Anda di halaman 1dari 24

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DAN GURU TERHADAP

PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA DI DESA TULO

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 1

HASNIATI THALIB
NURUL MUTIANTA
MASLAN PASIU
MUSTIKA
NURLAILATUL ULA

AKADEMI KEPERAWATAN KAB. DONGGALA


T.A 2014
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunianya , sehingga kami berhasil menyelesaikan proposal
hubungan peran orang tua dan guru terhadap perilaku merokok pada remaja di
desa tulo tepat pada waktunya.

Kami menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
kami harapkan dari kesempurnaan proposal ini . Akhir kata kami ucapkan
terima kasih pada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan
proposal ini dari awal sampai akhir , semoga Allah SWT senantiasa meridhoi
segala usaha kita . Amin

PENULIS

KELOMPOK 1

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI..ii

BAB 1 : PENDAHULUAN...1

A. Latar belakang ....1


B. Rumusan Masalah.......3
C. Tujuan..3
D. Manfaat Penelitian..3

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA.......4

A. Konsep dan teori terkait judul penelitian..4


B. Kerangka Teori6

BAB III : KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL14

A. Kerangka konsep..14
B. Pertanyaan penelitian.14
C. Hipotesa penelitian..14
D. Definisi variable...15

BAB IV : METODOLOGI PENELITIAN.16

A. Desain penelitian......16
B. Waktu dan tempat16
C. Populasi dan sampel.....16
D. Pengolahan dan analisis data..17

DAFTAR PUSTAKA.19

LAMPIRAN Questioner....20

Informed consent ,jadwal penelitian21

ii

BAB I

PENDAHULUAN
A.. Latar belakang

Kebiasaan merokok telah menjadi budaya diberbagai bangsa di belahan dunia.


Terutama di kalangan remaja hingga dewasa gemar merokok. Bahkan usia dini pun
tak jarang kedapatan menghisap benda berbahaya tersebut. Masa remaja bisa jadi
masa di mana individu mengonsumsi rokok. Smet berpendapat bahwa usia pertama
kali merokok umumnya berkisar antara usia 11-13 tahun dan mereka pada umumnya
merokok sebelum usia 18 tahun. Usia tersebut dapat dikategorikan termasuk dalam
rentangan masa remaja. Lebih jauh lagi Data WHO mempertegas bahwa remaja
memiliki kecenderungan yang tinggi untuk merokok. Data WHO menunjukkan bahwa
dari seluruh jumlah perokok yang ada di dunia sebanyak 30% adalah kaum remaja.
Bahaya rokok sudah jelas dapat merusak organ tubuh dan dapat menyebabkan
berbagai macam penyakit seperi kanker. Sebesar 80% perokok menderita kanker
pada organ-organ tubuh misalnya paru-paru, mulut, pangkal tenggorokan, kandung
kemih, pankreas, dan ginjal.

Sebenarnya seorang pelajar belum boleh merokok di kalangan sekolah,


masyarakat atau kalangan yang lainnya. Karena hal ini dapat berdampak buruk pada
kesehatannya, sekolahnya dan lain-lain. Biasanya hal ini di lakukan oleh para pelajar
karena kondisi emosi mereka yang tidak stabil membuat mereka melakukan segala hal
untuk melampiaskan esmosinya. Populasi merokok pada usia dini sangatlah tinggi.
Hal ini di sebabakan karena kurangnya penyuluhan tentang bahaya rokok di kalangan
sekolah atau masyarkat, atau mungkin juga kurangnya kesadaran pada diri mereka
sehingga mereka tidak memperhatikan bahayanya dan juga nanti kedepanya.
Kebiasaan merokok di Indonesia sangat memprihatinkan. Setiap saat kita
dapat menjumpai masyarakat dari berbagai usia, termasuk pelajar. Padahal, berbagai
penelitian dan kajian yang telah di lakukan menunjukan bahwa rokok sangat
membahayakan kesehatan. Bukan hanya membahayakan para perokok, asap rokok
juga sangat berbahaya apabila di hirup oleh orang-orang yang berada di sekitarnya (
perokok pasif ).
1
Bahkan sebagian penelitian menunjukkan bahwa para perokok pasif memiliki resiko
kesehatan lebih tinggi dari pada para prokok itu sendiri.
Penyakit-penyakit mulai dari menderita batuk hingga kanker paru-paru mengancam
para perokok aktif maupun pasif.
Bila telah kecanduan, sangatlah susah untuk menghentikan kebiasaan
merokok. Angka kejadiannya pada remaja-remaja di Amerika Serikat pada tahun 2000
melebihi 25% dari tahun 1988. Lebih dari 80% perokok mulai pada umur 18 tahun
serta diperkirakan sekitar 3000 remaja mulai merokok setiap hari. Remaja wanita
perokok jumlahnya lebih kecil daripada remaja laki-laki perokok kecuali pada etnis
kulit putih (Soetjiningsih, 2007).
Di Indonesia banyak pemandangan remaja merokok baik di tempat umum dan di
rumahnya sering kali terlihat. Dari hasil suatu penelitian, sekitar 15% remaja
Indonesia telah merokok (Soekidjo, 2007). Perilaku yang mereka lakukan tidak sesuai
dengan perilaku kesehatan yang seharusnya dilakukan. Padahal tidak sedikit dari
mereka mengetahui dampak buruk dari merokok. Namun, bagi mereka hal tersebut
merupakan sebuah kebiasaan yang menyenangkan bagi mereka, sehingga mereka sulit
untuk mengubah perilaku mereka.

Di dalam rokok terdapat 400 bahan kimia yang berbahaya diantaranya tar,
karbon monoksida, dan nikotin. Kandung nikotin dalam rokok dapat membuat
kecanduan / ketergantungan . selain itu merokok juga dapat memberi rasa nikmat dan
menghilangkan stress bagi mereka yang perokok. Namun disamping itu mereka tidak
tahu bahwa merokok berarti mereka telah memasukan racun ke dalam tubuh mereka.
Diperkirakan 4 juta orang meninggal setiap tahunnya karna merokok. Semakin muda
usia perokok, semakin dini pula zat-zat yang meracuni dalam tubuh perokok. Zat-zat
tersebut tentu berdampak negative bagi kesehatan remaja. Dengan demikian, semakin
besar kemungkinan remaja terjangkit penyakit-penyakit berbahaya yang disebabkan
oleh rokok.

2
B. Rumusan masalah
Faktor faktor determinan yang menyebabkan perilaku merokok pada remaja
C. Tujuan
Tujuan umum
Mengidentifikasi faktor determinan karakteristik terhadap perilaku
merokok pada remaja

Tujuan khusus
Untuk mengidentifikasi hubungan peran orang tua terhadap perilaku
merokok pada remaja
Untuk mengidentifikasi hubungan peran guru terhadap perilaku merokok
pada remaja

d. Manfaat penelitian
1. Secara teoritis, dapat menambah khasanah keilmuan Kesehatan Masyarakat
khususnya tentang hubungan peran orang tua dan guru terhadap perilaku
merokok pada remaja dan dapat sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya.
2. Diharapkan orang tua, guru dan pemerintah dapat memberikan informasi
tentang bahaya merokok bagi kesehatan
3. Bagi remaja khususnya siswa SMP dan SMA mau secara sadar menghindari
perilaku merokok untuk kepentingan kesehatannya

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep dan teori terkait judul penelitian


1 . Orang Tua
a. Definisi
Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu, dan merupakan
hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat membentuk suatu keluarga. Orang
tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh, membimbing anak-anaknya untuk
mencapai tahapan tertentu yang akan menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan
masyarakat. Dalam KBBI (2005: 802) bahwa yang dimaksud orang tua adalah orang yang
dihormati (disegani) di kampong, tetua.
Pengertian keluarga akan berbeda-beda satu dengan yang lainnya, hal ini tergantung
kepada orientasi dan cara pandang yang digunakan seseorang dalam mendefinisikan. Ada
beberapa pengertian keluarga antara lain, adalah :
a. Menurut Friedman (1998), Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup
bersama dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran
masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga.
b. Menurut Suyekti (1994), Keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan hidup atas dasar
perkawinan antara orang dewasa yang berkelainan jenis yang hidup bersama atau seorang
laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik
anaknya sendiri atau adopsi dan tinggal dalam sebuah rumah tangga.
c. Menurut UU No. 10 tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga sejahtera, Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri dari suami-istri, atau suami-istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan
anaknya. (Suprajitno : 2004)

b. Fungsi Keluarga
Menurut Friedman (1998) fungsi keluarga dibagi menjadi 5, yaitu :
a. Fungsi Afektif
Adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk
mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain.

4
b. Fungsi Sosialisasi
Adalah fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial
sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah.
c. Fungsi Reproduksi
Adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan hidup.
d. Fungsi Ekonomi
Adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan
tempat untuk mengembangkan kemampuan individu dalam meningkatkan penghasilan
untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi Perawatan / Pemeliharaan Kesehatan
Adalah fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap
memiliki produktivitas tinggi. (Setiadi : 2008)

Menurut perubahan pola hidup agraris menjadi industrialisasi, fungsi keluarga dikembangkan
menjadi :
a. Fungsi Biologis
- Untuk meneruskan keturunan
- Memelihara dan membesarkan anak
- Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
- Memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi Psikologis
- Memberikan kasih sayang dan rasa aman
- Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
- Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
- Memberikan identitas keluarga
c. Fungsi Sosialisasi
- Membina sosialisasi pada anak
- Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan
anak
- Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga

5
d. Fungsi Ekonomi
- Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
- Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
- Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa yang akan
datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya
e. Fungsi Pendidikan
- Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan
membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya
- Mempersipakan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi
peranannya sebagai orang dewasa.
- Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya. (Setiadi : 2008)

c. Peranan Keluarga
a. Peran adalah sesuatu yang diharapkan secara normatif dari seorang dalam situasi sosial
tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan. Peran keluarga adalah tingkah laku
spesifikyang diharapkan oleh seseorang dalam konteks keluarga. Jadi peranan keluarga
menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang berhubungan
dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga
didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
(Setiadi : 2008)

B. Kerangka Teori

Orang tua merupakan orang yang lebih dituakan / orang yang dituakan. Namun di
masyarakat pengertian orang tua adalah orang yang mengasuh dan membimbing anaknya
dalam menjalani kehidupan sehari-hari yaitu ayah dan ibu. Orang tua memegang peranan
penting dan berpengaruh dalam pendidikan serta kualitas hidup anak dikemudian hari. Orang
tua merupakan bagian dari keluarga. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-
masing, antara lain adalah :

6
a. Ayah
Ayah sebagai pemimpin keluarga mempunyai peran sebagai pencari nafkah, pendidik,
pelindung / pengayom, pemberi rasa aman bagi setiap anggota masyarakat kelompok
sosial tertentu.
b. Ibu
Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak, pelindung keluarga dan
juga sebagai pencari nafkah tambahan keluaga dan juga sebagai anggota masyarakat
kelompok sosial tertentu.
c. Anak
Anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan perkembangan fisik, mental,
sosial dan spiritual. (Setiadi : 2008)

Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan


Menurut Freeman (1981) membagi 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan yang
harus dilakukan, yaitu :
a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya
Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung
menjadi perhatian dan tanggung jawab keluarga, maka apabila menyadari adanya
perubahan perlu segera dicatat kapan terjadinya, perubahan yang terjadi dan seberapa
besar perubahannya.
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga.
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang
tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang
mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga maka segara
melakukan tindakan yang tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan
teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan seyogyanya meminta bantuan orang lain
dilingkungan sekitar keluarga.
c. Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak dapat membantu
dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terelalu muda.
Perawatan ini dapat dilakukan di rumah apabila keluarga memiliki kemampuan
melakukan tindakan untuk pertolongan pertama atau kepelayanan kesehatan untuk
memperoleh tindakan lanjutan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi.
7
d. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan
kepribadian anggota keluarganya.
e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan
(pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada). (Setiadi : 2008)

6. Dukungan Sosial Keluarga


Menurut Friedman (1998) jenis dukungan keluarga ada empat, yaitu :
a. Dukungan Instrumental, yaitu keluarga merupakan sumber pertolongan praktis dan
konkrit.
b. Dukungan Informasional, yaitu keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan
disseminator (penyebar informasi).
c. Dukungan penilaian (appraisal), yaitu keluarga bertindak sebagai sebuah umpan balik,
membimbing, dan menengahi pemecahan masalah dan sebagai sumber dan validator
identitas keluarga.
d. Dukungan Emosional, yaitu keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan damai untuk
istirahat dan pemulihan serta membantu penguasan terhadap emosi. (Setiadi : 2008)
2. GURU
Guru merupakan orang pertama yang mencerdaskan manusia, orang yang memberi
bekal pengetahuan, pengalaman, dan menanamkan nilai-nilai, budaya, dan agama terhadap
anak didik, dalam proses pendidikan, guru memegang peranan penting setelah orangtua dan
keluarga di rumah. Di lembaga pendidikan guru menjadi orang pertama, bertugas
membimbing, mengajar, dan melatih anak didik mencapai kedewasaan. Setelah proses
pendidikan sekolah selesai, diharapkan anak didik mampu hidup dan mengembangkan
dirinya di tengah masyarakat dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman yang sudah
melekat di dalam dirinya.Salah satu upaya yang strategis untuk meningkatkan kualitas
manusia Indonesia adalah upaya pendidikan dan kesehatan, dan upaya ini paling tepat
dilakukan melalui institusi pendidikan. Sekolah sebagai tempat berlangsungnya proses belajar
mengajar harus menjadi Health Promoting School artinya Sekolah yang dapat
meningkatkan derajat kesehatan warga sekolahnya. Kesemuanya akan tercapai bila sekolah
dan lingkungannya dibina dan dikembangkan antara lain melalui UKS.Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS) adalah suatu usaha yang dilakukan sekolah untuk menolong murid dan juga
warga sekolah yang sakit di kawasan lingkungan sekolah. UKS biasanya dilakukan di ruang
kesehatan suatu sekolah.
8

UKS memiliki pedoman yang biasa disebut Trias UKS, yaitu:

1. Pendidikan Kesehatan

2. Pelayanan Kesehatan

3. Pembinaan Sekolah Lingkungan Sehat


Pelaksana UKS (Usaha Kesehatan Sekolah)

Dalam Peraturan menteri No.02 2005, pelaksana merupakan seorang / kelompok /


organisasi yang memiliki tugas pokok dan fungsi untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Dalam perjanjian SKB 2004 dijelaskan salah satu isinya bahwa pelaksana UKS adalah
orang / kelompok yang menjalankan 3 program UKS yang sering juga disebut Trias UKS
yakni, Pendidikan kesehatan, Pelayanan kesehatan dan Pembinaan lingkungan sekolah sehat.
Pelaksana UKS adalah orang yang menjalankan kegiatan atau program dari UKS itu
sendiri. Pelaksana UKS itu sendiri adalah roda yang menjalankan program UKS, dimana
pelaksanaannya harus dilakukan dengan optimal dan penuh tanggung jawab agar program itu
sendiri dapat terlaksana dengan baik. Keanggotaan Tim Pelaksana UKS terdiri dari Kepala
Sekolah, Guru, Pembina UKS dari Puskesmas setempat dan Dokter kecil yang direkrut dari
murid-murid kelas 5 dan 6. Keanggotaan Tim Pelaksana UKS di sekolah ditetapkan oleh
kepala sekolah.
Keanggotaan Tim Pelaksana UKS terdiri dari Kepala Sekolah, Guru, Pembina UKS
dari Puskesmas setempat dan Dokter kecil yang direkrut dari murid-murid kelas 5 dan 6.
Keanggotaan Tim Pelaksana UKS di sekolah ditetapkan oleh kepala sekolah.
Tugas Tim Pelaksana UKS antara lain :

1. Melaksanakan tiga pokok (UKS) yang terdiri dari Pendidikan Kesehatan, Pelayanan
Kesehatan dan Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat sesuai ketentuan dan pedoman yang
telah ditetapkan oleh Pembinaan UKS.
2. Menjalin kerjasama dengan orang tua murid, instansi lain dan masyarakat dalam
pelaksanaan kegiatan UKS.
3. Menyusun program, melaksanakan penilaian / evaluasi dan menyampaikan laporan kepada
Tim Pembina UKS Kecamatan.

9
4. Melaksanakan ketatausahaan Tim Pelaksana UKS sekolah.
Prinsip-prinsip pengelolaan UKS mengikutsertakan peran secara aktif masyarakat
sekolah, yang meliputi : masyarakat sekolah yang terdiri dari guru, peserta didik dan
karyawan sekolah. Karena UKS merupakan kegiatan yang melibatkan kerjasama, maka
diperlukan kerjasama tim yang baik dan teratur dan tiap-tiap instansi memiliki uraian tugas
yang jelas sehingga tidak terjadi tumpang tindih dalam melaksanakan kegiatannya.
Pelaksana UKS terdiri dari guru selaku Pembina UKS di SD Negeri No.026 Simpang tiga
Kecamatan Loa Janan Ilir dan murid selaku dokter kecil yang dipilih oleh pembina SD.

a. Peran Guru (Pelaksana) UKS


Pelaksana UKS berperan sebagai pendidik, pengontrol (mengawasi) dan memberikan
teladan / contoh yang baik pada anak didiknya.

1. Peran pelaksana UKS sebagai pendidik.


Guru / pelaksana UKS berperan sebagai pendidik dalam arti memberikan pengetahuan
kepada murid mengenai UKS itu sendiri, salah satu contohnya seperti memberikan
pengetahuan didalam penyuluhan mengenai kebersihan gigi. Guru harus mampu dan
menguasai hal tersebut.

2. Peran pelaksana UKS sebagai pengontrol.


Guru dikatakan sebagai pengontrol dalam arti, mengawasi suatu kegiatan yang
bersifat atau berhubungan dengan pendidikan kesehatan (contohnya penyuluhan),
mengawasi anak didiknya (murid) contohnya seperti membuang sampah pada
tempatnya. Disini guru harus memberikan teguran atau nasehat apabila melihat murid
membuang sampah sembarangan karena sampah dapat menimbulkan kuman dan
dapat mengakibatkan penyakit bagi manusia disekitarnya.

3. Peran pelaksana UKS sebagai teladan.


Guru semestinya memberikan teladan atau contoh yang baik bagi muridnya / anak
didiknya. Salah satu contohnya adalah seorang guru tidak diperkenankan merokok
dilingkungan sekolah disaat jam kerja, seorang guru harus membuang sampah pada
tempatnya.

10
b. Peran Dokter kecil (murid) UKS
Dokter kecil sendiri dipilih oleh pelaksana UKS (Guru UKS) untuk membantu
kegiatan-kegiatan UKS seperti menjaga ruangan UKS, memberi pertolongan pada murid
yang sakit (contohnya: pada saat apel upacara berlangsung ada seorang murid yang pingsan
atau sakit maka pertama yang menanganinya adalah dokter kecil, setelah itu baru guru UKS
yang melanjutkan penyembuhan. Dokter kecil harus siap siaga, oleh karena itu dibutuhkan
keseriusan untuk profesi ini (dokter kecil).

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)


Menurut Martoyo (1982:27), Usaha Kesehatan Sekolah adalah usaha Kesehatan
masyarakat yang dilaksanakan di sekolah-sekolah dengan anak didik beserta lingkungan
hidupnya sebagai sasaran utama. Pandangan serupa disampaikan Tarnawan (2007), Usaha
Kesehatan Sekolah adalah bentuk dari usaha kesehatan masyarakat yang dilaksanakan di
sekolah. Menurut Dinas Kesehatan (2007) Usaha Kesehatan Sekolah merupakan salah satu
upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang ditujukan kepada siswa dan juga salah
satu mata rantai yang penting dalam meningkatkan kualitas manusia Indonesia.

c. Tujuan Usaha Kesehatan Sekolah


Martoyo (Entjang 1986:120), mengatakan bahwa bersama-sama membina kesehatan
masyarakat sekolah, dengan jalan meningkatkan dan mengembangkan kegiatan-kegiatan
dalam bidang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), demi pembinaan rakyat pada umumnya.
Dalam rangka meningkatkan dan mengembangkan UKS perlu diperhatikan :

1. Menjalin hubungan dan kerjasama dengan lembaga-lembaga kesehatan setempat : Rumah


sakit, Perguruan Tinggi khususnya Fakultas kedokteran, PMI, Puskesmas, dan lain-lain.
2. Menjalin hubungan dan kerjasama dengan tenaga-tenaga medis seperti dokter, perawat dan
lain-lain. Disamping itu sekolah juga harus menyiapkan tenaga-tenaga gurunya untuk
mendapatkan pengertian praktis tentang kesehatan masyarakat sekolah dan rakyat pada
umumnya.
Memperhatikan pendapat dan pernyataan diatas bahwa bukan hanya anak didik saja yang
harus disehatkan tetapi juga lingkungannya. Ini berarti masyarakat diluar atau disekitar anak
didik perlu pula disehatkan. Masyarakat tersebut terdiri atas masyarakat yang disekitar
sekolah, para pendidik dan pengajar serta keluarga dari anak didik.

11
d. Program UKS
Program UKS terdiri dari Trias UKS, yaitu Pendidikan Kesehatan yang diintegrasikan
dengan semua mata pelajaran, Pelayanan Kesehatan di sekolah dengan adanya poliklinik
(bagi sekolah yang mampu), serta Pembinaan lingkungan sekolah sehat.
Selain itu untuk menciptakan suatu kondisi sekolah yang sehat, sekolah harus
memenuhi kriteria, antara lain kebersihan dan ventilasi ruangan, kebersihan kantin, WC,
kamar mandi, tempat cuci tangan, melaksanakan pelayanan kesehatan, pendidikan kesehatan,
bimbingan konseling dan manajemen peran serta masyarakat. Program tersebut dapat
dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan. Agar pelaksanaan program ini berjalan
dengan baik, sekolah perlu bekerja sama dengan tim Pembina UKS kecamatan dan
masyarakat di sekitar sekolah.
Program UKS tersebut sangat erat kaitannya dengan program bidang pendidikan,
dimana dalam UU No.2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional disebutkan, bahwa
tujuan pendidikan nasional ialah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan
manusia seutuhnya. Mencermati tujuan pendidikan nasional itu, maka melalui kegiatan UKS
ini diharapkan dapat membentuk manusia yang sehat, yaitu sehat fisik, mental dan sosial
sehingga bisa menjadi SDM yang potensial dalam pembangunan bangsa dan negara.

e. Pembinaan UKS
Dalam pasal 45 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
disebutkan, kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat
peserta didik dalam lingkungan hidup sehat, sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh dan
berkembang secara harmonis dan optimal menjadi sumber daya manusia yang berkualitas

12
Usaha Kesehatan Sekolah di bina oleh Dokter Puskesmas, sedangkan pelaksanaannya
menjadi tugas para guru. Seorang dokter puskesmas, jangan hanya terpusat di sekitar
puskesmas tetapi juga harus menjalin kerja sama dengan pihak di luar puskesmas. Misalnya,
dengan para guru untuk melaksanakan UKS. Sebenarnya kelembagaan UKS memiliki Tim
Pembina mulai dari tingkat kecamatan, kabupaten, kota, provinsi sampai tingkat pusat. Tetapi
tidak semua tim berjalan. Setiap minggu, dokter puskesmas harus keliling di wilayah binaan
Puskesmas. Dokter kecil di sekolah dibina, kemudian dia bisa membina teman-temannya.
Pendidikan Kesehatan adalah upaya untuk mempengaruhi dan atau mengajak orang
lain, baik individu, kelompok atau masyarakat, agar melaksanakan perilaku hidup sehat,
karena tingkat kesehatan merupakan salah satu faktor yang menentukan indeks pembangunan
manusia. Tingkah laku yang diharapkan dalam pendidikan kesehatan ini adalah yang
menunjang cara hidup sehat, baik manusia sebagai perorangan maupun sebagai kelompok
masyarakat, oleh karena pendidikan kesehatan sangatlah penting untuk menunjang setiap
program kesehatan yang direncanakan. Tetapi seperti yang kita tahu, bahwa pelaksanaan
pendidikan ini, baik di negara maju maupun berkembang mengalami berbagai hambatan
dalam rangka pencapaian tujuannya, yakni mewujudkan perilaku hidup sehat bagi
masyarakatnya. Hambatan yang paling besar dirasakan adalah faktor pendukungnya, yakni
yang mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan gigi bagi
masyarakat itu sendiri, misalnya : air bersih, tempat pembuangan sampah, ketersediaan
makanan yang bergizi dan sebagainya.
Pendidikan kesehatan yang menyentuh langsung pada sasaran adalah salah satunya
melalui penyuluhan dengan tema : Kesehatan gigi dan mulut, Kebersihan badan, Kesehatan
dalam berpakaian. Dan pelayanan kesehatan yang seyogyanya dilakukan adalah : P3K,
Pembinaan lingkungan sekolah sehat.
P3K adalah bantuan pertama yang diberikan kepada orang yang cedera akibat
kecelakaan sebelum ditangani oleh tenaga medis dengan sasaran menyelamatkan nyawa,
menghindari cedera atau kondisi yang lebih parah dan mempercepat penyembuhan.
Pertolongan pertama mempuyai makna tindakan yang pertama sebelum korban dibawa ke
fasilitas kesehatan yang lebih baik, sehingga tujuan dari P3K sesungguhnya adalah :
mencegah agar cedera yang timbul tidak lebih parah, menghentikan pendarahan, mencegah
nyeri dan menjamin fungsi saluran nafas, sehingga korban dapat terselamatkan dari bahaya
maut semaksimal mungkin. Ada juga korban tidak hanya mengalami trauma sejenis, tetapi
juga kompleks sehingga penolong pun diharuskan untuk mampu memberikan pertolongan
sekaligus ataupun sesuai yang mengancam nyawa. 13
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka konsep

*Orang tua
Perilaku merokok pada remaja
*guru

B. Pertanyaan penelitian

Mengapa peran orang tua sangat dibutuhkan dalam upaya menghindari perilaku
merokok ?
Menurut WHO usia remaja yang rentang merokok adalah ?

C. Hipotesa
1. Hipotesa alternatif
Terdapat hubungan peran orang tua terhadap perilaku merokok pada
remaja
Terdapat hubungan peran guru terhadap perilaku merokok pada remaja

2. Hipotesa null
Tidak ada hubungan peran orang tua terhadap perilaku merokok pada
remaja
Tidak ada hubungan peran guru terhadap perilaku merokok pada remaja

14
D. Definisi variable

DO = definisi operasional
Orang tua
definisi : komponen keluarga yang memiliki tanggung jawab untuk mendidik,
mengasuh, membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang
akan menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan masyarakat.
Cara ukur : Lembar observasi
Alat ukur : Questioner (bentuk pertanyaan)
Skala ukur : nominal
Hasil ukur : 1. orang tua baik (ketika memenuhi yang tercantum dalam DO)
2 . orang tua tidak baik (ketika tidak memenuhi yang tercantum di
DO)
Guru
Definisi : orang yang mencerdaskan manusia, orang yang memberi bekal
pengetahuan, pengalaman, dan menanamkan nilai-nilai, budaya, dan agama
terhadap anak didik dalam proses pendidikan
Cara ukur : Lembar observasi
Alat ukur : Questioner ( bentuk pertanyaan)
Skala ukur : nominal
Hasil ukur : 1. guru baik (ketika telah memenuhi yang tercantum dalam DO)
2 .guru tidak baik (ketika tidak memenuhi kategori yang
tercantum dalam DO)

15
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penilitian analitik,dengan
maksud untuk menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku merokok
pada remaja di desa tulo yang meliputi pengaruh orang tua , teman , kepribadian , dan
iklan
B. Waktu dan tempat penelitian

a. Waktu
Penelitian dilaksanakan pada 1 November 2013

b. Tempat
Penelitian ini dilakukan di desa tulo

C. Populasi dan sampel

a. Populasi penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang akan di teliti(Riduwan,2006 :
8).pada penelitian ini populasinya adalah semua remaja perokok di Desa Tulo
tahun 2013 dengan jumlah 325

b. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang akan di teliti(Riduwan,2006 : 10).pada
penelitian,sampel diambil adalah total populasi yaitu semua perokok di desa Tulo
pada tahun 2013
n= N = 180 = 180 = 124,13 = 124
1+N(d)2 1+180(0,0025) 1,45

16

D. Pengolahan dan analisis data


Pengolahan data
Pada penelitian ini penulis menggunakan taha-tahap pengolahan data sebgai
berikut:
1. Editing : memeriksa kembali data dan menyelesaikannya dengan rencana
semula seperti yang di inginkan,apakah tidak ada yang salah
2. Coding : pemberian nomor kode atau bobot pada jawaban yang bersifat
kategori
3. Tabulating : penyusunan data berdasarkan variabel yang di teliti
4. Cleaning : membersihkan data dengan melihat variabel yang di gunakan
apakah datanya sudah benar atau belum
5. Describing : menggambarkan atau menegakkan data

Analisa data
Analisa data yang dikumpul akan dianalisis dengan menggunakan SPSS dan
diinterprestasikan lebih lanjut. Analisis data dilakukan dalam dua tahap yaitu:
a. Analisis univariat
Dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan proforsi masing-
masing variable yang diteliti. Baik variable bebas maupun variable terikat.
b. Analisis Bivariat
Adalah analisis table silang dua variable yaitu veriabel bebas dan variable
terikat.analisis ini dilakukan untuk melihat kemungkinan hubungan antara
variable bebas dengan variable terikat .
Uji yang digunakan pada analisis bivariat ini adalah chi square dengan
rumus sebagai berikut:
X =
(0E)
E
Keterangan : 0 = jumlah observasi
E = nilai yang diharapkan
Bila nilai Xhit > Xtab berarti Ho di tolak (hasil perhitungan statistic
bermukim) dan bila nilai Xhit < Xtab berarti gagal tolak. ( hasil
perhitungan statistik tidak bermakna)

17
DAFTAR PUSTAKA

Soetjiningsih, 2007
Abdillah , hernawati , 2008 , faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku merokok
pada remaja
Soekidjo, 2007
Indri kemala nasution , perilaku merokok pada remaja , 2007
Friedman 1998
Martoyo (Entjang 1986:120)
Setiadi : 2008
Riduwan,2006 : 8
Sitepoe mangku (2000) , kekhususan rokok Indonesia , Jakarta P.T Gramedia
widiasarana
18

Questioner
No Pernyataan pernah Tidak Sering jarang Kadang-
. pernah kadang
Peran Orang tua
1 Orang tua merokok di rumah
2 Orang tua mengingatkan untuk
tidak merokok
3
Uang jajan yang diberikan orang
4 tua hanya dibelikan rokok
Orang tua memperhatikan setiap
5
tingkah laku anaknya
Orang tua menyediakan waktu
untuk sharing
Peran Guru
1 Guru memgajarkan muridnya
untuk tidak merokok
Guru memberikan pengetahuan
2
tentang bahaya rokok
guru melakukan kegiatan
3
kesehatan sekolah
guru mengawasi perilaku
4 muridnya
guru dan orang tua bekerja sama
untuk mencegah perilaku
5
merokok
Keterangan
1. Statement positif diberi nilai satu jika menjawab benar, 0 jika menjawab tidak
2. Statement negative diberi nilai satu jika menjawab 1 salah, 0 jika menjawab benar
3. Jumlah nilai dari peran orang tua yaitu minimal 4 dari 5 kategori
4. Jumlah nilai dari peran guru minimal 3 dari 5 kategori
5. Jadi, keseluruhan nilai yang harus dicapai dengan kata baik yaitu 7 dari 10
kategori.
19
HUBUNGAN PERAN GURU DAN ORANG TUA TERHADAP PERILAKU
MEROKOK PADA REMAJA DESA TULO

Kepada Yth,
Mahasiswa/mahasiswi akper kawatuna

Dengan hormat,
Kami adalah mahasiswi akper kawatuna selaku penulis pada penelitian ini terlebih
dahulu mohon maaf kepada rekan-rekan bila ini mengganggu aktivitasnya.
Dengan ini saya minta kerelaannya untuk dapat mengisi quistioner ini sesuai dengan
pendapatnya masing-masing.
Hal ini dilakukan dalam rangka memenuhi persyaratan dalam pembelajaran mata
kuliah riset keperawatan guna memperoleh nilai semester.
Atas kerelaan hati mengisi quistioner ini, penulis ucapkan terima kasih sebesar-
besarnya.

Hormat kami ,

Penulis
20
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunianya , sehingga kami berhasil menyelesaikan proposal diare tepat pada waktunya.

Kami menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan dari
kesempurnaan proposal ini . Akhir kata kami ucapkan terima kasih pada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan proposal ini dari awal sampai akhir , semoga Allah
SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita . Amin

PENULIS

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunianya , sehingga kami berhasil menyelesaikan proposal faktor-faktor yang
mengambarkan penderita penyakit gastritis di rs. Umum anutapura Palu tepat pada waktunya.

Kami menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan dari
kesempurnaan proposal ini . Akhir kata kami ucapkan terima kasih pada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan proposal ini dari awal sampai akhir , semoga Allah
SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita . Amin

PENULIS

Anda mungkin juga menyukai