabilitas -40 sampal
ionik menjadi lebih kuat (AGO = -10 Kkal/mol)
-110 Kkal/mol. Ikatan kovalen jarang dan berlangsung lebih lama.
terlibat dalam pembentukkan ikatan Contoh interaksi ionik ini adalah interaksi
antara obat dengan reseptor, kecuali antara molekul asetilkolin dengan molekul
dengan enzim dan DNA. reseptor.
Mekanisme aksi obat
3. Interaksi ion-dipol dan dipol-dipol
5. Kompleks transfer-muatan
4. Ikatan hydrogen Ketika suatu molekul atau gugus
yang merupakan donor elektron
Ikatan hidrogen merupakan salah
mendekat kepada suatu molekul atau
satu jenis interaksi dipol dipol yang
gugus yang merupakan penerima
terbentuk antara suatu proton dari gugus
elektron, molekul donor elektron dapat
X-H (X merupakan suatu atom
mentransferkan muatannya kepada
elektronegatif) dengan atom
akseptor. Kejadian tersebut akan
elektronegatif lain (Y) yang mempunyal
membentuk suatu komplek transfer
pasangan elektron bebas.
muatan yang mana Interaksi tersebut
masih termasuk dalam Interaksi dipol-
dipol.
Mekanisme aksi obat
6. Interaksi hidrofobik
3. induced-fit theory
• Reaksi metabolisme obat secara umum dibagi menjadi dua yaitu reaksi fase I
dan reaksi fase II. Transformasi (reaksi) fase I pada umumnya merupakan reaksi
penambahan atau pengubahan gugus fungsional atau penyiapan obat untuk
memasuki transformasi fase II yang meliputi reaksi: oksidasi, reduksi, hidrolisis.
Jalur Deaktivasi Dan
Eliminasi Obat
Jalur deaktivasi obat, transformasi fase I
1. Reaksi Oksidasi
Oksidasi merupakan jenis reaksi yang paling sering dijumpai. Reaksi oksidasi dikatalis oleh suatu
komplek enzim yang merupakan bagian integral dari retikulum endoplasmik sel hati.
2. Reaksi Hidrolisis
Metabolisme secara hidrolisis senyawa-senyawa ester dan amida akan menghasilkan asam
karboksilat, alkohol, dan amina. Berbagai macam jenis enzim esterase dan amidase non spesifik yang
terlibat dalam metabolisme obat ditemukan pada plasma, hati, ginjal, usus
3. Reaksi Reduksi
Reaksi reduksi merupakan reaksi biotransformasi yang penting untuk senyawa obat (xenobiotik)
untuk pembentukan gugus hidroksil dan amino yang membuat senyawa obat (xenobiotik) lebih
hidrofilik dan menyiapkannya untuk reaksi konjugasi fase II
Jalur Deaktivasi Dan
Eliminasi Obat
ELIMINASI OBAT
Basuki, S.A dan Neva, M. 2017. Prediksi Mekanisme Kerja Obat Terhadap
Reseptornya Secara in Silico (Studi pada Antibiotika Sefotaksim). Prosiding Rapat
Kerja Fakultas Ilmu Kesehatan.
Noviani N., dan Vitri N., 2017, Bahan Ajar Keperawatan: Farmakologi, kemenkes RI;
Indonesia.
Pramita,R.D dan Subagiartha,I.M. 2017. Prinsip Dasar Farmakologi. Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana : Denpasar
Rollando, 2017, Pengantar Kimia Medisinal, CV. Seribu Bintang; Malang : Indonesia