Anda di halaman 1dari 20

Farmakodinamik

kelompok 7 :
1. andini henita putry
2. nola riska ramadani

Here is where your presentation begins


Pokok pokok pembahasan

Farmakodinamik Sub pokok pembahasan

1. Pendahuluan

2. Reseptor

3. Hubungan struktur dan aktivitas obat

4. Tempat kerja obat

5. Kerja obat yang tidak diperantai reseptor


01
Pendahuluan
Farmakodinamik adalah cabang ilmu yang mempelajari
pengaruh biokimiawi dan fisiologis obat terhadap tubuh
serta mekanisme kerjanya.
Pembahasan farmakodinamika dimulai sejak obat sampai
di tempat kerjanya, bagaimana ikatan reseptor,
bagaimana mekanisme kerja ,kapan mulai kerja, syarat
obat berefek, efek , berapa lama berferek dan bagaimana
potensi obat sampai dengan obat berhenti berefek untuk
kemudian dieleminasi.

Tujuan mempelajari mekanisme kerja obat adalah untuk


meneliti efek utama obat, mengetahui interaksi obat
dengan sel, dan mengetahui urutan peristiwa serta
spektrum efek dan respons yang terjadi. Secara umum
dalam farmakodinamik dibahas sifat biokimia dan
fisiologis obat serta mekanisme kerjanya. Untuk memulai
kerjanya obat harus berikatan dengan reseptor
Reseptor adalah tempat mula kerja obat, sejumlah
makromolekul sel tempat obat berikatan untuk
menghasilhan efek. Namun terdapat obat yang
berkerjanya tidak diperantarai oleh reseptor, contohnya
obat obat diuretika dan obat obat anastetik umum

02
Reseptor Obat diuretika obat anastetik umum
Reseptor dapat berupa protein, asam nukleat dan enzim \.
Dari sejumlah reseptor, protein merupakan reseptor enzim
untuk jalur metabolisme. Asam nukleat juga merupakan
reseptor obat penting terutama untuk senyawa
kemoterapi ( obat kanker).
Obat yang berikatan dengan reseptor fisiologis dan menyerupai efek regulasi senyawa
pemberi sinyal endogen disebut agonis. Obat yang berikatan dengan reseptor tanpa
regulasi disebut antagonis. Senyawa senyawa yang memberikan efek agonisnya
sebagian disebut agonis parsial. Senyawa yang menstabilkan reseptor dalam kondisi
inaktif disebut inversi

menurut Zatsrow won Mark (2012) peran reseptor terdiri dari


1. reseptor menentukan hubungan kuantitatif antara dosis atau konsentrasi obat dan
efek farmakologisnya
2. reseptor bertanggung jawab terhadap selektivitas efek obat
3. reseptor menjadi perantara terjadinya agonis atau antagonis obat
Teori reseptor

1. Teori pendudukan
Efek yang ditimbulkan sebanding dengan jumlah reseptor
yang diduduki
“Semakin banyak reseptor yang diduduki semakin besar efek”

2. Teori laju (Rate Theory)


Efek yang ditimbulkan tergantung fungsi dari jumlah asosiasi
(penggabungan) obat dan reseptor
“semakin sering molekul obat bertemu dengan reseptor menjadi
semakin cepat juga komplek obat – reseptor yang terbentuk
terdisosiasi kembali dan semakin besar efeknya”

3. Teori Induced Fit


Agonis : senyawa yang mampu menyebabkan perubahan
konformasi reseptor
Antagonis : senyawa yang terikat pada reseptor tetapi
konformasinya tidak berubah

4. Teori model dua keadaan


Reseptor berada dalam dua keadaan berbeda yaitu aktif dan
tidak aktif
Gambar teori model dua keadaan
03
Hubungan struktur dan aktivitas obat
Aktivitas obat terhadap reseptor maupun aktivitas
intriksiknya ditentukan oleh struktur kimianya. Hubungan
ini sangat erat sehingga modifikasi yang relatif sedikit
pada molekul obat dapat menyebabkan perubahan besar
pada sifat farmakologisnya. Hubungan struktur dan
aktivitas sering terdapat pada proses sintesis obat yang
bernilai tinggi, memiliki selektivitas yang tinggi terhadap
sel atau jaringan tertentu daripada obat induknya

Hubungan antara struktur kimia dan kerja farmakologi


04
Tempat kerja obat
Tempat kerja obat dan tingkat kerjanya ditentukan oleh lokasi dan kapasitas fungsional
reseptornya, ini sejalan bahwa obat bekerja dengan mengubah aktivitas resptornya.
Jika obat bekerja pada reseptor yang berfungsi umum pada kebanyakan sel maka
efeknya menjadi akan sangat luas. Sebaliknya obat yang lokasi kerjanya selektif tidak
harus tergantung pada distribusi yang selektif
05
Kerja obat yang tidak diperantarai resept
Jika seseorang membatasi pengertian reseptor sebagai mikromolekul, maka beberapa
obat dapat dikatakan tidak bekerja pada reseptor semacam itu. Beberapa obat secara
spesifik mengikat molekul yang kecil atau ion yang secara normal atau abnormal
terdapat dalam tubuh. Salah satu contohnya adalah terapi penetralan asam lambung
oleh basa (antasid). Contoh lainnya adalah bulklaxanat, dan chealting agent,
penggunaan penangkap radikal bebas yang secara cepat di eliminasi melalui ginjal,
untuk berikatan dengan metabolit reaktif yang dikeluarkan oleh senyawa kemoterapi
pada penyakit kanker sehingga akan mengurangi efek yang tidak di inginkan pada
saluran kemih.
Senyawa lain bekerja menurut efek koligatif (penggabungan) tanpa membutuhkan
struktur senyawa kimia yang spesifik. Sebagai contoh senyawa tertentu yang relatif
tidak berbahaya seperti manitol,dapat diberikan dalam jumlah yang cukup
menaikkan osmolalitas berbagai cairan tubub sehingga menyebabkan distribusi air
yang di inginkan. Tergantung pada senyawa dan cara pemerian, efek ini dapat
dilakukan untuk diuresis,katarsis,ekspansi volume yang bersirkulasi dalam
kompartemen vaskuler atau meenurunkan edema selebral. Obat tertentu yang
secara struktural merupakan analog senyawa kimia tubuh normal dapat disisipkan
kedalam komponen selular sehingga dapat mengubah fungsinya. Sifat demikian
dikenal dengan “ mekanisme penyisipan palsu” dan bermanfaat terutama untuk
analog purin dan pirimidin yang dapat disisipkan ke asam nukleat, obat seperti itu
memiliki manfaat klinis dalam proses kemoterapi kanker.
06
Mekanisme kerja obat
Mekanisme kerja obat secara garis besar dibagi menjadi :
1. Menghambat atau mengaktifkan enzim tubuh
2. mempengaruhi proses transpor ( perubahan membran, transpor pembawa atau
transpor aktif)
3. mempengaruhi biosistensis dalam mikroorganisme
4. efek osmotik
5. pembentukan kompleks
6. reaksi netralisasi

Dari penelitian terdahulu yang berlangsung sejak belasan abad terakhir terbukti banyak obat
yang menghasilkan renpons terhadap jaringan, yaitu:
1. Satu jenis obat yang berefek nyata pada satu tipe jaringan boleh jadi tidak memberikan
efek pada tipe jaringan lain
2. satu jenis obat mungkin memberikan efek sedikit berbeda pada jaringan yang berbeda
Table mekanisme kerja obat
ANY QUESTION ?

Anda mungkin juga menyukai