Anda di halaman 1dari 16

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA DI DESA TULO

DI SUSUN OLEH :

KELOMPOK 1

HASNIATI THALIB
MASLAN PASIU
MUSTIKA
NURLAILATUL ULA

AKADEMI KEPERAWATAN KAB. DONGGALA


T.A 2014
a. Latar belakang

Kebiasaan merokok telah menjadi budaya diberbagai bangsa di belahan dunia.


Terutama di kalangan remaja hingga dewasa gemar merokok. Bahkan usia dinipun tak
jarang kedapatan menghisap benda berbahaya tersebut. Masa remaja bisa jadi masa di
mana individu mengonsumsi rokok. Smet berpendapat bahwa usia pertama kali
merokok umumnya berkisar antara usia 11-13 tahun dan mereka pada umumnya
merokok sebelum usia 18 tahun. Usia tersebut dapat dikategorikan termasuk dalam
rentangan masa remaja. Lebih jauh lagi Data WHO mempertegas bahwa remaja
memiliki kecenderungan yang tinggi untuk merokok. data WHO menunjukkan bahwa
dari seluruh jumlah perokok yang ada di dunia sebanyak 30% adalah kaum remaja.
Bahaya rokok sudah jelas dapat merusak organ tubuh dan dapat menyebabkan
berbagai macam penyakit seperi kanker. Sebesar 80% perokok menderita kankerpada
organ-organ tubuh misalnya paru-paru, mulut, pangkal tenggorokan, kandung kemih,
pankreas, dan ginjal.

sebenarnya seorang pelajar belum boleh merokok di kalangan sekolah,


masyarakat atau kalangan yang lainnya. Karena hal ini dapat berdampak buruk pada
kesehatannya, sekolahnya dan lain-lain. Biasanya hal ini di lakukan oleh para pelajar
karena kondisi emosi mereka yang tidak stabil membuat mereka melakukan segalah
hal untuk melampiaskan esmosinya. Populasi merokok pada usia dini sangatlah
tinggi. Hal ini di sebabakan karena kurangnya penyuluhan tentang bahaya rokok di
kalangan sekolah atau masyarkat, atau mungkin juga kurangnya kesadaran pada diri
mereka sehingga mereka tidak memperhatikan bahayanya dan juga nanti kedepanya.

kebiasaan merokok di Indonesia sangat memprihatinkan. Setiap saat kita


dapat menjumpai masyarakat dari berbagai usia, termasuk pelajar. Padahal, berbagai
penelitian dan kajian yang telah di lakukan menunjukan bahwa rokok sangat
membahayakan kesehatan. Bukan hanya membahayakan para perokok, asap rokok
juga sangat berbahaya apabila di hirup oleh orang-orang yang berada di sekitarnya (
perokok pasif ). Bahkan sebagian penelitian menunjukkan bahwa para perokok pasif
memiliki resiko kesehatan lebih tinggi dari pada para prokok itu sendiri. Penyakit-
penyakit mulai dari menderita batuk hingga kanker paru-paru mengancam para
perokok aktif maupun pasif.
Bila telah kecanduan, sangatlah susah untuk menghentikan kebiasaan
merokok. Angka kejadiannya pada remaja-remaja di Amerika Serikat pada tahun 2000
melebihi 25% dari tahun 1988. Lebih dari 80% perokok mulai pada umur 18 tahun
serta diperkirakan sekitar 3000 remaja mulai merokok setiap hari. Remaja wanita
perokok jumlahnya lebih kecil daripada remaja laki-laki perokok kecuali pada etnis
kulit putih (Soetjiningsih, 2007).
Di Indonesia banyak pemandangan remaja merokok baik di tempat umum dan di
rumahnya sering kali terlihat. dari hasil suatu penelitian, sekitar 15% remaja
Indonesia telah merokok (Soekidjo, 2007). Perilaku yang mereka lakukan tidak sesuai
dengan perilaku kesehatan yang seharusnya dilakukan. Padahal tidak sedikit dari
mereka mengetahui dampak buruk dari merokok. Namun, bagi mereka hal tersebut
merupakan sebuah kebiasaan yang menyenangkan bagi mereka, sehingga mereka sulit
untuk mengubah perilaku mereka.

Di dalam rokok terdapat 400 bahan kimia yang berbahaya diantaranya tar,
karbon monoksida, dan nikotin. Kandung nikotin dalam rokok dapat membuat
kecanduan / ketergantungan . selain itu merokok juga dapat memberi rasa nikmat dan
menghilangkan stress bagi mereka yang perokok. Namun disamping itu mereka tidak
tahu bahwa merokok berarti mereka telah memasukan racun ke dalam tubuh mereka.
Diperkirakan 4 juta orang meninggal setiap tahunnya karna merokok. Semakin muda
usia perokok, semakin dini pula zat-zat yang meracuni dalam tubuh perokok. Zat-zat
tersebut tentu berdampak negative bagi kesehatan remaja. Dengan demikian, semakin
besar kemungkinan remaja terjangkit penyakit-penyakit berbahaya yang disebabkan
oleh rokok.

b. Rumusan masalah
Faktor faktor determinan yang menyebabkan perilaku merokok pada remaja
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. PERILAKU

1. Teori Lawrence Green


Promosi kesehatan sebagai pendekatan kesehatan terhadap faktor
perilaku kesehatan, maka kegiatannya tidak terlepas dari faktor-faktor
yang menentukan perilaku tersebut. Dengan perkataan lain, kegiatan
promosi kesehatan harus disesuaikan dengan determinan (faktor yang
mempengaruhi perilaku itu sendiri). Dan menurut Lawrence Green
perilaku ini ditentukan oleh 3 faktor utama, yakni:
a. Faktor Pendorong (predisposing factors)
Faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya
perilaku seseorang, antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan,
kepercayaan, nilai-nilai, tradisi, dan sebagainya. Contohnya seorang
ibu mau membawa anaknya ke Posyandu, karena tahu bahwa di
Posyandu akan dilakukan penimbangan anak untuk mengetahui
pertumbuhannya. Tanpa adanya pengetahuan-pengetahuan ini ibu
tersebut mungkin tidak akan membawa anaknya ke Posyandu.
b. Faktor pemungkin (enabling factors)
Faktor-faktor yang memungkinkan atau memfasilitasi perilaku atau
tindakan. Yang dimaksud dengan faktor pemungkin adalah sarana
dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan,
misalnya: Puskesmas, Posyandu, Rumah Sakit, tempat pembuangan
air, tempat pembuangan sampah, tempat olah raga, makanan bergizi,
uang dan sebagainya. Contohnya sebuah keluarga yang sudah tahu
masalah kesehatan, mengupayakan keluarganya untuk menggunakan
air bersih, buang air di WC, makan makanan yang bergizi, dan
sebagainya. Tetapi apakah keluarga tersebut tidak mampu untuk
mengadakan fasilitas itu semua, maka dengan terpaksa buang airbesar
di kali/kebun menggunakan air kali untuk keperluan seharihari,
dan sebagainya.
c. Faktor penguat (reinforcing factors)
Faktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku.
Kadang-kadang meskipun orang tahu dan mampu untuk berperilaku
sehat, tetapi tidak melakukannya. Contohnya seorang ibu hamil tahu
manfaat periksa hamil dan di dekat rumahnya ada Polindes, dekat
dengan Bidan, tetapi ia tidak mau melakukan periksa hamil karena
ibu lurah dan ibu tokoh-tokoh lain tidak pernah periksa hamil
namun anaknya tetap sehat. Hal ini berarti bahwa untuk berperilaku
sehat memerlukan contoh dari para tokoh masyarakat.3

B. PERILAKU MEROKOK

1. Pengertian Perilaku Merokok


Rokok adalah hasil olahan tembakau yang terbungkus, sejenis cerutu
atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum,
Nicotiana Rustica dan
sejenisnya. Asap rokok mengandung sekitar 4000 bahan kimia, 43
diantaranya bersifat karsinogen. Pengaruh asap rokok dapat mengakibatkan
infeksi pada paru dan telinga serta kanker paru.
Merokok berarti membakar tembakau dan daun tar, dan menghisap
asap yang dihasilkannya.
Menurut Oskamp 1984 mengatakan perilaku merokok adalah kegiatan
menghisap asap tembakau yang telah menjadi cerutu kemudian disulut api.
Tembakau berasal dari tanaman nicotiana tabacum.Menurutnya ada dua tipe
merokok, pertama adalah menghisap rokok secara langsung yang disebut
perokok aktif, dan yang kedua mereka yang secara tidak langsung menghisap
rokok, namun turut menghisap asap rokok disebut perokok pasif.
Asap rokok mengandung ribuan bahan kimia beracun dan bahanbahan
yang dapat menimbulkan kanker (karsinogen). Kandungan racun
pada rokok antara lain seperti:
a. Tar
Tar terbentuk selama pemanasan tembakau. Tar merupakan kumpulan
berbagai zat kimia yang berasal dari daun tembakau sendiri, maupun
yang ditambahkan dalam proses pertanian dan industri sigaret. Tar
adalah hidrokarbon aromatik polisiklik yang ada dalam asap rokok,
tergolong dalam zat karsinogen, yaitu zat yang dapat menumbuhkan
kanker. Kadar zat yang terkandung dalam asap rokok inilah yang
berhubungan dengan resiko timbulnya kanker.
b. Nikotin
Nikotin adalah alkolid toksis yang terdapat dalam tembakau. Sebatang
rokok umumnya berisi 1-3mg nikotin. Nikotin diserap melalui paru-
paru dan kecepatan absorbsinya hampir sama dengan masuknya
nikotin secara intravena. Nikotin masuk kedalam otak dengan cepat
dalam waktu kurang lebih 10 detik. Dapat melewati barrier otak dan
diedarkan keseluruh bagian otak, kemudian menurun secara cepat,
setelah beredar keseluruh bagian tubuh dalam waktu 15-20 menit
pada waktu penghisapan terakhir. Efek bifasik dari nikotin pada dosis
rendah menyebabkan rangsangan ganglionik yang eksitasi. Tetapi
pada dosis tinggi yang menyebabkan blokade gangbionik setelah
eksitasi sepintas.
c. Karbon Monoksida
Karbon monoksida merupakan gas beracun yang tidak berwarna.
Kandungannya didalam asap rokok 2-6%. Karbon monoksida pada
paru-paru mempunyai daya pengikat (afinitas) dengan hemoglobin
(Hb) sekitar 200 kali lebih kuat dari pada daya ikat oksigen (O2)
dengan Hb. Dalam waktu paruh 4-7 jam sebanyak 10% dari Hb dapat
terisi oleh karbon monoksida (CO) dalam bentuk COHb (Carboly
Haemoglobin), dan akibatnya sel darah merah akan kekurangan
oksigen, yang akhirnya sel tubuh akan kekurangan oksigen.
Pengurangan oksigen dalam jangka panjang dapat mengakibatkan
pembuluh darah akan terganggu karena menyempit dan mengeras.
Bila menyerang pembuluh darah jantung, maka akan terjadi serangan
jantung.

Berikut daftar penyakit yang mengancam perokok:


a. Mata: perokok beresiko 3 kali lebih tinggi menderita katarak yang
menyebabkan kebutaan.
b. Mulut, tenggorokan, pita suara, dan esofagus : mengakibatkan kanker
mulut, tenggorokan, pita suara, dan esofagus. Juga penyakit gusi,
pilek, dan kerongkongan kering.
c. Gigi: perokok beresiko 10 kali lebih tinggi menderita periodontitis
(gusi terbakar yang mengarah ke infeksi) yang akan merusak jaringan
halus dan tulang.
d. Paru-paru: wanita perokok 13 kali lebih besar kemungkinan terkena
kanker paru-paru, sedangkan pria 23 kali lebih besar. Akibat lain:
pneumonia, bronkitis, asma, batuk kronis dan bengek.
e. Jantung: gagal jantung, serangan jantung, hipertensi, stroke.
f. Perut: kanker perut dan kanker lambung.
g. Ginjal: kanker ginjal.
h. Pankreas: kanker pankreas.
i. Kantung kemih: kanker kantung kemih
j. Leher rahim: kanker leher rahim.
k. Kehamilan: kemandulan, bayi lahir prematur, bobot kurang,
keguguran.
l. Tulang: tulang rapuh.
m. Darah: leukemia atau kanker darah.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok


Perilaku sebagai faktor penentu manusia merupakan resultansi dari
berbagai faktor baik internal maupun eksternal. Faktor internal dalam hal
ini adalah keyakinan, niat, percaya diri. Sedangkan faktor ekternal atau
faktor lingkungan yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok anak
diantaranya:
a. Pengaruh Orang Tua
Orang tua sangat berpengaruh sekali dalam pembinaan perilaku
anak-anaknya.Anak akan mudah terpengaruh untuk berperilaku
merokok. jika melihat orang tua mereka merokok. Anak yang berasal
dari keluarga yang kurang bahagia, dimana orang tua tidak begitu
memperhatikan anak-anaknya juga dapat memicu anak untuk
berperilaku merokok, dibanding anak-anak yang berasal dari keluarga
yang bahagia.
b. Pengaruh Teman
Semakin banyak anak-anak merokok maka semakin besar
kemungkinan teman-temannya adalah perokok dengan alasan agar
anak tersebut dapat diterima dilingkungannya dan tidak dikatakan
banci oleh sebagian anak lainnya.
c. Faktor Kepribadian
Perilaku merokok pada remaja berkaitan dengan adanya krisis aspek
psikososial yang dialami pada masa perkembangannya, yaitu masa
ketika mereka sedang mencari jati dirinya.
d. Pengaruh Iklan
Anak akan mudah terpengaruh untuk berperilaku merokok jika
melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan
gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour.

3. Tahap-tahap perilaku merokok


Terdapat 4 tahap dalam perilaku merokok sehingga menjadi perokok
yaitu:
1. Tahap Preparatory. Seseorang mendapatkan gambaran yang
menyenangkan mengenai perokok dengan cara mendengar, melihat
atau dari hasil bacaan. yang menyebabkann minat untuk merokok.
2. Tahap Innitiation. Tahap perintisan merokok yaitu tahap apakah
seorang akan meneruskan ataukah tidak terhadap perilaku merokok.
3. Tahap becoming a smoker. Apabila seseorang telah mengkonsumsi
rokok sebanyak 4 batang per hari maka mempunyai kecenderungan
menjadi perokok.
4. Tahap maintenance of smoking. Tahap ini merokok sudah menjadi
salah satu bagian dari cara pengaturan diri (self-regulating). Merokok
dilakukan untuk memperoleh efek fisiologis yang menyenangkan.

C. PENGETAHUAN
Pengertian Pengetahuan adalah merupakan suatu hasil tahu dan ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. 3
Faktor yang Mempengaruhi pengetahuan seseorang dipengaruhi oleh
beberapa faktor sebagai berikut :
1. Pengalaman : merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan yang diperoleh dari data diri sendiri atau orang lain.
2. Pendidikan : Secara formal, tingkat pendidikan seseorang
menggambarkan pengetahuan yang dimiliki orang tersebut. Hal ini
disebabkan karena semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang akan
mempermudah dalam menerima informasi yang ada.
3. Kepercayaan sikap untuk menerima suatu kenyataan atau pendirian.
Pengetahuan seseorang dapat diperoleh dari informasi lisan maupun
tertulis dan pengalaman seseorang. Pengetahuan juga diperoleh dari fakta
atau kenyataan dengan melihat dan mendengar radio, TV dan sebagainya.
Pengetahua dapat diperoleh dari pengalaman berdasarkan dari pikiran
kritis.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk


terbentuknya tindakan seseorang (overt behaviour). Pengetahuan yang dicakup
didalam domain kognitif mempunyai tingkat yaitu :
1. Tahu (know) : mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya,
termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalaah mengingat kembali (recall)
terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang
telah diterima tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.
2. Memahami (comprehension)kemampuan menjelaskan secara benar tentang obyek
yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
3. Aplikasi (application) : kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya).
4. Analisis (analysis) : kemampuan untuk menjabarkan materi suatu obyek kedalam
komponen-komponen. Tetapi masih didalam suatu struktur organisasi tersebut dan
masih ada kaitannya satu sama lain.
5. Sintesis (synthesis) : kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian
didalam suatu betuk keseluruhan yang baru, dengan kata lain sintesis adalah suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang telah ada.
6. Evaluasi (evaluation) : kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian
terhadap suatu materi atau obyek.
D. SIKAP
Sikap adalah juga respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau
objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang
bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik dan
sebagainya).
Menurut Allport (1954) sikap itu terdiri dari 3 komponen pokok
yaitu:
1. Kepercayaan atau keyakinan, ide dan konsep terhadap objek. Artinya,
bagaimana keyakinan dan pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek.
2. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, artinya
bagaimana penilaian (terkandung di dalamnya faktor emosi) orang tersebut
terhadap objek.
3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave), artinya sikap adalah
merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka. Sikap
juga mempunyai tingkat-tingkat berdasarkan intensitasnya, antara lain sebagai
berikut:
a. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa seseorang atau subjek mau menerima stimulus
yang diberikan objek.
b. Menanggapi (reponding)
Menanggapi disini diartikan memberikan jawaban atau tanggapan terhadap
pertanyaan atau objek yang dihadapi.
c. Menghargai (valuing)
Menghargai diartikan subjek, atau seseorang memberikan nilai yang
positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan
orang lain dan bahkan memngajak atau mempengaruhi atau
menganjurkan orang lain merespons.
d. Bertanggung jawab (Responsible)
Sikap yang paling tinggi tingkatannya adalah bertanggung jawab
terhadap apa yang telah diyakininya. Seseorang yang telah mengambil
sikap tertentu berdasarkan keyakinannya dia harus berani mengambil resiko
bila ada orang lain yang mencemooh atau adanya resiko lain.
c. Kerangka teori

*Orang tua

*Teman Perilaku merokok pada remaja


*Kepribadian

*iklan

d. Tujuan
Tujuan umum
Mengidentifikasi faktor determinan karakteristik terhadap perilaku
merokok pada remaja

Tujuan khusus
Untuk mengidentifikasi faktor determinan orang tua terhadap perilaku
merokok pada remaja
Untuk mengidentifikasi faktor determinan teman terhadap perilaku
merokok pada remaja
Untuk mengidentifikasi faktor determinan kepribadian terhadap perilaku
merokok pada remaja
Untuk mengidentifikasi faktor determinan iklan terhadap perilaku
merokok pada remaja

e. Hipotesa
1. Hipotesa alternatif
Terdapat hubungan orang tua terhadap perilaku merokok pada remaja
Terdapat hubungan teman terhadap perilaku merokok pada remaja
Terdapat hubungan kepribadian terhadap perilaku merokok pada remaja
Terdapat hubungan iklan terhadap perilaku merokok pada remaja

2. Hipotesa null
Tidak ada hubungan orang tua terhadap perilaku merokok pada remaja
Tidak ada hubungan teman terhadap perilaku merokok pada remaja
Tidak ada hubungan kepribadian terhadap perilaku merokok pada remaja
Tidak ada hubungan iklan terhadap perilaku merokok pada remaja

f. DO = definisi operasional
orang tua
definisi : peran keluarga dalam memberikan bimbingan dan perhatian kepada
anak-anaknya dalam hal perilaku merokok.
Alat ukur : Questioner (bentuk pertanyaan)
Skala ukur : nominal
Hasil ukur : 1. Pengaruh orang tua baik (ketika memenuhi yang tercantum
dalam DO)
2 . pengaruh orang tua tidak baik (ketika tidak memenuhi yang
tercantum di DO)
Teman
Definisi : ajakan sahabat untuk melakukan perilaku merokok agar dapat
diterima dilingkungannya.
Alat ukur : Questioner ( bentuk pertanyaan)
Skala ukur : nominal
Hasil ukur : 1. Teman baik (ketika telah memenuhi yang tercantum dalam
DO)
2 .teman tidak baik (ketika tidak memenuhi kategori yang
tercantum dalam DO)
Kepribadian
Definisi : sifat dan tingkah laku seseorang yang khas dalam mencari jati
dirinya
Alat ukur : Questioner (bentuk pertanyaan)
Skala ukur : nominal
Hasil ukur : 1. Kepribadian baik (ketika telah memenuhi yang tercantum di
dalam DO)
2 kepribadian tidak baik (ketika tidak terpenuhi yang tercantum
dalam DO)

Iklan
Definisi : penampilan gambaran yang bermutu dan menarik sehingga
konsumen berminat untuk membelinya.
Alat ukur : Questioner (bentuk pertanyaan)
Skala ukur : nominal
Hasil ukur :1. iklan produk baik (ketika telah memenuhi semua yang
tercantum dalam DO)
2 .iklan produk kurang baik ( ketika 1 kategori saja tidak terpenuhi
yang tercantum dalam DO)

METODE PENELITIAN !!!


Desain Penelitian : Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penilitian
analitik,dengan maksud untuk menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan
perilaku merokok pada remaja di desa tulo yang meliputi pengaruh orang tua , teman ,
kepribadian , dan iklan

Tempat dan waktu :


a. Tempat
Penelitian ini dilakukan di desa tulo

b. Waktu
Penelitian dilaksanakan pada 1 November 2013

Populasi dan sampel


a.Populasi penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang akan di teliti(Riduwan,2006 :
8).pada penelitian ini populasinya adalah semua remaja perokok di Desa Tulo
tahun 2013 dengan jumlah 325

b.Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan di teliti(Riduwan,2006 : 10).pada


penelitian,sampel diambil adalah total populasi yaitu semua perokok di desa Tulo
pada tahun 2013
n= N = 325 = 325 = 180,5 = 181
2
1+N(d) 1+325(0,0025) 1,8125

Pengolahan Data
Pada penelitian ini penulis menggunakan taha-tahap pengolahan data sebgai
berikut:
1. Editing : memeriksa kembali data dan menyelesaikannya dengan rencana
semula seperti yang di inginkan,apakah tidak ada yang salah
2. Coding : pemberian nomor kode atau bobot pada jawaban yang bersifat
kategori
3. Tabulating : penyusunan data berdasarkan variabel yang di teliti
4. Cleaning : membersihkan data dengan melihat variabel yang di gunakan
apakah datanya sudah benar atau belum
5. Describing : menggambarkan atau menegakkan data

Questioner

No. Pernyataan benar salah


Pengaruh orang tua
1. Orang tua merokok di rumah
2. Orang tua memberikan bimbingan tentang
masalah rokok
3.
Orang tua melarang melarang anak merokok
Anak mengikuti tingkah perilaku orang tua
4.
yang merokok
Orang tua memberi uang jajan untuk membeli
5. rokok

Pengaruh teman
1. Teman mengajak teman-temannya yang lain
untuk merokok
2. Bila tidak merokok akan di katakana banci
oleh temannya yang lain
Dengan merokok dapat di terima
3.
dilingkungannya
Merokok dapat mempererat pergaulan dalam
4. kelompok
Seseorang dapat merasa nyaman jika
keberadaan mereka diakui oleh sesama
5.
perokok
Faktor kepribadian
1. Dengan merokok akan terlihat lebih jantan dan
perkasa
Seseorang bias mencari jati dirinya dengan
2.
merokok
Merokok membuat perilaku menjadi lebih baik
3. Merokok hanya membuat perilaku seseorang
menjadi buruk
Rokok dapat meningkatkan rasa percaya diri
4.

Pengaruh iklan
Iklan rokok dapat menarik perhatian remaja
Dimedia menyatakan bahwa rokok dapat
terlihat keren,dan gaul
Harga rokok yang terjangkau murah
Berbagai macam rokok dapat membuat rasa
ingin coba-coba
1.

2.

3.

4.

Keterangan
1. Statement positif diberi nilai satu jika menjawab benar, 0 jika menjawab tidak
2. Statement negative diberi nilai satu jika menjawab 1 salah, 0 jika menjawab benar
3. Jumlah nilai dari pengaruh orang tua yaitu minimal 4 dari 5 kategori
4. Jumlah nilai dari pengaruh teman minimal 3 dari 5 kategori
5. Jumlah nilai dari faktor kepribadian minimal 3 dari 5 kategori
6. Jumlah nilai dari pengaruh iklan minimal 2 dari 4 kategori
7. Jadi, keseluruhan nilai yang harus dicapai dengan kata baik yaitu 12 dari 19
kategori

Anda mungkin juga menyukai