Anda di halaman 1dari 3

UJIAN TENGAH SEMESTER

KIMIA MEDISINAL

NAMA : NOVRI ARDIANSAH


NIM : F202001067
KELAS : A2 Farmasi

1. Jelaskan tahapan penemuan obat baru!


Jawab
Tahap 1 : Penemuan dan perkembangan obat baru., dalam hal ini biasanya para peneliti melakukan
penemuan yang bersumber dari wawasan baru terkait sebuah penyakit yang memungkinkan
penelitian.
Tahap 2 : Pengujian pra klinik, ada dua jenis pengujian pra klinis yaitu in vitro dan in vivo.
Tahap 3 : Pengujian klinik, biasanya mengacu pada penelitian ataupun uji coba yang dilakukan pada
orang.
Tahap 4 : Persetujuan FDA, yaitu permohonan untuk memasarkan obat. Pemeriksaan semua data
dilakukan oleh Tim Review FDA yang mana tidak hanya menyampaikan informasi mengenai data
tapi juga membuat keputusan untuk menyetujui atau tidak menyetujuinya.
Tahap 5 : Monitoring keamanan obat di pasaran, biasanya gambaran yang benar mengenai keamanan
produk tersebut dapat benar-benar berkembang selama beberapa bulan, bahkan ada yang sampai
bertahun-tahun hingga membentuk seumur hidup produk di pasar.

2. Jelaskan pengaruh sifat fisika dan kimia obat terhadap aktivitas obat berdasarkan prinsip
ferguson!
Jawab
Banyak senyawa kimia dgn struktur berbeda tetapi mempunyai sifat fisik yang sama: eter, kloroform,
nitrogen oksida, dpt menimbulkan efek narkosis (anestesi sistemik).
Ini menunnjukkan bahwa sifat fisika lebih berperan dbandingkan sifat kimia. Dari percobaan
diketahui bahwa efek anestesi akan segera terjadi & dipertahankan pd tingkat yg sama asalkan ada
cadangan obat dlm cairan tubuh.
Jika cadangan habis maka efek anestesi segera berakhir.
Ini menunjukkan bhw ada keseimbangan kdr obat pd fase eksternal (cairan luar sel) & biofase
(reseptor) › Pd banyak senyawa seri homolog aktivitas akan meningkat sesuai dgn -jumlahl atom C.

3. Jelaskan hubungan struktur terhadap kelarutan dengan aktifitas anti bakteri semi homolog n-
alkohol primer serta jelaskan perbedaan struktur obat yang spesifik dan tidak spesifik!
Jawab
C = garis kejenuhan
- di bawah garis C: dapat menimbulkan efek antibakteri
- di atas garis C: senyawa tidal mempunyai kelarutan yang cukup untuk memberikan efek bakterisid
Alkohol sekunder dan tersier kelarutan pada air efek antibakteri <<
Ikatan rangkap kelarutan pada air >> efek antibakteri <<
4. a. Berikut struktur obat berdasarkan proses metabolisme obat, yang mengalami oksidasi pada atom
C aromatik. Tunjukkan dimana tempat terjadinya reaksi oksidasi tersebut :
Jawab

b. Berikut struktur obat pada proses metabolisme obat, yang mengalami oksidasi ikatan rangkap
alifatik. Tunjukkan dimana tempat terjadinya reaksi oksidasi tersebut :

5. Jelaskan beberapa teori interaksi obat dengan reseptor!


Jawab
 Toeri klasik
Crum dan Brown dan Fraser (1869), mengaktakan bahwa aktivitas biologis suatu senyawa
merupakan fungsi dari struktur kimianya dan tempat obat berinteraksi pada sistem biologis
mempunyai sifat karakteristik.
Langley (1878), dalam studi efek antagonis dari atropin dan pilokarpin, memperkenalkan konsep
reseptor yang pertama kali, kemudian dikembangkan oleh Ehrlich.
Ehrlich (1907), memperkenalkan istilah reseptor dan membuat konsep sederhana tentang interaksi
obat reseptor yaitu corpora non agunt nisi fixate atau obat tidak dapat menimbulkan efek tanpa
mengikat reseptor
 Teori kependudukan

Clark (1926) memperkirakan bahwa satu molekul obat akan menempati sati sisi reseptor dan obat
harus diberikan dalam jumlah yang berlebihan agar tetap efektif selama proses pembentukan
kompleks. Jadi respons biologis yang terjadi setelah pengikatan obat-reseptor dapat berupa : 1.
rangsangan aktivitas (efek agonis ) 2. pengurangan aktivitas (efek antagonis).
Ariens (1954) dan Stephenson (1959), memodifikasi dan membagi interaksi obat-reseptor menjadi
dua tahap yaitu : 1. Pembentukan komplek obat-reseptor 2. Menghasilkan respon biologis

 Teori kecepatan
Croxatto dan Huidobro (1956) memberikan postulat bahwa obat hanya efisien pada saat berinteraksi
dengan reseptor.
Paton (1961) mengatakan bahwa efek biologis obat setara dengan kecepatan kombinasi obat-
reseptor dan bukan jumlah reseptor yang didudukinya.Di sini, tipe kerja obat ditentukan oleh
kecepatan penggabungan (asosiasi) dan peruraian (disosiasi) komplek obat-reseptor dan bukan dari
pembentukan komplek obat-reseptor yang stabil.

 Teori kesesuaian terimbas


Koshland (1958) mengatakan bahwa ikatan E dengan S dapat menginduksi terjadinya perubahan
konformasi struktur enzim sehingga menyebabkan orientasi gugus-gugus aktif enzim. Bila
perubahan struktur protein mengarah konfigurasi sebagai obat terikat kurang kuat dan mudah
terdisosiasi (agonis), apabila obat terikat kuat dan sulit terdisosiasi (antagonis)
 e. Teori Gangguan Makromolekul

Belleau (1964) mengatakan bahwa interaksi mikromolekul obat dengan makromolekul protein
(reseptor) dapat menyebabkan konformasi sebagai berikut:
• Gangguan konformasi spesifik
• Gangguan konformasi tidak spesifik

 Konsep Kuris Kedua


Interaksi hormon-reseptor dapat meningkatkan/menurunkan kadar siklik-AMP. Bila rangsangan
tersebut meningkatkan kadar siklik-AMP, hormon = first messenger, siklik-AMP = second
messenger
 Teori Mekanisme dan Farmakofor Sebagai Dasar Rancangan Obat

Diilustrasikan obat antihipertensi penghambat kompetitif enzim pengubah angiotensin (ACE)


Contoh: kaptopril dapat menghambat secara kompetitif enzim pengubah angiotensin, sehingga
mencegah perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II, senyawa dapat menimbulkan efek
peningkatan tekanan darah. Interaksi kaptopril-ACE terjadi karena adanya gugus farmakofor
spesifik.

6. Jelaskan reaksi Fase I dan Fase II pada proses metabolisme obat!


Jawab
Reaksi fase I: oksidasi, reduksi, dan hidrolisis yang mengubah obat menjadi lebih polar, dengan akibat
menjadi inaktif, lebih aktif, atau kurang aktif.
Reaksi metabolisme yang terpenting adalah oksidasi oleh Enzym Cytochrome P450 (CYP). Salah satu
Isoenzim CYP yaitu CYP3A4/5 merupakan CYP yang paling banyak di hati maupun usus halus &
memetabolisme sebagian besar obat.
Reaksi fase II: glukoronidasi melalui enzim UDP-Glukoronil transferase yang terutama terdapat di
mikrosom hati dan juga terdapat di jaringan ekstrahepatik (usus halus, ginjal, paru, dan kulit).

Anda mungkin juga menyukai