Anda di halaman 1dari 10

Nomor Percobaan

Nama Percobaan
Kelompok
Nama

:
:
:
:

No Mhs

Nama OP
Tanggal Percobaan:

1 dan 2
Reaksi pupil karena akomodasi
Afrizal Dwi Aryana
Asep Prasetyo
Chintia Klaudia D
Ganjar Aji Prakoso
Isroni Yoga Prasetya
14081122
14081066
14081223
14081198
14081031
:
Isroni Yoga Prasetya
:
5 November 2014

A. Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui serta memahami reaksi-reaksi yang terjadi pada pupil
mata saat ada stimulus yang mengenai mata.
B. Dasar Teori
Refleks pada mata yaitu reaksi mata terhadap rangsang dan terjadi di luar kesadaran.
Sedangkan akomodasi adalah penyesuaian diri dari mata sehingga bayangan yang masuk
jatuh tepat di retina.
Dapat juga terjadi refleks pada pupil yeng sering disebut refleks pupus, di mana
stimulusnya adalah cahaya. Bila cahaya itu masuk ke mata dengan intensitas yang besar maka
pupil akan bereaksi dengan mengecil supaya cahaya yang masuk tersebut tidak terlalu
banyak. Pupil akan mengatur intensitas cahaya yang masuk.
Pengaturan diameter pupil ini bekerja dengan cara :
1. Rangsangan syaraf parasimpatis merangsang otot sfingter pupil, sehingga memperkecil
syaraf pupil miosis.
2. Rangsangan syaraf simpatis merangsang serabut radial iris dan menimbulkan dilatasi
(pembesaran pupil).
Refleks Cahaya Pupil :
Jika cahaya disinari ke dalam mata, maka pupil akan mengecil. Bila cahaya mengenai
retina terjadi impuls yang mula-mula berjalan melalui nervus optikus dan kemudian
ke nukleus edingerwestphal dan akhirnya kembali melalui syaraf parasimpatis untuk
mengkonstriksikan sfingter iris. Dalam keadaan gelap, refleks ini dihambat sehingga terjadi
dilatasi pupil. Fungsi refleks cahaya adalah membantu mata untuk beradaptasi secara sangat
cepat terhadap keadaan perubahan cahaya. Pupil itu sendiri dapat mengecil sampai diameter
1,5 mm dan membesar sampai diameter 8 mm. Batas adaptasi terang dan gelap yang dapat
dipengaruhi oleh refleks pupil adalah sekitar 30 1. Telah diketahui bahwa kedalaman fokus
terbesar bisa dicapai bila pupil sangat kecil. Alasannya ialah dengan lubang yang sangat kecil

seluruh berkas cahaya akan melalui bagian tengah lensa dan diketahui bahwa cahaya tengah
selalu berfokus baik.
Pupil itu sendiri berukuran normal dengan diameter 34 mm. Pupil kanan dan kiri
hampir sama ukurannya, ini disebut isokoria, bila ukurannya berbeda disebut anisokorida.
Ada tiga macam refleks mata menurut Guyton, yaitu :
1.
Refleks Pupil
Stimulus adalah cahaya, bila cahaya itu masuk ke mata dengan intensitas yang besar, maka
pupil akan bereaksi dengan mengecil agar cahaya yang masuk tersebut tidak terlalu banyak.
Pupil akan mengatur intensitas cahaya yang masuk.
2.
Refleks Konsensuil
Merupakan hasil kerjasama antara mata kanan dan mata kiri. Hal ini terjadi
karena chiasma optikum bagian dari neurit menyilangi garis tengah. Oleh karena itu
ada interneuron antara nucleus protektalil kanan dan kiri.
3. Refleks Mengejap
Kelopak mata akan mengejap sehingga air mata akan terperas dan terbasahi oleh air mata.
Reaksi pupil terhadap cahaya kemungkinan berasal dari jarak yang sama dengan jarak
rangsang cahaya yang ditangkap oleh sel kerucut dan batang, yang menyebabkan sinyal visual
ke korteks opspital jarak eferen pupilomotor, di transmisikan melalui N.opticus dan
melalui hemidekusatio
di chiasma,
kemudian
jarak
pupilomotor
mengikuti
jarak visuosensorik melalui traktus optikus dan keluar schalum mencapai korpos genekulatum
lateral, kemudian masuk batang otak melaui brachium dari colliculus superior. Jarak/neuron
aferen tersebut kemudian membentuk sinaps dengan nc. Pretektelu yang kemudian
menuju NC Edinger wespinal melalui neuron inter kalasi dan kontralateral. Kemudian jarak
pupilonator keluar dari NC Edinger menuju ganglion silaris ipsilateral x bersinaps disini.
Pupil adalah bagian mata yang berfungsi mengatur cahaya yang masik bila cahaya
redup. Otot-otot pada iris akan berkontraksi dan menyebabkan lubang pupil melebar, jika
cahaya kuat maka lubang pupil akan menyempit.
Syaraf di dalam mata ada dua yaitu syaraf simpatis dan parasimpatis.
Serabut preganglion parasimpatis, muncul dari nucleus edinger westphal (nulisiveral dari
saraf ketiga) dan kemudian berjalan dalam syaraf ketiga ke ganglion siliau yang terletak
dibelakang mata. Disini serabut preganglion bersinapsis dengan neuron parasimatis yang
kembali megirimkan serabut-serabut melaluinervus siliaris ke dalam bola mata, nervus ini
merangsang :

otot siliaris yang mengatur lensa untuk berfokus

spinger, iris yang mengatur koneksikan pupil


Jika cahaya disinari ke dalam mata, pupil akan mengecil, maka reaksi ini disebut
reflek cahaya pupil. Bila cahaya mengenai retina maka terjadi impuls yang mula-mula
berjalan ke nervus optikus dan kemudian nervus pretektalis dari sini impuls berjalan
ke nucleus edinger westphal dan akhirnya kembali melalui syaraf parasimpatis
spingter, dalam keadaan gelap, reflek ini terhambat sehingga mngakibatkan dilatasi pupil.

C. Alat yang Digunakan


Cermin

Pensil
D. Jalannya Percobaan
1. Percobaan 1
Menghadap cermin dan memperhatikan pupil.
Melihat bayangan yang jauh dalam cermin.
Kemudian seketika melihat bayangannya dalam cermin.
Observer mengamati apa yang terjadi pada pupilnya.
Hasil dari pengamatan ditulis oleh pencatat.
2. Percobaan 2
Eksperimenter menginstruksikan OP untuk melihat objek yang terlihat jauh
didepannya.
Kemudian seketika OP diminta melihat sebatang pensil yang diletakkan kirakira 20cm didepan mata OP.
Observer mengamati reaksi yang terjadi pada pupil OP.
Pencatat menuliskan hasil pengamatan observer.
E. Hasil dan Pembahasan
1. Percobaan 1
No
Jarak pandang
Reaksi Pupil
1
Jauh
Membesar
2
Dekat
Mengecil
Pada saat pupil mata melihat benda yang jauh maka pupil mata akan membesar
agar bayangan tepat pada retina. Ketika mata melihat bayangan yang dekat maka
pupil mata akan menyesuaikan dengan perlahan-lahan mengecil.
2. Percobaan 2
No
Jarak pandang OP
Reaksi Pupil OP
1
Jauh
Membesar
2
Dekat ( 20 cm)
Mengecil
Pada saat mata OP melihat objek yang jauh maka pupil mata OP akan membesar,
dan ketika mata OP melihat pensil yang diletakkan kira-kira 20 cm didepannya
maka pupil mata OP akan mengecil.
F. Kesimpulan
Reaksi pupil mata akan menyesuaikan dengan cepat terhadap sesuatu yang dilihat
oleh mata atau stimulus yang diberikan oleh eksperimenter terhadap pupil mata OP.

Nomor Percobaan :

3, 4, dan 5

Nama Percobaan :
Kelompok
:
Nama
:

No Mhs

Nama OP
Tanggal Percobaan:

Reaksi pupil karena cahaya


Afrizal Dwi Aryana
Asep Prasetyo
Chintia Klaudia D
Ganjar Aji Prakoso
Isroni Yoga Prasetya
14081122
14081066
14081223
14081198
14081031
:
Isroni Yoga Prasetya
5 November 2014

A. Tujuan Percobaan
Mengetahui kecepatan penyesuaian pupil mata yang sebelumnya tertutup
dengan pupil mata yang sudah terbuka.
Untuk mengetahui serta memahami reaksi-reaksi yang terjadi pada pupil
mata saat ada rangsangan cahaya yang mengenai mata.

B. Dasar Teori
Refleks pada mata yaitu reaksi mata terhadap rangsang dan terjadi di luar kesadaran.
Sedangkan akomodasi adalah penyesuaian diri dari mata sehingga bayangan yang masuk
jatuh tepat di retina.
Dapat juga terjadi refleks pada pupil yeng sering disebut refleks pupus, di mana
stimulusnya adalah cahaya, bila cahaya itu masuk ke mata dengan intensitas yang besar maka
pupil akan bereaksi dengan mengecil supaya cahaya yang masuk tersebut tidak terlalu
banyak. Pupil akan mengatur intensitas cahaya yang masuk.
Pengaturan diameter pupil ini bekerja dengan cara :
1. Rangsangan syaraf parasimpatis merangsang otot sfingter pupil, sehingga memperkecil
syaraf pupil.
2. Rangsangan syaraf simpatis merangsang serabut radial iris dan menimbulkan dilatasi
(pembesaran pupil).
Refleks Cahaya Pupil :
Jika cahaya disinari ke dalam mata, maka pupil akan mengecil. Bila cahaya mengenai
retina terjadi impuls yang mula-mula berjalan melalui nervus optikus dan kemudian
ke nukleus edingerwestphal dan akhirnya kembali melalui syaraf parasimpatis untuk
mengkonstriksikan sfingter iris. Dalam keadaan gelap, refleks ini dihambat sehingga terjadi
dilatasi pupil. Fungsi refleks cahaya adalah membantu mata untuk beradaptasi secara sangat
cepat terhadap keadaan perubahan cahaya. Pupil itu sendiri dapat mengecil sampai diameter
1,5 mm dan membesar sampai diameter 8 mm. Batas adaptasi terang dan gelap yang dapat

dipengaruhi oleh refleks pupil adalah sekitar 30 1. Telah diketahui bahwa kedalaman fokus
terbesar bisa dicapai bila pupil sangat kecil. Alasannya ialah dengan lubang yang sangat kecil
seluruh berkas cahaya akan melalui bagian tengah lensa dan diketahui bahwa cahaya tengah
selalu berfokus baik.
Pupil itu sendiri berukuran normal dengan diameter 34 mm. Pupil kanan dan kiri
hampir sama ukurannya, ini disebut isokoria, bila ukurannya berbeda disebut anisokorida.
Ada tiga macam refleks mata menurut Guyton, yaitu :
1.
Refleks Pupil
Stimulus adalah cahaya, bila cahaya itu masuk ke mata dengan intensitas yang besar, maka
pupil akan bereaksi dengan mengecil agar cahaya yang masuk tersebut tidak terlalu banyak.
Pupil akan mengatur intensitas cahaya yang masuk.
2.
Refleks Konsensuil
Merupakan hasil kerjasama antara mata kanan dan mata kiri. Hal ini terjadi
karena chiasma optikum bagian dari neurit menyilangi garis tengah. Oleh karena itu
ada interneuron antara nucleus protektalil kanan dan kiri.
4. Refleks Mengejap
Kelopak mata akan mengejap sehingga air mata akan terperas dan terbasahi oleh air mata.
Reaksi pupil terhadap cahaya kemungkinan berasal dari jarak yang sama dengan jarak
rangsang cahaya yang ditangkap oleh sel kerucut dan batang, yang menyebabkan sinyal visual
ke korteks opspital jarak eferen pupilomotor, di transmisikan melalui N.opticus dan
melalui hemidekusatio
di chiasma,
kemudian
jarak
pupilomotor
mengikuti
jarak visuosensorik melalui traktus optikus dan keluar schalum mencapai korpos genekulatum
lateral, kemudian masuk batang otak melaui brachiumdari colliculus superior. Jarak/neuron
aferen tersebut kemudian membentuk sinaps dengan nc. Pretektelu yang kemudian
menuju NC Edinger wespinal melalui neuron inter kalasi dan kontralateral. Kemudian jarak
pupilonator keluar dari NC Edinger menuju ganglion silaris ipsilateral x bersinapsdisini.
Pupil adalah bagian mata yang berfungsi mengatur cahaya yang masik bila cahaya
redup. Otot-otot pada iris akan berkontraksi dan menyebabkan lubang pupil melebar, jika
cahaya kuat maka lubang pupil akan menyempit.
Syaraf di dalam mata ada dua yaitu syaraf simpatis dan parasimpatis.
Serabut preganglion parasimpatis, muncul dari nucleus edinger westphal (nulisiveral dari
saraf ketiga) dan kemudian berjalan dalam syaraf ketiga ke ganglion siliau yang terletak
dibelakang mata. Disini serabut preganglion bersinapsis dengan neuron parasimatis yang
kembali megirimkan serabut-serabut melaluinervus siliaris ke dalam bola mata, nervus ini
merangsang :

otot siliaris yang mengatur lensa untuk berfokus

spinger, iris yang mengatur koneksikan pupil


Jika cahaya disinari ke dalam mata, pupil akan mengecil, maka reaksi ini disebut
reflek cahaya pupil. Bila cahaya mengenai retina maka terjadi impuls yang mula-mula
berjalan ke nervus optikus dan kemudian nervus pretektalis darisini impuls berjalan
ke nucleus edinger westphal dan akhirnya kembali melalui syaraf parasimpatis
spingter, dalam keadaan gelap, reflek ini terhambat sehingga mngakibatkan dilatasi pupil.
C. Alat yang Digunakan

Senter
D. Jalannya Percobaan
1. Percobaan 3
OP menghadap ke tempat yang terang.
OP diminta untuk menutup matanya selama 10 detik.
OP membuka kedua matanya.
Observer memperhatikan apa yang terjadi pada pupil OP.
Pencatat menuliskan hasil pengamatan observer.
2. Percobaan 4
Eksperimenter menginstruksikan OP untuk menghadap ke tempat terang.
Satu mata OP ditutup dengan tangan.
Obeserver melihat reaksi pupil mata OP yang tidak tertutup oleh tangan.
Eksperimenter menginstruksikan kepada OP untuk membuka mata yang
ditutup oleh tangan.
Observer mengamati lagi reaksi pupil mata yang sudah dibuka.
Pencatat menuliskan hasil pengamatan observer kepada reaksi pupil mata
OP tersebut.
3. Percobaan 5
Hasil dan Pembahasan OP membuka kedua matanya.
Eksperimenter menyinari salah satu mata OP dengan senter.
Observer mengamati apa yang terjadi dengan pupil pada kedua mata OP
saat disinari.

E. Hasil dan Pembahasan


1. Percobaan 3
no
Stimulus yng diberikan
Reaksi pupil OP
1
Sebelum menutup mata
Normal
2
Setelah menutup mata (10 detik)
Mengecil
Pada saat mata OP melihat ketempat yang terang pupil mata OP terlihat normal
dan menyesuaikan dengan jumlah cahaya yang masuk kemata dengan cara
mengecilkan mata, setelah itu mata OP dipejamkan selama 10 detik dan
kemudian dibuka, ternyata pupil mata OP perlahan mengecil.
2. Percobaan 4
no
Stimulus yang diberikan
1
Mata terbuka
2
Mata tertutup tangan

Reaksi pupil OP
membesar
mengecil

Pupil mata yang tidak tertutup oleh tangan perlahan-lahan nampak semakin
membesar, dan ketika tangan yang menutupi mata dilepaskan maka pupil
perlahan mengecil menyesuaikan dengan mata yang terbuka atau kembali seperti

semula.
3. Percobaan 5
No
Stimulus yang diberikan
1
Mata yang disinari
2
Mata tidak disinari

Reaksi pupil OP
mengecil
Normal (perlahan mengecil)

Pupil mata yang terkena cahaya senter secara tiba-tiba akan mengecil dibanding
pupil mata yang tidak terkena cahaya dari senter. Mata yang terkena cahaya
secara tiba-tiba akan mengecil secara cepat dan iris mendekat secara cepat,
sedangkan mata yang tidak terkena cahaya tiba-tiba, pupil akan mengecil secara
lambat dan iris mendekat secara lambat.
F. Kesimpulan
1. Percobaan 3
Jumlah cahaya yang masuk ke mata sangat berpengaruh pada besar kecilnya pupil
mata. Sehingga pada mata yang tadinya dipejamkan kira-kira 10 detik dan dibukapun
juga akan mengecilkan pupilnya, agar cahaya yang masuk sesuai dengan kebutuhan
pupil mata.
2. Percobaan 4
Pupil akan membesar ketika cahaya yang didapat berkurang. Pupil yang awalnya
besar perlahan akan mengecil (normal) ketika mata yang ditutup dibuka, apabila
cahaya yang didapat cukup untuk beradaptasi. Memandang dengan satu pupil akan
membuat pupil membesar dan membuat otot mata menegang karena peran kedua
mata dibebankan hanya pada satu mata, kemudian ketika mata yang ditutup tadi
dibuka maka pupil yang satunya akan mengecil/ normal karena cahaya yang datang
dibagi menjadi 2 bagian, sehingga otot mata lebih santai dan tidak menegang.
3. Percobaan 5
Pupil mata tergantung dari iris atau semacam otot kecil. Iris mendekati jika cahaya
yang masuk terlalu terang dan iris menjauhi jika cahaya yang masuk terlalu redup.
Jika mata tidak siap saat terkena cahaya maka pupil mengecil atau meredup secara
langsung, kalau siap maka pupil akan mengecil atau meredup secara perlahan.
Bisa saja terjadi refleks apabila mata kiri yang di senter maka yang meredup mata
kanan. Hal itu disebabkan karena ada kiasma optikus yaitu persilangan bawah otak.
Pupil dapat melebar pada tempat yang gelap dan mengecil pada tempat yang terang.
Nomor Percobaan
Nama Percobaan
Kelompok
Nama

:
:
:
:

6 dan 7
kinestetik
Afrizal Dwi Aryana
Asep Prasetyo
Chintia Klaudia D
Ganjar Aji Prakoso

Isroni Yoga Prasetya


No Mhs
:
14081122
14081066
14081223
14081198
14081031
Nama OP
:Isroni Yoga Prasetya
Tanggal Percobaan:
5 November 2014
A. Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui tingkat korelasi berkesinambungan yang terjadi pada diri individu.
B. Dasar Teori
1. Cronbach
Keterampilan dapat diuraikan dengan kata seperti otomatik, cepat dan akurat sebagai
satu rangkaian beratus-ratus otot yang melibatkan perbedaan isyarat dan koreksi yang
berkesinambungan.
2. Hilgard, dkk
Setiap bentuk yang berulang-ulang dengan cepat dan lancar, tersusun dari pola
gerakan yang dapat dikenal umumnya seseorang kurang memperhatikan rincian
kegiatan. Kebiasaan-kebiasaan relative otomatis pola gerakan yang berulang-ulang
khususnya sebagaimana terungkap dalam gerakan terampil.
3. Elisabeth Hurlock
Keterampilan gerakan yang terkoordinasi, berirama dan anggun diantara gerakan
tangan, kepala, kaki, dan batang tubuh terpadu dalam satu pola.
4. Elisabeth Hurlock
Pengendalian gerakan jasmani melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot
yang terkendali.
A. Alat yang Digunakan
Rubik
Bola
Telur
Redoxon

B. Jalannya Percobaan
1. Percobaan 6
Ekperimenter menginstruksikan kepada OP untuk berdiri tegak di luar
ruangan.
Kemudian eksperimenter berdiri dibelakang OP untuk menggerkakkan tangan
OP ke arah tertentu.
Observer mengamati respon OP terhadap instruksi yang diberikan
eksperimenter.
Pencatat menuliskan instruksi dari eksperimenter kemudian mencatat hasil

respon dari OP.


Pencatat memberikan hasil eksperimen yang sudah dilakukan untk dibuat
laporan.
2. Percobaan 7
Eksperimenter menginstruksikan kepada OP untuk berdiri, menutup mata,
serta menaruh tangan OP dibelakang.
Eksperimenter memberikan 5 benda secara bergantian kepada OP untuk
dipegang.
Kemudian OP menebak bentuk dari benda yang diberikan eksperimenter.
Observer mengamati respon dan jawaban dari OP.
Pencatat menuliskan jawaban dari OP

C. Hasil dan Pembahasan


1. Percobaan 6
NO
Arah Gerakan
1
2
3
4

Samping kiri
Depan
Belakang
Samping kanan

2. Percobaan 7
NO
Bentuk Benda
1
2
3
4

Tabung
Oval
Bulat
Kubus

Respon OP
Samping kiri
Depan
Belakang
Samping kanan

Respon OP
Tabung
Oval
Bulat
Kubus

Keterangan
Benar/Salah
Benar
Benar
Benar
Benar

Keterangan
Benar/Salah
Benar
Benar
Benar
Benar

D. Kesimpulan
1. Percobaan 6
Respon OP selalu benar terhadap stimulus yang diberikan oleh eksperimenter.
Hal ini menunjukkan bahwa proses sinkronisasi dan koordinasi yang ada dalam
diri OP berjalan dengan baik. Yang ditunjukkan dengan tepatnya respon OP.
2. Percobaan 7
Respon OP selalu benar terhadap stimulus yang diberikan oleh eksperimenter.
Hal ini menunjukan bahwa proses sikronisasi dan koordinasi antara otak dan otot
(kinestetik)berjalan dengan baik. Yang dibuktikan dengan tepatnya respon OP.

Anda mungkin juga menyukai