Anda di halaman 1dari 14

PEMERIKSAAN REFLEKS

PUPIL
Nama : Fadila
Stambuk : N 111 16 020
Pembimbing Klinik : dr. Neneng H, Sp.M
PUPIL

 Pupil adalah apertura di mata yang terbentuk oleh otot-otot dan stroma
berpigmen.
 Pupil merupakan tempat masuknya cahaya ke dalam bola mata.
Fungsi pupil:
Mengatur jumlah cahaya yang mencapai retina.
Mengurangi aberasi sferis dan aberasi kromatis.
Memperdalam fokus.

Diameter pupil normal pada adaptasi gelap adalah 4,5 -


7 mm, sedangkan pada adaptasi terang adalah 2,5 – 6
mm. Pupil yang kecil disebut miosis dengan diameter
kurang dari 3 mm, dan pupil yang lebar disebut midriasis
dengan diameter 6 mm.
 Otot pada pupil:
M. sfingter pupilae (dipersarafi serabut parasimpatis nervus
III)
M. dilatator pupilae (dipersarafi saraf simpatis)
 Pupil anak-anak ukurannya cenderung lebih kecil dikarenakan
belum berkembangannya saraf simpatis.
 Pupil orang dewasa berukuran sedang, dan pupil akan
mengecil karena rasa silau yang dibangkitkan oleh lensa yang
sklerosis.
Penilaian Pupil
Penilaian pemeriksaan pupil:
Kesimetrisan
Ukuran
Bentuk
Letak
Jumlah
Warna
Respon terhadap cahaya
Bentuk kedua pupil adalah sama yaitu
berbentuk bulat dan berbatas licin.
Perbedaan diameter pupil kanan-kiri
sampai 1 mm masih dianggap normal.
Jalur Refleks Cahaya

 Stimulus cahaya diteruskan oleh serabut eferen (N.II)


ke nukleus pretektal
 Setelah bersinaps di nukleus ini, impuls diteruskan ke:
 Nukleus Edinger Westphal sisi yang sama
 Nukelus pretektal kontralateral, dari nukleus ini impuls
diteruskan ke nukleus Edinger Westphal kontralateral dari
sumber cahaya
 Dari masing-masing nukleus Edinger Westphal ini,
impuls diteruskan ke ganglion siliaris.
 Dari ganglion ini, impuls diteruskan ke otot konstriktor
pupil melalui serabut eferen parasimpatis
REFLEKS CAHAYA LANGSUNG (DIREK)

 Kepala pasien dipegang dengan tangan


kiri agar terfiksir.
 Lalu salah satu pupil disorot dengan
lampu senter dari samping agar pupil
satunya tidak ikut tersorot.
 Perhatikan diameter pupil yang diperiksa.
 Tes ini positif bila timbul miosis pada
pupil tersebut. Bila sinar dimatikan, pupil
akan melebar kembali.
REFLEKS CAHAYA TIDAK LANGSUNG
(INDIREK)

 Kepala pasien dipegang dengan tangan kiri agar


terfiksir.
 Lalu salah satu pupil disorot dengan lampu senter
dari samping agar pupil satunya tidak ikut tersorot.
 Mengamati perubahan diameter pupil pada mata
yang tidak disorot cahaya ketika mata yang
satunya mendapatkan sorotan cahaya langsung.
 Penyinaran terhadap pupil se-sisi akan
menyebabkan miosis pada kedua sisi. Miosis yang
terjadi pada pupil yang tidak disinari ini disebut
refleks konsensual.
Kelainan pada pupil
Kelainan pada Pupil
 Anisokoria : Ukuran pupil kedua mata tidak sama, terdapat pada
uvieitis, glaukoma monokular, pada etnis tertentu anisokoria
adalah bentuk normal
 Miosis : terjadi pada spastik miosis (meningitis, ensefalitis, dan
perdarahan vertikel, intoksikasi morfin.
 Midriasis : terjadi akibat obat parasimpatolitik (atropin,
simpatomimetik (adrenalin atau kokain).
 Leukokoria, pupil yang berwarna atau memeberikan refleks putih,
terdapat pada katarak, endoftalmitis, tumor retina atau
retinablastoma.
Hipus: ukuran pupil berubah-ubah nyata dengan
irama dalam detik, terdapat pada meningkatnya
daya iritatif sistem saraf autonom
Oklusi pupil: pupil tertutup oleh jaringan radang
yang terletak didepan lensa
Seklusi pupil: seluruh lingkaran pupil melekat
pada dataran depan lensa
Polikoria
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai