Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM PSIKOLOGI FAAL

Nama Mahasiswa : M Jibran Hasani Zuad Tanggal Pemeriksaan :


NPM : 10521790 Nama Asisten :
Kelas : 1PA15 Paraf Asisten :

1. Percobaan : Indera Pengelihatan

Nama Percobaan : Refleks (reaksi pupil)

Nama Subjek Percobaan : M Jibran Hasani Zuad (Pratikan)

Shania Farnatha Putri (Rekan)

Tempat Percobaan : Rumah

a. Tujuan Percobaan : Untuk mengetahui serta memahami reaksi-


reaksi yang terjadi pada pupil mata.

b. Dasar Teori : Mata adalah organ sensorik kompleks yang


mempunyai fungsi optikal untuk melihat dan
saraf untuk transduksi (mengubah bentuk
energi ke bentuk lain) bentuk sinar/cahaya.
Aparatus optik mata membentuk dan
mempertahankan ketajaman fokus objek dalam retina.
Fotoreseptor dalam retina mengubah
rangsangan sinar kedalam bentuk sinyal saraf
kemudian mentransmisikannya kepusat visual
di otak melalui elemen saraf integratif.

 Superior Rectus Muscle, adalah otot mata


bagian atas yang berfungsi
menggerakkan mata kiri ke atas.
 Sclera, adalah bagian pelindung mata
yang berwarna putih dibagian luar bola
mata.
 Iris, adalah pigmen yang kita bisa
melihat warna coklat atau hitam atau
berwarna biru jika orang eropa.
 Lens, adalah lens yang jernih sekali dan
ini sebagai media refraksi untuk bisa kita
melihat. Lensa mata menerima cahaya
dari pupil dan meneruskannya pada
retina. Fungsi lensa mata adalah
mengatur fokus cahaya, sehingga cahaya
jatuh tepat pada bintik kuning retina.
Untuk melihat objek yang jauh (cahaya
datang dari jauh), lensa mata akan
menipis. Sedangkan untuk melihat objek
yang dekat (cahaya datang dari dekat),
lensa mata akan menebal.
 Kornea, adalah bagian paling depan dari
fungsi melihat kita. Kornea tidak ada
pembuluh darah dan mempunyai
kekuatan yang besar untuk membiaskan
sinar yang masuk kemata.
 Anterior Chamber, adalah bilik mata
depan.
 Posterior Chamber, adalah bilik mata
belakang.
 Conjunctiva, lapisan tipis bening yang
menghubungkan sklera dengan kornea.
 Inferior Rectus Musle, adalah otot mata
bagia bawah.
 Vitreous Chamber, adalah aquos humor
yang beruap seperti jel/gel yang mengisi
bola mata kita.
 Retina, adalah lapisan yang akan
menerima sinar yang diterima oleh mata
kita.
 Fovea Centralis, daerah diretina yang
paling tinggi resolusinya untuk
mendapatkan sinar yang masuk kemata.
 Optic Nerve, adalah saraf mata yang
menghantarkan sinar keotak untuk di
terjemahkan sebagai pengelihatan yang
kita lihat saat ini.

Pembiasaan Cahaya

Cahaya merambat melalui udara dengan


kecepatan 300.000 km/detik, tetapi perambatan
melalui benda padat dan benda cair yang
transparan jauh lebih lambat. Indeks bias
substansi transparan merupakan rasio dari
kecepatan cahaya dalam udara dengan
substansi benda padat dan benda
cair. Arah rambat cahaya selalu
tegak lurus terhadap bidang gelombang
berbelok kebawah. Pembelokkan berkas cahaya
pada bidang alihan yang miring disebut
pembiasaan. Pembiasaan akan meningkat
sesuai dengan rasio indeks bias dari kedua
media transparan dan derajat kemiringan antara
bidang peralihan dan permukaan gelombang
yang datang.

Respons Bola Mata pada Benda

Relaksasi otot siliaris membuat ligamentum


tegang, lensa tertarik sehingga bentuknya lebih
pipih. Keadaan ini akan memperpanjang jarak
fokus. Bila benda terletak dekat dengan mata,
maka otot berkontraksi agar lengkung lensa
meningkat. Jika benda jauh dari mata, maka
otot siliaris berkontraksi agar bola
mata lebih pipih supaya bayangan
benda pada retina menjadi tajam.

Kemampuan lensa mengubah fokus disebut


akomodasi fokus. Selama masa kanak-kanak
dan usia muda, lensa sangat elastis dan
akomodasi (penyesuaian) berjalan lancar.
Dengan bertambah usia, lensa kehilangan
elastisnya maka kapasitas akomodasinya
berkurang. Kejadian ini sering terjadi pada
umur diatas 50 tahun (presbiopi=gangguan
visus) sehingga untuk membaca diperlukan
koreksi kacamata bikonveks. Akomodasi juga
mengubah ukuran pupil, kontraksi iris akan
membuat pupik mengecil dan dilatasi iris akan
membuat pupil melebar.

c. Alat yang Digunakan : Cermin, senter, sedotan.

d. Jalannya Percobaan : 1.1 Reaksi pupil secara langsung

Praktikan dan rekan duduk bersama, rekan


diminta untuk tidak menggunakan kacamata
ataupun soflens, sinari mata rekan secara
perlahan dari samping hingga kearah depan
(tengah) pupil dengan menggunakan senter
kecil, perhatikan bagaimana perubahan pada
pupil rekan.

1.2 Reaksi pupil melalui sedotan

Pratikan dan rekan duduk bersama, rekan


diminta untuk tidak mengguanakan kacamata
ataupun soflen, sinari mata rekan secara
perlahan menggunakan senter kecil melalui
sedotan dari area depan kearah (tengah) pupil,
perhatikan bagaimana perubahan pupilnya.
Cara kedua minta rekan untuk menutup
sebelah matanya dan letakkan sedotan
didepan matanya, lihat kedepan lurus melewati sedotan
dan sinari dari arah depan mata rekan.

1.3 Reaksi pupil melalui cermin


Letakkan atau pegang cermin di hadapan anda,
sinari cahaya senter dengan memantulkan
kembali kearea mata anda. Perhatikan
perubahan pupil mata ketika sudah terkena
pantulan cahaya dari cermin tersebut.

e. Hasil Percobaan : 1.1 Reaksi pupil secara langsung

Yang saya lihat ketika mata rekan saya disinari


menggunakan senter secara langsung, dapat
bereaksi secara langsung dengan ditandai
mengecilnya pupil dan mendekatanya iris
secara cepat.

1.2 Reaksi pupil melalui sedotan

Ketika sinar/cahaya yang masuk melalui


sedotan, pupil juga beraksi menjadi kecil
namun perubahannya relatif lambat. Jika tidak
diperhatikan secara teliti maka
perubahannya tidak terlihat.

1.3 Reaksi pupil melalui cermin

Ketika pantulan sinar/cahaya telah memasuki


mata, pupil juga bereaksi mejadi kecil. Apabila
pantulan sinar/cahaya sampai ke mata secara
cepat maka pupil juga mengecil secara cepat.

f. Kesimpulan : Supaya kita dapat melihat, sinar harus


difokuskan pada retina, dan hasil impuls saraf
harus dihantar menuju area visual korteks
serebal otak. Lensa mata menerima cahaya dari
pupil dan meneruskannya pada retina. Pupil
adalah celah lingkaran yang dibentuk oleh iris,
yang dapat mengecil dan membesar.
Mengecilnya pupil mata tergantung dengan
intensitas cahaya yang masuk banyak dan
membesarnya pupil karena intensitas cahaya
yang masuk sedikit.

g. Daftar Pustaka : Budiyono Setiadi. (2011). Anatomi Tubuh


Manusia. Laskar Aksara.

Syaifuddin. (2009). Fisiologi Tubuh Manusia


Untuk Mahasiswa Keperawatan. Ed2.
Salemba Medika.

Scanlon Valerie C, Phd. (2007). Anatomi &


Fisiologi. Ed 3. Jakarta EGC.

Anda mungkin juga menyukai