Anda di halaman 1dari 11

PEMERIKSAAN REFLEKS PUPIL

Nama : Fitria Amanda


Stambuk : N 111 18 024
Pembimbing Klinik : dr. Neneng Helijanti S., Sp.M

DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT MATA


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2020
PUPIL

 Pupil adalah apertura di mata yang terbentuk oleh otot-


otot dan stroma berpigmen.
 Pupil merupakan tempat masuknya cahaya ke dalam bola
mata.
 Fungsi pupil:
 Mengatur jumlah cahaya yang mencapai retina.
 Mengurangi aberasi sferis dan aberasi kromatis.
 Memperdalam fokus.
 Diameter pupil manusia dapat mengecil sampai 1,5
mm dan membesar sampai 8 mm.
 Jumlah cahaya yang masuk mata sebanding luas
pupil.
 Otot pada pupil:
 M. sfingter pupilae (dipersarafi serabut
parasimpatis nervus III)
 M. dilatator pupilae (dipersarafi saraf simpatis)
 Pupil anak-anak ukurannya cenderung lebih kecil
dikarenakan belum berkembangannya saraf simpatis.
 Pupil orang dewasa berukuran sedang
 Pupil pada lanjut usia ukurannya mengecil karena rasa
silau yang dibangkitkan oleh lensa yang sklerosis.
PENILAIAN PUPIL

 Penilaian pemeriksaan pupil:


 Kesimetrisan
 Ukuran
 Bentuk
 Letak
 Jumlah
 Warna
 Respon terhadap cahaya
 Bentuk kedua pupil adalah sama yaitu
berbentuk bulat dan berbatas licin.
 Perbedaan diameter pupil kanan-kiri sampai
1 mm masih dianggap normal.
REFLEKS CAHAYA LANGSUNG (DIREK)

 Kepala pasien dipegang dengan


tangan kiri agar terfiksir.
 Lalu salah satu pupil disorot
dengan lampu senter dari
samping agar pupil satunya tidak
ikut tersorot.
 Perhatikan diameter pupil yang
diperiksa.
 Tes ini positif bila timbul miosis
pada pupil tersebut. Bila sinar
dimatikan, pupil akan melebar
kembali.
REFLEKS CAHAYA TIDAK LANGSUNG
(INDIREK)
 Kepala pasien dipegang dengan tangan
kiri agar terfiksir.
 Lalu salah satu pupil disorot dengan lampu
senter dari samping agar pupil satunya
tidak ikut tersorot.
 Mengamati perubahan diameter pupil pada
mata yang tidak disorot cahaya ketika mata
yang satunya mendapatkan sorotan
cahaya langsung.
 Penyinaran terhadap pupil se-sisi akan
menyebabkan miosis pada kedua sisi.
Miosis yang terjadi pada pupil yang tidak
disinari ini disebut refleks konsensual.
KELAINAN PADA PUPIL
 Midriasis, terjadi akibat obat parasimpatolitik (atropin,
atau simpatomimetik (adrenalin dan kokain)
 Miosis, terjadi pada spastik miosis (Meningits,
ensefalitis, dan perdarahan ventrikel), intoksikasi
morfin dan antikolinesterase.
 Anisokoria, ukuran pupil kedua mata tidak sama,
terdapat pada uveitis glaukoma monokular, dan defek
pupi laferen.
 Hipus, ukuran pupil berubah-rubah nyata dengan
irama dalam detik terdapat pada meningkatnya daya
iritatif sistem saraf autonom.
 Oklusi pupil, pupil tertutup oleh jaringan radang yang
terletak didepan lensa.
 Seklusi pupil, seluruh lingkaran pupil melekat pada
dataran depan lensa.
 Leukokoria, pupil yang berwarna atau memberikan
refleks putih, terdapat pada katarak endoftalmitis,
fibroplasi retrolental, miopia tinggi, ablasi retina dan
tumor retina atau retinoblastoma.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai